Share

24. Nota (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

24. Nota (Bagian A)

"Walah, Mamang rupanya," kataku pelan, sambil mengernyit heran.

Aku segera turun dari motor dan langsung bergegas menghampiri Mang Akim, dia terlihat sedikit bergetar dan matanya was-was menatap sekitar. Ada apa, sih? Apa kebun di sini angker? Aku mengusap belakang leherku, yang tiba-tiba merinding.

"Kenapa, Mang? Kok, sepertinya gelisah begitu?" tanyaku ingin tahu.

Dia menelan ludah dan menatapku dengan pandangan bimbang, lalu dia mengulurkan secarik kertas ke tanganku. Saat hendak kubuka, Mang Akim buru-buru mencegah.

"Nanti saja, ketika di rumah, Neng. Bacanya sama Den Galuh, ya," katanya memelas. "Mamang bingung, mau ngasih sama siapa. Neng Dewi nggak ada di sini, kalau sama Neng Ambar … yah, Neng Ellen tahu sendiri lah dia bagaimana," kata Mang Akim nyaris berbisik.

"Tapi jangan kasih tau sama Ibu ya, Neng," pintanya lagi.

Aku mengernyitkan dahiku pertanda tak mengerti, memangnya ini kertas apa sih? Sampai segitunya harus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status