Share

Peringkusan

    Erika mengguncang tubuhku, membangunkanku dari mimpi indah. Meski masih mengantuk, aku memaksa untuk membuka mata. Badanku terasa pegal karena tidur hanya beralaskan karpet.

“Apa Kak? Masih pagi loh ini!” protesku.

“Ssst! Sedang ada adikku, kamu panggil aku sayang aja.”

    Aku mendongak ke kamar yang ada sedang ditempati Dwi. Mendengar permintaan Erika aku terpaksa menurut. Demi adik iparku tercinta yang semalam tertimpa kejadian malang.

“Mau berangkat?” tanyaku.

     Erika menggeleng.

“Aku mengkhawatirkan Dwi. Hari ini biar aku bolos dulu.”

“Iya.”

“Kalau begitu, aku akan buatkan bubur untuk Dwi. Ka-, Bu Manajer mau kumasakan apa?”

“Aku gampang. Buatkan saja dulu Dwi bubur,” pintanya.

     Kulirik jam di dinding, sudah jam delapan lewat lima be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status