7. Permintaan Kasih

“Xavi, sebaiknya kamu dengerin kakekmu.” Kasih turun tangan melihat penolakan keras Xavier akan rencana kakeknya.

“Nggak mau!” kukuh Xavier yang masih memeluk erat Kasih. “Jo sudah hilang, sekarang hanya Kak Sisi yang jadi teman main Xavi.”

Wibowo menatap miris, tetapi ia juga mulai merasa kesal. Menghadapi Xavier yang dingin, dan keras kepala di kala dewasa nyatanya lebih mudah, dibanding menghadapi kelakuannya yang bocah seperti ini. “Tapi kamu harus segera pulang, Xavi!”

“Xavi nggak mau pulang. Pokoknya Xavi mau ikut Kak Sisi, tinggal di rumah Kak Sisi.”

Kasih melongo mendengarnya. Ia jadi tidak enak hati pada kakek Wibowo. “Xavier, tidak baik bersikap egois,” tutur Kasih, mencoba memberi pengertian lagi pada Xavier.

Pria balita itu kembali menggeleng. Ia benar-benar tidak ingin lepas dari Kasih yang telah dianggapnya Ibu Peri, juga satu-satunya teman setelah kehilangan Johan.

“Kek, gimana kalau kita bawa Kasih juga?” Tiba-tiba, Jeremy memberi usulan. “Dengan keadaan Xavier yang seperti ini, dia butuh pengasuh, bukan?

“Itu bukan ide yang buruk.” Wibowo kemudian menatap Kasih dan cucunya yang menempeli gadis itu terus seperti kucing. “Kakek punya ide yang lebih baik.”

“Apa itu?” Penasaran, Jeremy bertanya.

“Kasih,” panggil Kakek Wibowo.

“Ya, Kek?” Kasih langsung menoleh, dengan tetap berusaha melepaskan belitan tangan Xavier.

“Apa kamu keberatan kalau ikut kami ke ibu kota?”

Mata Kasih langsung membola. Sementara Xavier yang mendengarnya langsung berbinar, senang. “Asyik! Sisi mau ikut Xavi ….”

“T-tapi, Kek … saya ….”

Wibowo benar-benar menaruh harapan besar pada Kasih. “Dengan kondisi Xavier saat ini, dan melihat hanya kamu yang bisa membuatnya menurut … Kakek mau kamu menjadi istrinya Xavier.”

Saat itu, rasanya jantung Kasih berhenti berdetak. “M-menikah?” Jelas saja ia tergagap, tidak menyangka. “Tapi, maaf, Kek. Saya belum ingin menikah. Saya masih ingin melanjutkan kuliah,” katanya jujur, usai berpikir beberapa detik.

“Kamu masih boleh kuliah, Kakek tidak akan melarang.” Wibowo mengupayakan segalanya demi sang cucu. “Jika kamu mau menikahi Xavier, sebagai gantinya, Kakek akan membiayai kuliahmu. Atau kalau perlu … boyong sekalian keluargamu ke ibu kota.”

Kasih yang baru saja kehilangan tempat tinggal, juga beasiswa kuliahnya, tidak menyangka mendengar penawaran Kakek Wibowo yang begitu menggoda.

Namun, memboyong keluarganya, yang berarti adalah Bulik, Paklik, juga Arina … tidak akan Kasih lakukan.

“Emm, saya sudah tidak punya keluarga, Kek.” Gadis itu kemudian melirik ke arah koper besar yang ia letakkan di sudut kamar. “Saya memang sebenarnya ingin mencari tempat tinggal, juga pekerjaan, lalu bertemu Xavier di tengah jalan.”

Wajah Wibowo langsung menatap Kasih dengan kesedihan.

Sementara itu, Kasih masih berusaha mempertimbangkan keputusannya kali ini. Ia cukup sadar, jika mereka memiliki benteng besar, yaitu kasta.

Kasih pikir, mungkin saat ini Xavier begitu menggilainya. Namun, ia yakin Xavier akan langsung membuangnya, ketika pria itu telah sembuh dari amnesia. Apalagi, jika tahu perihal skandal Kasih yang mungkin foto-fotonya telah tersebar.

Beberapa menit merenung, Kakek Wibowo kembali menanyakan. “Jadi, bagaimana, Kasih? Kamu bersedia menikah dengan Xavier?”

Kasih menatap Xavier, juga kakek Wibowo bergantian. Dengan menarik napas panjang, ia lantas mengangguk. “Saya bersedia menikahi Xavier, tapi … bolehkah saya mengajukan syarat?”

Wibowo mengernyitkan dahinya. Pria itu menatap heran pada gadis muda di depannya yang kini dipeluk secara posesif oleh sang cucu.

"Apa itu? Katakan saja, Kasih," sahutnya. Setidaknya dia melihat bahwa ada tanda-tanda Kasih akan mau ikut dengannya ke ibu kota.

Kasih menoleh menatap pria tampan yang masih memeluknya. Dia merasa tak tega, namun dia juga sadar diri akan posisinya.

Dengan menarik napas dalam-dalam, Kasih memikirkan syarat yang akan dia ajukan. Lagi pula, dia sendiri sudah tidak suci lagi. Dan jika suatu hari dirinya hamil benih dari pria misterius yang telah merenggut keperawanannya, entah konsekuesi apa yang akan dia dapatkan jika ketahuan.

"Saya hanya akan menerima tawaran tempat tinggal dan juga biaya kuliah, Kek. Dan syarat kedua, jika suatu saat Xavier mendapatkan ingatannya kembali, saya ingin mengakhiri pernikahan ini," papar Kasih dengan tersenyum simpul.