Share

26. Kemarahan Arvin

Author: pramudining
last update Last Updated: 2024-10-21 16:32:58

Happy Reading

*****

"Aku bisa jelaskan nanti, Mas," jawab Hasbi.

"Sebaiknya, nggak usah ikut campur, Vin," ucap Sano. Dia masih mengunci kedua tangan Arvin ke belakang agar tak menyelamatkan Zoya.

Arvin berusaha melepaskan diri dari kungkungan yang membelenggunya. Namun, tenaganya jauh lebih besar dari Sano. Melirik Hasbi, suami Zoya itu memberi kode untuk segera menyelamatkan istrinya.

Mengerti kode yang diberikan Arvin, Hasbi perlahan menggeser posisinya, mendekati Zoya dan Sekar.

"Bu Sekar, jangan bertindak impulsif. Pak Arsyad menuliskan wasiat tersebut pasti memiliki pertimbangan tersendiri," nasihat sang pengacara.

"Tetap saja dia nggak adil. Aku sudah menjaga anaknya selama puluhan tahun. Tapi, apa yang didapat? Cuma rumah kecil di pinggiran kota itupun harus berbagi dengan Adeeva," kata Sekar keras, menggelegar memenuhi ruang tamu.

"Bu, tolong lepaskan," pinta Zoya. Tersendat-sendat karena tenggorokannya tercekat.

"Mati saja, kamu." Perkataan Sekar makin ngawur. Emosinya tak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   27. Maju Satu Langkah

    Happy Reading*****Duduk di sebelah sang istri, Arvin menyodorkan sendok yang berisi nasi serta ayam kecap. Walau banyak masalah yang harus mereka hadapi, tetapi menjaga kesehatan harus dilakukan serius. "Udah, Mas. Aku kenyang," kata Zoya setelah menerima beberapa suap makanan dari suaminya."Satu sendok lagi, Sayang. Makanan tadi dikit sekali." Sengaja menampilkan wajah melas. "Buat Mas saja. Mas juga harus makan biar nggak sakit." Zoya mengambil sendok di tangan Arvin. Lalu, menyuapkannya. "Buka mulut. Aku tahu, Mas, pasti lapar setelah seharian tadi bekerja.""Tapi, Sayang. Nasi ini untukmu. Mas, nanti ambil sendiri di dapur," tolak Arvin."Mas, jijik gitu sama bekas sendokku?"Cepat, Arvin menggelengkan kepala. "Nggak gitu juga, Sayang.""Kalau gitu, buka mulut." Zoya kembali menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut sang suami.Arvin terpaksa membuka mulutnya. "Nah, gitu, dong."Menarik garis bibirnya, Arvin melihat kebahagian di mata sang istri walau sedang dilanda masalah

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   28. Makin Mendekati Kebenaran

    Happy Reading*****Saking gugupnya orang yang tengah menguping pembicaraan Hasbi dan Arvin, dia malah melakukan kesalahan. Kakinya tanpa sengaja terantuk vas bunga yang berada di dekat pintu ruangan tersebut. "Siapa di sana?" teriak Hasbi. Segera berdiri melihat keadaan di luar. Namun, dia hanya bisa melihat punggung orang tersebut. Kembali ke ruangan tersebut, tatapan Arvin terlihat tegas."Siapa, Bi?""Kurang tahu, Mas. Aku cuma bisa melihat punggungnya saja. Coba cek kamera pengawas. Aku yakin dia mengintip dengan maksud lain.""Nanti saja, lebih baik kita cari solusi untuk masalah ini. Bagaimana caranya menangkap pelaku tanpa mereka menyadarinya." Arvin menatap lurus ke depan. "Mas, boleh saya memberikan pendapat," kata sang wakil manajer produksi."Silakan saja, Pak. Apa yang ingin njenengan sampaikan?"Lelaki berumur empat puluhan itu duduk di sebelah Hasbi. Mulai menata diri sebelum mengatakan, raut mukanya kentara sekali jika dia memiliki kemelut di hati. Walau tak tahu pas

    Last Updated : 2024-10-23
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   29. Masalah Lagi

    Happy Reading*****"Saya nggak suka orang yang bertele-tele," ucap Arvin. Sengaja duduk dengan penuh kewibawaan sebagai seorang atasan. Wajah lelaki itu benar-benar menakutkan. Tatapan tajam, membunuh keberanian lawan bicaranya. "Katakan siapa orang yang kamu telpon tadi. Saya mengantongi beberapa bukti kejahatan yang njenengan lakukan. Jika nggak mau ngaku, saya terpaksa memanggil polisi saat ini juga.""Maksud Mas Arvin apa? Kejahatan apa yang saya lakukan? Saya sama sekali nggak ngerti," ucap si lelaki terbata-bata. "Terus saja mengelak. Kalau saya bener-bener menyerahkan bukti itu ke polisi baru tahu rasa," ancam Arvin, Wajahnya makin terlihat menakutkan bagi sang manajer produksi. Namun, lelaki di depan Arvin itu berusaha setenang mungkin agar tidak ada kecurigaan yang mengarah padanya. "Silakan saja laporkan ke polisi. Saya sama sekali nggak berbuat salah.""Baik, njenengan yang memaksa saya melakukannya. Jadi, jangan menyesal setelah ini." Arvin mengambil ponsel dari sakuny

    Last Updated : 2024-10-24
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   30. Bencana Tak Terduga

    Happy Reading *****Arvin dan Hasbi bergegas ke lobi di mana para karyawan sedang berdemo. Entah apa yang mereka inginkan, keduanya belum tahu padahal tadi pagi tidak ada kejadian atau pergerakan yang memicunya. Tepat di luar pintu masuk, beberapa ratus karyaawan sudah berdiri dengan meneriakkan kata-kata provokasi tentang keadaan pabrik. Ada juga yang membawa spanduk bertuliskan supaya pihak presidium pabrik tidak memecat karyawan secara masal. Entah siapa yang mengembuskan kabar adanya PHK, Arvin dan Hasbi belum mengetahuinya. "Tolong ambilkan toa, saya ingin memberikan penjelasan pada mereka bahwa kabar pemecatan karyawan secara masal itu nggak ada," pinta Arvin pada salah satu karyawan yang kini berdiri di belakangnya. "Baik, Pak." Lelaki yang ditugaskan menjadi manajer HRD mengangguk. Berbalik arah untuk mendapatkan barang yang diminta atasannya.Setelah beberapa menit, Arvin menerima benda itu dan langsung berkata pada seluruh karyawannya. Tadi, sebelum karyawan yang membawa

    Last Updated : 2024-10-25
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   31. Bencana

    Happy Reading*****Arvin tak lagi bisa mengendalikan laju kendaraannya. Sekuat tenaga memutar kemudi demi menghindari kecelakaan, dia malah menabrak pohon besar di sisi berbeda. Asap mengepul dari kap depan mobil yang ditumpangi Zoya dan suaminya. Beberapa orang segera menghampiri mereka dan berkerumun. Ada juga yang bertindak cepat dengan menolong pasangan tersebut. "Tolong istri saya," ucap Arvin sebelum kesadarannya menghilang. "Pak ... Pak," panggil seseorang yang tadi mengeluarkan Arvin. Lalu, lelaki itu mengambil ponsel di tangan suami Zoya dan menghubungi kontak yang belum sempat di tekan oleh Arvin."Ya, Mas. Ada apa?" ucap seseorang di seberang sana yang ternyata adalah Hasbi."Maaf, Mas. Kalau boleh tahu njenengan ini siapanya yang punya HP, ya?""Lho, ini siapa? Bukankah HP ini punyanya Mas Arvin?""Iya, bener. Saya cuma mau mengabarkan jika pemilik HP ini mengalami kecelakaan.""Astagfirullah," ucap Hasbi, "di mana kejadiannya, Pak?"Sang penolong menyebutkan nama jalan

    Last Updated : 2024-10-27
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   32. Gerak Cepat

    Happy Reading*****Hasbi mengikuti langkah beberapa tetangganya hingga sampai di pos ronda perumahan tersebut. Tampak ibunya kacau dengan jilbab robek serta tangisan memilukan. Hasbi mendekap ibunya erat. "Bu, tenang. Ini Hasbi," bisik lelaki berkemeja cokelat muda tersebut. Perempuan paruh baya dengan gamis batik itu mendorong sedikit tubuh si lelaki. Menatap, memastikan bahwa yang memeluknya tadi adalah Hasbi, anaknya. "Hasbi." Tangis perempuan paruh baya itu pecah. Hasbi, hanya bisa mengelus punggungnya dengan sabar. Setelah tangis sang wanita mulai reda, barulah putra semata wayangnya itu mengajak pulang."Terima kasih, sudah menolong ibu saya," ucap Hasbi, tulus pada para tetangganya."Sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong tetangga yang kesusahan. Kalau saya boleh ngasih saran, lain kali kalau Mas Hasbi mau ninggal Ibu di rumah sendirian. Sebaiknya ada yang menemani," nasihat salah satu dari Bapak-bapak yang menolong. Dia dikenal sebagai ketua RT di perumahan tersebut.

    Last Updated : 2024-10-28
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   33. Arvin

    Happy Reading*****Sekar merebut kertas di tangan putrinya. Membaca sebentar, lalu tersenyum. "Kamu yakin ini surat kuasa yang ditulis Zoya, sedangkan semalam dia belum siuman bahkan sampai tadi pagi matanya belum terbuka sama sekali. Arvin sendiri sampai saat ini belum bangun juga. Jadi, jangan membohongi kami dengan surat kuasa yang kamu bawa ini."Hasbi tersenyum miring. "Kapan Tante menjenguk Mbak Zoya? Coba cek keadaannya sekarang? Benarkah dia belum bangun? Untuk apa aku memalsukan surat kuasa.""Mari kita putuskan setelah semua pemilik saham datang," kata Adeeva.Mengerutkan kening, Hasbi bertanya, "Untuk apa para pemilik saham datang? Bukankah rapat pemegang saham masih dua hari lagi?""Kenapa? Apa kami akan tetap diam saja melihat pabrik tanpa pemimpin?" tambah Sekar. Para karyawan saling pandang, mereka sama sekali tidak mengerti dan memahami apa yang terjadi dengan para atasan tersebut. "Mohon maaf senelumnya, Pak Hasbi, Bu Sekar dan Mbak Adeeva. Kami rasa, perdebatan in

    Last Updated : 2024-10-31
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   34. Rencana Busuk Sekar

    Happy Reading*****"Jangan salah paham, Mas. Kami bermaksud baik," sahut Ashari."Benar, Mas Hasbi. Coba njenengan lihat keadaan Mbak Zoya sekarang. Apakah tega terus-terusn melihatnya seperti itu?" tambah Maryam, "Ibu sama Bapak cuma ingin yang terbaik.Hasbi memandang Zoya, lalu menatap kedua orang tua Arvin. Kemarahan yang semula mulai hadir kini perlahan mereda. Lelaki itu mencoba menempatkan dirinya pada posisi orang-orang tersebut. "Gini, lho, Bu, Pak. Coba njenengan pikirkan lagi, apa yang akan Mas Arvin rasakan jika dia terbangun nanti. Dia sudah menunggu Mbak Zoya lama sekali, lho. Mbak Zoya sendiri pastinya nggak akan mau meninggalkan suaminya dalam keadaan seperti ini," jelas Hasbi."Tapi, Mas. Coba njenengan bayangkan, sudah sebulan lebih nggak ada perkembangan pada Arvin. Ibu sama Bapak nggak tega melihat Mbak Zoya terus-terusan seperti ini." Maryam mulai menitikkan air mata."Biarlah, jika dia bangun nanti kami yang akan menjelaskan," tambah Ashari.Hasbi menggelengka

    Last Updated : 2024-11-01

Latest chapter

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   42. Kebahagiaan Sebenarnya

    Happy Reading*****Zoya berbalik akan segera berlari menjauhi sang suami. Namun, Arvin sudah memegang pergelangan tangannya terlebih dan mendekapnya sehingga Zoya cuma bisa tertawa."Puas, ya, ngerjain Mas kayak gini?" Menciumi seluruh wajah dan kepala sang istri. Zoya tertawa lepas. Setelah banyaknya kejadian tidak mengenakkan yang terjadi akhir-akhir ini, sekarang dia mendapatkan kebahagiaan. Pernikahan yang awalnya membuat ragu kini akan berubah menjadi keluarga kecil yang Insya Allah membahagiakan. "Mas, sih. Mukanya tegang gitu padahal yang over thinking sebelumnya adalah aku. Kenapa berubah nggak yakin setelah melihatku tadi?" Kedua tangan Zoya menangkup pipi Arvin membuat bibir lelaki itu monyong. Arvin berusaha tersenyum, tetapi kesulitan karena kedua tangan Zoya. Akhirnya, lelaki itu hanya memandang sang istri lekat sambil membayangkan ketika dulu Zoya sering sinis dan marah-marah tidak jelas padanya. Walau lelaki itu sudah berusaha menjelaskan dan bertanya kenapa sikap

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   41. Overthinking

    Happy Reading*****Zoya beranjak meninggalkan Arvin. Kakinya menghentak keras karena kesal. "Katanya cinta, cuma diminta tolong gitu saja nggak mau," gerutunya sepanjang perjalanan menuju kamar. Sebagai lelaki yang cukup peka dengan sikap istrinya, Arvin menyusul wanita yang sudah dia cintai sejak dulu itu. Sebelum sampai di kamar dan membuka pintu, pergelangan Zoya dipegang. "Jangan marah dulu, dong, Sayang. Bukannya Mas nggak mau beliin mangga muda, tapi Mas penasaran sama sikapmu sekarang. Kamu nggak pengen periksa ke dokter?""Aku nggak sakit, ya. Ngapain periksa?" Zoya menyilangkan tangannya. Bibirnya mengerucut dan tatapan matanya semakin jengkel pada sang suami. Menghela napas sambil mengelus dada, Arvin meletakkan tangannya ke pundak sang istri. "Ke dokter bukan cuma sakit saja, kan? Kamu nggak kepikiran aneh padahal sudah hampir dua bulan nggak datang bulan. Minimal, kamu tes mandiri deh, Sayang." Saat itulah kening Zoya berkerut. Entah mengapa beberapa bulan ini, dia tid

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   40. Merajuk

    Happy Reading*****"Ibu," teriak Hasbi. Lelaki itu segera merangkul perempuan yang telah melahirkannya dan berteriak untuk memanggil Ambulance.Sementara Arvin, mencengkeram kuat leher Noval. Dia juga melayangkan bogem dengan sekuat tenaga. Polisi langsung mengamankan lelaki yang telah melukai ibunya Hasbi tersebut. Namun, lelaki itu terus memberontak hingga satu pukulan kembali melayang padanya. "Dasar manusia jahat. Masih saja ingin melawan. Kamu mau membusuk di penjara seumur hidup?" bentak Arvin."Aku bersumpah nggak akan mati sebelum menghabisi kalian semua. Nggak usah mimpi, Vin," umpat Noval. "Menyerahlah sebelum kami melakukan tindakan lebih buruk dari ini." Polisi memukul kaki Noval, mengurangi pergerakannya.Sementara itu, Zoya terpaku melihat tantenya bersimbah darah di pelukan Hasbi. Air matanya tak henti-hentinya mengalir. "Bi, gimana kalau tante ....""Sstt. Berdoa yang baik-baik saja." Hasbi langsung menggendong ibunya kelur dari ruang meeting. Di luar, ambulance s

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   39. Korban

    Happy Reading*****"Om, jangan bertindak gegabah. Njenengan itu sudah menjadi buronan polisi saat ini. Kalau sampai Mbak Zoya terluka, hukuman yang didapat nggak main-main. Kemungkinan besar, Om Sano akan membusuk di penjara," peringat Hasbi. Dia bergerak pelan untuk menyelamatkan saudaranya."Diam, Bi. Jangan ikut campur. Kalau kamu bergerak lagi. Aku benar-benar akan menghabisinya," ancam Sano. Pisau yang dia acungkan ke leher Zoya menempel erat di kulit. Di belakang lelaki paruh baya itu sudah ada Noval dan lelaki yang paling dibenci Hasbi. Suami ibunya itu membawa serta perempuan yang telah melahirkan Hasbi. "Jangan ikut campur kalau nggak mau nyawa ibumu melayang," peringat Noval. Lalu, dia menatap semua orang yang ada di ruangan itu. "Sebaiknya, kalian juga diam. Jangan ada yang berani bergerak untuk menghubungi polisi kalau nggak mau nyawa melayang."Noval melemparkan map berwarna hitam ke meja meeting. "Silakan kalian tanda tangani berkas itu. Setelahnya, kalian bisa pergi

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   38. Tertangkap

    Happy Reading*****"Jika laporan rugi laba ini benar, kenapa pihak-pihak yang bekerja sama dengan kita masih komplain? Para karyawan juga banyak yang mengeluh jika Zoya membiarkan masalah itu terus berlanjut," tanya Sekar. "Benar. Ketika saya mengadakan sidak beberapa waktu lalu, salah satu karyawan sempat mengatakan bahwa kamu nggak mengambil tindakan apa pun. Cuma menyortir bahan amentah yang ada di frezer gudang. Selebihnya, kamu nggak amengambil tindakan apa pun," kata salah satu pemilik modal."Pasti yang bapak tanyai adalah karyawan dengan posisi pekerja biasa atau pelaksana. Coba njenengan tanya pada semua jajaran presidium yang ada di pabrik ini. Bagaimana Mbak Zoya dan saya berusaha mengatasi masalah yang ada tanpa bantuan siapa pun. Kami malah mendapat intimidasi dari beberapa orang tak dikenal," terang Hasbi. Zoya berdiri, menetap semua orang yang hadir penuh selidik. "Saya tahu, ada seseorang dari njenengan-njenengan ini yang nggak mau saya berada di posisi sekarang. Se

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   37. Masuk Perangkap

    Happy Reading*****Arvin menatap semua anggota keluarganya bergantian. "Kalau kita nggak menyembunyikannya. Aku takut, apa yang mereka rencanakan akan jauh lebih besar lagi. Bukan nggak mungkin kalau nyawamu juga menjadi incaran mereka," ucapnya pada sang istri. Diam, semua orang yang ada di ruang perawatan itu mencoba berpikir dan menimbang ide yang dikemukakan Arvin."Mereka itu orang yang berpikiran sempit. Kita nggak bisa menjamin jika mereka nggak merencanakan semua itu apalagi selama ini rencana-rencana yang disusun selalu gagal. Bu, Pak, aku nggak bisa mengambil resiko jika sampai mereka benar-benar menargetkan kematian Zoya.""Sepertinya, apa yang dikatakan Mas Arvin benar. Ada baiknya kita mengikuti permainan mereka. Mungkin dengan jalan ini, kita bisa mengetahui keberadaan Om Sano dan Noval. Jika orang yang dianggap penghalang sudah nggak ada, bisa dipastikan keduanya akan muncul," tambah Hasbi yang merasa ide sang ipar bisa dijalankan.Terdengar tarikan napas Zoya, dia m

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   36. Gagal Total

    Happy Reading*****"Mbak, ada apa sama Mas Arvin?" tanya Hasbi ikut panik seperti Zoya. "Nggak tahu, Bi. Antar Mbak ke rumah sakit. Mbak takut nggak fokus nyetir kalau ke sana sendiri." Membereskan berkas yang ada di hadapannya. Zoya berdiri, lalu melempar kunci mobil tanpa menunggu jawaban Hasbi."Istighfar, Mbak," pinta Hasbi. "Kita nggak punya waktu banyak, Bi. Suara Bapak di telpon seperti orang yang ketakutan.""Ayo, cepat ke rumah sakit." Setengah berlari keduanya menuju parkiran. Tak sedikit orang yang berpapasan dengan keduanya bertanya, tetapi tidak dijawab. Hasbi melakukan kendaraan dengan cepat menuju rumah sakit. Walau beberapa pengendara lain sempat memperingatkannya dengan mengklakson bahkan kadang ada yang mengumpat langsung karena cara berkendaranya yang ugal-ugalan. Namun, Hasbi tak mengindahkannya hingga lima menit kemudian mereka sampai di gerbang rumah sakit."Mbak turun dulu. Biar aku nyari tempat parkir." Mobil yang mereka kendarai sudah ada di depan loket

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   35. Runyam

    Happy Reading*****Pulang dari rumah tua, Sekar dan Adeeva mampir ke tempat orang yang sudah disebutkan Noval. Mereka akan meminta bantuan pada lelaki tersebut. Bintang keberuntungan berpihak pada keduanya. Lelaki yang dicari tengah duduk di teras rumah."Untungnya kamu ada di rumah, Rim," ucap Sekar menyapa lelaki berbadan dempak dengan jambang lebat."Tumben. Ada keperluan apa mencariku?" Lelaki yang tak lain adalah suami kedua ibunya Hasbi itu menatap dua perempuan di depannya dengan tatapan menyelidik."Ada hal yang perlu kita bicarakan," jawab Sekar."Kayaknya hidup Om Karim sangat santai dan tenang. Sore gini sudah duduk di teras rumah menikamati senja," tambah Adeeva.Lelaki itu terkekeh. "Nggak semua yang kamu lihat adalah kebenarannya. Terkadang, orang yang terlihat paling santai adalah orang yang paling ruwet pemikirannya," jawabnya. Lalu, lelaki itu menatap Sekar. "Bagaimana kabar Sano?""Buruk. Dia dalam pengawasan polisi. Oleh karena itulah aku datang menemuimu. Dia memi

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   34. Rencana Busuk Sekar

    Happy Reading*****"Jangan salah paham, Mas. Kami bermaksud baik," sahut Ashari."Benar, Mas Hasbi. Coba njenengan lihat keadaan Mbak Zoya sekarang. Apakah tega terus-terusn melihatnya seperti itu?" tambah Maryam, "Ibu sama Bapak cuma ingin yang terbaik.Hasbi memandang Zoya, lalu menatap kedua orang tua Arvin. Kemarahan yang semula mulai hadir kini perlahan mereda. Lelaki itu mencoba menempatkan dirinya pada posisi orang-orang tersebut. "Gini, lho, Bu, Pak. Coba njenengan pikirkan lagi, apa yang akan Mas Arvin rasakan jika dia terbangun nanti. Dia sudah menunggu Mbak Zoya lama sekali, lho. Mbak Zoya sendiri pastinya nggak akan mau meninggalkan suaminya dalam keadaan seperti ini," jelas Hasbi."Tapi, Mas. Coba njenengan bayangkan, sudah sebulan lebih nggak ada perkembangan pada Arvin. Ibu sama Bapak nggak tega melihat Mbak Zoya terus-terusan seperti ini." Maryam mulai menitikkan air mata."Biarlah, jika dia bangun nanti kami yang akan menjelaskan," tambah Ashari.Hasbi menggelengka

DMCA.com Protection Status