Share

Bab 87

Ganis menatap ke arah sopir. Mungkin ia bisa menanyakan padanya.

"Maaf apa aku mengenal siapa yang menyuruhmu?" tanya Ganis.

"Saya hanya mendapat perintah untuk mengantarkan anda pulang. Tolong beritahu alamat anda," kata sopir itu dengan bahasa resmi dan sopan.

Ganis hanya bisa mendesah dalam. Yang terpenting sekarang ia telah bebas dari Minori. Tadi itu seperti mimpi saja. Matanya kini panas dan ia mulai menangis pilu. Seharusnya ia tahu kalau hatinya tak akan bisa berpaling dari cinta Ramon. Harusnya ia tak terlalu memaksakan diri. Entah sampai kapan ia akan terkena kutukan cinta pada pria bule itu. Minori bukan pria yang tepat untuknya. Ia berdoa semoga suatu saat ia akan menemukan pria itu. Pria yang akan memberinya kesempatan untuk secara perlahan mengenal rasa cinta yang baru. Pria yang dengan penuh kesabaran menumbuhkan perasaan cinta.

"Nona kita sudah jauh. Dimana alamatnya?" kata sopir itu membuyarkan lamunan Ganis.

Ganis segera mengusap sisa airmatanya dan menyebutkan ala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status