Share

Luka Memar Dwi

Tubuh Dwi ambruk sebelum menjawabku.

“Dwi, Dwi!” Aku membopong badan Dwi ke kamar Erika. Erika yang sudah terbaring di atas kasur bangun dari posisinya, dia tampak kaget karena tiba-tiba aku membopong tubuh adiknya.

“Kenapa ini?”

“Tidak tahu, minggir sedikit!” pintaku panik.

     Aku membaringkan tubuh Dwi di atas kasur. Memeriksa sushu tubuhnya dengan punggung tangan. Terasa panas.

“Tolong ambilkan thermometer di laci!” perintahku pada Erika.

     Sesaat kemudian, benda itu diulurkan kepadaku. Aku memasangnya di bawah ketiak Dwi.

“Aku akan memanaskan air untuk mengompresnya. Tolong jaga sebentar.”

    Aku melenggang ke dapur, menghangatkan air lalu kembali ke kamar dengan sebaskos air hangat-hangat kuku. Erika menyodorkan thermometer, memperlihatkan angka digital. 38, 8 derajat celcius.

“Dia deman.”

    A

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status