Share

67. Hari Minta Maaf

Author: Estaruby
last update Last Updated: 2024-11-03 10:33:53

Kaira mengenakan blazer hitam yang rapi dan tampil penuh percaya diri saat turut mendampingi Davian memasuki ruang meeting untuk pitching proyek arsitektur. Ini adalah kali perdananya sebagai seorang asisten pribadi mendampingi CEO dalam pekerjaannya. Ada semacam rasa gugup yang sempat mendera namun dengan cepat dia sembunyikan dibalik topeng kepercayaan dirinya. She is a profesional, tho!

Ini adalah pertemuan penting dengan salah satu klien besar yang sedang mencari partner untuk membangun kompleks perkantoran modern di pusat kota. Davian tampak tenang dan karismatik, dengan Kaira di sisinya yang cekatan mempersiapkan semua materi presentasi di proyektor dan memastikan setiap detail teknis sudah siap.

Sejujurnya, proyek kali ini adalah lanjutan dari pekerjaan Davian saat di Davian beberapa minggu yang lalu. Itu juga mengapa Davian yang mengambil posisi untuk langsung presentasi dan memprospek calon klien alih-alih menugaskannya pada staf miliknya.

Saat Davian mulai menjelaskan konsep
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   68. Undangan dan Tamu Tak Diundang

    Perasaan Kaira hari ini bisa dibilang begitu bahagia. Dia bangga melihat suaminya sudah tidak tantrum lagi baik kepadanya ataupun pada karyawannya. Begitu pula langkah pertama yang dia buat untuk menunjukkan kinerjanya kepada Davian—menunjukkan bahwa dia berada disini benar-benar untuk bekerja, bukan hanya sekedar mampang sebagai istri CEO saja. Kaira sedang mengambil beberapa salinan dokumen di lantai satu ketika ia mendapatkan sebuah panggilan dari Aidan. Kaira membalas senyum beberapa karyawan yang dia temui sambil masuk ke dalam lift yang hanya diisi oleh dirinya sendiri. "Halo, apa apa, Dan?" Tanya Kaira langsung. Wanita itu agak sulit mengapit beberapa dokumen sembari mengangkat panggilan. "Halo Mbak Kai, gimana mbak? Mbak Kaira bisa dapatkan uangnya?" Kaira lupa memberitahu Aidan setelah hari itu. Dia lupa untuk mengiyakan permintaan Aidan waktu itu karena kesibukan yang tiba-tiba menyerangnya. Sedikit bersyukur sebab Aidan meneleponnya hari ini. "Kamu perlu kapan, Dan? Mb

    Last Updated : 2024-11-06
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   69. Mencurigakan

    Kaira bisa merasakan kecanggungan yang entah mengapa meliputi atmosfer dalam ruangan. Wanita itu memandang tamu yang baru saja masuk ke dalam ruangan Davian—tak ada yang salah. Malah dia kagum, wanita itu terlihat sangat cantik dan juga memiliki pembawaan anggun khas wanita karier pada umumnya. Tapi entah mengapa, dia justru merasakan hal yang aneh dari sorot mata suaminya."Maaf saya datang tanpa berkabar lebih dahulu. Saya sangat berterimakasih karena Pak Davian masih mau menerima saya meskipun hadir tanpa janji," ujarnya santun setelah dipersilakan duduk oleh Davian di sofa tamunya. Davian mempertahankan raut datar khas miliknya, melirik sang istri yang kini sibuk meletakkan jamuan untuk tamunya kali ini. Ada perasaan tidak nyaman namun Davian berjuang keras untuk menutupinya dengan baik dan berusaha untuk tetap profesional."Bagaimana dengan Pak Adrian dan Danendra? Mereka tidak ikut hadir?" Tanya Davian tanpa mau menanggapi basa-basi lebih lanjut. Pria itu duduk dengan gestur te

    Last Updated : 2024-11-09
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   70. Makan Malam Pasutri

    Tak terasa waktu bergulir dengan sangat cepat sampai-sampai Kaira tidak menyadari kalau ini sudah hampir pukul tujuh petang. Artinya, jam kerjanya pun sudah lewat dua jam lalu.Kaira mengenakan penyumbat telinga saat bekerja tadi. Ada belasan dokumen yang perlu dia kurasi sebelum nantinya dokumen-dokumen tersebut hinggap di meja Davian. Belum lagi dia masih terus menerima jadwal masuk untuk Davian sehingga masih harus terus melakukan penyesuaian jadwal dan konfirmasi.Davian bilang dia ada urusan dengan Aldo sehingga Kaira tidak perlu ikut meskipun sebenarnya kewajiban Kaira adalah mengekori kemanapun Davian pergi. Namun mungkin Davian lebih menginginkan Kaira untuk menyelesaikan tugas-tugas dokumennya sekarang daripada ikut dengannya dan Aldo. Lagipula, Aldo ada disana, pria itu masih menjadi tangan kanan Davian untuk beragam urusan.Atau sejujurnya, Davian mungkin hanya menghindari Kaira setelah percakapan mereka tadi siang. Percakapan tanpa jawaban yang dipantik oleh kedatangan Tar

    Last Updated : 2024-11-10
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   71. Rekan Kerja (?)

    "Kaira?!"Suara cempreng itu berhasil menghentikan langkah Kaira yang tadinya hendak buru-buru menuju lift untuk naik ke ruangan Davian. Wanita itu memutar tubuhnya perlahan dan mengernyit saat menemukan siapa yang memanggilnya.Seorang wanita dengan rok span selutut dan rambut tatanan bergelombang beserta senyuman liciknya. Tidak, Kaira tidak buta apalagi lupa ingatan. Dia tahu dan ingat jelas siapa wanita yang kini setengah berlari menghampirinya dengan heels 12 sentinya itu. "Benar kamu ternyata!" Wanita itu kembali bersuara dengan sangat riang. Seolah dia menemukan mainan paling menyenangkan yang dapat dia mainkan untuk waktu yang lama.Kaira memutar bola matanya malas, sama sekali tidak berniat menanggapi tapi jika dia pergi begitu saja mungkin akan membuatnya kelihatan seperti menghindar dari sumber masalah. Dia tidak perlu upaya ekstra untuk menemukan gumpalan gempal nan botak yang berjalan dibelakang wanita tadi. Dengan kumis menyebalkannya turut tersenyum miring kearah Kair

    Last Updated : 2024-11-12
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   72. Davian 'Posesif" Rajendra

    Kaira dan Aldo berada dalam lift, menuju lantai teratas perusahaan ini untuk masuk ruangan Davian. Kaira yang sejak tadi berusaha mati-matian menahan emosinya kini menghela nafas beberapa kali. Berusaha membuang setiap emosi buruk yang bersarang dalam dirinya akibat pertemuan dengan dua makhluk tidak tahu malu tersebut. "Apa Bu Kaira ingin saya melakukan sesuatu untuk memberi pelajaran dua orang kurang ajar tadi?" Aldo bersuara meskipun dia berada di belakang tubuh Kaira. Laki- laki itu tidak tuli, dia bisa mendengar nada-nada meremehkan yang dua orang tadi lontarkan pada Kaira. Dia yakin, jika Davian yang mendengarnya pria itu pasti akan lebih murka. "Mereka dari Suditra, kan? Kita memang sedang membuka kesempatan kerja sama dan Hanan Suditra sudah sejak lama menawarkan kerja sama dengan kita. Tapi Pak Davian belum pernah menerimanya," jelas Aldo yang justru menimbulkan tanda tanya di benak Kaira.Memang, seingatnya dulu dia tidak pernah ditugaskan untuk mendekati perusahaan arsite

    Last Updated : 2024-11-14
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   73. Stolen Kiss

    Kaira mengerutkan kening lalu mulai mempersiapkan baranh yang turut perlu diboyongnya ke ruang rapat. Hari ini agenda rapatnya adalah mendengarkan presentasi dari beberapa perusahaan rekanan yang menawarkan diri untuk bergabung dengan salah satu mega proyek besutan Davian. Tentu mereka ingin bergabung, ada nama-nama besar terpampang disana yang akan sangat valuable bagi perkembangan bisnis mereka masing-masing.Sebagai seorang asisten pribadi, Kaira wajib mengekori aktivitas Davian dan menyiapkan segala keperluannya. Sebenarnya semua sudah siap sebab Kaira selalu berusaha menyiapkannya minimal H-1. Kalaupun ada yang perlu dia lengkapi lagi di hari final, Kaira tidak akan terlau kewalahan. “Ayo, Pak, mereka pasti sudah menunggu bapak di ruang rapat,” Kaira tersenyum tipis lalu langsung membuang muka. Berjalan mendahului lantas membukakan pintu untuk Davian. Suami sekaligus bosnya itu masih cukup kesal terhadap respon Kaira. Semakin lama mengenal, Kaira rasa suaminya yang dahulu dia a

    Last Updated : 2024-11-17
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   74. Denial

    Kaira baru keluar dari ruangan setelah pengumuman projek berakhir. Seluruh peserta sudah keluar dari ruangan. Begitu pula Davian dan Aldo yang masih menjamu pemenang tender yakni Adisaka Corporation yang kedepannya akan bekerjasama dengan mereka dalam mega proyek salah satu konglomerat kelas dunia. Ada beberapa hal yang harus Kaira benahi sebelum dia keluar dari ruangan rapat, itulah mengapa wanita itu keluar ruangan paling akhir. Dia bersiap melangkah membawa catatannya saat secara tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya. "Kaira!"Tidak perlu mendengar dua kali ataupun bertanya-tanya untuk mengetahui spesies mana yang berteriak macam orang gila. Kaira sebenarnya sudah menduga hal ini akan terjadi, hanya saja tidak menyangka bahwa manusia-manusia memalukan itu masih punya nyali untuk bahkan mencoba merundungnya di tempat yang bahkan bukan kandang mereka. Mau apa lagi mereka berdua? Bahkan cukup niat untuk menunggunya disini selama kurang lebih lima belas menit? "Oh, Bapak

    Last Updated : 2024-11-20
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   75. Kaira dan Atasannya

    "Apa seharusnya kamu mengganti pakaianmu?"Davian mengutarakan sebuah pertanyaan yang hampir mirip seperti perintah setelah keduanya sudah berada di pintu masuk pesta. Mereka memang masih berada di dalam mobil, tapi sudah terlambat untuk kembali ke rumah mengganti pakaian atau melakukan hal yang semacamnya."Kalau anda lupa, anda sendiri yang memilihkan gaun ini untuk saya kenakan, Pak Davian," tekan Kaira dengan sebuah senyuman palsu yang menyiratkan kekesalannya. Pasalnya, sudah tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu terhadap pakaiannya. Lagipula, pakaian ini tidak salah apa-apa sehingga harus diganti begitu saja, menurutnya.Davian melirik sang istri yang duduk di sebelahnya dengan cermat. Terang saja Kaira nampak cantik. Sialnya, Kaira nampak terlalu cantik yang hampir membuatnya kehilangan ketenangan diri dan merasa tidak nyaman jika laki-laki lain di dalam sana melirik istrinya.Supir telah menghentikan mobil, dan keduanya tinggal turun saja sekarang. Tapi perdebatan kecil itu

    Last Updated : 2024-11-22

Latest chapter

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   120. Beralih

    "Ada apa?" Kaira tidak mau basa-basi lebih lama lagi. Mood bersantainya sudah rusak akibat kedatangan Raina yang secara tiba-tiba kembali muncul dihadapannya seperti sekarang ini. Melihat Kaira yang bahkan tidak berusaha ramah padanya, Raina tertawa pelan, "Kamu memang selalu bersikap seperti ini? Apa yang Davi lihat dari seorang wanita cemburuan seperti kamu sebenarnya?" Raina berujar dan bahkan tanpa sungkan menghakimi Kaira dengan mudah, lengkap dengan lirikan meremehkan menandai Kaira dari ujung kepala hingga kaki. Dan apa katanya tadi, cemburuan? Mana pernah Kaira menunjukkan kecemburuan berlebih tersebut sebelumnya? Kaira sejujurnya sudah sensi tiga tingkat. Apalagi mendengar Raina menyebut suaminya dengan penggalan 'Davi'. Sebenarnya tidak begitu masalah, tapi karena Raina yang menyebutkannya, Kaira jadi agak tersulut. Apa mereka masih sedekat itu sampai dengan mudah menyebut nama yang cukup akrab itu? "Apa dokter juga selalu bersikap seperti ini kepada lelaki yang s

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   119. Sebenarnya Apa?

    Setelah perdebatan tipis-tipis tadi, Kaira masuk ke dalam ruangan kerjanya. Langsung menemukan Davian yang tengah duduk di singgasananya sembari menikmati secangkir kopi pagi dengan seutas senyum yang menghiasi wajahnya. "Menikmati pertunjukan dengan tenang?" Sindir Kaira. Dia tahu pasti bahwa suaminya itu memang menonton dari dalam ruangan. Kaira meletakkan tas bawaannya diatas meja, lantas mulai menyiapkan perlengkapan kerjanya secara teliti.Davian masih senyum-senyum di tempatnya, "Jadi sekarang kamu sudah tidak marah lagi?" Tanyanya.Kaira meliriknya sekilas dibarengi dengan sebelah alis yang naik keatas. "Ada apa dengan pertanyaan out of topic itu?"Tiba-tiba saja Davian membahasnya. Kaira yakin seratus persen bahwa apa yang sekarang ini Davian lakukan adalah hanya untuk menjahilinya. "Buktinya kamu lebih mempercayai aku dibanding termakan permainan kata-kata Dokter Raina," tutur Davian yang kini memangku dagunya dengan kedua tangan. Lelaki dewasa itu justru nampak lucu dengan

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   118. Menyapa Dengan Tenang

    Saat Kaira tiba di kantor pagi ini, dia tidak terkejut melihat sosok Raina sudah berdiri di depan ruangan Davian. Wajah perempuan itu tampak tenang, meskipun jelas ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.Jelas dia telah menduganya. Beberapa panggilan dan pesan yang dikirimkan semalam, bahkan di waktu istirahat, sudah pasti Raina tidak akan menyerah begitu saja. "Bu, ada tamu. Beliau bilang ingin menemui Pak Davian," ujar Tika sembari berbisik pelan. Sebagai pihak pertama di lantai Ruangan Direktur, Tika adalah yang bertugas untuk berkomunikasi dengan Kaira ataupun Davian apabila ada tamu. Juga menerima dari resepsionis utama yang berada di lantai dasar. Namun sepertinya, kedatangan tanpa jadwal dan brief sebelumnya ini membuat Tika agak sedikit kebingungan. Kaira melirik Raina yang tengah duduk dengan santai, "Bapak bilang apa?" Dia tahu suaminya sudah lebih dulu sampai ruangan hari ini. Seharusnya Davian sekarang sudah berada di ruangan. Tika bersiap untuk berbisik, dia mengecilkan s

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   117. What A Nightmare

    Suara-suara aneh tiba-tiba saja terdengar berisik dan mengganggu pendengaran. Belum lagi guncangan kecil yang menyebabkan pergerakan pada tempatnya berada cukup mengusiknya. Kaira yang masih diliputi setengah rasa kantuk terpaksa membuka matanya untuk menemukan sumber gangguan.Matanya terbelalak, saat ini dia menghadap samping. Tepat menyaksikan bagaimana seorang wanita menduduki atau bahkan bisa dikatakan tengah menunggangi suaminya—tepat disampingnya. Pemandangan gila yang membuat Kaira berdebar sakit menyaksikannya. Lenguhan dan kesibukan dari sepasang insan gila disebelahnya cukup membuat Kaira tak bisa menahan air mata dan juga amarah. Namun tetap saja, Kaira tak bisa menggerakkan tubuhnya atau bahkan sekadar mengeluarkan suaranya. Ia kaku dan bisu. Ingin berteriak namun seolah tak bisa keluar apapun.Ketika pasangan gila itu menatap kearahnya, mereka tersenyum, dan itu jelas membuat Kaira semakin diliputi kemarahan. Bagaimana bisa suaminya dan Raina melakukan ini disana?Mata

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   116. Panggilan Suara

    Davian akhirnya kembali ke rumah setelah seluruh urusannya di rumah sakit selesai. Tubuhnya masih lemah, tetapi jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Begitu memasuki rumah, Kaira sigap membantunya duduk di sofa sebelum membawa bantal tambahan agar suaminya lebih nyaman."Pak Aldo, mau minum sesuatu? Teh ataupun soft drink?" Tanya Kaira pada Aldo yang sudah setia membantunya dan mengantar mereka pulang ke rumah dengan selamat.Aldo melirik Davian, memahami makna tatapan Davian dan tersenyum tipis berusah atak terlalu kentara. "Terima kasih, tapi tidak perlu repot, bu. Saya izin untuk langsung pulang ke rumah sekarang," ujarnya menolak halus tawaran Kaira.Tak membiarkan Kaira membujuk atau melakukan percakapan tambahan, Davian menambahkan narasi yang mungkin bisa membantu. "Benar, orang rumah pasti lebih tenang jika kamu berada disana. Terima kasih atas bantuannya ya, Do! Salam buat tante dan semoga lekas sembuh," ujar Davian pada Aldo yang pada akhirnya juga disetujui oleh Kaira. "Ah

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   115. Rekonsiliasi?

    Percakapan dengan Aldo terus berputar di kepalanya. Kaira yakin selama ini dia tidak melakukan sesuatu yang menyalahi aturan, tapi mengapa kemudian dia harus menghadapi segala macam kebetulan di dunia yang luasnya tak terhingga namun ternyata seolah sangat sempit ini?Dokter Raina adalah putri sulung mantan bosnya—putri dari Hanan Suditra?Jadi, dialah putri hilang yang sempat dia dengar desas-desusnya karena berselisih dengan ayahnya itu? Alasannya adalah ini? Karena rasa bersalahnya pada Davian?Mengapa semuanya jadi bertumpukan seperti ini? Itukah yang membuat Hanan Suditra memandangnya remeh sebelumnya? Karena mungkin dia pikir Kaira tidak akan pernah sebanding dengan putrinya untuk mendampingi Davian?"Bu Kaira, anda baik-baik saja?"Lamunannya terketuk, Kaira dengan cepat kembali pada dunia nyata—berada di ruang rawat bersama dengan Davian dan juga dokter yang tengah menjelaskan beberapa hal sebelum memperbolehkan Davian untuk beristirahat di rumah.Kaira melirik dokter dan suam

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   114. Kebetulan?

    "Kamu benar-benar dengan bangga menyebut diri sebagai seorang istri saat bahkan kamu sendiri tidak tahu kesulitan yang Davi tengah hadapi?"Kaira menutup matanya sembari menahan sesak di dada yang terus memenuhinya. Wanita itu duduk di kursi panjang rumah sakit sendirian—memikirkan kembali keganjilan belakangan ini yang tak pernah dia anggap sebagai pertanda apapun. Tapi sentilan sinis dari Raina membuatnya merasa rendah diri. Apa dia benar-benar se-egois itu dan begitu cuek terhadap suaminya sendiri hingga bahkan tidak mengetahui bahwa Davian belakangan ini memang berada dalam kondisi tubuh kurang baik?"Bu Kaira.."Kaira melirik suara yang tiba-tiba menyapanya. Menatap lelaki tinggi dihadapannya yang hadir dengan kedua tangan bertautan dan raut bersalah."Saya minta maaf karena tidak bisa menemani Pak Davian tadi," ucapnya sembari menunduk.Kaira menghela nafas, ini juga bukan salah Aldo sama sekali. "Pak Aldo... Bagaimana kondisi ibu anda?"Aldo tersenyum tipis, "Syukurnya kondisi

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   113. Si Paling Tahu

    "Mas Davian kenapa?"Ketika Dokter Raina keluar, Kaira berusaha keras menata perasaannya. Mengesampingkan seluruh ego dan kecurigaannya sebab yang terpenting saat ini baginya adalah keadaan Davian.Davian menatapnya lama, seolah ada banyak yang ingin dia sampaikan namun semuanya tertahan di ujung lidah. Pada akhirnya, dia hanya bisa menjawab seadanya. "Enggak apa-apa, Kai. Cuma diminta untuk istirahat saja," ujarnya dengan seberkas senyum yang kelihatan dipaksakan.Lama Kaira terdiam sampai akhirnya dia menghela nafas pelan, "Bagaimana tadi kejadiannya? Apa benar seperti yang Dokter Raina katakan?"Davian melihat dan mendengar bagaimana istrinya itu menatapnya datar. Seolah tak ada apapun yang terjadi diantara mereka. Dia bahkan tidak keberatan menyebut kembali nama Raina."Tadi seusai rapat, tiba-tiba saja kepalaku pusing. Sebenarnya perut juga sudah tidak enak sejak pagi. Saat keluar ruangan, tiba-tiba saja aku muntah dan ya seluruhnya gelap."Kaira menghela nafas untuk kesekian ka

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   112. Kecurigaan Berlanjut

    Kaira menatap layar laptop dengan fokus, tangannya lincah mengetik sembari mengecek ulang jadwal dan laporan yang menumpuk di mejanya. Sejak pagi, ia sudah disibukkan dengan berbagai tugas sebagai asisten pribadi Davian, memastikan semua agenda berjalan lancar. Begitu juga delegasi tugas untuk merapikan kembali dokumen di ruangan.Namun, ada satu hal yang membuat pikirannya tidak tenang—Davian belum juga memberi kabar.Sejak siang tadi, suaminya pergi bersama Aldo untuk menghadiri rapat penting di luar kantor. Memenuhi persyaratan dari Mama Tania dan tentu juga Davian bahwa Kaira tidak boleh terlalu banyak bekerja dan juga tidak boleh sering-sering ikut dinas keluar. Makanya untuk saat ini Kaira harus puas untuk jaga kandang dan menyeleksi pekerjaan para staf dan membiarkan Aldo yang wara-wiri bersama suaminya.Awalnya, Kaira tidak terlalu khawatir. Namun, seiring waktu berlalu hingga sore menjelang, Davian belum juga kembali. Berkali-kali ia menghubungi ponselnya, tapi hanya nada sam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status