Share

48. Seandainya

********

Bisma yang sedang berjalan di koridor melihat Nayra keluar dari balik pintu darurat dengan penampilan seperti kucing tercebur, tidak bisa untuk tidak menyapanya.

“Kenapa basah kayak gitu? Kenapa juga harus lewat pintu darurat? Emang liftnya rusak?”

“Tadi aku kehujanan di luar, lifnya nggak rusak, aku cuma mau olahraga.” Jawab Nayra dengan nada malas sembari berjalan bersisian dengan Bisma.

“Kamu cepet-cepet ganti baju, deh. Kalau enggak, nanti bisa masuk angin. Lebih parah lagi flu atau demam.”

Sudut bibir Nayra sedikit terangkat. Sikap perhatian Bisma yang terdengar cerewet itu cukup membuatnya terhibur. Mengingatkan Nayra pada sang kakak.

“Aku tahu.”

Bisma mengernyitkan alisnya bingung, sebab tak biasanya dia melihat Nayra dengan wajah masam dan kurang ramah seperti itu.

“Kenapa merengut gitu. Ada masalah, Dokter Nayra yang cantik?”

Malas menanggapi, Nayra mempercepat jalannya tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Bisma.

“Smile, it’s a good day.” Bisma berusaha mensejaj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status