Share

190. Untuk Menebus Kesalahan

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 09:00:50

Darah segar keluar, bercucuran dari kaki kanan Galen.

"Arghh!" Galen teriak tertahan saat sebuah pisau menghujam tepat di kaki kanannya.

Gretta mencabutnya lagi, dan memasukan pisau itu ke balik bajunya seperti semula. Dia sudah cukup puas melihat Galen tak berdaya saat ini.

"Itulah akibatnya jika kau terlalu ikut campur urusan orang lain!"

Setelah mengatakan itu, Gretta kembali menginjak dengan kasar kaki Galen yang terluka. Membuat Galen semakin teriak kesakitan. Setelah cukup puas, Gretta bergegas masuk ke mobilnya.

Wanita itu mulai mengejar Liona yang sudah cukup jauh.

Galen ingin menahannya lagi, namun kekuatannya sudah terkuras. Dia tak punya cara lain, selain pasrah melihat Gretta pergi.

Di tengah jalanan sunyi malam itu, Galen hanya bisa menahan sakit yang menjadi di kedua kakinya. Dia ingin merayap meraih tongkatnya, namun sepertinya juga mustahil dia bisa berdiri lagi.

Sorot matanya kini kembali m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   191. Kasih Sayang Itu Ada

    Wajah Galen semakin pucat. Dia telah banyak kehilangan darah. Galen hanya pasrah, jika sebentar lagi dia akan menyusul supir pribadinya ke surga.Namun sebuah mobil akhirnya datang, dan berhenti di hadapannya. Sepasang suami istri keluar dari mobil tersebut. Dengan raut panik, mereka langsung menghampiri Galen. "Galen!"Bram dan Sandra berjongkok di samping Galen, memperhatikan kondisi sang anak dengan seksama."Apa yang terjadi padamu?" tanya Bram khawatir. Belum sempat Galen menjawab pertanyaan Bram. Perhatian Sandra justru teralihkan pada sang supir yang sudah tergeletak kaku tak jauh dari mereka. "Papa, liat itu!"Bram menoleh, dan mendapati jasad sang supir. Matanya membelalak tak menyangka. "Apa yang telah terjadi pada kalian Galen?""Gretta yang melakukan semua ini. Kami ingin menolong Liona, tapi hal itu membuat Gretta marah. Dan inilah yang terjadi."Sandra menggeleng tak percaya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   192. Mati Lebih Dulu?

    Tangan yang sejak tadi sudah gemetar, terus mencengkram setir mobil dengan erat.Liona masih terisak, karena takut. Walau pandangannya sedikit buram karena genangan air mata, namun dia masih bisa melihat dari spion mobil jika mobil Gretta kini mengikutinya dari belakang. Liona menginjak pedal gas mobilnya, menambak laju kecepatan mobil yang dia tumpangi itu. Sedikitpun tak memberi celah untuk Gretta yang ingin menyalipnya. 'Sehan kamu di mana?'Liona semaki takut. Dia tak mau nyawanya berakhir hari ini. Namun usaha Liona untuk menghindar justru berakhir sia-sia. Mobil yang sejak tadi membuntutinya, kini berhasil menyalip Liona dan menabrak mobil yang dikendarai Liona dari samping. Membuat Liona terpaksa untuk membanting setir ke kanan, dan membuat mobilnya akhirnya berhenti karena menabrak pembatas jalan. Liona tau, jalanan malam itu sangat sunyi. Tidak mungkin ada seseorang lewat yang bisa dia mintai tolong.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   193. Nyawa Yang Dipertaruhkan

    Satu langkah lebih mendekat dengan Gretta. Tak peduli dengan darah yang terus keluar dari perutnya, Sehan hanya memfokuskan pandangannya pada Gretta dengan tatapan tajam."Aku sudah peringatkan padamu. Sebelum kau melukai Liona, aku akan lebih dulu melenyapkanmu."Satu sudut bibir Gretta terangkat. Tersenyum mengejek, setelah mendengar ancaman Sehan barusan. "Apa kau yakin akan membunuhku dengan kondisimu seperti ini? Atau, kau yang lebih dulu -"Kalimat Gretta terpotong, saat Sehan tiba-tiba mencengkram dengan erat leher wanita itu. Liona tersentak kaget melihat apa yang dilakukan sang suami, kepada Gretta. Dia segera menutup mulutnya, dan berusaha menenangkan diri."Ini yang baru saja kau lakukan pada Liona. Bagaimana rasanya?" tanya Sehan dengan nada bengis. Mulut Gretta sudah terbuka. Dia ingin menjawab ucapan Sehan, namun suara tak bisa dikeluarkan. Cengkraman Sehan di lehernya terlalu kuat, bahkan membuat Gretta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   194. Ketakutan Terbesar

    "Sehan! Sehan sadarlah!" tangis Liona pecah seketika. Dia menggoncangkan tubuh Sehan dengan pelan. Berharap dengan itu bisa membuat Sehan membuka matanya kembali. Namun Sehan sama sekali tak ada respon. Laki-laki itu telah kehilangan kesadaran. "Sehan, jangan tinggalkan aku! Buka matamu. Sehan aku mohon!"Liona menangis histeris, di bawah langit malam yang semakin petang. Pandangan Liona kini mengarah pada luka di perut laki-laki itu yang terus mengeluarkan darah. Tangan Liona yang semakin gemetar, berusaha menekan luka tersebut. Berharap itu bisa membantu mencegah banyaknya darah yang keluar. Hanya itu yang bisa Liona lakukan sampai pertolongan datang. Entah, benarkah akan ada orang yang menolong mereka? Liona ingin membawa Sehan masuk ke mobil, dan membawanya ke rumah sakit. Namun Liona tak memiliki tenaga untuk mengangkat tubuh sang suami, apalagi kondisinya saat ini sedang hamil besar. "Sehan. Jika tau begini a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   195. Koma

    "Liona!"Perempuan yang sejak tadi menangis di depan ruang UGD seketika berbalik, menatap ke arah suara yang memanggil namanya barusan."Mama."Sandra langsung memeluk erat sang menantu, berusaha menenangkan. Dia juga cukup sedih telah mendapat kabar dari sang suami tentang kondisi Sehan saat ini. Tapi sebisa mungkin Sandra menahan tangisnya, agar tak membuat Liona semakin sedih."Sehan terluka, ma. Ini semua karena Liona."Sandra melepaskan pelukannya. Lalu menggeleng, tak membenarkan. "Ini bukan salahmu Liona, tapi Gretta yang telah membuat Sehan seperti ini.""Tapi, jika Sehan tidak datang untuk menyelamatkan Liona. Sehan tidak akan terluka seperti ini."Sandra mengusap pelan, bahu sang menantu. Berusaha untuk menenangkannya. "Liona, jangan menyalahkan dirimu seperti ini. Mama yakin, jika Sehan tau kamu menyalahkan diri seperti ini, pasti Sehan juga akan marah. Sekarang kita doakan saja yang terbai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   196. Flashback : Pergi Bersama Nenek

    Flashback on.Seorang anak kecil laki-laki berumur delapan tahun berjalan di antara material-material bangunan. Saat ini dia berada di luar kota bersama sang nenek yang sedang membangun proyek baru. Dua hari lalu adalah hari ulang tahunnya. Namun hari itu telah dia tetapkan menjadi hari terburuknya, dimana sang kakak justru menuduhnya mendorong dari atas tangga, padahal kakaknya tersebut yang berniat mendorongnya namun justru terpeleset sendiri. Dia memutuskan untuk ikut bersama sang nenek, karena tak tahan mendengar tuduhan orang-orang di rumah. "Nenek."Seorang wanita yang tengah beristirahat bersama teman-teman kerjanya menoleh ke arah anak itu. "Kenapa Sehan?""Apa nenek masih lama bekerja?"Joana tau, cucunya itu pasti bosan. Biasanya Sehan kecil itu menghabiskan waktu bersama teman-temannya untuk bermain. Tapi di tempat ini, Sehan hanya menyaksikan pembangunan gedung yang menurutnya sangat membosankan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   197. Flashback : Teman Baru

    Setelah berbicara dengan sang nenek, Sehan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar sana. Joana juga harus kembali bekerja, jadi tak bisa terus menemani Sehan. Tak jauh dari tempat sang nenek bekerja, Sehan melihat ada sebuah taman. Dia kemudian duduk di ayunan, sambil memperhatikan rumput yang dia injak. Jujur dia sangat bosan, tapi tak ada cara lain yang bisa dia lakukan selain bertahan lebih lama di kota asing itu."Andai kak Galen tak menuduhku," ucap Sehan merenung."Kenapa kamu tidak masuk sekolah?"Sehan mendongak. Dia menatap anak kecil perempuan dua tahun lebih muda darinya, kini berdiri di hadapan Sehan. Anak perempuan itu tersenyum lebar, menyapa Sehan. Rambut panjangnya diikat dua. Dia memakai dress berwarna putih dengan motif bunga, dan panjang sebatas lurus. Sehan turun dari ayunan. Lalu memperhatikan perempuan itu dengan seksama, sebelum menjawab, "aku tidak ingin masuk sekolah.""Kenapa? Bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   198. Flashback : Mati

    Setelah berkenalan dengan Liona, Sehan selalu menghabiskan waktunya bersama anak perempuan itu. Sudah seminggu Sehan berada di kota asing itu, dan Liona selalu menemaninya. Mereka hanya berpisah saat hari sudah petang, karena harus kembali ke rumah masing-masing. Jika pagi tiba, Sehan dan Liona kembali bertemu di taman, atau Sehan yang kadang menunggu Liona di depan rumah perempuan itu. Bahkan jika di rumah, Sehan selalu menceritakan Liona kepada neneknya. Sehan sangat menyukai bisa memiliki teman yang menyenangkan. Bahkan kini Sehan berharap proyek yang sedang dikerjakan Joana akan lambat selesai, agar Sehan juga bisa lebih lama menghabiskan waktu bersama putri cantiknya. Hingga tiba suatu hari, setelah bermain bersama Sehan seperti hari-hari biasanya. Liona memutuskan untuk pulang sebelum hari petang. Dia tau, bundanya selalu berpesan untuk tak pulang sampai malam. Itu bisa saja membuat sang bunda khawatir. "Bunda!" Panggil Liona setelah memasuki rumah. Biasanya setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   219. Bahagia - End

    Enam tahun kemudian ...Rumah keluarga Wiratama kini tampak ramai. Para tamu undangan mulai berdatangannya, dan banyak anak kecil membawa hadiah.Tepat hari ini, Arsen Wiratama berusia genap lima tahun. Semua orang merayakan ulang tahunya dengan kegembiraan. "Okey, selanjutnya adalah acara potong kue!"Semua anak dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, saat sang MC membacakan urutan acara selanjutnya. "Potong kuenya!""Potong kuenya!"Sorak anak-anak yang ada di sana. Dibantu dengan sang papa dan mamanya, Arsen mulai memotong kue ulang tahun di hadapannya. "Baik, kuenya sudah dipotong. Sekarang, Arsen ingin memberikan suapan pertama kuenya ke siapa ya?" tanya MC membuat semua orang di sana jadi penasaran tak sabar. Arsen menoleh ke kenan dan kirinya sesaat, mulai bingung."Arsen pasti ingin memberikan suapan pertama pada mama kan?" bisik Liona berusaha merayu putra kecilnya te

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   218. Hukuman

    Ke esok harinya, Sehan dan Galen duduk di jok belakang mobil. Sedangkan Dua pria berbadan kekar kekar duduk di jok depan mereka, dan satu pria itu mengemudikan mobil.Di depan mobil mereka, juga ada satu mobil lain yang menunjukan arah sekaligus mendampingi Sehan dan Galen.Setelah cukup lama, mereka telah sampai di sebuah bangunan beton yang tampak kusam. Menuju ke sana memerlukan waktu hampir tiga jam, letakkan memang sangat jauh dari pusat kota.Dua bodyguard yang ada dalam mobil tersebut keluar lebih dulu, lalu berdiri di sisi mobil, dan mengawasi sekitarnya.Sehan tak langsung keluar, dia menoleh ke samping, menatap sang kakak. "Kak Galen tidak mau menemuinya bersamaan langsung denganku?"Galen menggeleng. "Aku akan berbicara dengannya setelah kau selesai. Aku hanya ingin memarahinya karena sudah berani membuat kakiku tidak berfungsi, sedangkan kamu pasti banyak hal yang ingin dibicarakan bukan?"Sehan mengangguk m

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   217. Pernikahan Aoura

    Di sebuah gedung besar, sebuah pesta pernikahan dilaksanakan dengan tema yang begitu sangat sederhana. Tamu undangan hanya terbatas, yaitu para rekan kerja dan sahabat-sahabatnya dari mempelai pria. Reno dan Aoura berdiri berdampingan, bersalaman dan menyambut para tamu dengan ramah.Hingga kedatangan Darwin bersama anak dan mantunya, berhasil mengalihkan perhatian semua orang di sana. Beberapa orang yang dilalui oleh mereka tersenyum menyapa. Tentu karena kebanyakan tamu undangan di sana adalah karyawan Wiratama group, jadi mereka begitu menghormati Darwin dan Liona, terutama Sehan.Melihat tiga orang penting itu berjalan ke arahnya, tangan Aoura mendadak berkeringat dingin. Dia lalu menyenggol lengan Reno di sampingnya, dan berbisik protes. "Kau juga mengundang ayah?""Tentu saja, bagaimana pun dia juga pernah menjadi ayah untukmu. Kita harus menghargainya dengan mengundangnya ke pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura pah

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   216. Membujuk

    Satu Minggu kemudian. Liona dan Sehan sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke acara pernikahan Aoura dan Reno. "Sudah siap?" tanya Sehan memastikan saat sang istri baru saja keluar dari kamar. Liona tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, kita berangkat sekarang."Sehan dan Liona berjalan keluar rumah. Saat ini mereka sudah berada di rumah mereka sendiri. Sehan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dua hari lalu, setelah Sehan berhasil meyakinkan Joana bahwa keadaannya sudah membaik.Mobil yang mereka tumpangi kini mulai melaju, meninggalkan halaman rumah. Tak langsung menuju gedung acara pernikahan, Sehan dan Liona meminta sang suami untuk mengantarkannya lebih dulu ke rumah Darwin. "Bukankah ayah pasti juga diundang oleh Aoura?" tanya Liona penasaran.Sehan menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Entahlah, aku juga tidak tau. Bahkan setelah meninggalkan rumah ayahmu, seperti

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   215. Ingatan Itu sudah lama kembali

    Setelah sampai di depan kamar yang mereka sewa. Sehan menurunkan Liona dari gendongannya. Laki-laki itu kemudian membuka pintu di hadapannya menggunakan key card yang baru saja dia kantongi.Setelan pintu terbuka, Liona masuk lebih dulu ke dalam sana, diikuti Sehan di belakangnya. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, memperhatikan ruangan tersebut dengan seksama. "Sepertinya tidak ada yang berubah, ini masih sama seperti saat aku datang ke sini pertama kalinya."Sehan menghentikan langkahnya di samping sang istri, dia menatap wajah Liona yang tampak bahagia itu sesaat, sebelum akhirnya ikut memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Sehan memang tidak pernah merubah tampilan ruangan itu. Sejak dulu masih sama, tetap begitu-begitu saja. Namun Sehan tak pernah bosan dengan tampilan yang seperti itu. "Lagi pula, aku jarang ke sini lagi setelah menikah denganmu. Dulu, aku menyewa kamar ini untuk tempat istirahatku, ji

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   214. Reka Adegan

    Setelah pergi dari rumah Reno, Sehan dan Liona kembali melanjutkan perjalanannya. Kini mobil yang Sehan kemudikan telah sampai di depan gedung hotel Wiratama, seperti apa yang Liona minta. Entah, Sehan belum mengerti kenapa istrinya mengajaknya ke sana. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Liona?" tanya Sehan yang semakin penasaran. Namun Liona masih tak mau menjawabnya, perempuan itu hanya tersenyum saja. Liona kemudian keluar lebih dulu dari mobil, Sehan hanya mengikutinya. Hingga mereka memasuki gedung tersebut, dan Sehan terus mengikuti Liona dari belakang. Perempuan itu berjalan menuju restoran yang ada di lantai dua hotel tersebut. Hingga sampai di salah satu kursi pengunjung yang terletak di dekat jendela kaca gedung tersebut, Liona menarik Sehan dan memaksa laki-laki itu untuk duduk di sana. Sehan yang sejak tadi masih kebingungan, hanya menurut mengikuti apa yang sang istri lakukan padanya. Setelah Sehan duduk di s

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   213. Kado Untuk Ibu Hamil

    Aoura mengarahkan pandangannya pada Sehan sesaat. Tampak terkejut setelah mendengar pertanyaan Sehan barusan. Aoura lalu menatap Reno, meminta penjelasan. Reno paham apa maksud Aoura. Dia menghela nafas pelan sesaat, lalu menjelaskan, "aku sudah mengatakan semuanya pada pak Sehan.""Kenapa kau memberitahu banyak orang?""Pak Sehan adalah orang penting di tempatku bekerja, tidak mungkin aku tidak akan mengundangnya di pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura paham."Jadi, apa kau tidak berniat untuk mengundangku?" tanya Sehan pada Aoura. Perempuan itu hanya diam. Sehan lalu mengimbuhkan, "jika Reno menikah tanpa memberitahu atasan di perusahaannya, maka dia tidak akan mendapatkan hadiah istimewa dari perusahaan."Aoura menatap Sehan dengan sorot berbinar. Tentu saja saat mendengar kata 'hadiah' suasana hatinya seketika berubah senang. "Benarkah? A-aku pasti akan mengundangmu Sehan."Reno menghela nafas pelan.

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   212. Menemui Kembali

    Seperti apa yang Liona katakan tadi malam. Perempuan itu akan mengajak suaminya ke suatu tempat, pagi ini.Namun sebelum menuju tempat yang Liona maksud, perempuan itu meminta Sehan untuk singgah lebih dulu ke rumah Reno. Sehan tau apa maksud tujuan Liona menemui Reno dan Aoura.Hingga sesampainya di sana. Sehan mengetuk pintu sebuah kontrakan sederhana yang dia singgahi bersama sang istri. Tak lama kemudian, seorang laki-laki keluar dari kontrakan tersebut.Laki-laki itu menatap Sehan dan Liona dengan sorot terkejut. "Pak Sehan? Liona?""Pagi Reno. Apa kedatangan kami menganggu waktumu saat ini?"Reno tak langsung menjawab. Dia justru berpikir sejenak, sambil berusaha menebak apa tujuan sepasang suami istri tersebut datang ke tempat tinggalnya. Terakhir Sehan dan Liona datang ke sana, untuk bertemu dengan Aoura. "Pak Sehan datang sepagi ini ke rumah saya, tentu membuat saya cukup terkejut. Tapi kedatangan pak Sehan sa

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   211. Kehidupan Yang Tenang

    Pintu kamar terbuka, Liona yang saat itu sedang menyisir rambut di depan kaca menoleh sesaat.Sehan tersenyum, lalu menutup pintu kamarnya kembali. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama keluarga yang lain, namun setelah selesai Liona langsung ke kamar, sedangkan Sehan masih berbincang dengan Joana dan Galen. "Sudah selesai berbicara dengan nenek dan kak Galen?" tanya Liona memastikan. Sehan mengangguk mengiyakan. Perempuan itu menatap cermin dan melanjutkan menyisir rambutnya. Sehan melangkah menghampiri, lalu memeluk pinggang Liona dari belakang. Sesekali memberikan usapan kecil pada perut buncit sang istri. Membuat Liona seketika menghentikan kegiatannya untuk menyisir rambut. Dia menatap wajah Sehan melalu cermin di hadapannya, senyum bahagia masih terukir di bibir laki-laki itu. Membuat Liona yang menatapnya juga ikut senang."Sepertinya setelah kamu sadar dari koma, kehidupan ini sangat menyenangkan untuk kita berdua.

DMCA.com Protection Status