Share

Kembalinya Indera Perasa Erika

     Kami tidak langsung pulang ke rumah karena Erika mengajakku makan di sebuah kafe dekat sini. Kafe yang kukunjungi bersama Dwi saat tahu perihal kehamilan adik iparku. Bahkan, tempat yang kududuki sekarang ini adalah tempat duduk waktu itu. Hanya saja, di depanku sekarang adalah Erika yang sedang asik mengelanakan mata di atas menu.

“Makan apa, ya?” ucapnya.

“Apa saja kurasa tidak masalah karena yang lapar itu perut, bukan lidah,” celetukku. Erika memincingkan mata sesaat kemudian kembali mengalihkan pandangannya di atas menu.

“Mi ayam ajalah!” ucapnya.

    Aku mengangkat tangan, memanggil pelayan. Sejurus kemudian seorang pelayan laki-laki menghampiri kami dengan sebuah nota dan pulpen di tangan.

“Pesan apa, Kak?” tanyanya kemudian.

“Mi ayam dua porsi,” jawabku.

“Minumnya?”

“Saya mau mojito,” jawab Erika.

“Saya es teh saja!” susulku.

     Pelaya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status