Share

49. Tak Mampu Lagi

********

“Seharusnya kamu nggak usah datang. Kamu, kan, bisa bilang sama Bunda kalau kamu sibuk.” Tutur Nayra pada Rayan yang kini sibuk memeriksa tekanan darahnya.

“Aku nggak sibuk. Lagian aku nggak bisa bohong kayak kamu.”

Rayan membereskan sphygmomanometernya, ucapannya penuh nada sindiran.

Ingin sekali Nayra menyahuti ucapan Rayan, namun tubuhnya yang sakit tak cukup kuat untuk berdebat. Terlebih, di luar ada Bunda.

“Pergi sana. Aku benci sama kamu.” Usir Nayra dengan suara lemah seraya menepis tangan Rayan yang hendak menyentuh dahinya. Nayra memalingkan wajahnya dari Rayan.

“Nayra.” Rayan menatapnya tajam.

“Aku udah bilang kamu pergi aja.”

Rayan menggeram dalam hati, sebisa mungkin menahan emosi yang mulai meluap. Rayan benci sikap penolakan Nayra.

“Kamu kayaknya lebih suka Noah yang ngobatin, ya?”

Nayra mendelik, lalu mengubah posisinya membelakangi Rayan, dan menarik selimutnya hingga menutupi leher. “Aku rasa itu lebih baik.”

Rayan yang tak suka akan jawaban Nayra hanya bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status