Share

BAB 6: Keputusan Zara

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 17:38:05

Pagi ini, mereka telah di rumah keluarga Zara untuk mengambil beberapa barang Zara.

Zara mendapati bahwa hari itu omnya sedang tidak bekerja. Pasalnya, Zara langsung melihat omnya sedang duduk di teras.

Raut wajah Rizal terlihat bingung dan sedikit cemas. Namun, wajahnya langsung berubah begitu melihat Zara datang bersama seorang pria yang jelas orang asing baginya.

“Zara? Dari mana aja kamu? Kenapa semalam gak pulang?” Rizal langsung memberi rentetan pertanyaan pada keponakannya, sesekali matanya melirik Kael dengan curiga. “Siapa laki-laki ini?”

Zara menelan ludah, bingung harus mulai dari mana dia menjelaskan. “Om, ini–”

“Saya suami Zara,” potong Kael dengan mantab, membuat Rizal langsung membelalakkan mata.

Suami?!

“Apa maksudmu?” tanya Rizal dengan suara sedikit tinggi, benar-benar masih tidak percaya dengan ucapan itu. Dia menatap Kael cukup intens.

“Om, ini Che— ah maksudku ini Kael … sekarang aku sudah menikah dengan Kael,” lanjut Zara pelan, sambil mengeluarkan akta pernikahan mereka dari tasnya.

Wajah Rizal langsung berubah saat melihat akta pernikahan itu.

“Ka–kamu gak bercanda, ‘kan? Kenapa mendadak seperti ini?” tanyanya, suaranya sedikit terbata, pandangannya bergantian menatap Kael dan Zara.

Rizal tiba-tiba teringat percakapannya pagi kemarin dengan Sarah, saat Sarah meminta Zara untuk pergi dari rumah. Apakah Zara mendengar percakapan mereka?

Rizal melihat tatapan Zara kepadanya yang tampak seperti sedang memiliki banyak beban, membuat hati kecilnya merasa sedikit bersalah.

“Aku gak bercanda, Om. Aku memang sudah menikah dengan Kael kemarin.” Zara mencoba menjelaskan, berharap Rizal bisa menerima kenyataan ini tanpa terlalu banyak pertanyaan.

Namun, sebelum Zara sempat melanjutkan penjelasannya, suara langkah terdengar dari pintu kamar. Sarah muncul dengan senyum manis yang terasa lebih dingin dari biasanya. Dia menatap Zara dan Kael dengan tatapan penuh curiga.

“Wah, Zara! Kok kamu gak bilang kalau mau menikah sebelumnya?” Sarah melangkah mendekat dengan percaya diri, matanya menilai Kael dari atas ke bawah.

Zara merasa sedikit terpojok. Sarah memang selalu tahu bagaimana membuatnya merasa tidak nyaman.

“Tante cuma mau mastiin semuanya baik-baik aja, Zara. Jangan sampai nanti kamu ada masalah. Ingat, kamu itu keluarga kami,” kata Sarah dengan nada yang terdengar seperti memberi nasihat, tetapi tetap ada tekanan halus di balik kata-katanya.

Kael yang diam sejak tadi, akhirnya berbicara. “Saya akan menjaga Zara dengan baik.”

Rizal masih terlihat ragu, menatap Kael seakan mengukur setiap kata yang keluar. “Tapi, di mana kalian akan tinggal? Jangan bilang kamu tinggal dengan keluargamu, karena itu pasti akan membuat Zara tidak nyaman.”

Kael menggelengkan kepalanya, menjawab tenang, “Kami akan tinggal di rumah saya sendiri.”

“Di mana? Sebagai satu-satunya keluarga Zara, tentu saya harus tahu keponakan saya akan tinggal di mana,” kata Rizal.

“Majestic Residences,” jawab Kael singkat.

Mendengar itu, Rizal mengangguk pelan, meski wajahnya masih menunjukkan ketidakpuasan. Selain itu, dari apa yang sudah Kael katakan, dan melihat bagaimana penampilan Kael dan lokasi rumah Kael, membuat Rizal berpikir jauh ke depan. Mungkin Kael memang sudah mapan untuk bisa menghidupi Zara.

Sementara itu, Sarah justru tampak terkejut ketika mengetahui lokasi rumah Kael. Dia tentu tahu bahwa lokasi itu adalah salah satu komplek perumahan paling mewah di kota. Jika rumah pribadi Kael ada di kawasan itu, bukankah ini berarti Kael adalah orang kaya?

Sarah mengerutkan dahinya, sedikit merasa aneh. Rasanya agak tidak mungkin kalau Zara bisa menikah dengan keluarga kaya raya. Namun, dia buru-buru membuang pikiran itu. Ini justru hal yang bagus untuknya, sebab kalau memang suami Zara kaya raya, itu artinya dia bisa mengambil keuntungan.

“Ya sudah, mau gimana lagi, semua sudah terjadi,” kata Rizal pasrah.

Akhirnya, Zara berlalu untuk mengemasi beberapa barangnya. Begitu kembali dengan satu tas penuh, Kael yang tengah duduk di ruang tamu bersama Rizal, langsung berdiri.

“Om, aku pamit, terima kasih untuk semuanya. Maaf kalau selama ini aku membebani, Om,” kata Zara dengan penuh kehati-hatian.

“Gak Zara, kamu sama sekali gak membebani om. Om harap, setelah ini kamu masih berkunjung ke sini meskipun hanya sesekali. Bagaimanapun juga, om adalah keluargamu satu-satunya,” kata Rizal dengan tatapan yang sangat dalam, seolah benar-benar tidak ingin kehilangan Zara yang memang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.

Zara hanya membalasnya dengan anggukan pelan sambil tersenyum.

Pandangan Rizal beralih kepada Kael. “Kael, sekarang Zara sudah menjadi istrimu, itu artinya dia adalah tanggung jawabmu. Saya benar-benar berharap kamu bisa merawat Zara dengan baik. Saya tidak ingin ada hal buruk terjadi padanya. Dia sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Tolong, kamu jaga Zara sebaik mungkin.”

Kael tersenyum hangat sambil mengangguk pelan. “Om tenang saja, saya pasti akan menjaga Zara dengan sepenuh hati. Saya juga minta maaf karena ini semua terlalu mendadak, tapi saya berjanji tidak akan membuat Zara tersakiti.”

Rizal menepuk pelan bahu sambil tersenyum puas mendengar jawaban Kael.

Sementara Zara justru merasa aneh dengan jawaban Kael. Sebelumnya, Kael selalu berkata dengan sangat dingin dan penuh otoritas, tapi kenapa sekarang justru terdengar seperti pria yang memang menikahinya dengan tulus?

“Kalau begitu, biar aku antar ke depan,” sahut Sarah yang langsung meraih tas Zara untuk dia bawa. Zara tentu tidak bisa menolaknya. “Mas, tolong jaga Zio sebentar ya.”

Akhirnya, Zara berjalan bersama Sarah, sedangkan Kael telah berjalan lebih dulu di depan.

“Zara, Tante harap setelah ini kamu gak akan lupa untuk balas budi atas semua bantuan keluarga Tante untuk kamu selama ini,” kata Sarah terus terang ketika mereka telah sampai di ujung gang.

Mendengar itu, Zara mengerutkan dahinya, merasa terkejut sekaligus bingung. Dia tidak menyangka tantenya akan mengatakan hal itu. “Balas budi gimana maksudnya, Tante?”

“Sejak orang tuamu meninggal, om kamu yang membayar semua biaya kebutuhanmu, termasuk biaya pendidikanmu sampai sarjana.” Sarah menatap Zara dengan tajam. “Bulan depan Zio akan mulai masuk pendidikan dasar. Tante minta kamu bantu membayar uang sekolah Zio.”

Zara membelalakkan matanya. Sepertinya, sekarang dia tidak bisa lagi berdiam begitu saja seperti sebelumnya. “Tante, semua uang pendidikan itu dari tabunganku yang memang sudah disiapkan ayahku sejak lama. Selama kuliah, aku juga sambil bekerja untuk membayar uang kuliah.”

“Apa menurutmu, biaya hidupmu yang lain selama ini gratis?!” suara Sarah mulai sedikit meninggi dan lebih tajam. “Makanmu, air yang kamu pakai, pakaianmu sejak masih kecil, kamu pikir itu semua dari siapa?!”

“Tante, aku sudah memberikan lebih dari setengah gajiku untuk membantu keluarga Tante. Aku juga selalu membantu pekerjaan rumah, bahkan mengurus Zio. Makan pun aku lebih sering membeli di luar. Apa semua itu masih kurang?!” tanya Zara dengan berani, suaranya mulai terdengar sedikit meninggi. Setelah selama ini dia hanya diam dengan sikap Sarah yang selalu menuntutnya ini itu ketika tidak ada Rizal, Zara benar-benar merasa tidak tahan lagi.

“Masih untung aku mau menerima kamu di rumahku, apa susahnya membayar balas budi?! Dasar anak tidak tahu terima kasih!!” Amarah Sarah semakin terpancing. Dia telah mengangkat tangannya dan bersiap untuk menampar wajah Zara.

Namun, belum sempat telapak tangan itu menyentuh kulit wajah Zara, justru pergelangan tangan itu lebih dulu dicengkeram oleh tangan besar Kael.

Kael ternyata memang telah mendengar semua obrolan mereka, dan ketika dia menoleh justru mendapati Sarah yang telah melayangkan tangannya untuk menampar Zara.

Sorot mata Kael tampak sangat tajam, wajahnya memancarkan aura dingin yang begitu menusuk. “Sekali kamu berani menyentuhnya, aku tidak akan segan untuk mematahkan tanganmu.”

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 7: Dalam Bayangan Kael

    Zara terpaku, kaget dengan apa yang baru saja dilakukan Kael. Tidak mungkin pria sedingin Kael mau membelanya, ‘kan?! Apa ini bagian dari sandiwara mereka? Zara memanggil Kael pelan, “Chef … ” Namun, Kael sama sekali tidak menoleh. Dia masih terus menatap Sarah penuh intimidasi, aura dingin dan mencekam benar-benar terpancar dari dirinya. Zara melirik Sarah yang masih berdiri kaku dengan wajah bingung dan merah padam, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Kael melepaskan genggamannya perlahan, tetapi penuh ketegasan. Tatapannya tajam, dingin, dan menusuk, membuat Sarah secara refleks mundur selangkah. Tanpa berkata apapun lagi, Kael berbalik menghadap Zara yang masih terpaku di tempat, kemudian berjalan memasuki mobil. Zara menelan ludah, bergegas mengikuti langkah Kael menuju mobil. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia melirik ke arah Sarah. Tantenya masih berdiri kaku di tempat, menunduk dengan ekspresi yang penuh campuran emosi. Zara yang masih sedikit bingung

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 8: Kejutan Kael

    Zara hampir tersedak mendengar pernyataan Kael. “Keguguran?!” Suaranya penuh dengan campuran kaget dan tidak percaya. Matanya menatap Kael tajam, berharap dia sedang bercanda. Namun, pria itu tetap terlihat tenang. Bahkan, dia kembali mengambil garpunya, melanjutkan makan seperti tidak ada yang terjadi. “Ya,” jawab Kael singkat, tanpa sedikit pun mengangkat pandangannya. “Masalah selesai.” Zara menelan ludah, berusaha mengendalikan emosinya. “Chef … tapi ini tidak semudah itu … ” Kael berhenti, kali ini meletakkan garpunya lagi. Dia menatap Zara dengan sorot mata dingin, tajam seperti belati yang menusuk langsung ke pusat keraguan Zara. “Cukup ikuti. Tidak perlu banyak bertanya,” katanya, setiap kata terdengar tajam dan penuh penekanan. “Tapi—” Belum sempat Zara melanjutkan kata-katanya, suara langkah keras bergema dari arah pintu, diikuti suara tinggi yang penuh amarah. “KAEL!!” Clara berdiri di ambang pintu ruang makan, matanya berkilat penuh kemarahan. Zara menoleh kaget,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 9: Dalam Diam

    Zara tertegun. Ucapan itu seperti tamparan keras di tengah keheningan. “Apa?” bisiknya, nyaris tercekat di tenggorokan. Dia menatap Kael, mencari tanda-tanda kalau ini hanya candaan. Tapi pria itu tetap tenang, terlalu tenang. Kael mengangkat bahu ringan, ekspresinya datar dan tidak terganggu. “Di kontrak kita tidak ada aturan soal kehamilan,” katanya dengan nada acuh. “Jadi, itu bukan masalah.” Zara terdiam, terkejut. Kata-kata Kael berputar di kepalanya. Memang benar di kontrak tidak tertulis soal kehamilan, tapi tetap saja … mana mungkin semudah itu? “Chef, saya … ” Zara menggigit bibirnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat di tengah rasa panik. “Tapi … ini cuma pernikahan kontrak, ‘kan? Dua tahun selesai. Bagaimana mungkin saya … hamil?” Kael menatapnya, dingin dan tanpa emosi. “Toh aku tetap tanggung jawab.” Zara menatapnya dengan pandangan tidak percaya. “Tapi, Chef … ini bukan soal tanggung jawab. Kita bahkan … ” Zara berhenti, merasa pipinya memanas hanya de

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 10: Di Balik Pintu Dapur

    Jantung Zara langsung berdebar. 'Apa dia tahu aku menguping tadi?' pikirnya panik. Tapi, menunggu terlalu lama hanya akan membuat suasana semakin tegang.Dengan langkah hati-hati, dia membuka pintu dan mendapati Kael berdiri di sana, ekspresinya seperti biasa—dingin dan tanpa emosi.“Ya, Chef?” tanyanya, mencoba menyembunyikan kecemasan.“Kita perlu bicara,” ucap Kael, langsung berjalan pergi tanpa menunggu.Zara mengikuti dengan langkah ragu, pikirannya berkecamuk. Apakah dia akan menyinggung soal percakapannya dengan seseorang tadi? Apakah Kael sudah menyadari bahwa Zara menguping? Tapi, dia tidak berani bertanya lebih dulu.Saat mereka sampai di ruang tamu, Kael berhenti dan menoleh. “Besok kita makan malam di rumah keluarga,” ucap Kael datar.Zara terdiam sejenak, tidak percaya bercampur lega dengan apa yang baru saja dia dengar. “Makan malam keluarga?”Kael mengangguk kecil. “Mereka ingin bertemu denganmu lagi, sebagai menantu.”Zara menelan ludah, rasa gugup menguasai dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 1: Tawaran Tak Terduga

    “Zara harus keluar dari rumah ini, Mas.” Kalimat yang keluar dari mulut sang tante, Sarah, membuat Zara mematung. Niat hanya ingin mengambil air dari dapur, Zara malah tanpa sengaja mendengar pembicaraan om dan tantenya di dalam kamar tentang dirinya! “Apa maksud kamu, Sarah?” Om Zara, Rizal, berucap dengan suara tertahan, seakan tak percaya dengan ucapan istrinya. “Semenjak ada Zara, keuangan kita jadi membengkak. Zio sebentar lagi akan masuk sekolah dasar, dan biayanya gak sedikit. Kalau Zara masih di sini, untuk makan aja kita bisa kesusahan, Mas!” keluh Sarah dengan suara lirih, tetapi masih bisa terdengar jelas di telinga Zara. “Tapi, Zara gak punya siapa-siapa, keluarganya cuma aku. Lagian, dia juga ‘kan kasih uang ke kita, masa tidak cukup?” jawab Rizal. “Mas, 3 juta cukup buat apa?! Paling-paling itu cuma nutup biaya makan dia selama sebulan! Terus listrik, air, dan segala hal lain yang dia pakai gimana? Siapa yang tanggung kalau bukan kita?” balas Sarah dengan frus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 2: Cinta yang Terpaksa

    Kael Ashwara, putra tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ashwara yang ternama. Dia adalah sosok dingin dan penuh wibawa, yang memiliki prestasi luar biasa. Di usianya yang masih terbilang muda, 29 tahun, Kael telah diakui sebagai chef genius internasional dengan kemampuan luar biasa! Bahkan, setiap restoran yang dia miliki diberikan paling tidak dua bintang Michelin! Dan sekarang, pria luar biasa semacam itu … sedang mengakui Zara sebagai kekasih yang akan dia nikahi?! Kebohongan macam apa ini!? “C-Chef–” Baru ingin meminta penjelasan, ucapan Zara terhenti ketika melihat tatapan tajam dari Kael. Tanpa perlu bicara, Zara tahu pria tersebut sedang memperingatinya untuk bungkam! Di sisi lain, Clara seperti menggila. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Zara dengan penuh amarah, lalu beralih kepada Kael. “Gak mungkin! Jangan bohong, Kael” seru Clara dengan suara tinggi. “Aku tahu dia itu cuma pelayan di restoranmu. Mana mungkin kamu menolak aku hanya karena pelay

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 3: Pernikahan Tanpa Pilihan

    Ucapan Kael begitu tenang dan tatapan matanya juga terlihat datar seolah apa yang tadi dia katakan bukan suatu hal yang besar. Berbanding terbalik dengan Zara yang membelalakkan matanya, mulutnya terbuka, tetapi tidak ada kata yang keluar. Dia benar-benar tidak bisa mencerna semua ini dengan baik, semua terlalu mendadak. Bahkan, Clara pun tampak terperanga, tapi sorot matanya makin tajam dan penuh kebencian. Maharani juga tampak terkejut, benar-benar tidak menduga putra tunggalnya akan mengatakan hal seperti itu. Sebelumnya, dia memang selalu mendukung keputusan Kael, bahkan tentang Kael yang tidak ingin dijodohkan dengan Clara, putri keluarga Adinata. Namun, dia sama sekali tidak menyangka kalau putranya akan berbuat sejauh ini. Setelah menatap Kael dengan cukup dalam, bergulat dengan perasaan terkejut dan tanda tanya besar, Maharani berbalik menatap Zara. “Apa itu benar, Nak?” Mendengar pertanyaan itu, Zara diserang kebingungan. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 4: Tuan Muda

    Audi A6 milik Kael berhenti tepat di depan pintu utama pusat perbelanjaan. Begitu Kael dan Zara keluar, para penjaga keamanan dan beberapa resepsionis pusat perbelanjaan itu menunduk kepada mereka penuh hormat. Seorang pria langsung mengambil alih untuk memarkirkan mobil Kael. Melihat ini semua, pikiran Zara kembali berputar keras. Kenapa mereka semua menunduk penuh hormat kepada Kael dan dirinya? Mereka hanya dua orang biasa–bukan, Zara hanya orang biasa yang ingin membeli cincin pernikahan bersama dengan Kael, atasannya yang memang berasal dari keluarga ternama, tetapi tetap saja Kael bukan seorang presiden atau bahkan pemilik pusat perbelanjaan ini. “Selamat datang, Tuan Muda. Mari saya antar,” kata seorang resepsionis wanita yang penuh dengan rasa hormat. Sebentar … Tuan Muda? Zara mengernyitkan dahinya, merasa semakin heran dengan panggilan itu. Mengapa Kael dipanggil Tuan Muda? Kael hanya mengangguk pelan dan berjalan mengikuti resepsionis wanita itu, dan Zara tentu s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 10: Di Balik Pintu Dapur

    Jantung Zara langsung berdebar. 'Apa dia tahu aku menguping tadi?' pikirnya panik. Tapi, menunggu terlalu lama hanya akan membuat suasana semakin tegang.Dengan langkah hati-hati, dia membuka pintu dan mendapati Kael berdiri di sana, ekspresinya seperti biasa—dingin dan tanpa emosi.“Ya, Chef?” tanyanya, mencoba menyembunyikan kecemasan.“Kita perlu bicara,” ucap Kael, langsung berjalan pergi tanpa menunggu.Zara mengikuti dengan langkah ragu, pikirannya berkecamuk. Apakah dia akan menyinggung soal percakapannya dengan seseorang tadi? Apakah Kael sudah menyadari bahwa Zara menguping? Tapi, dia tidak berani bertanya lebih dulu.Saat mereka sampai di ruang tamu, Kael berhenti dan menoleh. “Besok kita makan malam di rumah keluarga,” ucap Kael datar.Zara terdiam sejenak, tidak percaya bercampur lega dengan apa yang baru saja dia dengar. “Makan malam keluarga?”Kael mengangguk kecil. “Mereka ingin bertemu denganmu lagi, sebagai menantu.”Zara menelan ludah, rasa gugup menguasai dirinya.

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 9: Dalam Diam

    Zara tertegun. Ucapan itu seperti tamparan keras di tengah keheningan. “Apa?” bisiknya, nyaris tercekat di tenggorokan. Dia menatap Kael, mencari tanda-tanda kalau ini hanya candaan. Tapi pria itu tetap tenang, terlalu tenang. Kael mengangkat bahu ringan, ekspresinya datar dan tidak terganggu. “Di kontrak kita tidak ada aturan soal kehamilan,” katanya dengan nada acuh. “Jadi, itu bukan masalah.” Zara terdiam, terkejut. Kata-kata Kael berputar di kepalanya. Memang benar di kontrak tidak tertulis soal kehamilan, tapi tetap saja … mana mungkin semudah itu? “Chef, saya … ” Zara menggigit bibirnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat di tengah rasa panik. “Tapi … ini cuma pernikahan kontrak, ‘kan? Dua tahun selesai. Bagaimana mungkin saya … hamil?” Kael menatapnya, dingin dan tanpa emosi. “Toh aku tetap tanggung jawab.” Zara menatapnya dengan pandangan tidak percaya. “Tapi, Chef … ini bukan soal tanggung jawab. Kita bahkan … ” Zara berhenti, merasa pipinya memanas hanya de

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 8: Kejutan Kael

    Zara hampir tersedak mendengar pernyataan Kael. “Keguguran?!” Suaranya penuh dengan campuran kaget dan tidak percaya. Matanya menatap Kael tajam, berharap dia sedang bercanda. Namun, pria itu tetap terlihat tenang. Bahkan, dia kembali mengambil garpunya, melanjutkan makan seperti tidak ada yang terjadi. “Ya,” jawab Kael singkat, tanpa sedikit pun mengangkat pandangannya. “Masalah selesai.” Zara menelan ludah, berusaha mengendalikan emosinya. “Chef … tapi ini tidak semudah itu … ” Kael berhenti, kali ini meletakkan garpunya lagi. Dia menatap Zara dengan sorot mata dingin, tajam seperti belati yang menusuk langsung ke pusat keraguan Zara. “Cukup ikuti. Tidak perlu banyak bertanya,” katanya, setiap kata terdengar tajam dan penuh penekanan. “Tapi—” Belum sempat Zara melanjutkan kata-katanya, suara langkah keras bergema dari arah pintu, diikuti suara tinggi yang penuh amarah. “KAEL!!” Clara berdiri di ambang pintu ruang makan, matanya berkilat penuh kemarahan. Zara menoleh kaget,

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 7: Dalam Bayangan Kael

    Zara terpaku, kaget dengan apa yang baru saja dilakukan Kael. Tidak mungkin pria sedingin Kael mau membelanya, ‘kan?! Apa ini bagian dari sandiwara mereka? Zara memanggil Kael pelan, “Chef … ” Namun, Kael sama sekali tidak menoleh. Dia masih terus menatap Sarah penuh intimidasi, aura dingin dan mencekam benar-benar terpancar dari dirinya. Zara melirik Sarah yang masih berdiri kaku dengan wajah bingung dan merah padam, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Kael melepaskan genggamannya perlahan, tetapi penuh ketegasan. Tatapannya tajam, dingin, dan menusuk, membuat Sarah secara refleks mundur selangkah. Tanpa berkata apapun lagi, Kael berbalik menghadap Zara yang masih terpaku di tempat, kemudian berjalan memasuki mobil. Zara menelan ludah, bergegas mengikuti langkah Kael menuju mobil. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia melirik ke arah Sarah. Tantenya masih berdiri kaku di tempat, menunduk dengan ekspresi yang penuh campuran emosi. Zara yang masih sedikit bingung

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 6: Keputusan Zara

    Pagi ini, mereka telah di rumah keluarga Zara untuk mengambil beberapa barang Zara. Zara mendapati bahwa hari itu omnya sedang tidak bekerja. Pasalnya, Zara langsung melihat omnya sedang duduk di teras. Raut wajah Rizal terlihat bingung dan sedikit cemas. Namun, wajahnya langsung berubah begitu melihat Zara datang bersama seorang pria yang jelas orang asing baginya. “Zara? Dari mana aja kamu? Kenapa semalam gak pulang?” Rizal langsung memberi rentetan pertanyaan pada keponakannya, sesekali matanya melirik Kael dengan curiga. “Siapa laki-laki ini?” Zara menelan ludah, bingung harus mulai dari mana dia menjelaskan. “Om, ini–” “Saya suami Zara,” potong Kael dengan mantab, membuat Rizal langsung membelalakkan mata. Suami?! “Apa maksudmu?” tanya Rizal dengan suara sedikit tinggi, benar-benar masih tidak percaya dengan ucapan itu. Dia menatap Kael cukup intens. “Om, ini Che— ah maksudku ini Kael … sekarang aku sudah menikah dengan Kael,” lanjut Zara pelan, sambil mengeluark

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 5: Janji dalam Sandiwara

    Zara membelalakkan mata. “Hah?! Chef, tapi–” Kael justru menatapnya dengan dingin, membuat Zara tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ini benar-benar di luar dugaan Zara. Dalam satu hari ini terlalu banyak masalah berat yang Zara alami. Setelah masalah dengan keluarga omnya, lalu pertengkaran bos dan tunangannya hingga menariknya ke dalam masalah mereka, dan sekarang berakhir dengan dia yang menikah dengan bosnya sendiri. Setelah beberapa saat, mereka benar-benar tiba di kantor catatan sipil. Seseorang langsung memberikan sebuah amplop kepada Kael dan memandu mereka untuk memasuki kantor catatan sipil. Zara hanya bisa mengekor dengan pasrah, seolah semua jalan hidupnya hari ini telah ditentukan dengan sangat rinci. Namun, perasaan bingung dan khawatir tentu saja masih memenuhi kepalanya. Kini, mereka berdua duduk di hadapan seorang petugas kantor catatan sipil yang sepertinya adalah orang yang bertugas untuk menikahkan pasangan. Pria paruh baya itu memberikan akta pernikahan

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 4: Tuan Muda

    Audi A6 milik Kael berhenti tepat di depan pintu utama pusat perbelanjaan. Begitu Kael dan Zara keluar, para penjaga keamanan dan beberapa resepsionis pusat perbelanjaan itu menunduk kepada mereka penuh hormat. Seorang pria langsung mengambil alih untuk memarkirkan mobil Kael. Melihat ini semua, pikiran Zara kembali berputar keras. Kenapa mereka semua menunduk penuh hormat kepada Kael dan dirinya? Mereka hanya dua orang biasa–bukan, Zara hanya orang biasa yang ingin membeli cincin pernikahan bersama dengan Kael, atasannya yang memang berasal dari keluarga ternama, tetapi tetap saja Kael bukan seorang presiden atau bahkan pemilik pusat perbelanjaan ini. “Selamat datang, Tuan Muda. Mari saya antar,” kata seorang resepsionis wanita yang penuh dengan rasa hormat. Sebentar … Tuan Muda? Zara mengernyitkan dahinya, merasa semakin heran dengan panggilan itu. Mengapa Kael dipanggil Tuan Muda? Kael hanya mengangguk pelan dan berjalan mengikuti resepsionis wanita itu, dan Zara tentu s

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 3: Pernikahan Tanpa Pilihan

    Ucapan Kael begitu tenang dan tatapan matanya juga terlihat datar seolah apa yang tadi dia katakan bukan suatu hal yang besar. Berbanding terbalik dengan Zara yang membelalakkan matanya, mulutnya terbuka, tetapi tidak ada kata yang keluar. Dia benar-benar tidak bisa mencerna semua ini dengan baik, semua terlalu mendadak. Bahkan, Clara pun tampak terperanga, tapi sorot matanya makin tajam dan penuh kebencian. Maharani juga tampak terkejut, benar-benar tidak menduga putra tunggalnya akan mengatakan hal seperti itu. Sebelumnya, dia memang selalu mendukung keputusan Kael, bahkan tentang Kael yang tidak ingin dijodohkan dengan Clara, putri keluarga Adinata. Namun, dia sama sekali tidak menyangka kalau putranya akan berbuat sejauh ini. Setelah menatap Kael dengan cukup dalam, bergulat dengan perasaan terkejut dan tanda tanya besar, Maharani berbalik menatap Zara. “Apa itu benar, Nak?” Mendengar pertanyaan itu, Zara diserang kebingungan. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 2: Cinta yang Terpaksa

    Kael Ashwara, putra tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ashwara yang ternama. Dia adalah sosok dingin dan penuh wibawa, yang memiliki prestasi luar biasa. Di usianya yang masih terbilang muda, 29 tahun, Kael telah diakui sebagai chef genius internasional dengan kemampuan luar biasa! Bahkan, setiap restoran yang dia miliki diberikan paling tidak dua bintang Michelin! Dan sekarang, pria luar biasa semacam itu … sedang mengakui Zara sebagai kekasih yang akan dia nikahi?! Kebohongan macam apa ini!? “C-Chef–” Baru ingin meminta penjelasan, ucapan Zara terhenti ketika melihat tatapan tajam dari Kael. Tanpa perlu bicara, Zara tahu pria tersebut sedang memperingatinya untuk bungkam! Di sisi lain, Clara seperti menggila. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Zara dengan penuh amarah, lalu beralih kepada Kael. “Gak mungkin! Jangan bohong, Kael” seru Clara dengan suara tinggi. “Aku tahu dia itu cuma pelayan di restoranmu. Mana mungkin kamu menolak aku hanya karena pelay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status