Share

26. Aura yang Berbeda (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

26. Aura yang Berbeda (Bagian A)

"Ya Allah …."

Bang Galuh mendesah lirih, wajahnya menunjukkan kegusaran yang sangat besar dan dia sama sekali tidak berusaha untuk menutupinya,sehingga aku bisa melihatnya dengan sangat jelas.

Aku mengelus punggungnya dengan lembut, dengan irama naik turun aku berusaha menenangkannya. Berusaha membuat dia santai dan juga rileks, karena mungkin saja setelah ini lebih banyak kejutan yang menanti.

"Sudah, nanti lagi kita pikirkan masalah ini, Bang," kataku pelan. "Yuk, sholat Maghrib dulu!" ajakku berusaha membuat dia lupa dengan kejadian ini, walau hanya sebentar karena setelahnya kami tentu akan membahas kembali masalah ini.

Lagipula bukankah mengadu kepada Allah sang maha segalanya adalah hal utama yang harus kita lakukan saat ini? Bukankah Allah lah tempat sebaik-baiknya untuk curhat? Yang akan selalu mendengarkan keluh kesah hambanya, dan juga yang terpenting, tidak akan mengadukan apa yang telah kita curhatka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status