Bastian duduk di ranjang Sierra sambil menatapnya tajam, seolah pria itu memang sudah menunggunya sejak tadi."Mengapa kau masih di sini, Bastian?" tanya Sierra yang sudah lemas memikirkan begitu banyak yang harus ia hadapi secara terang-terangan saat ini. Jacob, Bastian, Laura. "Apa yang kau lakukan di kamar Jacob, Sierra?" Alih-alih menjawab pertanyaan Sierra, Bastian malah menanyakan hal lainnya.Sierra mengernyit mendengarnya, namun ia sudah memutuskan tidak akan mempersulit hidupnya dengan menanggapi Bastian lagi. "Itu bukan urusanmu, Bastian!""Apa kau melayaninya? Servis cepat?" tuduh Bastian begitu saja. Sierra langsung menganga mendengarnya dan amarahnya pun bangkit. "Bastian, apa di otakmu itu hanya ada hal seperti itu? Apa suami istri hanya boleh melakukan itu saja? Aku juga punya urusan lain dengan Jacob!""Sialan, Sierra! Kau yang membuatku seperti ini! Kau menolak saat kusentuh tapi selalu berakhir pasrah! Sebentar kau bersikap terhormat, sebentar murahan! Kau yang m
"Apa katamu, Sierra? Dia mengancammu?""Ya, begitulah, Valdo. Mendadak aku ketakutan apa yang akan dilakukan Tante Laura padaku."Valdo sudah kembali bekerja keesokan harinya dan seperti biasa, Sierra menceritakan semua yang terjadi pada Valdo. "Tenanglah, Sierra! Jangan takut, ada aku. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah bergerak lebih cepat. Karena dia sudah mengetahui apa yang kau lakukan, berarti ada kemungkinan dia akan melakukan sesuatu yang membuat kita tidak bisa menemukan kelemahannya."Valdo terdiam sejenak dan nampak berpikir keras. Bagi Valdo, ia akan melakukan apa saja agar Sierra bisa lebih cepat menyelesaikan tugasnya dan keluar dari keluarga Sagala. Karena itu berarti Sierra bebas dan Valdo juga bebas mendekati Sierra, melindungi wanita itu, dan berhubungan secara wajar. Tidak dapat dipungkiri semua orang mempunyai maksudnya sendiri-sendiri. Namun di atas semua itu, maksud Valdo tulus demi kebebasan dan kebahagiaan Sierra. Sementara di rumah, Laura yang sudah
Bastian masih terus berusaha mencari kesempatan untuk mendekati Sierra di kantor hari itu. Suasana bekerja tidak pernah sama lagi sejak ia mempunyai affair dengan Sierra. Bastian menjadi makin bersemangat bekerja karena ia tahu di kantor ia bisa lebih bebas bersama Sierra daripada di rumah. Namun sialnya, kehadiran Valdo membuatnya tidak bebas lagi. "Tidak usah menemui Sierra lagi, Bastian!" seru Valdo saat mereka sudah berhadapan di depan pintu ruang kerja Sierra. "Aku dan Sierra bekerja bersama jadi mustahil aku tidak menemuinya, Valdo.""Oh, benarkah hanya itu maksudmu? Aku tahu kau sedang mendekati Sierra kan, Bastian? Tapi Sierra tidak suka didekati olehmu." Bastian hanya menyeringai mendengar ucapan Valdo. "Oh, kau hanya belum tahu bagaimana Sierra menanggapiku, Valdo. Bahkan dia sama berhasratnya denganku," bisik Bastian memprovokasi. Rahang Valdo pun mengeras mendengarnya. "Jangan mencoba memprovokasiku, Bastian! Kau tidak mau kita berkelahi lagi di sini kan?" "Huh,
Jacob Sagala bukanlah pria tua yang benar-benar bisa diprovokasi begitu saja, apalagi oleh Laura yang Jacob sudah tahu dengan jelas bahwa wanita itu adalah ular berbisa. Alasan Jacob mempercayai semua bukti yang Laura tunjukkan tentu saja karena Jacob sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kedekatan Bastian dan Sierra. Walaupun jujur saja Jacob sempat sangat marah saat mengetahui hubungan ini sudah lama terjalin dan sudah begitu dekat, namun amarah ini lebih ditujukan pada Sierra yang berani sekali membohonginya sekaligus mengabaikan peringatannya. Karena itu, akhirnya Jacob pun memutuskan untuk mempercepat rencananya. Sejak mengetahui kedekatan Bastian dan Sierra waktu itu, Jacob sudah memutar otak bagaimana cara menjauhkan mereka dan Jacob pun mendapat ide untuk menjodohkan Bastian saja. Bahkan beberapa kandidat sudah Jacob survey bibit, bebet, dan bobotnya, hingga akhirnya pilihan jatuh pada seorang wanita yang sudah lama tergila-gila pada Bastian yaitu Vella
Suasana masih begitu hening saat Jacob dan Bastian masih saling menatap tajam.Terlihat tidak ada yang mau mengalah di sana dan Bastian benar-benar keras kepala sama seperti Jacob. Hanya saja, Jacob yang saat ini sudah menyadari kesalahannya berharap bisa berdamai dengan anak semata wayangnya itu sebelum ia meninggal. Namun, tidak begitu dengan Bastian yang sama sekali tidak berniat berdamai dengan ayahnya itu. "Kau benar-benar keras kepala, Bastian! Semua yang Ayah lakukan ini untukmu! Agar kau tidak jatuh ke pelukan wanita yang salah!" bentak Jacob lagi. "Apa bedanya denganmu? Seperti kau tidak pernah jatuh ke pelukan wanita yang salah saja! Bahkan kau sampai menelantarkan anak istrimu karena pelakor murahan itu!" sahut Bastian sarkastik. Seketika Laura pun dibakar amarahnya karena sudah jelas yang Bastian maksud adalah dirinya. "Berani sekali kau menghinaku, Bastian?"Bastian yang mendengar kemarahan Laura hanya melirik singkat dan tertawa sinis. "Oh, kau merasa ternyata ya?
Bastian tidak pernah menginginkan wanita sebesar ia menginginkan Sierra. Bahkan setelah ia membela Sierra di depan semua orang, hasrat ingin memiliki Sierra bukannya meredup malah menjadi semakin besar. Itulah yang membuat Bastian tidak bisa menahan dirinya saat akhirnya Sierra memilih keluar dari ruang keluarga. Ada sebuah desakan di hati Bastian untuk memberitahu Sierra kalau perjodohan ini tidak ada artinya untuknya dan Bastian akan menentukan sendiri apa yang ia mau. Bastian pun langsung mengejar Sierra, menahannya, bahkan menciumnya untuk menunjukkan kesungguhannya. Bastian tidak pernah berpikir untuk menikah atau memiliki satu wanita saja dalam hidupnya. Pemikiran itu terlalu jauh.Bastian hanya tahu saat ini ia menginginkan Sierra. Sudah sejak beberapa waktu yang lalu dan Bastian pun yakin ia akan terus menginginkan Sierra untuk waktu yang sangat lama. Sedangkan Sierra yang mendapat perlakuan lembut dari Bastian malah hanya bisa mematung kaget. Ia tidak bisa bicara, tapi
Di rumah, Jacob sudah begitu geram dan ingin naik menyusul Sierra, namun Valdo menghentikannya.Valdo pun akhirnya berhasil menenangkan Jacob dan membawanya kembali ke ruang keluarga, sementara Valdo sendirilah yang menyusul Sierra ke atas, melindungi wanita itu dari amukan siapa pun.Valdo pun bertekad selama ia ada di sana, Valdo tidak akan membiarkan Sierra disalahkan atas kejadian tadi, sekalipun tindakan tadi memang merupakan suatu kesalahan. Sedangkan kesempatan itu digunakan oleh tiga wanita ular untuk menjelekkan Sierra di depan Jacob. "Aku tahu di sini Bastian juga salah, tapi yang namanya pria itu hanya mementingkan nafsu, apalagi Bastian belum menjalin hubungan denganku. Kalau dia bersamaku, aku yakin aku bisa merubahnya menjadi lebih baik, Om. Bastian menjadi seperti ini pasti karena Sierra yang terus menggodanya dan menyodorkan dirinya dengan murahan!" tuduh Vella. "Benar, Ayah! Sierra pasti terus menggodanya sampai Bastian menggila. Dasar wanita hina!" timpal Stephani
"Ini bukan salah Sierra. Suatu hubungan bisa terjadi karena persetujuan kedua belah pihak, bukan hanya Sierra saja. Aku tahu Anda menyayangi Bastian, tapi Anda juga tidak boleh melemparkan kesalahan begitu saja pada Sierra." Setelah mengobrol cukup lama dengan Sierra, Valdo akhirnya keluar dari kamar Sierra dan menghadap ke kamar Jacob lagi. Jacob masih kukuh menyalahkan Sierra, sedangkan Valdo juga kukuh membela Sierra."Berhenti membela Sierra, Valdo! Aku tahu kau juga menyukai wanita itu kan? Kau bahkan boleh membawanya dan memilikinya tapi jangan Bastian! Mengapa dari sekian banyak pria, yang dia pilih malah Bastian, hah?""Bukan begitu, Pak. Ini bukan salah Sierra. Tolong jangan menekannya lagi!""Diam kau, Valdo! Kau sudah mulai berani berbicara dengan nada tinggi padaku, hah?"Jacob makin marah malam itu sampai kepalanya berdenyut hebat dan Valdo pun akhirnya meminta Jacob untuk beristirahat saja. Setelah memastikan Jacob tertidur, Valdo pun akhirnya berpamitan pulang. Semen