Share

Wanita Mabuk

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 08:59:00

Sierra merasa pusing. Ia sungguh merasa pusing dan jantungnya berdebar begitu kencang.

"Sial! Ini pasti karena alkohol itu!" rutuk Sierra yang sudah berdiri di depan cermin di toilet.

Bahkan ia ingin memuntahkan minumannya, namun ia tidak bisa. Ia tidak mual sama sekali. Ia hanya merasa pusing yang tidak biasa. Pusing sampai ia tidak bisa berdiri tegak.

"Astaga, bagaimana ini? Aku harus menelepon siapa yang bisa membantuku? Valdo tidak ada di sini dan Pak sopir juga sudah pulang jam segini!"

"Sial! Bahkan aku tidak mungkin bisa menyetir mobil dalam keadaan seperti ini!"

Sierra pun mencoba membuka matanya dan ia melihat toilet yang berputar.

"Ah, padahal aku hanya minum tiga gelas! Astaga, Sierra! Tiga gelas itu sudah berlebihan!" rutuk Sierra lagi yang sudah bersandar di dinding toilet dan benar-benar tidak tahu harus melakukan apa sekarang.

Sedangkan di luar toilet, Bastian sudah menunggu Sierra.

Sejak Sierra menghabiskan winenya tadi, Bastian sudah melihat wajah Sierra yang aga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Aku Akan Memakanmu

    Bastian masih terdiam tanpa menyahut, namun senyumannya sudah makin lebar sekarang. Sierra yang mabuk ternyata jauh lebih menggemaskan. Bahkan wajah itu terlihat sangat seksi. Gerakan tubuh Sierra yang oleng pun membuat Sierra nampak hot dengan gaun seksinya. "Dan kau juga, bisakah kau menghubungi seseorang yang bisa membantuku? Aku tidak bisa menyetir dalam keadaan pusing seperti ini. Sopirku juga sudah pulang. Aku tidak tahu harus menelepon siapa." Sierra terus mengibaskan tangannya ke arah Bastian. "Bastian!" jawab Bastian cepat. "Pria yang ingin kau hindari itu. Pasti kau mengenalnya kan sampai kau ingin menghindarinya?"Sierra pun mengernyit mendengar nama itu. "Bastian? Oh, jangan menyebut nama itu! Nanti kalau dia mendengar aku menyebut namanya, dia akan besar kepala! Tidak, pokoknya tidak!" Sierra terus menggelengkan kepalanya. Senyuman Bastian pun makin mengembang sekarang. "Tapi bukankah sekarang hanya dia pria yang bisa kau mintai bantuan, hah? Valdo tidak ada di kota

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pengakuan Mengejutkan

    "Jadi ke mana aku harus membawamu pulang, Sayang? Bagaimana kalau ke apartemenku saja?" bisik Bastian sambil memasangkan sabuk pengaman untuk Sierra yang sudah duduk lemas di kursinya. "Hmm, apartemen siapa? Mengapa aku harus ke apartemen? Aku punya rumah, aku sudah punya rumah sekarang. Walaupun masih tetap sewa, rumah itu bukan milikku tapi milik Pak Marco. Tapi aku membayarnya dengan uangku sendiri. Dan aku bangga." Sierra menepuk-nepuk dadanya dengan begitu bangga sambil tersenyum. Bastian yang masih mencondongkan tubuhnya ke arah Sierra pun membelai lembut pipi Sierra. "Aku tahu, Sayang. Aku juga bangga padamu." Bastian tersenyum lalu mendaratkan bibirnya ke pipi wanita itu. Cup!Sierra pun mengernyit merasakannya dan sontak ia membuka matanya menatap Bastian. "Berani sekali kau menciumku! Kau kurang ajar sekali! Aku tidak pernah membiarkan sembarang pria menciumku! Siapa kau, hah? Siapa kau? Mengapa wajahmu terlihat tidak asing?"Sierra mendekatkan wajahnya dan mengangkat ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Menggoda Ibu Tiriku   Mengantarnya Pulang

    Sierra masih memejamkan matanya dan ia merasa tenaganya terkuras habis. Terus mengoceh dalam keadaan tidak sadar membuatnya lelah, seolah ia baru saja mengeluarkan energi yang sangat banyak sampai ia lemas. Namun, Bastian yang melihatnya hanya tetap tercengang menatap wajah cantik itu. "Apa yang kau katakan, Sayang? Coba ulangi lagi, Sayang!" "Hmm ...." Tapi Sierra hanya bergumam dan tidak menjawabnya lagi. "Sierra, Sayang ... bolehkah aku minta kau mengulangi ucapanmu lagi, Sayang? Benarkah kau ... masih perawan? Kau tidak pernah melakukan itu dengan siapa pun sama sekali?" "Hmm ...." Lagi-lagi Sierra hanya bergumam dan mengangkat tangannya singkat lalu tangannya kembali lemas. "Sayang, jangan tidur dulu, Sayang! Hei, Sierra, Sayang ...." Bastian menangkup wajah Sierra dan mencoba memanggilnya. Namun, Sierra tidak mau bangun dan hanya terus bergumam. "Bastian brengsek ...," gumam Sierra lemah. Bastian tertawa pelan mendengarnya. "Kau benar, dia brengsek!" "Bastia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Menggoda Ibu Tiriku   Memeluknya Sepanjang Malam

    "Ah, Bu Sierra mabuk, bolehkah aku membawanya ke kamarnya?" jawab Bastian yang sudah menggendong Sierra ala bridal style. Bik Ita nampak membelalak dan ragu. "Membawanya ke kamar? Tapi kau siapa?""Jangan takut, Bik! Aku temannya Bu Sierra. Aku hanya mengantarnya pulang."Bik Ita yang mendengarnya kembali ragu, namun akhirnya ia mengangguk. "Di mana kamar Sierra?""Di atas, Pak." Bik Ita mengantarkan Bastian ke atas dan menunjukkan kamar Sierra. Namun, terlihat jelas raut wajah yang masih bingung di wajah wanita itu. "Jangan takut, sungguh aku bukan orang jahat! Oh ya, apa ini kamar Julio?" tanya Bastian lagi saat melewati sebuah kamar. "Eh, iya, tapi Julio sudah tidur.""Boleh aku melihatnya? Tadi Julio menelepon Sierra.""Eh, apa?" Bik Ita nampak begitu takut sekarang. Bahkan ia mulai mempertimbangkan untuk membangunkan Lidya. "Tidak apa. Julio meneleponku dan bilang kalau Rosella bangun, bisakah kau memeriksanya untukku?""Oh, itu ...."Bik Ita nampak berpikir keras, sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Menggoda Ibu Tiriku   Aku Mencintaimu

    Bastian dan Sierra begitu menikmati kebersamaan mereka. Saling berpelukan dan menghirup aroma tubuh masing-masing yang membuat mereka begitu nyaman satu sama lain. Sampai mereka tidak menyadari kalau sang surya mulai mengintip manja dari luar jendela. Diam-diam cahaya matahari itu membuat Sierra yang lebih dulu mengernyit, namun ia malah mencari kehangatan lebih ke pelukan Bastian. "Hmm, silau sekali ...," gumam Sierra. Sierra melanjutkan tidurnya sedikit lebih lama, sebelum ia merasakan sedikit hal yang tidak biasa pagi itu. Tempat tidurnya terasa sempit dan lebih hangat. Perlahan Sierra membuka matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria yang sangat tampan sedang tertidur seperti "sleeping handsome" di sana. Penampakan pria itu dari samping begitu mengesankan dengan hidung yang mancung dan jambang tipisnya yang so manly. Ditambah sedikit cahaya matahari yang menyinari membuat pria itu malah makin glowing. Tanpa sadar Sierra pun menelan salivanya dan menyusuri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Menggoda Ibu Tiriku   Tertangkap Basah

    Sierra masih duduk mematung mendengar ucapan dari Bastian.Bahkan jantung Sierra yang tadinya sudah berdebar kencang pun sekarang berdebar makin tidak menentu mendengar pengakuan yang tidak pernah disangkanya itu. "Kau ... jangan gila, Bastian!" Sierra yang salah tingkah mendadak menepis tangan Bastian yang tadinya masih menangkup kedua pipinya. "Aku tidak gila, Sierra. Aku waras dan aku sangat sadar. Bahkan aku tidak mabuk sedikit pun semalam, Sierra."Sierra menelan salivanya. Saat ini rasa berdebar karena pernyataan cinta Bastian mendadak mengalahkan rasa kecewa karena Sierra merasa Bastian sudah merenggut kehormatannya semalam. "Aku ... aku tahu kau tidak mabuk tapi kau ... jangan bicara ngawur!" elak Sierra. "Atau jangan-jangan kau hanya mengatakannya karena kau sudah berbuat salah kemarin kan? Kau meniduriku dan takut aku marah karena itu kau berkata seperti ini, benar kan?" tuduh Sierra begitu saja. Bastian pun mengernyit, sebelum ia kembali tertawa. "Sierra, Sayang ... l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Menggoda Ibu Tiriku   Disidang

    Bastian dan Sierra duduk bersama di ruang makan setelah Sierra mandi dan mengganti bajunya. Sementara Bastian pun akhirnya meminta Tory membawakan bajunya dan mandi di rumah Sierra. Bastian memang belum berniat pergi dari rumah itu karena mereka tertangkap basah sedang berciuman tadi dan Bastian merasa harus menjelaskan semuanya. Namun, Lidya yang kaget tadi terlalu sibuk membawa Julio pergi dan hanya menyuruh Bastian serta Sierra segera bersiap dan berkumpul di ruang makan. Dan di sinilah mereka, Sierra duduk dengan canggung sambil sesekali melirik Lidya yang sedang asik makan itu sedangkan Bastian malah bersikap biasa saja. "Mengapa kau tidak makan, Sierra? Ayo makanlah, Bastian juga makan kan!" ajak Lidya. Namun, sungguh Sierra tidak bisa makan karena terlalu tegang. Sementara Bastian hanya melirik Lidya dengan sedikit sungkan, namun ia sama sekali tidak menyesali apa pun, bahkan berniat bertanggung jawab kalau memang Lidya memintanya. Bastian pun tetap makan bersama Tory d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Menggoda Ibu Tiriku   Berpamitan dengan Benar

    "Kau benar-benar sinting, Bastian! Bisa-bisanya kau bilang pada Ibu kalau kita sudah berciuman dan tidur bersama!" Sierra terus mengomel tanpa henti saat mereka sudah berjalan bersama menuju ke ruang kerja Sierra di perusahaan wanita itu. "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, Sierra.""Aku tahu! Tapi kau tidak harus sevulgar itu kan?" Sierra mendesis kesal. "Hei, ibumu harus tahu apa yang terjadi pada anaknya, Sayang. Apalagi dengan masa laluku yang bertabur wanita. Apa kau pikir seorang ibu akan menyerahkan anaknya begitu saja padaku kalau aku tidak menunjukkan ketulusanku? Ketulusan itu termasuk kejujuran, Sierra.""Ck, yang benar saja, Bastian! Kau mau bersikap seolah kau adalah pria baik-baik sekarang, hmm?" Bastian terdiam mendengarnya dan ia pun hanya mengikuti Sierra yang sudah berjalan cepat kembali ke ruang kerjanya sendiri. "Sayang ...," panggil Bastian saat Bastian sudah menyusul Sierra ke dalam ruangannya. "Tidakkah kau merasa aku berubah?" tanya Bastian serius. Sie

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kesedihan dan Kekecewaan

    Jordan kembali masuk ke dalam rumah setelah mengusir lucu dan ia mendapati suasana di ruang keluarga masih mencekam. Adipura masih duduk dengan wajah penuh amarah, dengan Jessica yang duduk di sampingnya sambil memegangi lengan pria itu. Sedangkan Imelda terus menunduk sambil menangis dan Rosella sendiri hanya berdiri di posisinya tadi dengan air mata yang tetap mengalir namun ekspresi wajahnya sudah putus asa. Tidak ada yang bicara di sana, namun Jordan pun menelan salivanya dan mencoba mencairkan suasana. "Dia sudah pergi! Livy itu agak stres jadi kuharap jangan sampai ada yang terpengaruh pada ucapannya! Livy itu ...." Belum sempat Jordan menyelesaikan ucapannya, Rosella sudah menyelanya. "Cukup, Jordan! Cukup! Tidak usah membelaku lagi!" kata Rosella lemas. Imelda yang mendengar suara Rosella pun langsung mendongak dan menatap calon menantu kesayangannya itu dengan tatapan yang begitu sedih. "Aku ... tidak perlu dibela lagi, Jordan. Karena aku memang salah," ucap Rosella l

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mengusir Wanita Jahat

    Jordan baru saja menghentikan mobilnya di depan rumah saat ia melihat mobil Livy di depan rumahnya. "Oh, sial, ini mobil Livy, Jessica!" Jessica pun menggeram kesal melihatnya. "Sial, apa maksudnya wanita itu!" Jessica langsung turun duluan sedangkan Jordan pun menemani Rosella turun. Mereka bersama-sama melangkah cepat ke arah sumber suara di rumah dan mereka langsung mengarah ke ruang keluarga. Mereka pun baru saja masuk ke ruang keluarga saat mereka mendengar ucapan Livy yang membuat semua orang syok bersamaan. "Dan aku tidak bohong kalau Rosella itu gila karena memang dia menjadi gila selama enam tahun karena kasus itu! Dia adalah pasiennya Jonathan! Kau tahu Jonathan adalah seorang psikiater kan? Jonathan mengobati orang gila dan Rosella adalah orang gilanya!" Deg!Untuk sesaat, semuanya terdiam mendengarnya. Suasananya begitu hening sampai semuanya mematung dengan ekspresi yang berbeda-beda. Rosella sendiri sudah menitikkan air matanya lagi tanpa ia bermaksud melakukanny

  • Menggoda Ibu Tiriku   Rasanya Ingin Menghilang Saja

    Cukup lama Rosella menenangkan dirinya bersama Tami, sebelum akhirnya ia mencari Jordan ke ruang kerjanya, tapi Jordan tidak ada. Rosella pun akhirnya memberanikan diri menghampiri ruang kerja Jessica dan ia mematung mendapati Jordan dan Jessica di sana. Jordan dan Jessica sendiri menatap Rosella dengan lega karena Rosella sudah terlihat lebih tenang, tapi raut wajah Rosella nampak begitu serius sampai mereka pun penasaran. "Jordan, Jessica ... aku ... aku minta maaf karena sudah membuat kekacauan seperti ini." "Aku ... aku tidak akan menyalahkan siapa pun, aku yang salah, mungkin memang aku yang tidak teliti, aku yang teledor, dan aku yang harus bertanggung jawab." "Jangan sampai WHA menjadi omongan orang hanya karena aku. Maafkan aku sekali lagi!" "Tapi kalau tidak keberatan, maukah kalian menemaniku menemui Om dan Tante? Jujur aku masih takut menemui mereka sendirian karena itu, aku minta ditemani.""Aku ... aku mau meminta maaf dan mengakui semuanya, mengakui semua kebohonga

  • Menggoda Ibu Tiriku   Teman Terbaik

    "Kita tidak boleh membiarkan Livy sampai buka mulut, Jordan! Dia itu ternyata pengacau yang mempunyai hati yang busuk!" Jessica terus menggeram kesal saat ia sudah ada di ruang kerjanya bersama Jordan. Jordan sendiri membawa Livy keluar dari perusahaan tadi dan setelah memastikan Livy pergi dengan mobilnya, Jordan pun menghampiri Rosella, namun Rosella sudah diurus oleh Tami dan Tami pun meminta Jordan menemui Jessica saja. Jordan sendiri begitu kaget mendengar ucapan Jessica karena ia belum tahu kalau Jessica sudah mengetahui semua kisah hidup Rosella. Walaupun malam itu Jordan mengantarkan Jessica yang mabuk pulang ke rumah, tapi ia sama sekali tidak tahu apa yang Rosella dan Jessica bicarakan sewaktu Jordan mengambil jasnya di bawah. "Kau ...." Jordan nampak ragu. "Kau ...," ulang Jordan yang begitu bingung dengan sikap Jessica. Namun, Jessica yang memahami maksud adiknya hanya memicingkan mata. "Aku apa? Aku sudah tahu apa yang menimpa Rosella. Aku sudah tahu kalau dia per

  • Menggoda Ibu Tiriku   Dukungan yang Tidak Disangka

    Para peserta rapat akhirnya mengikuti keluar dengan suara yang masih ribut dan dalam sekejap ruang rapat pun menjadi sepi. Hanya tersisa Tami dan beberapa arsitek yang tergabung dalam tim, Jordan, Rosella, Jessica, dan Livy. Livy nampak tersenyum tipis menatap Rosella dan menatap semua kekacauan ini lalu dengan santai ia melenggang keluar dari ruang rapat. Namun, Jessica tidak membiarkannya pergi begitu saja. "Livy!" teriak Jessica yang mengikutiLivy keluar dari ruangan. Livy pun menoleh menatap Jessica. "Kau juga tidak percaya padaku, hah, Jessica? Dia itu mantan orang gila yang mungkin sampai sekarang masih tetap gila. Untuk apa kau membelanya lagi?" "Bukan dia yang gila, tapi kau yang gila, Livy! Mengapa kau harus mengatakan semua itu di depan banyak orang, hah? Benar saja kata ayahku kalau semua orang di sana tidak berpendidikan, termasuk kau, Livy!" "Terserah kau mau bilang apa, Jessica! Tapi semua yang kukatakan adalah kenyataan!" Jessica yang mendengarnya hanya tertawa

  • Menggoda Ibu Tiriku   Rapat yang Kacau

    Suara lantang Livy membuat semua orang membelalak kebingungan. Jessica sendiri langsung membelalak dan menoleh tidak percaya ke arah Livy. Memang Jessica sudah mengetahui semuanya, namun Jessica tutup mulut dan ikut menyembunyikan semuanya sampai detik ini. Karena itu, Jessica sama sekali tidak menyangka kalau Livy mengetahui kenyataan itu dan membocorkannya seperti ini di depan semua orang. Jordan dan Rosella sendiri juga membelalak. Jordan yang panik mendengar Livy mengatakannya, sedangkan Rosella yang langsung gemetar karena masa lalunya terungkap. Rosella melirik ke arah Jessica dan Rosella pun pasrah kalau memang Jessica yang membocorkan semuanya, walaupun Rosella masih belum mau menuduh. Tapi selama ini Rosella tahu Jessica sangat dekat dengan Livy. Adipura dan Imelda juga membelalak kaget, namun ia masih belum mengerti apa maksud Livy, begitupun dengan peserta rapat yang juga masih tidak mengerti maksud Livy. "Apa maksudnya, Bu Livy? Siapa yang mantan pasien dengan gang

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kesalahan dalam Rapat

    Rosella berangkat ke kantor pagi itu dan semua arsitek yang akan ikut rapat ternyata sudah menunggunya. Mereka pun saling memberi semangat, sebelum akhirnya mereka dibriefing singkat dan masuk ke ruang rapat yang lebih besar daripada biasanya, seperti ruang sebaguna yang besar dan artistik. Jantung Rosella pun berdebar begitu kencang begitu ia masuk, tapi Jordan terus menyemangatinya. Tidak lama kemudian, satu persatu peserta masuk ke sana yang terdiri dari banyak manager senior. Ada juga perwakilan perusahaan lain yang langsung menempati posisi masing-masing. Dan terakhir Adipura dan Imelda juga masuk ke sana, diikuti oleh Jessica dan Livy. "Aku senang sekali semua berkumpul di sini. Seperti yang kita tahu kali ini kita akan mengerjakan proyek besar dan aku juga sudah menunjuk arsitek utama yang akan bertanggung jawab dalam proyek ini." Adipura membuka rapat. "Arsitek muda yang belum lama bergabung dengan WHA, tapi kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi." "Mari kita sam

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

DMCA.com Protection Status