"Brengsek! Brengsek! Valdo memang brengsek, Tory! Valdo memang brengsek!""Aku sudah tahu sejak awal kalau dia menyukai Sierra, tapi aku tidak menyangka dia sudah merencanakan ini! Dia membawa Sierra pergi dariku!"Bastian terus mengepalkan tangannya dan menggebrak meja kerja Jacob. Ekspresi Bastian menunjukkan rasa kehilangan yang amat sangat dan rasa amarah yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Setelah berhasil dipisahkan tadi, Valdo pun memilih masuk ke ruang ICU, sedangkan Bastian memilih untuk pulang saja karena ia tidak tahan dengan kondisi tubuhnya sendiri. Bastian butuh istirahat dan butuh menenangkan dirinya dari semua perasaan yang menyiksanya sejak kemarin. Tory pun mengikuti Bastian dan meninggalkan Jacob di sana bersama Valdo dan Bik Mala. "Tenanglah, Bos!""Aku tidak bisa tenang, Tory! Jacob dalam kondisi kritis dan aku tidak tahu di mana Sierra berada! Aku mau mencari Sierra sendiri tapi aku tidak bisa meninggalkan Jacob. Bagaimana aku bisa tenang, hah? Jadi
Hampir satu bulan berlalu dan Jacob akhirnya dinyatakan sudah pulih, walaupun komplikasi beberapa penyakitnya membuat saraf-sarafnya terjepit hingga ia harus memakai kursi roda sekarang. Jacob sempat linglung karena penyakit Alzheimernya dan hanya Bastian yang ia ingat, orang yang sangat berharga baginya, namun Valdo dan Bik Mala begitu telaten membantu Jacob menggabungkan ingatan-ingatan yang sempat hilang. Mungkin tekanan di otaknya membuatnya terguncang sampai untuk sesaat, ia melupakan banyak hal. Dan kondisi Jacob itu membuat Bastian makin tidak bisa ke mana-mana. Ditambah dengan perusahaan yang makin sibuk hingga membuat Bastian tidak bisa berkutik. "Apa kau sudah menemukan Sierra?""Belum, Bos. Orang suruhan kita juga sudah mencari ke kota asalnya lalu ke rumah lamanya, tapi tetangga pun tidak ada yang tahu ke mana mereka pergi. Bahkan aku sudah ke yayasan dan mereka juga tidak tahu kota mana yang dituju oleh Bu Sierra. Orang rumah sakit sendiri, kau tahu sendiri bagaimana
Sierra terus tersenyum setelah menutup telepon dari Valdo.Sudah hampir satu bulan ini Sierra menjalani hidup barunya, benar-benar hidup baru tanpa ada orang dari masa lalu yang mengenalnya sama sekali. Bahkan ia mengganti nomor ponselnya dan ponsel Rosella agar tidak ada yang bisa menghubungi mereka. Dan alih-alih merasa kesepian, Sierra malah merasa bahagia. Tetangganya sangat baik dan ramah, anak-anak mereka pun berteman dengan baik bersama Julio.Bahkan tetangganya pun tersenyum pada Rosella dan sama sekali tidak menganggap Rosella sebagai orang aneh, walaupun mereka juga tidak pernah mendekati Rosella selain hanya tersenyum, siapa yang tahu ada pikiran apa di otak mereka. Namun bagi Sierra, kondisi Rosella memang masih aneh untuk diterima, kalau ada beberapa orang yang bergosip pun masih termasuk wajar selama mereka tidak menghina atau bersikap berlebihan, semuanya masih bisa Sierra pahami. Tapi nyatanya semua orang menghormati mereka dan Sierra pun senang. Keluarga Marco se
"Bastian, kau sudah pulang? Aku sudah menjaga ayahmu seharian hari ini." Vella memekik senang melihat Bastian pulang ke rumahnya sore itu. Sudah hampir satu bulan ini sejak Sierra pergi dari rumah, Vella mulai menunjukkan eksistensinya. Saat ia mendengar kabar tentang Jacob, ia pun rutin mengunjungi rumah sakit dan bersikap sok peduli pada Jacob, tentu saja demi mengambil hati Bastian. Apalagi Vella mengetahui kalau Jacob sudah menceraikan Sierra dan Sierra sudah pergi, yang itu berarti tidak ada lagi penghalang baginya untuk mendapatkan Bastian. Bastian dan semua orang memutuskan untuk tetap menjadikan perjanjian istri pura-pura ini sebagai rahasia karena itu merupakan aib keluarga dan info yang menyebar tentu saja bahwa Jacob sudah bercerai. Vella yang antusias pun berusaha melakukan segala sesuatu untuk membuat dirinya terlihat baik walaupun sebenarnya ia sendiri kesal melakukannya. Vella bukan orang yang telaten dan mengurus orang sakit begitu melelahkan. Bastian sendiri y
Sebuah papan nama bertuliskan "Lidya's Bakery" dipasang di depan toko roti milik Lidya. Pagi ini keluarga Sierra dan keluarga Marco meresmikan toko itu dan semua anggota keluarga pun dilingkupi kebahagiaan. Semua proses renovasi toko, membuat menu, interview pekerja, dan persiapan yang lain berjalan dengan begitu lancar dan sempurna.Tawa sumringah pun terus terpancar di depan wajah semua orang terutama Lidya dan Sierra yang terus berpelukan bertiga bersama Rosella. "Impian kita akhirnya terwujud, Ibu. Oh, aku mau menangis rasanya! Aku bahagia sekali!" Sierra mengipasi matanya yang sudah memanas. "Terima kasih, Sierra! Kalau bukan karena kau, semua ini tidak akan terwujud.""Tidak, Ibu! Tidak! Aku sendiri tidak akan bisa mewujudkannya kalau tidak ada Ibu yang membuat roti dan kue-kue yang lezat. Ibu pemeran utamanya. Toko ini milik Ibu." Sierra terus tertawa senang dan Lidya pun memeluk kedua anaknya lagi. "Kau lihat, Rosella? Ini bagus sekali! Mulai besok, kau bisa duduk di sud
"Bersulang!"Marco mengajak keluarga Sierra makan malam bersama sekaligus merayakan pembukaan toko roti milik Lidya. Dan semua orang pun mengangkat gelasnya malam itu. "Selamat sekali lagi atas pembukaan yang begitu meriah, Tante Lidya!""Terima kasih semua." "Haha, aku juga senang sekali bisa berkenalan dengan keluarga Tenta. Bahkan Ric sangat menyukai Julio. Lihatlah mereka sangat cocok!"Marco mengedikkan kepalanya pada kedua anak kecil yang duduk berdua dan terus terkekeh tanpa henti itu. "Haha, Tante juga bersyukur karena mereka cocok.""Tentu saja! Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, Tante. Pasti pertemuan kita sudah diatur dan kuharap kita bisa benar-benar menjadi keluarga ke depannya." Marco melirik ke arah Valdo yang sedang duduk di samping Sierra. Valdo hanya tertawa pelan karena begitu mengerti maksud dari Marco, sedangkan Sierra mulai salah tingkah. Tentu saja ia juga mengerti maksud Marco, namun apa Sierra harus berhubungan dengan Valdo karena itu? Karen
"Ayo, Julio, cepat, kita harus mengantar Grandma ke toko!" seru Sierra pagi itu. "Sebentar, Aunty!" teriak Julio keras. Valdo yang sudah siap dan baru saja keluar dari kamarnya pun tersenyum menatap Sierra. "Sierra, bukankah hari ini kau berencana membawa Rosella ke dokter? Bawalah Rosella, biar aku yang menemani Tante Lidya dan Julio.""Eh, apa itu tidak merepotkanmu, Valdo?""Sama sekali tidak, Sierra. Aku di sini juga menganggur dan tidak melakukan apa pun. Aku sedang liburan sekarang.""Haha, seharusnya kau bisa liburan di tempat yang lebih menyenangkan, Valdo, sungguh.""Tidak, Sierra. Berlibur di sini sangat menyenangkan bagiku, bisa tinggal bersama dengan keluargamu dan melakukan banyak hal bersama. Ini menyenangkan!" Valdo menatap Sierra tulus dan Sierra hanya bisa tersenyum menatap Valdo. Tidak diragukan lagi kalau Valdo sangat baik hati. Semakin lama Sierra bersama Valdo, Sierra akan semakin berhutang budi pada Valdo dan Sierra tidak mau. Tapi mustahil juga menjauh dari
"Wah, keren, Grandma! Rotinya bisa jadi besar kalau dimasukkan ke sana!" pekik Julio saat melihat langsung proses pemanggangan roti di ruang baking. "Itu namanya dipanggang, Julio.""Dipanggang itu diapakan, Grandma?""Hmm, seperti dimasak agar rotinya matang, tapi caranya dipanggang. Awas, Sayang! Jangan terlalu dekat, itu panas sekali!" Lidya menarik lembut cucunya dan Julio pun menurut. "Sekarang kita bawa keluar rotinya!""Grandma, Julio yang menyusun ya di kaca!" pinta Julio. "Baik, Sayang! Julio keluar duluan, nanti Grandma akan membawa bakinya!" Julio mengangguk dan langsung berlari keluar dengan gaya superman. Sesekali Julio terkikik sebelum ia kembali ke etalase roti tempat Lidya akan menyusun rotinya dan Julio pun langsung membantu dengan sigap. Sementara Valdo sendiri yang tadinya berada di dalam toko roti terlihat sudah keluar ke depan toko untuk menerima teleponnya. Valdo masih bicara serius di telepon saat tanpa sengaja matanya menangkap sebuah mobil dengan model