Share

Bab 195 Ayam tepung

Kusimpan dengan kesal gelas berisikan wedang jahe di atas mata.

Setelah ditolak Mas Raffi, aku memutuskan untuk masuk ke kamar, membiarkan dia bersama Rayyan di luar.

Kuambil ponsel, lalu duduk selonjoran di sofa menetralkan perasaan kesal.

Saat membuka layar, ternyata ada pesan masuk. Aku pun membacanya yang ternyata dari Reyhan.

Sudah tiga puluh menit yang lalu, berarti Reyhan mengirim pesan saat aku memandikan Rayyan.

[Apa Rayyan rewel?] Pesan pertama yang Reyhan kirim.

[Rayyan demam, gak, Ra. Aduh, aku khawatir, takutnya anak itu kelelahan dan sakit setelah main denganku.] Itu pesan kedua, dan aku pun berinisiatif untuk membalasnya.

[Alhamdulillah Rayyan baik-baik saja. Dia tidak rewel dan tidak demam juga. Terima kasih sudah jadi teman main Rayyan tadi,] balasku.

Pandangan aku alihkan dari ponsel ke pria yang masuk seraya membawa putranya. Rayyan berlari ke arahku setelah Mas Raffi menurunkannya dari gendongan. Sedangkan ayahnya, menutup pintu dan menguncinya kembali.

"S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status