Share

Bab 84

"Sudah Givani. Makan yang benar. Jangan bicara aneh-aneh," ujar Bi Sunnah membuat Givani kembali konsentrasi pada makanannya.

"Makan yang banyak Vani," ucap Ramon mengelus kepala Givani dengan sayang.

Ramon juga sudah berusaha untuk mendekati Ganis. Meskipun usahanya tak digubris sama sekali. 2 nomer ponselnya malah diblokir. Ia mencoba mengirim pesan romantis pada Ganis dengan memakai jasa mesin pencarian. Bukannya membuat Ganis terkesan malah membuatnya tak suka. Ia akan berpikir lagi untuk bisa menjadi akrab dengannya. Ternyata PDKT itu lumayan sulit daripada menjalankan perusahaan.

"Bi aku pergi dulu. Vani Paman mau keluar. Apa kau mau titip makanan atau apapun?" tanya Ramon sebelum pergi.

"Paman belikan aku permen karet. Aku mau belajar meniupnya dari mulutku," kata Givani yang masih penasaran.

"Tidak boleh," ucap Ramon tegas. Bayangan permen karet itu tertelan oleh Givani langsung terlintas di pikirannya.

"Ayolah Paman," rengek Givani. Ramon menggeleng. Ia tak mau putri kesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status