Beranda / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / 68. Undangan dan Tamu Tak Diundang

Share

68. Undangan dan Tamu Tak Diundang

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 13:29:39

Perasaan Kaira hari ini bisa dibilang begitu bahagia. Dia bangga melihat suaminya sudah tidak tantrum lagi baik kepadanya ataupun pada karyawannya. Begitu pula langkah pertama yang dia buat untuk menunjukkan kinerjanya kepada Davian—menunjukkan bahwa dia berada disini benar-benar untuk bekerja, bukan hanya sekedar mampang sebagai istri CEO saja.

Kaira sedang mengambil beberapa salinan dokumen di lantai satu ketika ia mendapatkan sebuah panggilan dari Aidan. Kaira membalas senyum beberapa karyawan yang dia temui sambil masuk ke dalam lift yang hanya diisi oleh dirinya sendiri.

"Halo, apa apa, Dan?" Tanya Kaira langsung. Wanita itu agak sulit mengapit beberapa dokumen sembari mengangkat panggilan.

"Halo Mbak Kai, gimana mbak? Mbak Kaira bisa dapatkan uangnya?"

Kaira lupa memberitahu Aidan setelah hari itu. Dia lupa untuk mengiyakan permintaan Aidan waktu itu karena kesibukan yang tiba-tiba menyerangnya. Sedikit bersyukur sebab Aidan meneleponnya hari ini.

"Kamu perlu kapan, Dan? Mb
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   69. Mencurigakan

    Kaira bisa merasakan kecanggungan yang entah mengapa meliputi atmosfer dalam ruangan. Wanita itu memandang tamu yang baru saja masuk ke dalam ruangan Davian—tak ada yang salah. Malah dia kagum, wanita itu terlihat sangat cantik dan juga memiliki pembawaan anggun khas wanita karier pada umumnya. Tapi entah mengapa, dia justru merasakan hal yang aneh dari sorot mata suaminya."Maaf saya datang tanpa berkabar lebih dahulu. Saya sangat berterimakasih karena Pak Davian masih mau menerima saya meskipun hadir tanpa janji," ujarnya santun setelah dipersilakan duduk oleh Davian di sofa tamunya. Davian mempertahankan raut datar khas miliknya, melirik sang istri yang kini sibuk meletakkan jamuan untuk tamunya kali ini. Ada perasaan tidak nyaman namun Davian berjuang keras untuk menutupinya dengan baik dan berusaha untuk tetap profesional."Bagaimana dengan Pak Adrian dan Danendra? Mereka tidak ikut hadir?" Tanya Davian tanpa mau menanggapi basa-basi lebih lanjut. Pria itu duduk dengan gestur te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   70. Makan Malam Pasutri

    Tak terasa waktu bergulir dengan sangat cepat sampai-sampai Kaira tidak menyadari kalau ini sudah hampir pukul tujuh petang. Artinya, jam kerjanya pun sudah lewat dua jam lalu.Kaira mengenakan penyumbat telinga saat bekerja tadi. Ada belasan dokumen yang perlu dia kurasi sebelum nantinya dokumen-dokumen tersebut hinggap di meja Davian. Belum lagi dia masih terus menerima jadwal masuk untuk Davian sehingga masih harus terus melakukan penyesuaian jadwal dan konfirmasi.Davian bilang dia ada urusan dengan Aldo sehingga Kaira tidak perlu ikut meskipun sebenarnya kewajiban Kaira adalah mengekori kemanapun Davian pergi. Namun mungkin Davian lebih menginginkan Kaira untuk menyelesaikan tugas-tugas dokumennya sekarang daripada ikut dengannya dan Aldo. Lagipula, Aldo ada disana, pria itu masih menjadi tangan kanan Davian untuk beragam urusan.Atau sejujurnya, Davian mungkin hanya menghindari Kaira setelah percakapan mereka tadi siang. Percakapan tanpa jawaban yang dipantik oleh kedatangan Tar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   71. Rekan Kerja (?)

    "Kaira?!"Suara cempreng itu berhasil menghentikan langkah Kaira yang tadinya hendak buru-buru menuju lift untuk naik ke ruangan Davian. Wanita itu memutar tubuhnya perlahan dan mengernyit saat menemukan siapa yang memanggilnya.Seorang wanita dengan rok span selutut dan rambut tatanan bergelombang beserta senyuman liciknya. Tidak, Kaira tidak buta apalagi lupa ingatan. Dia tahu dan ingat jelas siapa wanita yang kini setengah berlari menghampirinya dengan heels 12 sentinya itu. "Benar kamu ternyata!" Wanita itu kembali bersuara dengan sangat riang. Seolah dia menemukan mainan paling menyenangkan yang dapat dia mainkan untuk waktu yang lama.Kaira memutar bola matanya malas, sama sekali tidak berniat menanggapi tapi jika dia pergi begitu saja mungkin akan membuatnya kelihatan seperti menghindar dari sumber masalah. Dia tidak perlu upaya ekstra untuk menemukan gumpalan gempal nan botak yang berjalan dibelakang wanita tadi. Dengan kumis menyebalkannya turut tersenyum miring kearah Kair

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   72. Davian 'Posesif" Rajendra

    Kaira dan Aldo berada dalam lift, menuju lantai teratas perusahaan ini untuk masuk ruangan Davian. Kaira yang sejak tadi berusaha mati-matian menahan emosinya kini menghela nafas beberapa kali. Berusaha membuang setiap emosi buruk yang bersarang dalam dirinya akibat pertemuan dengan dua makhluk tidak tahu malu tersebut. "Apa Bu Kaira ingin saya melakukan sesuatu untuk memberi pelajaran dua orang kurang ajar tadi?" Aldo bersuara meskipun dia berada di belakang tubuh Kaira. Laki- laki itu tidak tuli, dia bisa mendengar nada-nada meremehkan yang dua orang tadi lontarkan pada Kaira. Dia yakin, jika Davian yang mendengarnya pria itu pasti akan lebih murka. "Mereka dari Suditra, kan? Kita memang sedang membuka kesempatan kerja sama dan Hanan Suditra sudah sejak lama menawarkan kerja sama dengan kita. Tapi Pak Davian belum pernah menerimanya," jelas Aldo yang justru menimbulkan tanda tanya di benak Kaira.Memang, seingatnya dulu dia tidak pernah ditugaskan untuk mendekati perusahaan arsite

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   73. Stolen Kiss

    Kaira mengerutkan kening lalu mulai mempersiapkan baranh yang turut perlu diboyongnya ke ruang rapat. Hari ini agenda rapatnya adalah mendengarkan presentasi dari beberapa perusahaan rekanan yang menawarkan diri untuk bergabung dengan salah satu mega proyek besutan Davian. Tentu mereka ingin bergabung, ada nama-nama besar terpampang disana yang akan sangat valuable bagi perkembangan bisnis mereka masing-masing.Sebagai seorang asisten pribadi, Kaira wajib mengekori aktivitas Davian dan menyiapkan segala keperluannya. Sebenarnya semua sudah siap sebab Kaira selalu berusaha menyiapkannya minimal H-1. Kalaupun ada yang perlu dia lengkapi lagi di hari final, Kaira tidak akan terlau kewalahan. “Ayo, Pak, mereka pasti sudah menunggu bapak di ruang rapat,” Kaira tersenyum tipis lalu langsung membuang muka. Berjalan mendahului lantas membukakan pintu untuk Davian. Suami sekaligus bosnya itu masih cukup kesal terhadap respon Kaira. Semakin lama mengenal, Kaira rasa suaminya yang dahulu dia a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   74. Denial

    Kaira baru keluar dari ruangan setelah pengumuman projek berakhir. Seluruh peserta sudah keluar dari ruangan. Begitu pula Davian dan Aldo yang masih menjamu pemenang tender yakni Adisaka Corporation yang kedepannya akan bekerjasama dengan mereka dalam mega proyek salah satu konglomerat kelas dunia. Ada beberapa hal yang harus Kaira benahi sebelum dia keluar dari ruangan rapat, itulah mengapa wanita itu keluar ruangan paling akhir. Dia bersiap melangkah membawa catatannya saat secara tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya. "Kaira!"Tidak perlu mendengar dua kali ataupun bertanya-tanya untuk mengetahui spesies mana yang berteriak macam orang gila. Kaira sebenarnya sudah menduga hal ini akan terjadi, hanya saja tidak menyangka bahwa manusia-manusia memalukan itu masih punya nyali untuk bahkan mencoba merundungnya di tempat yang bahkan bukan kandang mereka. Mau apa lagi mereka berdua? Bahkan cukup niat untuk menunggunya disini selama kurang lebih lima belas menit? "Oh, Bapak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   75. Kaira dan Atasannya

    "Apa seharusnya kamu mengganti pakaianmu?"Davian mengutarakan sebuah pertanyaan yang hampir mirip seperti perintah setelah keduanya sudah berada di pintu masuk pesta. Mereka memang masih berada di dalam mobil, tapi sudah terlambat untuk kembali ke rumah mengganti pakaian atau melakukan hal yang semacamnya."Kalau anda lupa, anda sendiri yang memilihkan gaun ini untuk saya kenakan, Pak Davian," tekan Kaira dengan sebuah senyuman palsu yang menyiratkan kekesalannya. Pasalnya, sudah tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu terhadap pakaiannya. Lagipula, pakaian ini tidak salah apa-apa sehingga harus diganti begitu saja, menurutnya.Davian melirik sang istri yang duduk di sebelahnya dengan cermat. Terang saja Kaira nampak cantik. Sialnya, Kaira nampak terlalu cantik yang hampir membuatnya kehilangan ketenangan diri dan merasa tidak nyaman jika laki-laki lain di dalam sana melirik istrinya.Supir telah menghentikan mobil, dan keduanya tinggal turun saja sekarang. Tapi perdebatan kecil itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   76. Menghadapi Hanan Suditra

    "Oh, sepertinya kita pernah bertemu, ya?"Kaira berusaha keras untuk tidak memutar bola matanya atau terlihat kesal sedikitpun meski sebenarnya dalam hati dia benar-benar merutuk sebal. Mengapa dunia jadi begitu sempit? Dia yakin ini bukan sebuah kebetulan."Pak Hanan, dia Kaira mantan karyawan kita sebelumnya," ujar Aldo tua yang nampak seolah dirinya berada diatas angin karena mengekori bos besarnya sampai disini. Bertemu dengan dua orang yang sempat membuatnya malu pula. Berharap bisa membalaskan sakit hatinya tempo hari.Hanan Suditra, mantan bos Kaira memicingkan matanya, wajar baginya bila tidak mengingat seluruh karyawan sebab ada terlalu banyak disana. Apalagi Kaira yang notabene hanya karyawan biasa, bukan seseorang yang sering menghadap langsung padanya. Tapi mendengar laporan dari Aldo sebelumnya tentu membuatnya penasaran. Seberpengaruh apa mantan karyawannya sehingga bisa turut mempengaruhi keputusan Davian Rajendra?"Oh ya?" Ada jenis tatapan meremehkan disana. Tapi tent

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24

Bab terbaru

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   104. Ngidam Produktif

    Pagi ini Kaira bangun lebih awal. Jika biasanya Davian akan merecoki tidur Kaira dengan membuat wanita itu terbangun melalui decap ciuman dan bahkan kegiatan-kegiatan panas pagi hari, belakangan ini sepertinya tidak lagi. Atau untuk sementara tidak dulu. Kondisi kehamilan Kaira yang masih sangat awal dan juga kesehatan Davian yang malah turut angin-anginan membuat mereka lebih sering saling merawat sekarang. Ada bagusnya, bukan? Kalau tidak, Kaira sudah pasti gempor sebab harus melayani nafsu Davian yang terkadang tidak terkendali itu.Wanita itu membelai perut ratanya, mengirimkan kasih sayang pada sang buah hati yang tengah bertumbuh di dalam sana. Ia melirik wajah damai suaminya yang masih tertidur pulas. Setelah kemarin periksa ke dokter dan mendapatkan cukup banyak obat, Davian langsung tepar. Kaira sama sekali tak ada niatan merecoki tidur suaminya hari ini. Ini akhir pekan dan memang sudah sepantasnya Davian menikmati istirahatnya tersebut.Ada banyak hal yang harus Kaira kerj

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   103. Morning Sick

    Davian duduk di kursi kerjanya dengan ekspresi gelisah. Pagi itu, ia merasa mual sejak baru bangun tidur. Pikirnya karena terlambat makan dan mungkin masuk angin sebab semalam pulang meeting di lokasi yang cukup berangin. Merasa kondisinya tak begitu buruk, dia putuskan untuk tetap ke kantor seperti biasa. Namun alih-lih membaik, rasa aneh dalam tubuhnya justru makin menjadi-jadi. Ia menekan pelipisnya, mencoba mendoktrin tubuhnya sekaligus untuk menenangkan perutnya yang terus bergejolak. Wajahnya pucat, dan ia bahkan enggan menyentuh secangkir kopi yang biasanya menjadi penyemangat paginya.Tumben sekali ia merasakan gejala yang seperti ini. Davian menunduk di meja kerjanya, perlahan mulai merebahkan kepalanya diatas meja tersebut. Kaira yang baru saja masuk ke dalam ruangan menjadi sangat khawatir. Dia berjalan dengan cepat lantas meraup wajah sang suami. Tidak ada demam, namun tidak biasanya wajah sang suami pucat begini."Mas, kamu kenapa?" tanya Kaira dengan nada khawatir. Seb

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   102. Suami Siaga

    Siang itu, suasana rumah terasa hangat meski di luar hujan rintik-rintik. Davian membantu Kaira melepas jaketnya begitu mereka masuk ke dalam rumah sepulang dari hotel dan rumah sakit. Wajahnya tampak serius dengan gesture tubuh yang hampir setiap waktu selalu memegangi punggung dan perut Kaira padahal masih rata. Davian nampak penuh kekhawatiran yang membuat Kaira tak tahan untuk tersenyum kecil melihatnya.“Kaira, mulai sekarang kamu harus banyak istirahat, ya,” kata Davian sambil membimbing istrinya duduk di sofa. “Enggak usah capek-capek lagi, aku yang akan urus semuanya.”Kaira tertawa menyaksikan bagaimana suaminya itu bahkan menjadi sangat-sangat menempel padanya hingga membuat Kaira jadi terbatas ruang gerak. Bahkan hanya sekedar bergerak mengambil remote AC di meja saja Kaira harus ditempeli Davian hingga sebegitunya.“Mas, aku baik-baik saja kok. Enggak usah khawatir berlebihan begitu,” jawab Kaira lembut, senyum manis menghiasi wajahnya.Davian memandangnya dengan raut tega

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   101. Pengumuman Penting Keluarga

    Hampir semua manusia yang berada dalam ruangan rawat tersebut menatap dokter tanpa kedip. Wajah-wajah bingung itu memiliki tanya dalam benak, mengapa dokter mengatakannya pada Kaira? Bukankah Cindy yang tengah mengandung? "Dok? Anda mengatakan ini pada putri saya yang mana?" Tanya Mama Rajendra memastikan. Dokter yang melihat kebingungan di wajah pasien dan keluarganya itu menegaskan kembali, "Ibu Kaira tentu saja. Usia kandungannya masih sangat muda dan rentan. Syukurnya tidak ada benturan yang membahayakan kesehatan janin," ulang sang dokter. Kali ini dengan jelas menyebut nama Kaira. Davian melirik sang istri yang nampak syok. Begitupula Mama Rajendra yang tengah mencerna situasi. Di satu sisi dia sangat bahagia mengetahui menantunya itu kini tengah berbadan dua, di sisi lain dia tidak bisa tidak khawatir melirik Cindy dan Alvero yang nampak memalingkan wajah. Ada apa ini? Bukankah Cindy juga tengah hamil? "Lalu..bagaimana dengan Cindy?" Mama Rajendra bertanya penuh harap,

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   100. Insiden

    Suara bel lift berbunyi saat pintu terbuka. Kaira melangkah masuk, menatap lurus ke depan sambil sesekali memeriksa ponselnya. Langkahnya terhenti ketika dia mendapati Cindy sudah berdiri di dalam lift, masih mengenakan pakaian kasual tapi tetap elegan, sisa kemewahan pernikahannya semalam seolah masih terasa.Kaira menarik napas pelan, menyadari situasi ini tak akan mudah. Namun, dia mencoba tersenyum kecil, memecah kecanggungan."Kemana?" Tanyanya sebelum memencet tombol. Cindy bersidekap membuang muka, "Lobi," ujarnya singkat. Kaira mengangguk lantas menekan tombol tujuan mereka yang ternyata sama. Tidak mengherankan sebab pagi ini mereka memang sama-sama harus checkout dari kamar hotel dan menuju kediaman utama. Kaira turun ke lobi lebih lambat daripada suaminya sebab katanya ada yang harus Davian urus lebih dulu. Mungkin juga Cindy memiliki case yang sama sepertinya.Kedua makhluk cantik itu saling membuang muka, hening di dalam ruang tertutup yang entah mengapa terasa sangat l

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   99. After Party

    Pernikahan siapa, yang lelah siapa. Meskipun Kaira tak banyak bergerak di pesta pernikahan 'adik iparnya' itu, dia tetap merasakan kelelahan super. Wanita yang tengah melepas cepolan rambutnya itu meluruskan kedua kakinya yang lelah setelah turut seharian berdiri mengenakan heels. Kaira belum mengganti kebaya setelan keluarganya, namun rasanya dia hampir tak punya tenaga untuk bahkan membersihkan diri sebelum tidur. Kaira kembali ke kamar hotel bersama dengan sang suami. Memang malam ini keluarga mereka masih stay di hotel sebab acara berlangsung seharian sejak pagi hingga malam. Ini pukul 11 malam—ketika pada akhirnya Kaira bisa kembali ke kamar untuk beristirahat. Sebagai seorang introvert, Kaira rasa energi dirinya tersedot maksimal selama acara. Itu jauh lebih melelahkan daripada aktivitas fisik baginya. Apalagi, statusnya sebagai menantu sulung di keluarga Rajendra membuatnya harus mau tidak mau mempertahankan senyuman di wajah dan turut serta menyapa tamu-tamu keluarga. Bagian

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   98. Saudara Ipar

    Ada banyak hal yang terjadi belakangan. Waktu rasanya berjalan begitu cepat dengan beragam kejadian dan plot twist tak terduga yang menyerang kehidupan. Tapi begitulah, namanya juga hidup.Hingga hari ini, Kaira tak pernah mendapatkan panggilan secara personal dari sang bude. Entah apa yang terjadi disana, tapi Kaira yakin ayahnya masih cukup bijak dan tidak akan membiarkan adik semata wayangnya itu hidup susah juga. Jadi, Kaira punya sedikit keyakinan bahwa semuanya baik-baik saja. Hari ini Kaira nampak cantik mengenakan kebaya seragaman yang senada dengan ibu mertuanya. Rambutnya disanggul sederhana dengan makeup yang membuat fitur wajahnya semakin ayu. Gelaran pernikahan hari ini dilangsungkan secara privat, hanya keluarga kedua mempelai dan kerabat dekat saja yang diundang.Yap, sat-set, pernikahan Alvero dan Cindy berjalan mulus sesuai rencana. Suara musik lembut mengisi ruangan resepsi yang dipenuhi dekorasi bunga putih dan emas. Cindy dan Alvero berdiri di pelaminan, tersenyum

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   97. Ibu Kos

    Kaira mengerjapkan matanya tidak percaya. Dia tidak salah dengar, kan?Lahan Madika yang merupakan salah satu proyek mereka, ternyata justru Davian siapkan untuk dimiliki atas nama Kaira. Wanita itu bahkan tidak punya sedikitpun clue mengenai hal ini sebelumnya. Davian memberikan kumpulan kunci, membiarkan Kaira menggenggamnya dengan bingung melongo. Masih tidak seratus persen percaya dengan apa yang ada di tangannya dan juga perkataan Davian tadi. Untuknya? Yang benar saja?Melihat Kaira yang masih mematung, Davian dengan gemas menariknya. Pria itu mengarahkan Kaira untuk mengamati lebih dekat kepemilikan barunya. Lelaki itu membuka pintunya dan membawa Kaira masuk untuk memeriksa semuanya secara lebih dekat."Ini tempat yang aku siapkan buat kamu. Kamu pernah bilang ingin punya tempat usaha sendiri, kan? Jadi aku pikir, kenapa nggak aku wujudkan? Ini kos-kosan milikmu sekarang."Kaira terdiam, matanya berkeliling menatap setiap sudut ruangan. Interiornya telah diatur sedemikian rup

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   96. Hadiah Kaira

    Davian tertawa saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi dengan cara berjalan yang terlihat aneh. Wanita itu sudah kembali mengenakan pakaiannya semalam, rapi dengan makeup seadanya namun tetap cantik. Yang lucu hanya satu, bibirnya yang terus manyun sebab melihat sang suami tengah jelas-jelas menahan tawa kencang saat melihatnya."Ini juga gara-gara kamu, mas!" Sebalnya. Kaira duduk diatas kursi—tentunya setelah susah payah berjalan bahkan tanpa bantuan suaminya. Tapi lelaki yang beberapa tahun lebih tua darinya itu justru menertawakannya. Davian berusaha menghentikan tawanya, pria itu harus menggunakan akal sehatnya untuk sekarang. Tadi dia bablas tertawa namun akhirnya sadar bahwa itu mungkin tidak akan menguntungkannya sama sekali.Maksudnya, ini bahkan bukan kali pertama, kedua, ataupun ketiga, tapi Kaira masih sama seperti biasa. Paham maksudnya, kan?Sebenarnya, salah siapa? Davian memang tidak bisa menahan diri ketika melihat istrinya. Apalagi saat semalam Kaira berinisi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status