Share

183. Menunggu Kabar

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 00:00:11

Sandra berjalan bolak-balik di hadapan Joana dan Bram. Dia sangat khawatir dengan Liona, di tambah dia juga sekarang tak mengetahui keberadaan Sehan. Membuat pikirannya semakin tak bisa tenang.

"Seharusnya aku ikut dengan Sehan tadi," ucap Sandra menyesal. "Pikiran Sehan sedang kacau. Dan aku justru membuatkannya pergi sendiri mencari Liona."

"Sandra duduklah," pinta Joana yang juga ikut merasa khawatir. Dia justru semakin pusing melihat menantunya berjalan mondar-mandir di depannya. Pandangan Joana kini mengarah pada Bram. "Bram, kau sudah minta polisi untuk menghubungimu kembali jika bertemu dengan Sehan atau Liona kan?"

Bram mengangguk membenarkan. "Salah satu polisi itu adalah teman Sehan. Mereka juga yang telah membantu Sehan menangkap Gretta di apartemen saat itu, aku yakin jika saat ini Sehan mencari Liona, pasti anak itu juga akan meminta bantuan kepada temannya itu lagi. Tapi untuk saat ini, polisi itu mengatakan Sehan belum ada menelponnya lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   184. Hampir Saja

    Sebuah mobil putih terus melaju, menyusuri jalanan dengan kecepatan penuh. Hari sudah senja, namun Sehan belum juga menemukan sang istri. Tentu pikirannya semakin tak bisa tenang. "Bagaimana keadaan Liona saat ini? Bagaimana jika Gretta melakukan hal macam-macam padanya?" Tangan Sehan mencengkram setir mobilnya dengan erat. Dia frustasi dan juga marah. Mengingat Liona saat ini sedang hamil, jika Gretta melukai Liona sudah pasti janin dalam kandungan perempuan itu juga akan ikut kenapa-kenapa. Saat ini ada dua nyawa yang sangat Sehan khawatirkan. "Ingat Gretta, aku akan menyiksamu hidup-hidup jika sampai Liona dan janinnya terluka!" Sehan semakin menambah laju mobilnya. Dia tak mempedulikan sekitar, bahkan juga tak peduli dengan keselamatannya. Pikirannya saat ini hanya tentang Liona saja. Sehan benar-benar frustasi. Hingga tak sengaja, seekor anak anjing menyeberang jalan. Mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   185. Rasa Takut

    Hari sudah gelap, akhirnya Sandra kembali pulang. Saat baru keluar dari mobil, Sandra sudah disambut oleh Bram dan juga Joana di teras rumah. "Sandra." Joana menghampiri sang menantu dengan raut khawatir. Dia lalu bertanya, "apa kamu menemukan Sehan atau Liona?" Sandra menjawab pertanyaan Joana dengan sebuah gelengan lemah. "Aku tidak menemukan mereka Bu." "Sandra sebaiknya kita tunggu di rumah saja. Aku sudah meminta polisi untuk menambah personil mereka yang diturunkan ke lapangan untuk mencari Liona. Dan semoga mereka juga bertemu dengan Sehan dalam perjalanan mencari Liona nantinya." Sandra mengangguk menurut. Joana kembali berucap, "kalau begitu kita tunggu informasi selanjutnya di dalam rumah saja. Kamu juga belum makan Sandra, kondisimu pasti akan melemah." "Sandra tidak nafsu makan Bu, Sandra hanya khawatir dengan kondisi Sehan dan Liona." Tentu saja, seorang ibu mana yang bisa tenang j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   186. Sebuah Peringatan

    Terdengar Gretta terbahak keras setelah Sehan memanggil nama sang istri. Panggilan video itu kembali di arahkan ke wajah Gretta. Dia lalu berucap, "baru tadi pagi kau berpisah dengan istrimu. Sepertinya kau sudah sangat begitu merindukannya sekarang.""Gretta, kembalikan Liona kepadaku sekarang!"Gretta kembali terbahak sesaat. "Sehan, kenapa kau terlihat begitu takut saat melihat Liona bersamaku? Apa kau sudah menduga jika aku akan membunuh Liona?""Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu! Aku akan membunuhmu lebih dulu, sebelum kau melukai Liona!" ucap Sehan murka. Namun Gretta sama sekali tidak takut dengan ancaman Sehan. Dia justru berbicara menantang, "silahkan jika kau bisa melakukan itu Sehan! Kau saja tidak tau saat ini aku dan Liona berada di mana kan?"Sehan terdiam. Apa yang dikatakan Gretta memang benar. Bahkan dia tidak bisa menemukan keberadaan sang istri. Sehan hanya bisa menahan amarah. "Tapi tenang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   187. Liona Dalam Bahaya

    Setelah memastikan panggilan video bersama Sehan, Gretta mengukir senyum puas. "Aku yakin, saat ini Sehan pasti benar-benar menyesal telah mengusik kehidupanku. Dia pasti sangat takut dan frustrasi. Selamat Sehan, ini adalah kehancuranmu dimulai."Gretta kemudian berbalik, menatap perempuan malang yang masih terikat di kursi. Lalu menghampiri."Tidak perlu berharap lebih Liona, sebentar lagi kematian akan datang menjemputmu. Impianmu menjadi seorang ibu, dan hidup bahagia bersama Sehan tidak akan pernah terjadi. Kau tidak mau berdoa lebih dulu sebelum aku mengirimkan nyawamu kepada Tuhan, jangan berdoa untuk hidup lebih lama, tapi berdoalah agar Tuhan mau menerimamu di surga."Liona menggeleng lemah. Air mata sejak tadi tak bisa berhenti mengalir dari kelopak matanya. "Sekarang ikutlah denganku. Kita akan menuju ke tempat, di mana kehidupanmu akan berakhir."Gretta melepas ikatan di kaki Liona, membuat perempuan itu kini b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   188. Jangan Menghalangi

    Gretta langsung menginjak rem mobilnya seketika, saat sebuah mobil lain tiba-tiba menyalip dan berhenti di depan mobilnya. Dia berdecak kesal."Sialan. Siapa yang menghalangi jalan mobilku? Apa dia tidak bisa menyetir?"Gretta kemudian keluar dari mobil, dan berniat untuk menghampiri pemilik mobil yang berhenti di depannya.Liona hanya memperhatikan di dalam mobil, apa yang akan dilakukan Gretta? Tak lupa, dia masih berusaha melepaskan ikatan di pergelangan tangannya.Baru beberapa langkah keluar dari mobilnya, pemilik mobil yang ada di depan Gretta justru keluar. Mata Gretta membulat, langkahnya seketika terhenti. Galen keluar bersamaan dengan sang supir. Dia memberikan tatapan dingin pada wanita di hadapannya, yang terlihat begitu takut padanya. "Galen?""Lama tidak bertemu, Gretta?" sapa Galen masih dengan raut datar. Gretta sama sekali tak mempedulikan sapaan laki-laki itu. Dia melangkah mundur secara per

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   189. Harus Ada Yang Dikorbankan

    Pandangan Gretta kini kembali mengarah pada Liona. Dia menghampiri, dan berniat untuk menutup pintu mobil di samping Liona tersebut. Namun dengan segera Galen merangkak, lalu menahan kaki Gretta. Membuat wanita itu tak bisa berjalan. "Apa yang kau lakukan padaku Galen?"Gretta berusaha melepaskan kakinya dari pegangan Galen, namun sayangnya kekuatan laki-laki itu terlalu kuat untuk dia kalahkan.Sorot mata Galen kini mengarah pada Liona yang masih berada di dalam mobil. Dia lalu memberikan perintah, "Liona. Segeralah masuk ke mobilku!""A-apa yang kak Galen maksud?" ucap Liona tak paham."Aku akan menahan wanita ini. Kamu bisa mengemudikan mobil kan? Cepat masuklah ke mobilku, dan pulanglah ke rumah. Ada nenek di sana, dan juga keamanan sangat ketat di rumah Wiratama. Kamu pasti aman di sana, dia tidak bisa mengejarmu sampai sana!" jelas Galen berusaha membuat Liona paham.Namun mendengar hal itu, Gretta melotot protes

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   190. Untuk Menebus Kesalahan

    Darah segar keluar, bercucuran dari kaki kanan Galen. "Arghh!" Galen teriak tertahan saat sebuah pisau menghujam tepat di kaki kanannya. Gretta mencabutnya lagi, dan memasukan pisau itu ke balik bajunya seperti semula. Dia sudah cukup puas melihat Galen tak berdaya saat ini."Itulah akibatnya jika kau terlalu ikut campur urusan orang lain!"Setelah mengatakan itu, Gretta kembali menginjak dengan kasar kaki Galen yang terluka. Membuat Galen semakin teriak kesakitan. Setelah cukup puas, Gretta bergegas masuk ke mobilnya. Wanita itu mulai mengejar Liona yang sudah cukup jauh.Galen ingin menahannya lagi, namun kekuatannya sudah terkuras. Dia tak punya cara lain, selain pasrah melihat Gretta pergi. Di tengah jalanan sunyi malam itu, Galen hanya bisa menahan sakit yang menjadi di kedua kakinya. Dia ingin merayap meraih tongkatnya, namun sepertinya juga mustahil dia bisa berdiri lagi. Sorot matanya kini kembali m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   191. Kasih Sayang Itu Ada

    Wajah Galen semakin pucat. Dia telah banyak kehilangan darah. Galen hanya pasrah, jika sebentar lagi dia akan menyusul supir pribadinya ke surga.Namun sebuah mobil akhirnya datang, dan berhenti di hadapannya. Sepasang suami istri keluar dari mobil tersebut. Dengan raut panik, mereka langsung menghampiri Galen. "Galen!"Bram dan Sandra berjongkok di samping Galen, memperhatikan kondisi sang anak dengan seksama."Apa yang terjadi padamu?" tanya Bram khawatir. Belum sempat Galen menjawab pertanyaan Bram. Perhatian Sandra justru teralihkan pada sang supir yang sudah tergeletak kaku tak jauh dari mereka. "Papa, liat itu!"Bram menoleh, dan mendapati jasad sang supir. Matanya membelalak tak menyangka. "Apa yang telah terjadi pada kalian Galen?""Gretta yang melakukan semua ini. Kami ingin menolong Liona, tapi hal itu membuat Gretta marah. Dan inilah yang terjadi."Sandra menggeleng tak percaya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   219. Bahagia - End

    Enam tahun kemudian ...Rumah keluarga Wiratama kini tampak ramai. Para tamu undangan mulai berdatangannya, dan banyak anak kecil membawa hadiah.Tepat hari ini, Arsen Wiratama berusia genap lima tahun. Semua orang merayakan ulang tahunya dengan kegembiraan. "Okey, selanjutnya adalah acara potong kue!"Semua anak dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, saat sang MC membacakan urutan acara selanjutnya. "Potong kuenya!""Potong kuenya!"Sorak anak-anak yang ada di sana. Dibantu dengan sang papa dan mamanya, Arsen mulai memotong kue ulang tahun di hadapannya. "Baik, kuenya sudah dipotong. Sekarang, Arsen ingin memberikan suapan pertama kuenya ke siapa ya?" tanya MC membuat semua orang di sana jadi penasaran tak sabar. Arsen menoleh ke kenan dan kirinya sesaat, mulai bingung."Arsen pasti ingin memberikan suapan pertama pada mama kan?" bisik Liona berusaha merayu putra kecilnya te

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   218. Hukuman

    Ke esok harinya, Sehan dan Galen duduk di jok belakang mobil. Sedangkan Dua pria berbadan kekar kekar duduk di jok depan mereka, dan satu pria itu mengemudikan mobil.Di depan mobil mereka, juga ada satu mobil lain yang menunjukan arah sekaligus mendampingi Sehan dan Galen.Setelah cukup lama, mereka telah sampai di sebuah bangunan beton yang tampak kusam. Menuju ke sana memerlukan waktu hampir tiga jam, letakkan memang sangat jauh dari pusat kota.Dua bodyguard yang ada dalam mobil tersebut keluar lebih dulu, lalu berdiri di sisi mobil, dan mengawasi sekitarnya.Sehan tak langsung keluar, dia menoleh ke samping, menatap sang kakak. "Kak Galen tidak mau menemuinya bersamaan langsung denganku?"Galen menggeleng. "Aku akan berbicara dengannya setelah kau selesai. Aku hanya ingin memarahinya karena sudah berani membuat kakiku tidak berfungsi, sedangkan kamu pasti banyak hal yang ingin dibicarakan bukan?"Sehan mengangguk m

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   217. Pernikahan Aoura

    Di sebuah gedung besar, sebuah pesta pernikahan dilaksanakan dengan tema yang begitu sangat sederhana. Tamu undangan hanya terbatas, yaitu para rekan kerja dan sahabat-sahabatnya dari mempelai pria. Reno dan Aoura berdiri berdampingan, bersalaman dan menyambut para tamu dengan ramah.Hingga kedatangan Darwin bersama anak dan mantunya, berhasil mengalihkan perhatian semua orang di sana. Beberapa orang yang dilalui oleh mereka tersenyum menyapa. Tentu karena kebanyakan tamu undangan di sana adalah karyawan Wiratama group, jadi mereka begitu menghormati Darwin dan Liona, terutama Sehan.Melihat tiga orang penting itu berjalan ke arahnya, tangan Aoura mendadak berkeringat dingin. Dia lalu menyenggol lengan Reno di sampingnya, dan berbisik protes. "Kau juga mengundang ayah?""Tentu saja, bagaimana pun dia juga pernah menjadi ayah untukmu. Kita harus menghargainya dengan mengundangnya ke pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura pah

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   216. Membujuk

    Satu Minggu kemudian. Liona dan Sehan sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke acara pernikahan Aoura dan Reno. "Sudah siap?" tanya Sehan memastikan saat sang istri baru saja keluar dari kamar. Liona tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, kita berangkat sekarang."Sehan dan Liona berjalan keluar rumah. Saat ini mereka sudah berada di rumah mereka sendiri. Sehan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dua hari lalu, setelah Sehan berhasil meyakinkan Joana bahwa keadaannya sudah membaik.Mobil yang mereka tumpangi kini mulai melaju, meninggalkan halaman rumah. Tak langsung menuju gedung acara pernikahan, Sehan dan Liona meminta sang suami untuk mengantarkannya lebih dulu ke rumah Darwin. "Bukankah ayah pasti juga diundang oleh Aoura?" tanya Liona penasaran.Sehan menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Entahlah, aku juga tidak tau. Bahkan setelah meninggalkan rumah ayahmu, seperti

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   215. Ingatan Itu sudah lama kembali

    Setelah sampai di depan kamar yang mereka sewa. Sehan menurunkan Liona dari gendongannya. Laki-laki itu kemudian membuka pintu di hadapannya menggunakan key card yang baru saja dia kantongi.Setelan pintu terbuka, Liona masuk lebih dulu ke dalam sana, diikuti Sehan di belakangnya. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, memperhatikan ruangan tersebut dengan seksama. "Sepertinya tidak ada yang berubah, ini masih sama seperti saat aku datang ke sini pertama kalinya."Sehan menghentikan langkahnya di samping sang istri, dia menatap wajah Liona yang tampak bahagia itu sesaat, sebelum akhirnya ikut memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Sehan memang tidak pernah merubah tampilan ruangan itu. Sejak dulu masih sama, tetap begitu-begitu saja. Namun Sehan tak pernah bosan dengan tampilan yang seperti itu. "Lagi pula, aku jarang ke sini lagi setelah menikah denganmu. Dulu, aku menyewa kamar ini untuk tempat istirahatku, ji

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   214. Reka Adegan

    Setelah pergi dari rumah Reno, Sehan dan Liona kembali melanjutkan perjalanannya. Kini mobil yang Sehan kemudikan telah sampai di depan gedung hotel Wiratama, seperti apa yang Liona minta. Entah, Sehan belum mengerti kenapa istrinya mengajaknya ke sana. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Liona?" tanya Sehan yang semakin penasaran. Namun Liona masih tak mau menjawabnya, perempuan itu hanya tersenyum saja. Liona kemudian keluar lebih dulu dari mobil, Sehan hanya mengikutinya. Hingga mereka memasuki gedung tersebut, dan Sehan terus mengikuti Liona dari belakang. Perempuan itu berjalan menuju restoran yang ada di lantai dua hotel tersebut. Hingga sampai di salah satu kursi pengunjung yang terletak di dekat jendela kaca gedung tersebut, Liona menarik Sehan dan memaksa laki-laki itu untuk duduk di sana. Sehan yang sejak tadi masih kebingungan, hanya menurut mengikuti apa yang sang istri lakukan padanya. Setelah Sehan duduk di s

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   213. Kado Untuk Ibu Hamil

    Aoura mengarahkan pandangannya pada Sehan sesaat. Tampak terkejut setelah mendengar pertanyaan Sehan barusan. Aoura lalu menatap Reno, meminta penjelasan. Reno paham apa maksud Aoura. Dia menghela nafas pelan sesaat, lalu menjelaskan, "aku sudah mengatakan semuanya pada pak Sehan.""Kenapa kau memberitahu banyak orang?""Pak Sehan adalah orang penting di tempatku bekerja, tidak mungkin aku tidak akan mengundangnya di pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura paham."Jadi, apa kau tidak berniat untuk mengundangku?" tanya Sehan pada Aoura. Perempuan itu hanya diam. Sehan lalu mengimbuhkan, "jika Reno menikah tanpa memberitahu atasan di perusahaannya, maka dia tidak akan mendapatkan hadiah istimewa dari perusahaan."Aoura menatap Sehan dengan sorot berbinar. Tentu saja saat mendengar kata 'hadiah' suasana hatinya seketika berubah senang. "Benarkah? A-aku pasti akan mengundangmu Sehan."Reno menghela nafas pelan.

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   212. Menemui Kembali

    Seperti apa yang Liona katakan tadi malam. Perempuan itu akan mengajak suaminya ke suatu tempat, pagi ini.Namun sebelum menuju tempat yang Liona maksud, perempuan itu meminta Sehan untuk singgah lebih dulu ke rumah Reno. Sehan tau apa maksud tujuan Liona menemui Reno dan Aoura.Hingga sesampainya di sana. Sehan mengetuk pintu sebuah kontrakan sederhana yang dia singgahi bersama sang istri. Tak lama kemudian, seorang laki-laki keluar dari kontrakan tersebut.Laki-laki itu menatap Sehan dan Liona dengan sorot terkejut. "Pak Sehan? Liona?""Pagi Reno. Apa kedatangan kami menganggu waktumu saat ini?"Reno tak langsung menjawab. Dia justru berpikir sejenak, sambil berusaha menebak apa tujuan sepasang suami istri tersebut datang ke tempat tinggalnya. Terakhir Sehan dan Liona datang ke sana, untuk bertemu dengan Aoura. "Pak Sehan datang sepagi ini ke rumah saya, tentu membuat saya cukup terkejut. Tapi kedatangan pak Sehan sa

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   211. Kehidupan Yang Tenang

    Pintu kamar terbuka, Liona yang saat itu sedang menyisir rambut di depan kaca menoleh sesaat.Sehan tersenyum, lalu menutup pintu kamarnya kembali. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama keluarga yang lain, namun setelah selesai Liona langsung ke kamar, sedangkan Sehan masih berbincang dengan Joana dan Galen. "Sudah selesai berbicara dengan nenek dan kak Galen?" tanya Liona memastikan. Sehan mengangguk mengiyakan. Perempuan itu menatap cermin dan melanjutkan menyisir rambutnya. Sehan melangkah menghampiri, lalu memeluk pinggang Liona dari belakang. Sesekali memberikan usapan kecil pada perut buncit sang istri. Membuat Liona seketika menghentikan kegiatannya untuk menyisir rambut. Dia menatap wajah Sehan melalu cermin di hadapannya, senyum bahagia masih terukir di bibir laki-laki itu. Membuat Liona yang menatapnya juga ikut senang."Sepertinya setelah kamu sadar dari koma, kehidupan ini sangat menyenangkan untuk kita berdua.

DMCA.com Protection Status