Share

19. Pengakuan Gavin

**

SUV hitam milik Gavin berhenti di pelataran luas kediaman kedua orangtuanya ketika malam belum cukup larut. Mungkin sekitar pukul delapan atau sembilan malam. Namun, bagaimanapun Gavin memacu kendaraan dengan cepat, sepertinya ia harus kecewa ketika melihat mobil Jessica sudah ada di sana. Ia terlambat, ya.

Lelaki itu disambut oleh raut keruh sang Mami bahkan pada langkahnya yang pertama menapaki lantai rumah.

Nah, mendapati ekspresi seperti itu dari Riani Sanjaya, perasaan Gavin semakin tidak enak.

“Selamat malam, Mam,” sapa sang putra tunggal Sanjaya. Ia mencoba tersenyum, namun yang keluar justru seringai sarkas. “Mami baik sekali menyambutku seperti ini di pintu masuk. Biasanya nggak pernah.”

Riani berdecih. Ia memutar tumit dan melangkah kembali ke dalam ruangan, diikuti Gavin di belakangnya.

“Melihat gelagat Mami, sepertinya sudah ada yang melapor macam-macam,” komentar Gavin lagi.

Riani menoleh sekilas. “Ke ruang tengah, Vin. Jessica dan Papi sudah menunggu di sana.”

“Aku ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status