Beranda / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Muncul di Saat yang Tepat

Share

Muncul di Saat yang Tepat

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 09:09:53

Jacob pun membelalak. "Jangan sentuh Lalita, Laura!"

"Oh, sekarang kau sudah menyayanginya ya? Baguslah, tanda tangan dan Lalita akan hidup! Tapi kalau kau menolak, Lalita akan mati!" ancam Laura dengan entengnya.

Jacob pun makin membelalak mendengarnya. "Wanita macam apa kau itu, Laura? Lalita itu cucumu, cucu kandungmu! Dia anak kandung Stephanie! Bisa-bisanya kau mau membunuh cucumu sendiri!"

"Aku dan Stephanie tidak menginginkannya! Dan kurasa hidup Lalita akhirnya akan berguna sekarang, menjadi alatku untuk memaksamu, Jacob! Jadi pilihlah tanda tangan atau dia mati!"

"Tidak! Jangan, Grandma! Jangan!" Lalita yang sedang dipeluk oleh Laura pun ketakutan dan terus menangis, namun Laura tidak peduli dan ia malah mencekik leher Lalita.

"Lepaskan dia, Laura! Jangan gila! Lalita! Lalita!" Jacob mengulurkan tangannya untuk membantu Lalita, namun ia sudah tidak bisa menggerakkan tubuh bawahnya sekarang.

"Akhh, Grandma ...," pekik Lalita dengan suara yang tercekik karena cekikan Laura m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mengubah Sasaran

    Bastian menghentikan mobilnya begitu saja saat ia tiba di gudang yang dimaksud oleh Stephanie. "Tunggu di sini, Sierra!" seru Bastian sambil langsung keluar dari mobilnya dengan penuh emosi. Beberapa pria yang melihat Bastian langsung maju untuk menyerang, namun Bastian dengan mudah mematahkan serangan itu. "Bos, masuklah dan selamatkan ayahmu!" seru Tory yang juga sudah tiba di sana dan langsung menghajar para preman. Bastian mengangguk dan langsung berlari ke arah gudang sementara Sierra yang masih di mobil sudah begitu gelisah. Sierra mendapat tugas untuk tetap berada di mobil sambil menunggu Valdo yang mungkin butuh bantuan untuk sampai ke gudang. Bastian sendiri kembali dihadang di depan pintu. Namun, Bastian berhasil mendobrak kasar pintu gudang itu sambil menendang dua anak buah Gery. Brak!Bastian pun menatap penuh amarah pada semua orang di sana sampai mereka begitu kaget melihat Bastian di sana. Gery bahkan sampai mematung melihat Bastian yang tiba lebih cepat daripa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Tidak Mau Sakit Sendiri

    Bastian masih terlibat perkelahian dengan Surya dan beberapa pria yang mengeroyoknya saat ia melihat Sierra melintas di sana. "Sial, Sierra! Apa yang dia lakukan!" geram Bastian. Bastian pun berniat mengejar Sierra, tapi langkahnya dihalangi oleh para pria itu. Para pria itu maju bersama untuk menghajar Bastian dan Bastian yang terus memperhatikan Sierra langsung kehilangan fokusnya sampai ia pun terkena pukulan yang cukup keras di pipinya. "Auw, sial! Kau sudah bosan hidup rupanya ya!"Bastian meradang. Ia pun maju menerjang pria yang memukulnya tadi dan menarik kaos pria itu sambil sedikit mengangkatnya. Tubuh pria itu terangkat dan Bastian menghantam wajah pria itu dengan tinjunya, sebelum Bastian mendorong keras-keras tubuh itu sampai menabrak tubuh temannya sendiri. Buk!"Akhh!" pekik para pria itu. Bastian pun tidak peduli lagi dan langsung berlari menolong Sierra yang saat ini sudah berhadapan dengan Gery. Sierra sendiri masih memegang kayunya dengan erat sambil bergid

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Dikhianati

    Nguing nguing ....Suara sirine mobil polisi akhirnya terdengar di lokasi gudang itu. "Cepat! Cepat! Amankan lokasi!" Reno mengeluarkan tangannya dari kaca dan memberi kode pada anak buahnya. Tidak lama kemudian, beberapa mobil polisi langsung berhenti di sekitar gudang. Para polisi langsung keluar dan menodongkan senjatanya pada beberapa preman yang berjaga di depan gudang dan dengan mudah polisi pun membekuk mereka. Sementara itu, Reno dan timnya pun masuk ke dalam gudang dan berpencar. Reno sempat menggeleng melihat kacaunya kondisi gudang. "Berhenti berkelahi! Kalian sudah dikepung!" teriak Reno sambil melepaskan tembakannya ke arah kosong. Dor!Suara keras itu sontak membuat semua orang kaget, walaupun tidak semuanya berhenti bergerak. Mereka malah berpencar dengan begitu panik karena tidak ada yang mau tertangkap. Alih-alih terkendali, situasi malah semakin kacau sampai Reno sendiri pun akhirnya ikut berkelahi. "Brengsek! Itu polisi! Itu polisi! Gery, semuanya, ayo pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Aku Akan Selalu Bersamamu

    Valdo sudah ada di dalam gudang dan terlibat perkelahian juga. Valdo pun sempat melihat Laura yang dipukuli oleh Gery dan Surya, sampai akhirnya Valdo pun berlari menyelamatkan Laura. "Pria apa yang memukul wanita, Brengsek?" Buk!Valdo berhasil memukul Gery sampai Gery terhuyung. Namun, Surya ikut mengeroyok Valdo dan menyelamatkan Gery. Perkelahian singkat terjadi antara mereka, sebelum akhirnya Valdo terjatuh dan Gery pun melarikan diri bersama Surya. "Sial! Mereka kabur! Kejar mereka!" teriak Valdo lagi. "Biar kukejar!" seru Tory yang entah muncul dari mana dan berlari mengejar Gery maupun Surya. Sementara Valdo mencoba menolong Laura. "Tante tidak apa?" Namun, Laura hanya bernapas putus-putus. "Jangan pedulikan aku, Valdo! Kejar mereka! Kejar mereka! Aku tidak akan bisa ke mana-mana dengan kondisiku yang seperti ini!" lirih Laura dengan ekspresi datar. Valdo pun mengernyit, namun melihat kondisi Laura memang tidak memungkinkan untuk pergi. "Tapi Tante harus dirawat!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Ibu yang Menghilang

    "Sayang, kau baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka kan?"Bastian begitu cemas memeriksa Sierra yang sejak tadi sudah berapa kali terjatuh itu. "Aku tidak apa, Bastian! Tapi Tante Laura ....""Ck, biarkan saja, Sierra! Tory, Valdo, dan para polisi sudah mengejar mereka! Yang penting semuanya selamat! Ayo kita lihat Ayah!"Sierra pun mengangguk sambil mengembuskan napas leganya. Begitu banyak polisi yang mengejar Laura dan para pria itu, tidak mungkin mereka bisa lolos. Bastian pun membantu Sierra berdiri dan Sierra pun menatap wajah Bastian yang banyak memar. "Wajahmu, Bastian! Apa kau baik-baik saja?""Ini tidak ada apa-apanya, Sierra! Ayo, Sayang!" Bastian menggandeng tangan Sierra dan mereka pun berlari kecil ke tempat Jacob yang sekarang sudah duduk dengan tenang di kursinya. Beberapa polisi nampak membantu Jacob bangun tadi sedangkan Stephanie sekarang sedang memeluk Lalita erat-erat dengan air mata yang tidak berhenti mengalir dari matanya. "Pak Tua ...," sapa Sierra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Kemarahan Wanita Mengalahkan Api Neraka

    Tanpa Stephanie ketahui, saat ini Laura sedang bersama Gery. Laura bersembunyi di mobil Gery dan keluar pada saat yang tepat sampai Gery yang melihatnya pun memekik kaget. "Arrgghh!" Gery berteriak keras sampai ia membanting setirnya ke arah yang berbeda. Untuk sesaat, mobilnya oleng ke kanan dan ke kiri karena Gery begitu ketakutan sementara Laura hanya terus tertawa menatap Gery yang ketakutan, seolah Laura sendiri tidak punya rasa takut padahal mobil yang mereka tumpangi sudah bergerak tidak karuan sekarang. "Mengapa kau begitu takut, Gery? Mengapa? Ini aku, Sayang! Laura, kekasihmu! Hahaha ...."Laura terus tertawa, sedangkan Gery sudah menelan salivanya ketakutan. Bagaimana mungkin ia bisa bersikap biasa setelah menghajar Laura seperti tadi dan mengatakan tidak mencintainya. Gery bahkan sampai tidak bisa konsentrasi menyetir saat ini. Fokusnya terbelah antara kabur dari polisi tapi kabur juga dari Laura. "Kau ... kau ... bagaimana bisa kau bisa ada di sini, Laura? Sial!" G

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menggoda Ibu Tiriku   Akhir dari Ketegangan

    Reno masih melajukan mobilnya begitu kencang dan menekan klaksonnya kuat-kuat, bermaksud untuk menghentikan mobil Gery. Namun, sialnya mobil Gery melaju makin kencang dan makin tidak terkendali. "Brengsek! Apa-apaan itu? Mengapa dia malah menyetir seperti itu, Brengsek!"Reno yang belum mengetahui apa pun terus mengumpat dan mulai mengeluarkan senjatanya, bersiap mengancam Gery dengan tembakannya. Gery sendiri yang masih bergelut di dalam mobilnya sama sekali tidak mengetahui kondisi di luar. Boro-boro memikirkan tentang polisi yang mengejarnya, apakah ia bisa menghentikan mobil ini dalam kondisi tetap hidup saja Gery tidak tahu karena Laura masih menyerangnya dengan begitu brutal. Kepala, bahu, dan lengan Gery terasa perih saat ini, bahkan terasa lembab dan berbau anyir. Gery tahu lukanya berdarah karena Laura terus memukulnya tanpa henti. Bahkan rasa sakit akibat pukulan tadi dan tusukan Laura di lehernya pun rasanya masih tidak karuan. Sekarang malah ditumpuk lagi oleh hujam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pahlawan yang Sesungguhnya

    Gredek gredek. ...Suara ranjang dorong pasien terdengar begitu keras di koridor rumah sakit itu. Stephanie pun terus menangis syok melihat kondisi Laura yang bersimbah darah. "Ibu ... Ibu ...." Stephanie sudah sesenggukan dan melangkah dengan cepat, sedangkan Sierra terus menenangkan Stephanie dengan memeluk bahunya dan membelainya sayang. Perasaan ini sama persis seperti saat Sierra menangisi Lidya dulu. Lidya juga mengalami kecelakaan sampai kondisinya kritis, walaupun saat ini kondisi Laura terlihat jauh lebih parah. "Mohon keluarga menunggu di sini, kami akan segera melakukan tindakan!" kata suster, sebelum ia membawa Laura yang sudah tidak sadarkan diri itu masuk ke ruang tindakan. Semua orang begitu syok tadi saat mendengar kabar bahwa Laura mengalami kecelakaan bersama Gery. Mobil yang mereka tumpangi menabrak pagar pembatas beton dan terlempar cukup jauh. Mobil mereka pun sempat berputar cepat dalam keadaan terbalik sampai akhirnya tubuh dua orang manusia terlempar ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menggoda Ibu Tiriku (END)

    Setelah serangkaian acara selesai, anak-anak pun makan bersama lalu bermain bersama. Gelak tawa dan teriakan anak-anak memenuhi pinggir kolam renang sampai membuat Jacob dan Lidya pun terus tertawa senang. "Masa tua kita akan terus bahagia melihat para cucu kita yang tumbuh besar, aku senang sekali akhirnya kita menjadi keluarga besar, Bu Lidya." "Aku juga senang, Pak Jacob. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Masih teringat jelas bagaimana semua hal buruk itu terjadi dulu, tapi semua benar-benar sudah berubah beberapa tahun terakhir ini. Dan selama beberapa tahun ini aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bersyukur sekali." "Haha, kau benar, Bu Lidya. Kau benar. Karena aku juga merasakan yang sama. Sejak Bastian menikah dengan Sierra, aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bahagia sekali." Lidya yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum menatap anak-anak yang bermain bersama. Kali ini Bastian dan Jonathan mengobrol bersama, sedangkan Rosella dan Sierra pun mengobro

  • Menggoda Ibu Tiriku   Satu Tahun Kemudian

    Satu tahun kemudianSpanduk bertuliskan "Happy birthday Victor Sagala" membentang di pinggir kolam renang rumah Jacob pagi itu. Jacob ngotot menjadi tuan rumah dalam acara ulang tahun cucunya itu dan keluarga Sierra pun akhirnya merayakan ulang tahun Victor di sana. Lidya dan Sierra pun berangkat ke rumah Jacob membawa Santos dan Sania yang sudah berlarian kesana kemari dan tidak bisa diam itu. Namun, Santos dan Sania sangat menyayangi Victor. Perbedaan umur mereka yang hanya 1.5 tahun membuat mereka terlihat lucu saat bersama. Santos dan Sania akan menggandeng Victor di tengah dan Victor yang baru belajar berjalan itu begitu senang setiap kali digandeng oleh kakak kembarnya itu. Seperti pagi itu di pinggir kolam renang rumah Jacob. "Hati-hati, Santos! Jangan miring-miring jalannya! Nanti kalian bertiga bisa masuk ke dalam kolam!" seru Sierra yang masih sibuk menyusun kue-kue di meja untuk foto. Santos dan Sania membawa Victor berkeliling dan mereka berjalan zigzag. Kadang mere

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kebahagiaan yang Lengkap dan Sempurna

    Beberapa bulan berlalu dan perut para Ibu hamil pun sudah membola. Rosella sendiri sudah mendekati waktu melahirkan, namun ia masih begitu aktif bekerja sampai Adipura tidak tahan melihatnya. "Aduh, Rosella! Kau di rumah saja ya! Istirahat saja! Tinggal menghitung hari kau akan melahirkan! Ayah tidak mau cucu Ayah lahir di kantor!" "Aku baik-baik saja, Ayah. Lagipula aku tidak setiap hari ke kantor kan?" "Tapi Ayah takut sekali melihatmu berjalan dengan perut sebesar itu!" "Haha, benar, Rosella! Dengarkan ayahmu, dia sampai tidak bisa tidur memikirkanmu." Imelda mengulum senyumnya. Rosella sendiri ikut tersenyum. "Haha, baiklah, Ayah! Baiklah, besok aku tidak akan ke kantor ya," kata Rosella akhirnya. "Ah, iya, iya." Adipura pun bernapas lega dan jantungnya terus berdebar kencang karena terlalu antusias. Bahkan Adipura ikut diam di rumah bersama Rosella keesokan harinya. "Makan yang banyak, Rosella! Kau harus punya tenaga untuk melahirkan," pesan Adipura yang terus menghitung

  • Menggoda Ibu Tiriku   Calon Orang Tua yang Bahagia

    Hamil dalam keadaan sadar dan hamil dalam keadaan gila tentu saja adalah dua hal yang sangat berbeda. Dulu waktu Rosella hamil Julio, setiap hari ia hanya bisa berteriak dan memukuli perutnya, menolak kehadiran Julio dan terus mengamuk. Rosella benar-benar gila dulu dan rasanya apa yang terjadi dulu sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Tapi di atas semua itu, Rosella bersyukur karena semua hal buruk sudah berlalu dan digantikan hal baik yang tiada henti di kehidupannya yang sekarang. Rosella memiliki keluarga yang hebat, suami yang hebat, mertua yang hebat, dan anak yang hebat. Pekerjaan yang hebat juga dan semua hal yang membuatnya tidak pernah menyesal telah dilahirkan, yang membuat Rosella tidak pernah menyesali lagi semua yang sudah terjadi di masa lalunya. Dan yang membuat Rosella paham bahwa Tuhan selalu punya rencana dalam hidup kita. Mungkin seringkali kita bertanya mengapa aku yang harus mengalami semua hal buruk itu, aku tidak kuat, aku tidak sanggup.

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berkah Tiada Akhir

    Lidya dan Sierra masih begitu syok sampai mereka tidak tahu harus senang atau tidak, namun semua anggota keluarga yang lain malah memekik senang, terutama Jacob yang tidak berhenti tertawa senang. "Selamat ya, Sierra! Selamat! Haha! Ayah senang sekali akan bertambah cucu! Hahaha!" Sierra pun hanya memaksakan senyumnya sampai tidak lama kemudian, Bastian pun pulang ke rumah karena Sierra mengirimkan hasil tespeknya ke ponsel Bastian.Bastian yang baru memarkir mobilnya pun langsung berlari masuk dan mencari istrinya. "Sierra, Sayang, benarkah itu? Kau hamil lagi, Sayang?" Bastian langsung menangkup kedua bahu Sierra. "Entahlah, tespeknya bilang begitu!" Bastian yang mendengar jawaban Sierra pun langsung tertawa sumringah. "Bukankah tespek tidak pernah bohong, Sayang? Sekarang kita tanya ke dokter ya! Ayo, Sayang! Ayo!" Bastian pun langsung mengajak Sierra pergi ke dokter kandungan siang itu dan jantung Sierra pun terus berdebar tidak karuan sampai akhirnya ia dipanggil masuk dan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kejutan Tidak Terduga

    Hampir satu minggu setelah acara pernikahan dan semua orang akhirnya bisa bersantai lagi dari padatnya acara mereka. Saking banyaknya undangan yang diundang oleh Adipura dari berbagai kota dan negara membuat jadwal keluarga mereka pun begitu padat untuk menjamu semuanya. Dan ketika semuanya berakhir, Rosella sendiri mengalami kelelahan yang tidak biasa. Ia lelah sekali sampai lemas dan tidak bernafsu melakukan apa pun, bahkan nafsu makan pun tidak ada. Selama tiga malam Rosella dan Jonathan masih menginap di hotel lalu setelahnya mereka pun pulang ke rumah Adipura. Jonathan memang belum mengajak Rosella tinggal berdua di apartemen karena keluarga Adipura masih begitu menikmati kumpul bersama seperti ini, apalagi sekarang Julio sudah tinggal bersama mereka. "Kau tidak apa, Sayang? Kau kelelahan ya?" Jonathan membelai kepala Rosella yang sedang berbaring tidur siang itu. "Hmm, aku lelah sekali, Jonathan. Aku sedikit meriang, kurasa aku tidak mau melakukan apa-apa dulu." "Kau mau

  • Menggoda Ibu Tiriku   Wedding Day

    Sebuah papan bertuliskan "The Wedding of Jonathan and Rosella" terpasang di pintu masuk sebuah taman di sebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat pemberkatan pernikahan pagi itu. Hanya sedikit undangan yang diundang pada pagi hari, namun mereka akan mengadakan pesta besar lagi di ballroom mewah nanti malam. Semua undangan pun sudah hadir di sana dan mereka begitu antusias menantikan pasangan pengantin yang berbahagia. Rosella sendiri nampak begitu gugup saat berada di ruang VIP untuk menunggu saat ia harus keluar. Setelah mengalami persiapan pernikahan yang cukup membuat emosi labil dan setelah mengalami pingitan yang membuatnya begitu merindukan Jonathan, hari ini akhirnya mereka akan mengikat janji suci dan jantung Rosella tidak berhenti berdebar kencang sejak subuh tadi. "Tenang, Rosella! Tenang! Kau terlalu gugup!" Lidya terus tersenyum menatap Rosella dari pantulan cerminnya. "Bagaimana aku tidak gugup, Ibu? Entahlah, aku gemetar!" "Haha, aku juga begitu waktu itu, Rosel

  • Menggoda Ibu Tiriku   Malam Pertama yang Lebih Awal

    Semua anggota keluarga menyambut bahagia lamaran yang dilakukan oleh Jonathan dan mereka pun begitu tidak sabar untuk menikahkan anak-anak mereka. Mereka pun langsung memilih hari baik dan persiapan pernikahan pun mulai digelar. Semua orang langsung sibuk dengan tugasnya masing-masing karena Adipura ingin membuat pesta besar untuk Jonathan dan Rosella. "Sungguh tidak usah pesta sebesar itu, Ayah. Bagiku yang penting pernikahan kami sah.""Tidak bisa! Kau akan menikah, tentu saja pestanya harus besar dan mewah. Ayah tidak mau tahu, pestanya harus besar!" seru Adipura lagi dengan lantang. Semua anggota keluarga pun tidak berani membantah lagi dan akhirnya menuruti Adipura. Mereka menyewa gedung resepsi mewah dan menyewa jasa WO, namun tetap saja Adipura yang begitu sibuk mengatur semua detailnya karena memang Adipura sendiri adalah orang yang sangat detail. Sedangkan Lidya dan keluarganya yang sudah kembali ke rumah mereka sendiri, tidak banyak ikut campur dan memilih untuk mengik

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kejutan Lamaran

    "Mari, silakan, Pak Jacob!" "Silakan, Pak Adipura!" Keluarga Adipura, keluarga Jacob, dan keluarga Lidya sedang berkumpul bersama malam itu di sebuah ruang VIP di sebuah hotel mewah untuk makan malam. Setelah melalui banyak hal, mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. "Rosella, kapan kau baru akan kembali ke WHA, hah? Om menunggumu. WHA membutuhkanmu," seru Adipura. Sejak kejadian itu sampai Adipura keluar dari rumah sakit bahkan sampai hari ini, Rosella memang belum kembali bekerja di WHA. Walaupun semua masalah sudah selesai dan namanya sudah bersih, tapi Rosella masih ragu untuk kembali. Bahkan Livy sudah mengundurkan diri dan memilih pindah ke luar negeri. "Ah, itu ...." "Besok Rosella akan kembali bekerja, Ayah." celetuk Jonathan tiba-tiba. Rosella pun membelalak menatap Jonathan karena sebelumnya mereka belum pernah membicarakannya. "Jonathan!" desis Rosella. Namun, Jonathan tidak menanggapinya dan malah menggenggam tangan Rosella yang ada di atas meja. "Besok

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status