Share

Bab 196 Kebiasaan yang Hilang

"Mas, beli ayam krispi?" tanyaku seraya membalikkan badan melihat Mas Raffi.

"Iya. Itu yang Rayyan mau, kan?" Dia balik bertanya seraya menghenyakkan bokong pada kursi plastik yang ada di dapur.

Kuembuskan napas dengan kasar, lalu mengangkat ayam yang sudah berwarna kekuningan dari dalam penggorengan.

Setelahnya, mematikan kompor dan kembali menatap Mas Raffi.

"Iya, Mas. Memang itu yang Rayyan inginkan, tapi aku juga bisa bikin, kok. Kenapa harus beli?" ujarku.

"Lama, Ra. Kasihan Rayyan nunggu."

"Ini sudah matang," timpalku lagi dengan tidak mau kalah.

Sebenarnya belum matang semua, tapi dua potong ayam menurutku sudah cukup dan bisa mengenyangkan perut kecil putraku.

Namun, pemikiran Mas Raffi denganku jelas berbeda. Dia dengan pendapatnya sendiri, dan aku pun demikian.

Dengan hati yang dongkol, aku membawa ayam tepung buatanku ke meja makan untuk disantap putraku. Namun, lagi-lagi aku dibuat kecewa karena ternyata Rayyan sudah menikmati makanan yang dibeli Mas Raffi.

Ah, men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Zakiya Paundra
balik kampung saja raya dari pada gak di hargai
goodnovel comment avatar
Zakiya Paundra
kalau di tinggal baru dia tau rasa
goodnovel comment avatar
Zidan Ramadhan
kasian raya di pikir pikir dah mah laki nya istimewa sekarang kelakuan nya pun sama istimewa gak kebayang jadi raya...semoga di kehidupan nyata jangan ada istri yg di perlakukan seperti ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status