Share

Bab 111

Aku mengulang membaca pesan yang baru saja dikirim kakak iparku. Bunyinya masih sama, dan membuatku tak percaya.

"Kenapa Mbak Kinara mengirimkan pesan seperti itu?" kataku, sangat pelan.

Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak. Antara merasa bersalah, dan bingung kenapa kakak perempuan suamiku sampai berujar demikian.

Cucu laki-laki yang dimaksud Mbak Kinara, pasti Rayyan anakku. Karena hanya dia satu-satunya cucu lelaki di keluarga Mama dan Papa.

"Ada apa, Ra?" tanya Mama yang melihatku diam seraya memegangi ponsel.

"Ah, tidak apa-apa, Mah. Emh ... tadi pas jalan-jalan, Mama ketemu siapa aja?"

Mama mengerutkan kening. Mungkin dia pikir pertanyaan yang kulayangkan sangatlah aneh.

"Kenapa kamu nanya gitu? Banyak Mama ketemu orang, tapi gak kenal. Apa ada kenalanmu yang tadi melihat Mama dan Rayyan?" Mama balik bertanya.

Kini aku yang sulit untuk mencari jawaban. Ingin langsung mengatakan isi pesan Mbak Nara pada Mama, tapi takut jika mertuaku itu akan tersinggung.

Ah, Mbak Kinara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status