"Seharusnya kalian membiarkan aku mengusirnya! Aku sudah tidak tahan lagi! Selama ini aku hanya diam tapi aku sudah tidak tahan lagi!" teriak Jacob dengan geram. "Pak, sabar, ingat jantung Anda!" Valdo berusaha menenangkan Jacob. "Jantungku baik-baik saja, tapi kepalaku yang hampir meledak sekarang, Valdo! Kau lihat laporan yang kudapat kan? Mendadak saham di beberapa perusahaan anjlok padahal ini baru gosip, bagaimana kalau nanti makin memanas? Banyak klien baru yang potensial bisa lepas!" Jacob memukul ranjangnya sendiri. "Selama ini aku bertahan dan melakukan banyak hal demi perusahaan, kau tahu itu kan, Valdo?" teriak Jacob keras. Valdo sendiri hanya bisa terdiam. Selama beberapa tahun terakhir sejak Valdo bekerja pada Jacob, Valdo melihat sendiri bagaimana Jacob mati-matian bekerja untuk perusahaan. Walaupun sudah tua, Jacob sama sekali tidak kenal lelah. Sampai saat ia terkena serangan jantung dan harus dioperasi. Sejak itu ia menjadi mudah lelah dan kegiatannya berkurang,
Kilat lampu kamera yang tadinya terarah penuh kepada Laura mendadak berubah arah saat beberapa orang memasuki lobby perusahaan yang digunakan untuk tempat konferensi pers. Laura dan para petinggi perusahaan yang sudah ada di kubunya nampak kaget dengan kedatangan orang yang sama sekali tidak diharapkan itu, Jacob Sagala. Sejak Sierra memegang perusahaan, Jacob memang hampir tidak pernah mengunjungi perusahaannya lagi. Hanya sesekali, selebihnya ia hanya melihat rekaman CCTV dan mendengarkan laporan dari beberapa orang, termasuk laporan Valdo dan Sierra. Dan tentu saja kedatangan Jacob pun begitu menarik perhatian semua orang, terutama para wartawan. Saat Laura dan para petinggi perusahaan sedang menjelekkan Jacob, Sierra, dan Bastian, justru mereka semua mendadak muncul. Para wartawan pun langsung berbalik arah dan mengepung Jacob. "Pak Jacob, benarkah semua gosip itu? Anda menelantarkan Bu Laura dan anak Anda demi istri muda Anda?""Benarkah istri muda Anda berselingkuh dengan
"Itu tidak benar! Kau memfitnahku! Bukankah semua bukti itu kau sendiri yang memberikannya padaku, hah?" teriak Sierra panik. "Itu ... bukti itu sudah direkayasa oleh Bu Sierra. Tujuannya untuk memfitnah Bu Laura. Bu Sierra ingin menjadi satu-satunya nyonya di perusahaan," lanjut karyawan itu dengan kebohongan yang begitu lancar. "Bohong! Semuanya bohong!" teriak Sierra lagi. "Tenang, Sierra! Tenang!" Bastian menenangkan Sierra. "Bagaimana aku bisa tenang, Bastian? Dia memfitnahku!" Sierra mulai kalap. Begitupun dengan Jacob yang sudah emosi mendengarnya. "Jangan berbohong atau aku akan menjebloskanmu ke dalam penjara!" ancam Jacob sambil melotot marah. Karyawan itu sempat goyah mendengar kata penjara, namun Laura sendiri memelototinya sampai karyawan itu ketakutan. "Aku ... tidak berbohong. Bu Sierra itu ... jahat ....""Itu bohong! Semuanya bohong! Dia sudah disuap oleh Bu Laura untuk memfitnah Bu Sierra!" teriak seseorang yang mendadak muncul dari arah lain. Tory datang di
Semua pandangan langsung terarah pada seorang wanita yang sedang melangkah dari pintu masuk, wanita yang mengaku sebagai tunangan Bastian. Dan wanita itu, secara mengejutkan adalah Vella. "Vella? Bagaimana dia bisa mendadak muncul? Tapi Vella benar-benar menyelamatkan kita kali ini, Valdo." Jacob bernapas lega. "Ya, Pak, walaupun kita masih belum tau apa motifnya melakukan ini.""Motif apa maksudmu? Setidaknya dia tidak gila harta seperti dua tikus itu karena keluarga Vella sendiri adalah keluarga yang kaya raya.""Well, semoga saja kita bisa mengandalkannya kali ini."Sementara itu, Bastian dan Sierra juga sudah menegang. Sierra bernapas lega, namun juga masih bingung dengan banyak hal. Mengapa mendadak Vella bisa datang? Mengapa mendadak Vella seolah menjadi pahlawan dengan mengakui bahwa wanita itu dirinya padahal bukan?Bastian sendiri menggeram. "Sial! Apa yang dilakukan wanita itu?" Namun, lagi-lagi Bastian tidak bisa berbuat banyak kali ini. Apalagi saat Vella tersenyum s
"Bastian, tunggu aku! Tunggu aku! Wartawan masih melihat kita!" Vella berlari kecil mengejar Bastian yang sudah melangkah sampai ke parkiran mobil. "Apa lagi, Vella? Berhenti berakting!""Sudah kubilang wartawan masih melihat kita, Bastian!""Ck, aku tidak peduli, Vella! Bukankah sudah cukup kau terus memeluk lenganku sejak tadi? Sudah cukup kita berakting seperti ini dan setelah semuanya reda, kita tinggal bilang saja kalau kita sudah putus!" sembur Bastian begitu saja, sebelum ia terus melangkah ke mobilnya. Vella pun menganga mendengarnya, namun ia tidak menyerah dan tetap mengejar Bastian, sementara Tory mencoba menghalangi wartawan yang masih mencoba mendekat dan meminta mereka pulang dari arah yang lain. "Bastian, tunggu! Bastian! Apa kau tidak bisa berterima kasih padaku? Aku baru saja menyelamatkanmu dan ayahmu!"Vella terus mendesis saat ia sudah sampai ke samping mobil Bastian. Bastian sendiri langsung mengembuskan napas kesal dan melirik Vella. "Baiklah, terima kasih!
"Mama sedang pergi bersama Grandma. Aunty belum tahu mereka akan pergi sampai berapa lama. Apa kau ... akan merindukan mereka, Lalita?"Setelah banyak berbicara dengan Valdo tadi, Sierra pun langsung menghampiri Lalita di kamarnya. Ada sedikit rasa bersalah yang Sierra rasakan saat ia menatap Lalita, seolah Sierra sudah membuat anak itu kehilangan orang tuanya. Yang pertama Noah dan sekarang Stephanie. Baiklah, Noah dan Stephanie tidak pernah menganggap Lalita ada, tapi setidaknya ada orang yang dipanggil Papa dan Mama oleh anak itu. Tapi sekarang, setelah Noah pergi dan Stephanie mungkin dipenjara, tidak akan ada lagi yang bisa dipanggil Papa dan Mama. Sierra pun mendadak melow untuk Lalita. Namun secara mengejutkan, anak itu menggelengkan kepalanya. "Mama jahat, Aunty ...."Hanya satu kalimat yang diucapkan oleh Lalita, namun membuat perasaan Sierra menjadi tidak karuan. Stephanie benar-benar sudah membuat trauma mendalam bagi Lalita sampai anak itu membenci ibu kandungnya se
"Maafkan aku sekali lagi, Pak! Bastian, anakku, itu sangat keras, tapi kalau dia sudah mencintai, dia akan mencintai dengan sepenuh hati dan sangat bertanggung jawab. Di mana lagi kau bisa menemukan pria seperti anakku!"Jacob yang sudah duduk di sebuah ruang VIP restoran bersama Vella dan keluarganya pun terus tertawa sambil membanggakan Bastian. Bastian tidak datang malam ini, hal yang sudah bisa diduga oleh Jacob. Karena itu, Jacob sudah menyiapkan banyak alasan agar keluarga Vella tidak meragukannya. Vella sendiri nampak kesal karena Bastian tidak datang, namun ia tetap memasang senyumnya agar orang tuanya tetap mengijinkan ia bersama Bastian. "Benar, Ayah, Ibu! Bastian itu adalah pria yang luar biasa! Aku sudah lama menyukainya! Dan kalau pria seperti dia mendadak menurut begitu saja saat dijodohkan, bukankah itu malah aneh! Haha, seperti apa ya? Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, benar kan? Hahaha!"Vella menutup mulut dengan tangannya dan terus tertawa. Kedua orang tua
"Mobilmu masih di rumah tadi, kalau begitu pulanglah bersamaku saja!" ajak Bastian saat Sierra mereka akhirnya keluar dari yayasan. Bastian menemani Julio dan Lalita bermain sejak tadi sampai akhirnya Julio kembali ke kamar dan Lalita sendiri tidur di gendongan Sierra. "Tidak perlu, aku naik taksi saja," tolak Sierra. "Kau bersama Lalita, Sierra.""Kau saja yang membawa Lalita, aku bisa pulang sendiri.""Sierra, jangan keras kepala! Kau mau bertemu orang jahat seperti waktu itu lagi?" Sierra terdiam mendengarnya. Tentu saja ia tidak mau. Tapi waktu itu bisa dibilang ia hanya sedang sial. Tidak mungkin seseorang bisa bertemu dengan orang jahat berkali-kali dalam hidupnya. Sierra pun kembali menolak ajakan Bastian tapi seperti biasa, Bastian memaksa. Bastian menarik paksa Sierra sampai masuk ke dalam mobilnya lalu menidurkan Lalita di jok belakang, sebelum ia sendiri masuk ke kursi pengemudi. Suasana pun mendadak hening karena Bastian tidak langsung menjalankan mobilnya melainka