Share

Tawaran Poligami

Author: Tika Pena
last update Last Updated: 2023-11-17 21:30:27

"Bapak sakit?" Imam duduk bersama Ma'ruf, melihat macam-macam obat di meja yang sudah diminumnya. Dia tidak jadi langsung ke bengkel. Dititipkan dulu pada Wawan. Menemani sejenak bapak mertua yang sedang kurang sehat. Tubuh Ma'ruf tidak segagah terakhir bertemu, cenderung ringkih dan tampak payah. Diam di rumah tidak pergi ke toko kayunya.

"Bapak cuma sesak napas."

"Maafin Imam, Pak. Jarang ke sini. Jadi gak tau kondisi Bapak."

"Harusnya Bapak yang minta maaf sama kamu. Tolong maafin semua kesalahan Salsa, Mam." Mata tua Ma'ruf melirik menantunya.

"Bapak memang sudah memaksa Salsa menikah sama kamu. Karna Bapak percaya kamu laki-laki baik dan tepat untuknya."

Imam tersenyum tipis. Sebenarnya dia tidak sebaik itu. Banyak aib dan tidak sempurna. Terbukti masa lalunya bisa menyakiti hati Salsa. Dia yang terpaksa jadi merana, lalu mencari hiburan lain yang sayangnya malah membuat citranya sendiri menjadi buruk. "Maafin Imam, Pak. Semua terjadi karna kesalahan Imam juga."

"Tapi, kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikah Dengan Sepupu    Nelangsa

    "Kalo nyetir mobil hati-hati, dong!" Albyan menggedor kaca mobil sedan silver yang sudah bertabrakan dengan Salsa. Kaca mobilnya terbuka."Maaf, Kak, a-aku emang lagi belajar bawa mobil." Gadis muda seumuran Salsa nampak ketakutan ditatap garang Albyan dan panik. Bicaranya tergagap. "Tanggung jawab! Bawa korban ke rumah sakit.""I-iyya, Kak. Iya." Albyan kembali menembus orang yang mengerumuni Salsa. Mengangkat tubuh terkapar gadis itu hendak memasukkan ke mobil. Si penabrak membukakan pintu. Salsa disandarkan di dalam. "Masuk, biar gue yang nyetir." "Ya, Kak." Si pemilik mobil masuk menemani Salsa. Albyan menempati kursi kemudi. Orang-orang sekitar menepikan motor Salsa dari jalan dan memberikan barang-barangnya di masukkan ke mobil. Motor Albyan sendiri dititipkan ke salah satu warga dekat lokasi kejadian."Bukain helemnya." Gadis sipenabrak langsung menuruti Albyan mencopot helem Salsa. Hidung Salsa mengeluarkan darah, tapi kepalanya tidak kenapa-napa. "Aku nggak sengaja ...."

    Last Updated : 2023-11-18
  • Menikah Dengan Sepupu    Terbuai

    Teman-teman sefakultas Salsa berpamitan setelah melihat kondisinya. Dua orang perempuan dan dua laki-laki ke luar ruangan lebih dulu. Hanya Liana yang masih di dalam bersama ibu dosen pembimbing mereka. "Saya pulang dulu. Salsa semoga lekas sehat ya, dan bisa masuk kampus lagi." Ibu dosen ikut pamitan, setelah mahasiswa lain pergi. "Iya, Bu. Terimakasih sudah datang ke sini." Salsa menyalami tangan ibu dosen yang diulurkan padanya. Bu dosen juga bersalaman pada Masitah. "Terimakasih banyak atas waktunya sudah mau membesuk Salsa anak saya." "Sama-sama." Dia melirik pada Liana. "Ayo, Li, mau pulang bareng Ibu?""Iya, Bu. Sa, aku pergi, ya. Moga cepet sembuh.""Aamiin. Makasi, Li."Dua orang itu keluar setelah mengucap salam. "Ternyata temen-temen kamu perhatian, juga, ya." Salsa tersenyum. Hati gadis itu senang sudah dibesuk teman kelasnya. "Iya, Bu." Dia jadi rindu kampus, beberapa hari tidak masuk setelah kecelakaan. Belum lama pintu ruangan tertutup datang lagi yang membesuk. "

    Last Updated : 2023-11-18
  • Menikah Dengan Sepupu    Ditinggal

    "Alhamdulillah ...." Masitah sangat gembira melihat Ma'ruf sudah membuka mata. Dia seorang yang diperkenankan masuk ke dalam ruangan. Diawasi para perawat yang berjaga di ICU. Anak-anaknya menunggu di luar. Rambut memutih suaminya diusap. "Bu ...." "Ya, Pak. Ini Ibu." "Salsa mana?" Suara Ma'ruf seperti tenggelam dan kurang jelas dengan sorot mata sayu. "Ada, Pak." "Bapak mau ketemu ... mau minta maaf sekaligus berterimakasih." "Kenapa memangnya, Pak?""Bapak sudah maksa nikah. Sudah batesin masa mudanya." "Bapak tidak perlu memikirkan itu." "Anak itu sudah menuruti Bapak ... lega bisa menjadi wali di saat masih sehat, akhirnya Bapak sudah menyaksikan semua anak-anak Bapak menikah." "Ya, Pak. Alhamdulillah.""Tapi, Bapak belum bisa lihat cucu dari Salsa." "Bapak bisa melihatnya kalo sembuh." "Rasanya nggak mungkin." "Bapak jangan bicara seperti itu." Tiba-tiba Masitah sedih. Suaminya terlihat tidak semangat. Susah payah mengatakan itu semua. Gerak mulutnya terbatas masih te

    Last Updated : 2023-11-19
  • Menikah Dengan Sepupu    Pasrah Untuknya

    Salsa meringis kesakitan ketika kakinya diterapi pijat lagi. Sudah ke-tiga kali letak tulang tergeser di lututnya dibetulkan. Imam selalu menemani. Hari itu, Rasidah juga ada ikut memperhatikan. Ibu mertua sering datang melihat keadaannya. Salsa tampak kewalahan dan ngos-ngosan setelah selesai diurut. Imam memberinya minum. Gadis itu meneguk habis. "Nanti dipraktekin jalan sedikit-sedikit, ya. Nggak usah pake tongkat. Insya'allah segera pulih. Posisinya sudah kembali ke awal." "Alhamdulillah." Ibu Imam senang mendengarnya. Salsa hanya tersenyum lelah. Kesakitan dan ngilu di kakinya ingin segera berakhir. Bapak tukang urut membereskan minyak dalam tas. Beranjak bangun dari karpet hendak pamit. "Ini, Pak. Buat ongkos. Terimakasih sudah ke sini." Rsidah mengeluarkan amplop dari dalam tasnya. "Jangan, Bu. Udah ada." Imam mencegah ibunya memberikan uang."Nggak apa-apa, Mam. Dari Ibu aja.""Segala biaya pengobatan Salsa ditanggung orang yang nabrak, Bu. Salsa suka ditransfer. Simpan

    Last Updated : 2023-11-19
  • Menikah Dengan Sepupu    Ajak Aku Pergi

    "Kamu nggak mau nerusin kuliah, Sa?" Imam bertanya seraya menatap langit-langit kamar. Kepala Salsa berada di lengannya. Mereka sehabis menunaikan ibadah paling membahagiakan lahir batin. Meski bukan pengantin baru mereka merasa seperti itu. Sebelum tidur, melakukan ritual hubungan suami istri terlebih dulu. Terkadang tengah malam dan sehabis subuh mengulanginya lagi. Kegiatan bercinta sedang hangat-hangatnya dan sangat disukai. "Belum kepikiran.""Padahal, kamu ingin sekali kuliah, nggak mau di rumah. Menikah sama Aa juga karna ingin bisa kuliah kan?" "Itu, dulu. Sekarang keinginan kuliah di universitas nggak menggebu-gebu, malah aku nggak mau kuliah di tempat itu." "Udah nggak nyaman?" Salsa terdiam. Tangannya menarik selimut menutupi dada yang terlihat separuh. "Karna Albyan?" "Aa jangan sebut orang itu lagi." Tebakan suaminya tepat. Salah satu penyebab dia enggan kembali masuk kampus karna kakak tingkatnya itu. Salsa tidak mau bertemu lagi dengan Albyan. Jika di kampus otoma

    Last Updated : 2023-11-20
  • Menikah Dengan Sepupu    Kebetulan

    "Aa udah!" Salsa mendorong kencang bahu Imam, setelah mencium cukup lama belum juga dilepaskan. Tapi, kembali lelaki itu melakukannya setelah menarik napas sejenak. Lebih menuntut, bahkan merebahkan paksa tubuh Salsa hingga jatuh ke tanah. Kancing bajunya dibuka, Imam menyusupkan tangan di sana. Salsa menarik napas bebas setelah Imam melepas pagutan di bibir. Menghirup udara sebanyak-banyaknya menyingkirkan sesak. "Aa ...." Tapi tidak terasa mulutnya kini malah mengeluarkan suara desah. Imam tidak hanya menyentuh, tapi juga mengulum dan memainkan lidahnya di sana. Bermesraan di tempat sejuk, asri dan best viuw, sensasinya luar biasa. Tapi, ini gila! Salsa tidak boleh membiarkan lama-lama. "Stop, Aa ...." Susah payah Salsa mencegah, disertai desah-an kecil lagi di bibir. Hatinya berontak, tapi tubuhnya menerima. Apa Imam tidak takut, bagaimana jika diketahui orang? Salsa bertanya-tanya dalam benaknya. Tangannya menyentuh rambut Imam sambil menggigit bibir bawah resah. Antara meni

    Last Updated : 2023-11-20
  • Menikah Dengan Sepupu    Pacaran Sesungguhnya

    "Makasi." Salsa berucap seraya tersenyum saat Imam memberinya jagung bakar manis. "Hati-hati makannya, masih panas.""Iya." Keduanya tengah berada di salah satu warung lesehan tepi jalan. Menikmati jajanan hangat di tengah-tengah udara dingin. Langit sudah gelap. Magrib baru saja berlalu. Mereka belum pulang dari tempat rekreasi. Salsa menggigit pelan jagung bakar. Manis pedas langsung terasa di lidah. Sambil memakan dia melihat-lihat sekitarnya. Di warung lain banyak pasangan muda-mudi menikmati kebersamaan mereka. Ada yang berkelompok memainkan gitar dan bernyanyi. "Apa ... dulu A sering makan-makan jagung bakar gini sama pacar Aa?" Imam baru akan menggigit jagung miliknya, kembali tertuju pada Salsa. "Sa ... Sa. Kenapa sih harus nanya gitu?" Dia heran istrinya jadi suka menanyakan perihal masa lalunya. "Pengen tau aja. Aku nggak pernah. Jadi nggak tau rasanya." "Sekarang udah ngalamin kan, sama Aa?" "Iya. Tapi kan udah menikah.""Kamu nyesel kita nggak pacaran dulu sebelum

    Last Updated : 2023-11-20
  • Menikah Dengan Sepupu    Jumawa Salsa

    Salsa tengah merias diri. Sudah memakai bedak, eyeliner, pensil alis, dan sedang menyapukan tipis-tipis blush-on di pipi. Tersenyum manis setelah mengoleskan lipstik. Memandangi paras jelita miliknya di cermin. Sekarang, dia bukan gadis polos lagi. Suaminya sudah membantu mendewasakan segala-galanya, termasuk membuatnya jadi lebih pandai berhias. Entah kenapa, dia jadi senang menunjukkan kecantikkannya pada Imam. Ingin lelaki itu terus terpesona. Dia sudah membelikan peralatan make-up lebih komplit dan Salsa menggunakan sebaik-baiknya.Punggung jari tangannya menyentuh pipi sendiri, mengelus pelan permukaan halus tanpa jerawat. Terus dia perhatikan wajah di cermin itu dengan bangga. Tangannya lalu berpindah mengelus pipi satunya. "Udah cantik." Imam sedari tadi memerhatikan dari tepi tempat tidur. Mendiamkan Salsa yang sibuk berdandan. Istrinya itu menoleh. Tersenyum. "Cantik banget, kan?""Iya." "Cantik mana aku sama Anita?" Salsa bertanya seraya kembali menghadap depan. Memainka

    Last Updated : 2023-11-21

Latest chapter

  • Menikah Dengan Sepupu    Sempurna

    Perut rata Salsa sudah terlihat besar di usia kandungannya yang ke enam bulan. Mual, pusing, tidak terasa lagi. Kini, dia lahap makan apapun. Tidak melulu harus bubur atau sayur sup lagi. Membuat tubuhnya semakin berisi. "Widih, bumil kerjanya makan mulu sekarang." Faisal memasuki rumah mendapati Salsa tengah menyantap mie ayam. "Biarin." Salsa menimpali ketus dan hanya melihatnya sekilas. Terus melanjutkan makan. "Udah nggak cengeng lagi, ya." Ucapan Faisal tidak ditanggapi lagi. Lelaki itu melirik Imam di belakangnya. "Mam, siap-siap aja disuruh beli ini itu." Imam tersenyum. Memang benar, mie ayam itu pun dia yang belikan. Saat ingin sesuatu Salsa selalu meminta kepadanya. "Rese banget sih, Aa Isal. Nggak usah ngeledek aku." "Siapa yang ngeledek?" "Nggak usah ember itu mulutnya. Orang Aa Mpi sendiri nggak keberatan kok, ngebeliin sesuatu untuk aku. Iya, kan A?" Imam mengangguk. "Abisin mie ayamnya.""Iya, Aa, aku pasti abisin kok." Salsa menjawab tersenyum manis. Faisal p

  • Menikah Dengan Sepupu    Manja

    "Aa perut aku nggak enak." Salsa merengek manja pagi-pagi buta. Imam baru selesai solat subuh melipat sarung. Menghampiri istrinya yang meringis merasakan mual sambil mengusap-usap perut sendiri. "Hoek!" Imam baru akan menyentuh tidak jadi, Salsa menepi dari ranjang mengeluarkan isi perutnya pada wadah ember kecil di bawah. Imam menyediakan itu biar tidak bolak-balik kamar mandi. Tengkuk Salsa dipijatnya pelan. Memberikan selembar tisu ketika berhenti muntah. Salsa mengelapi mulutnya sendiri diliputi kesal. "Nggak enak, Aa ...." "Ya ... gimana, Sa. Emang begitu kan hamil muda?" Imam sendiri bingung menanggapinya dan kasihan. Dia memang tidak merasakan apa yang Salsa alami. Semenderita apa tidak tahu, tapi dia mencoba terus memberikan perhatian terbaik untuknya. "Aa ambilin air anget, ya? Tunggu sebentar." Imam ke luar kamar.Di dapur dia menuangkan air panas dari termos, mencampurkan sedikit air dingin. Lalu membawa gelas minum tersebut untuk Salsa. Istrinya itu sudah kembali mer

  • Menikah Dengan Sepupu    Perhatian Imam

    Menghirup aroma masakan tiba-tiba Salsa mual, dalam perutnya mendorong rasa ingin keluar. Dia yang baru ke dapur buru-buru masuk kamar mandi. Muntah. Masitah menghentikkan gerakakkan tangan membolak-balik ayam kecap di wajan. Cepat menoleh ke arah kamar mandi dan mendengarkan suara Salsa. "Salsa kenapa, Bu?" Imam juga mendengar dan langsung ke dapur. "Ibu kurang tau, Mam. Tiba-tiba Salsa pergi ke kamar mandi dan muntah-muntah. Apa mungkin Salsa ... hamil?" "Hamil?" "Iya. Apa dia telat datang bulan?"Imam mengingat-ingat. Sudah satu bulan lebih Salsa tidak datang menstruasi. Hingga dia leluasa menggauli. Tanpa libur. "Benarkan, Salsa nggak dapat mens?" Imam mengangguk. "Mam, kalo begitu kamu bawa periksa Salsa ke bidan, ya?" Masitah mematikan kompor, berkata semringah. "Iya, Bu." Terdengar Salsa masih muntah, Imam lekas menghampiri. Mengetuk pelan pintu kamar mandi. Perasaannya campur aduk. Antara ingin tersenyum juga panik. "Sa? Buka pintunya." Terdengar guyuran air, tidak

  • Menikah Dengan Sepupu    Tawaran Salsa

    "Bibir kamu manis, habis makan apa?" Imam menyudahi kegitan mencium Salsa yang belum lama disentuh bibirnya. "Habis makan buah manggis." Salsa menunjukkan satu buah manggis utuh di hadapan wajah suaminya. Diambil dari bawah sofa. "Pantes." "Hehe. Kenapa A?" "Cuma penasaran aja itu rasa apa." "Aa mau? Aku suapin." "Boleh, tapi suapinnya pake bibir kamu." Imam mengerling. "Aa mah ... nanti ketahuan Ibu. Barusan Aa main nyosor aja." "Ibunya juga lagi di luar." "Kalo Ibu tiba-tiba masuk gimana? Udah, Aa pergi lagi ke bengkel. Jangan kelamaan istirahatnya. Dari sini ke bengkel Aa kan lumayan jauh.""Cukup lima belas menit kalo bawa motornya cepet." "Aa jangan ngebut bawa motornya." "Iya, Sayang." Imam menjawil pipi Salsa gemas. Perempuan itu meringis kesakitan. "Aa tuh kebiasaan. Suka nyubit pipi aku." Bibir Salsa manyun sebal atas tindakkan suaminya. "Jangan dimanyunin gitu dong bibirnya. Nanti Aa nggak bisa jauh-jauh. Nanti Aa nyosor lagi." Salsa melemparkan bantal sofa pa

  • Menikah Dengan Sepupu    Malu Ketahuan

    "Kamu beneran nggak mau nginep di sini, Sa?" "Nanti aja. Aku baru ninggalin Ibu lama.""Yaudah, kita pamit dulu sama Ibu Aa." "Aa ...." Imam menoleh, Salsa menahan ujung kaosnya yang hendak keluar kamar. "Kenapa?" "Aku malu sama Ibu Aa." Lelaki itu terdiam. Bukan hanya istrinya, dia sendiri pun merasakan itu. Dipergoki sedang berhubungan dalam keadaan setengah telanjang. Hampir hasratnya padam karna gangguan itu. Dia ceroboh tidak mengunci pintu dulu. Lupa saat istirahat siang ibunya selalu menyapa jika ada di kontrakan. Salsa tadinya ingin menyudahi. Tapi, Imam tahan dan mencoba cuek. Dikecup bibirnya, dimanjakan lagi Salsa demi membuatnya nyaman. Hingga keduanya bisa mereguk manisnya puncak bercinta. Itu adalah kegiatan pertama mereka berhubungan suami istri di rumah kontrakan. Imam tidak ingin menyia-nyiakan keberadaan Salsa di sana. Mengajak bermesraan meski siang-siang. Habis itu barulah mereka makan. Imam langsung ke bengkel tanpa ke rumah Rasidah dan Salsa kembali mengur

  • Menikah Dengan Sepupu    Di Kontrakan

    "Assalamualaikum!" Salsa mengetuk pintu rumah. Masitah memutar kunci dan menarik hendel. "Waalaikumsalam. Salsa, udah pulang?""Ya, Bu." Dia memeluk ibunya sekilas. "Masuk, Sa. Ajak suamimu ke dalam." Imam menyalaminya. Lalu masuk mengikuti dua perempuan itu. Salsa duduk bersandar di sofa. Menikmati lelah sehabis perjalanan. Imam menunda tas besar dan satu jinjingan berisi buah tangan di bawah. Lelaki itu duduk di samping istrinya. Menghela napas tenang sudah selamat sampai tujuan. "Kalian pasti lelah, Ibu ambilin minum, ya." Masitah bergegas ke dapur. Salsa sudah duduk tegap ingin menolak, tapi ibunya keburu pergi. Perempuan itu pun bersandar kembali di sofa. Menoleh saat merasakan sentuhan di pipi. Imam sedang ke arahnya. "Padahal, kita masih ada jatah dua hari, tapi kamu malah mau pulang." "Aku nggak enak Aa libur kelamaan dan ngabisin banyak duit Aa. Lima hari di luar aku udah cukup kok." Mereka hanya dua hari menginap di pantai dan tiga hari di villa. Pukul sembilan malam m

  • Menikah Dengan Sepupu    Sayang Kamu

    "Apaan sih, Aa. Aku mau solat?!" Salsa berusaha bangun. Imam menahan bahunya. Tubuh Salsa yang setengah terbangun dibaringkan lagi. Lelaki itu mengamati wajah terus turun ke bawah. "Seksii. Kamu sangat menggoda, Sa." "Aku baru abis mandi, Aa Mpi jangan apa-apain aku deh." "Kalo Aa pengen gimana?""Katanya capek, katanya nyuruh aku solat, malah ganggu sekarang." Salsa ingin menutupi tubuh polosnya. Tangannya meraih handuk, namun direbut Imam. "Aa!" Lelaki itu tersenyum menyeringai. Menyentuh dada Salsa menatapnya penuh damba. "Betah Aa liatnya." Dia cepat menunduk menikmatinya. "Aa stop." Salsa menarik rambut Imam menjauhkan. Rasanya memang selalu enak setiap diperlakukan begitu. Tapi, Salsa ingin beribadah solat tidak mau mandi lagi. "Masa Aa mimi sama kamu nggak boleh?""Aku mau solat Aa. Kan tadi Aa sendiri yang nyuruh. Aa tuh suka pura-pura, yah. Pura-pura tidur tadi, sekarang pura-pura lupa suruh aku solat." "Aa nggak lupa kok. Aa pengen aja seneng-seneng dulu sama kamu."

  • Menikah Dengan Sepupu    Pergi Lagi

    Pada uwaknya, Imam menyerahkan kunci villa sekaligus pamitan. Dia sengaja mendatangi kediamannya. Mengobrol sebentar di dalam rumah, lalu keluar hendak pergi lagi. "Padahal, bermalam saja dulu di sini, Mam. Salsa kan belum pernah menginap di rumah Uwak ini." Uwak perempuan menawarkan mereka untuk lebih lama lagi di kediamannya. "Iya, Mam. Kirain nggak bakal mau pergi cepet-cepet," timpal uwak laki-laki. "Nanti lain kali ke sini lagi. Terimakasih sebelumnya dan maaf kalo merepotkan. Villa masih agak berantakan." "Nggak apa-apa, Mam. Tamu emang nggak harus rapiin. Nanti sama Uwak dibersihin lagi." Uwak perempuan menjawabnya. "Kalo begitu, Imam pamit dulu." Imam cium tangan pada kedua uwaknya. Salsa juga menyalami mereka. "Nanti, ke sini lagi, ya, Sa." Uwak perempuan menyapa Salsa untuk terakhir kali sebelum pergi."Insya'allah, Uwak." "Ayo, Sa." "Iya, A." Kedua pasutri muda itu lekas ke motor yang terparkir di halaman. Masing-masing memakai helem dan membenarkan jaket, kemudian

  • Menikah Dengan Sepupu    Mumpung Belum Hamil

    "Besok kita pulang aja, A." "Loh, kenapa? Baru tiga hari." "Takut kelamaan libur dan ganggu usaha Aa." "Jatah libur kita paling sedikit seminggu. Ibu Aa dulu juga bilang begitu. Soalnya ini kan liburan pertama kita, Sa."Mereka tengah menikmati sarapan bubur ayam. Bubur di mangkuk Salsa masih banyak sedangkan punya Imam sudah tinggal sedikit. Lelaki itu memakan lebih cepat, tidak peduli meski masih agak panas. Istrinya menyendok satu suap saja mesti ditiup-tiup lama, baru dimasukkan mulut. Itu pun masih dikunyah pelan sebelum ditelan. "Nggak ganggu usaha Aa kok, Sa. Bengkel buka dijaga Wawan. Meski nggak full bisa ngerjain semua. Sebisanya dia." "Aku takut ngabisin uang Aa." "Aa punya tabungan. Aa udah bilang sebelumnya kan? Lagian, kita liburannya juga bukan ke luar negri atau luar pulau. Nggak ngabisin budget mahal." Imam sudah menandaskan bubur dan meneguk air minum di gelas. Mendorong mangkuk kosong bekas makan ke hadapannya sendiri. "Malah, Aa ditambahin juga sama Ibu Aa, Sa

DMCA.com Protection Status