Pintu utama terbuka, Liona yang sejak tadi gelisah menunggu kedatangan sang suami mulai bergegas menghampiri.
"Sehan."Sehan baru saja memasuki rumah, langkahnya terhenti saat sang istri menyambutnya dengan raut khawatir. Sehan bisa menebak, pasti Liona juga sudah mengetahui berita yang menyebar."Bagaimana? Aku sangat terkejut setelah melihat berita itu di ponsel, kenapa beritanya menyebar di saat seperti ini?"Tangan Sehan terulur, memegang bahu Liona untuk menenangkan. "Pemungutan suara ini akan diundur sampai aku menemukan siapa yang telah menyebar berita ini.""Benarkah?"Sehan mengangguk, menyakinkan. Tapi walau begitu Liona tetap saja tidak tenang."Kira-kira siapa yang telah melakukan semua ini Sehan? Apa ada orang lain yang mengetahui selain keluarga kita?"Sehan menggeleng tanda tidak tau. Tapi dia bisa menerka siapa dalang dibalik semua itu."Pasti salah satu keluarga kita." Pandangan Seha"Sehan."Langkah Sehan dan Liona terhenti saat mereka berpapasan dengan Presdir Wiratama group. "Pagi-pagi sudah datang ke perusahaan, dan kau juga membawa istrimu?" Galen mengukir senyum, berusaha terlihat ramah di depan sepasang suami istri tersebut. "Kenapa tidak memberitahuku lebih dulu? Aku akan membatalkan rencana ku untuk bertemu klien di luar."Sehan tidak tersentuh dengan sambutan hangat dari Galen. Dia justru menatap kakaknya dengan sorot tajam. "Sebenarnya aku tidak ingin bertemu denganmu. Aku datang ke sini untuk menemui salah satu karyawanmu, yang telah berani menyebar berita dan membuat namaku dan Liona menjadi buruk!"Galen tertegun. "Maksudmu ... kau sudah menemukan orang yang menyebar berita kemarin? Aku yakin, pasti kau akan menemukannya dengan cepat. Siapa dia?"Sehan mengukir senyum sinis. Dia sudah muak dengan akting sang kakak. "Berhentilah berpura-pura tidak tau, kau pasti juga terlibat dalam rencana ini.
Sehan menjatuhkan tubuhnya ke sofa setelah baru saja sampai rumah. Dia mengusap wajahnya cukup kasar.Mengingat jawaban Reno tadi, dia semakin kesal. "Tapi aku yakin dia tidak sedang mengarang cerita, pasti ada seseorang yang memintanya untuk menyebarkan berita itu."Melihat suaminya yang tampak frustasi, Liona menghampiri dan duduk di sampingnya. "Kita tidak bisa terus mendesak Reno untuk mengatakan yang sebenarnya, jika ternyata kenyataannya memang seperti itu."Sehan menoleh. Perempuan itu menatapnya dengan sorot sedih, membuat Sehan jadi merasa bersalah. Pasti Liona sangat khawatir melihatnya seperti ini. Laki-laki itu kemudian menggenggam tangan Liona dengan erat. "Maaf aku telah membuatmu khawatir Liona."Liona menunduk. Tidak seharusnya sang suami meminta maaf padanya karena hal ini. "Aku lah yang membuatmu seperti ini Sehan. Maafkan aku."Sehan salah. Seharusnya dia bisa menyelesaikan masalah ini tanp
Sebuah berita baru saja rilis dan langsung menjadi trending topik hangat pagi ini."Reno salah satu karyawan Wiratama group, sekaligus mantan kekasih istri Sehan telah memberikan klarifikasi. Dia mengaku telah menyebarkan berita tentang pernikahan kontrak Sehan dan Liona. Dia tidak tahu, jika perjanjian kontrak antara Sehan dan Liona telah dibatalkan. Dia hanya mengikuti perintah seseorang yang memintanya menyebar berita itu, seseorang itu tak lain adalah Aoura adik Liona sendiri. Reno dan Liona dulu sempat ingin menikah dan berakhir batal karena Reno ketahuan mencintai Aoura. Reno mengaku sampai sekarang dia masih mencintai Aoura, dan rela melakukan apapun untuk Aoura. Ini satu-satunya cara yang bisa dia lakukan untuk membuat Aoura sadar betapa besar cintanya. Dia akhirnya memberikan klarifikasi jujur tentang berita ini karena dia sadar, apapun perjuangannya dia tidak akan diterima oleh Aoura. Reno merasa bersalah karena telah membuat nama Sehan dan Liona buruk demi kepent
Tidak seperti biasanya, hari ini Sehan tidak berniat untuk ke perusahaan pagi-pagi.Dia baru saja selesai mandi, dan langsung keluar dari kamar untuk mencari sang istri. Dia tidak sabar ingin melihat wajah Liona pagi ini, karena dia yakin pasti perempuan itu sudah mengetahui berita terbaru hari ini. Di ruang tengah, Sehan melihat Liona duduk di sofa sambil fokus pada ponsel di tangannya. Dengan langkah pelan tanpa menimbulkan suara, Sehan menghampiri. Lalu mengintip layar ponsel Liona, penasaran apa yang tengah perempuan itu perhatikan.Benar dugaannya, ternyata Liona tengah membaca berita klarifikasi dari Reno. Sehan tersenyum lebar. Dia lalu membungkukkan tubuhnya, mendekatkan bibirnya ke telinga sang istri. Berbisik, "semuanya sudah terungkap kan?"Liona tersentak kaget, dan langsung menoleh, hingga membuatnya nyaris mencium wajah Sehan. Sehan hanya menahan senyum, saat wajah Liona mulai memerah. Pandangan Sehan kini mulai
Setelah berhasil memasuki kamarnya melalui jendela kamar, Aoura langsung memeluk sang ibu.Gretta lah yang membantunya masuk diam-diam ke rumah itu tanpa sepengetahuan Darwin. "Ibu, aku benar-benar takut. Apa yang akan ayah lakukan padaku?"Gretta memasang raut sedih. Sesekali dia mengusap rambut sebahu sang putri penuh kasih sayang. "Ayah terlihat marah setelah mendengar berita klarifikasi dari Reno. Tapi ayah juga khawatir melihatmu tidak pulang sejak tadi malam. Aoura, untuk sementara kamu jangan temui ayahmu dulu. Ibu akan berusaha menenangkan ayahmu, jika nanti semuanya sudah membaik kau baru boleh menemui ayah."Aoura mengangguk menurut. Dia lalu melepaskan pelukannya pada Gretta. "Ini semua gara-gara Reno!"Gretta menggeleng tak membenarkan. "Ibu masih belum paham, kenapa kamu tiba-tiba meminta Reno membuat berita tentang pernikahan kontrak Liona dan Sehan. Kau juga melihatnya sendiri kan saat ibu menemui mamanya Sehan,
"Galen, bagaimanapun anak tiri itu akan disingkirkan. Sandra pasti lebih senang melihat putra kandungnya menjadi pewaris Wiratama group."Galen terdiam. Dia jadi teringat dengan pembicaraan Sandra dan Joana waktu itu. Benar, Sandra lah yang membuat Sehan kembali ke Wiratama. "Aku tau apa yang kamu rasakan saat ini Galen. Sehan tidak akan bisa sampai di puncak ini tanpa adanya Sandra. Benar kan?"Galen masih tak menjawab. Gretta pasti bisa menebak jika jawabannya memang benar."Jika kamu ingin mengalahkan Sehan, maka singkirkan lah lebih dulu orang-orang yang menjadi semangatnya."Gretta tersenyum. Dia kini jadi teringat dengan anak tirinya yang juga telah hidup bahagia bersama Sehan. "Dan jangan lupa, singkirkan orang-orang di dekatnya. Seperti ... istrinya."Pikiran Galen kembali teringat dengan kejadian dua puluh tahun lalu. Dia berencana mencelakai Sehan dengan cara mendorongnya dari tangga, tapi justru dia yang ter
Tak langsung menjawab. Sesaat Galen mengarahkan pandangannya ke kafe itu kembali, tempat duduknya dan Gretta tadi tidak terlihat dari sana. Galen berharap, Sehan tidak melihatnya."Aku hanya ingin meminum kopi."Sehan mengangguk berusaha mempercayai. "Kebetulan bertemu denganmu di sini, bagaimana jika kita berbicara sebentar?""Aku sedang banyak urusan, aku harus segera kembali ke perusahaan.""Kalau begitu, masuklah ke mobilku. Aku akan mengantarkanmu ke perusahaan."Galen menatap mobil Sehan sesaat yang terparkir tak terlalu jauh darinya. Sebenarnya dia juga penasaran, apa yang ingin dikatakan Sehan padanya. Galen pun akhirnya mengangguk setuju.Galen meminta supir pribadinya pulang lebih dulu, sebelum akhirnya dia menyusul Sehan masuk ke mobil milik adiknya tersebut.Sehan kemudian mulai melajukan mobilnya dengan santai."Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Galen langsung pada intinya. Mereka berdu
"Jadi maksud ibu, Galen mungkin mau bekerja sama dengan ibu untuk menghancurkan kak Liona?" tanya Aoura yang masih belum paham.Gretta mengangguk mengiyakan. Setelah menyampaikan kabar bahagia ini Gretta harap luka yang Aoura rasakan saat ini sedikit berkurang."Sekarang keluarlah dari kamar sayang, dan temui ayahmu. Minta maaf padanya."Aoura masih ragu. "Ayah pasti akan memarahiku.""Ibu akan menemanimu, okey."Walau masih sedikit merasa ragu, akhirnya Aoura ditemani oleh Gretta keluar kamar menghampiri Darwin di ruang tengah. Laki-laki itu cukup kaget saat melihat istrinya berjalan bersama sang putri. Dia langsung berdiri dari duduknya."Aoura?""Sayang, anak kita akhirnya berani pulang. Tolong jangan marahi dia ya, dia sadar telah membuat kesalahan. Dia berjanji tidak akan mengulangi lagi."Darwin menatap Aoura yang masih menunduk bersalah. "Aoura, kenapa kau melakukan semua ini? Jika kau menjelekkan nama ka