Beranda / Urban / Menantu Sang Mafia / Markas Besar MSG

Share

Markas Besar MSG

Penulis: Kiki Miki
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 10:00:09

"Kau akhirnya pulang juga!"

Ethan pulang dari mengantar Arabella disambut oleh Crystal di kamar mereka.

"Ah, ya ..." jawab Ethan seadanya.

Ia kini merebahkan diri di ranjang dan mengabaikan Crystal yang melotot padanya.

"Ethan! Enak sekali kau langsung tidur. Kau tidak merasa butuh menjelaskan sesuatu padaku, hah?" bentak Crystal dengan marah.

"Apa harus kujelaskan, Crys?"

"Ini sudah jam berapa, Ethan? Dan kau baru pulang sekarang? Memangnya kemana kau mengantar Arabella?"

Pertanyaan bertubi-tubi pun langsung lolos begitu saja dari mulutnya tanpa bisa Crystal kendalikan.

Ethan melirik jam yang melekat di dinding. Sudah lewat jam dua belas malam. Padahal tadi dia mengantar Arabella masih sekitar pukul 08.30 setelah ia selesai makan malam. Pantas saja Crystal merasa uring-uringan padanya.

"Ethan, kau jangan coba macam-macam! Aku tidak akan memaafkan perselingkuhan apalagi kalau itu kau lakukan dengan A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Sang Mafia   Berlindung Di Bawah Ketiak Menantu

    "Lancang sekali berani memikirkan hal seperti itu terhadap capo dei capi? Apa kau tidak tahu malu?" kecam seorang ketua mafia dari daerah kota S. "Hum. Benar. Benigno Mensina, apa kau punya pikiran saat mengatakan hal seperti itu? Menggantikan Capo dei Capi katamu? Lalu siapa yang kau pikir akan menggantikannya? Dirimu itu?" Ketua Mafia dari daerah kota A ikut pula menimpali. Benigno sebelumnya sudah menduga pasti akan ada penolakan dari anggota lain entah itu mendominasi atau tidak. Tapi Benigno pula tidak peduli. Dia yakin di antara ratusan anggota SMG pasti masih ada yang sependapat dengannya. Apalagi mereka adalah orang-orang dengan latar belakang mafia. Kebanyakan pasti memiliki sifat serakah baik itu dalam bidang harta atau jabatan. "Tidak harus diriku, siapa pun boleh saja. Kita bisa saja memilihnya secara demokratis melalui pemungutan suara, kan?" usul Benigno dengan percaya diri. Ketua mafia dari kota A terkekeh.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Menantu Sang Mafia   Membuat Dia Pensiun Dari Dunia Mafia

    "Sepertinya kita harus menyiapkan lagi bodyguard tambahan yang berfungsi sebagai pemantau untuk mengantisipasi terjadinya perampokan seperti Mensina Casino cabang via Agrigento," kata Ethan.Ethan selaku General Manager kini sedang berbicara dengan Kepala HRD Mensina Casino cabang pelabuhan, tempatnya bekerja."Bodyguard seperti apa? Dan ditempatkan dimana? Masalahnya bukan apa-apa, jumlah bodyguard yang kita punya saat ini pun masih kurang di setiap sift-nya. Karena dua bodyguard yang berada di Via Agrigento tertembak, kita terpaksa harus mengirim bodyguard dari sini ke Agrigento," kata HRD itu."Itu sebabnya aku mendatangimu. Aku ingin kau mencarikan lagi bodyguard yang lain. Yang memiliki sertifikat. Dan kalau bisa cari yang memiliki kemampuan lebih. Dan ah, ya ... tunggu sebentar!" Ethan menyela sebentar percakapan mereka saat ponselnya berbunyi. Ia melihat pada layar ponsel dan melihat kontak Dean Corio muncul dan melakuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Menantu Sang Mafia   Mengandung Anaknya

    "Arabella, apa pria yang semalam datang mengantarmu ke sini kekasihmu?" tanya Margaretha pada putri angkatnya itu."Ah, bukan." Arabella menggelengkan kepalanya."Lalu, kalau begitu apa dia teman kencanmu? Bukannya kau masih berhubungan dengan Benigno Mensina. Kau masih kekasihnya, kan?" tanya Margaretha.Arabella menggelengkan kepalanya."Tidak lagi?"Arabella menghela napas dalam-dalam."Yang benar? Tuan Mensina mencampakkanmu? Apa dia memutuskan hubungan kalian?"Arabella masih tak bergeming, membuat Margaretha menjadi salah paham dengan sikap diam wanita itu."Jadi, benar dia telah mencampakkanmu? Bajingan itu! Apa dia tak menghargai kau yang sudah setia padanya selama beberapa tahun ini? Sekarang dia malah membuangmu begitu saja? Arabella! Jangan mau diperlakukan tidak adil olehnya. Kau harus berbuat sesuatu!"Margaretha menggoncang-goncang tubuh Arabella. Wanita itu sejak jadi kekasih Benigno Mensina tak pernah murung seperti ini. Biasanya Arabella hanya akan mengadu kesal padan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Menantu Sang Mafia   Pertengkaran Ibu Dan Anak

    "Di mana Arabella, Crys?" tanya Benigno dengan tatap curiga.Crystal menatap Benigno malas. "Aku tidak tahu, kenapa Papa bertanya padaku?" tanya Crystal kesal.Melihat raut kesal di wajah Crystal itu malah membuat Benigno semakin curiga. "Kau tidak tahu? Tetapi kenapa wajahmu terlihat kesal begitu? Kalian bertengkar lagi?" tanya Benigno. Kali ini ia sendiri yang menunjukkan raut wajah kesal pada putrinya itu."Dia pergi," jawab Crystal ketus.Percuma juga berbohong, toh ayahnya juga akan tahu meski dia tidak berkata apa-apa.Sementara itu Benigno semakin meradang saat mendengar jawab ketus dari putrinya itu."Pergi? Kau mengusirnya?!"Crystal memutar bola matanya."Papa, ayolah! Aku tahu kau sudah mulai menyukai jalang itu. Tapi itu tidak berarti Papa harus menuduhku seperti itu, kan?""Papa tidak menuduhmu tanpa alasan. Kalau memang Arabella pergi dari sini, penyebab terbesarnya tidak lain dan tidak bukan itu pasti karena dirimu. Kau mengusirnya? Menyuruhnya pergi saat Papa tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Menantu Sang Mafia   Mengkhianati Sahabat Sendiri

    "Ethan! Kau keterlaluan! Kau lebih memilih Papa daripada aku! Menyebalkan!" umpat Crystal."Aku tidak memilih siapa-siapa, Dear.""Tidak memilih siapa-siapa sama juga dengan tidak memilihku!" "Crys!""Sudah, jangan membujukku! Aku benci padamu, Ethan. Malam ini kau tak akan kuijinkan masuk ke kamar!"Usai mengatakan hal itu, Crystal pun segera masuk kembali ke kamar, membanting pintu keras-keras dan menguncinya dari dalam. Ethan hanya bisa menghela napas melihat kekesalan Crystal padanya."Jadi Arabella ada di rumahnya Margaretha?" tanya Benigno.Benigno tahu tentang ibu angkat kekasihnya itu. "Entahlah, aku tidak tahu nama ibu angkatnya itu, tapi yang pasti aku mengantarnya ke daerah Via Denaro di perumahan di atas bukit," kata Ethan.Benigno mengangguk-angguk paham."Baiklah, di situ memang rumahnya Margaretha," kata pria itu.Benigno sebenarnya belum pernah ke sana, tapi Arabella setahunya memang sering meminta ijin untuk mengunjungi ibu angkatnya ke daerah Via Denaro.Ethan meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Menantu Sang Mafia   Kebutuhan Yang Menyenangkan

    "Hei! Kenapa kau diam saja? Aku bertanya padamu," desak Benigno pada Ethan.Ethan terdiam sambil memasang senyum tipis di wajahnya. Dia tidak bisa menjelaskan pada Benigno hubungan seperti apa yang terjalin antara dia dan keluarga Bosseli. Oleh karena itu, mengabulkan permintaan Benigno untuk ia bergabung di The Black Roses adalah keputusan paling baik yang bisa dia ambil saat ini untuk mengalihkan keingintahuan Benigno akan hubungannya dengan dengan Diego Bosseli."Emm, baiklah. Aku bisa saja bergabung di The Black Roses. Tetapi aku tidak ingin menjabat sebagai seseorang yang penting di sana. Sebagai member biasa saja, bagaimana? Papa Ben kan tahu sendiri kalau aku ada banyak kesibukan. Aku masih harus mengurusi kasino'mu' di samping aku harus mengurus bengkelku sendiri. Bagaimana kalau aku harus mengurus The Black Roses lagi nanti? Bagaimana pun aku masih manusia biasa. Masih butuh istirahat dan aku bukan robot," kata Ethan, memberi pengertian pada mertuanya itu.Membayangkannya saj

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Menantu Sang Mafia   Lantai Tiga Markas The Monster

    Di kota Trapani, di markas The Monster, sedang berlangsung briefing yang diadakan oleh Alfonso kepada anak buahnya."Ternyata sangat menyenangkan melakukan pekerjaan ini. Aku tidak menyangka aksi kita terakhir kali merampok Mensina Casino membawa keuntungan besar. Ckckck! Kenapa aku bodoh sekali selama ini? Repot-repot merampok bank pemerintah padahal ada banyak usaha masyarakat kelas kakap yang bisa kita jadikan target dengan sedikit risiko," kekeh pria itu.Semua anak buah Alfonso yang ada di sana hanya mendengarkan ocehan Alfonso yang sedari tadi sibuk menghitung uang hasil rampokan mereka di kota C dan mereka bawa ke kota Trapani. Tak ada yang berani bersuara kecuali diminta. Semua takut pada Alfonso. Bukan, bukan karena pria itu memiliki badan yang besar atau karena jago berkelahi. Namun sifatnya yang seperti iblis mampu menyiksa dan membunuh orang lain yang kebanyakan membuat anak buahnya sering kali ketakutan.Alfonso t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Menantu Sang Mafia   Kasihan

    "Hallo, Capo?" Paulo menyapa Ethan yang saat ini sedang berada di kota C."Ya, Paulo, ada kabar apa kau menelepon? Ada sesuatu yang penting?" tanya Ethan."Capo, aku ingin memberi informasi tentang di mana The Monster selanjutnya akan beraksi. Dan ... aku tidak bisa menelpon lama," kata Paulo memelankan suaranya."Bagaimana kabarmu, Paulo? Kau baik-baik saja di sana? Ah, maafkan aku. Harusnya aku menanyakan kabarmu terlebih dahulu," kata Ethan.Ah, lihatlah bosnya ini. Padahal Paulo sudah bilang kalau dia tidak bisa menelepon lama tapi bagi Ethan menanyakan kabar para anak buahnya lebih penting apalagi anak buahnya itu sedang ditugaskannya untuk melakukan sebuah misi."Capo, kabarku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku. Sekarang aku sedang tidak bisa banyak basa-basi, Capo. Aku butuh melaporkan segera padamu kemana mereka akan melakukan perampokan lagi kali ini," kata Paulo. "Baiklah, aku mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Menantu Sang Mafia   Kamar Terpisah

    "Kita pulang nanti saja," kata Ethan yang saat ini sedang berada di dalam lift bersama Crystal, Anna dan Clarissa ke lantai sembilan gedung Mare Nostrum Hotel.Meski Crystal tak begitu paham apa tujuan Ethan tak mau langsung pulang ke Golden Time Residence, namun Crystal tetap menurut untuk ikut dengan Ethan, bersama Anna dan Clarissa tentu saja.Sesampainya di lantai sembilan, mereka pun keluar dari lift dan langsung menuju kamar bernomor 909. Ethan mengambil dompet dari kantong celananya lalu dari dalam dompet ia mengeluarkan sebuah kartu dan menempelkannya pada alat detektor yang berada di gagang pintu kamar.Ceklek!!!Pintu itu pun terbuka."Masuk!" kata Ethan mempersilahkan.Tanpa canggung sama sekali seolah itu adalah rumahnya, Ethan langsung masuk begitu saja dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa."Kau check-in di sini?" tanya Crystal melongo. Tak berminat untuk duduk, Crystal malah lebih penasaran untuk melihat-lihat. Ia memperhatikan sekeliling ruangan kamar hotel ini. Ru

  • Menantu Sang Mafia   Nyonya Boss

    "Sebelah sini, Nyonya!" Security itu mengantar Crystal, Anna dan Clarissa ke cafe hotel yang berada di lantai tiga. Sesampainya di sana, petugas keamanan itu memanggil salah seorang pelayan cafe untuk datang menghampiri mereka.Sedikit mengherankan juga bagi Crystal. Bagaimana mungkin staf keamanan yang tadi sangat kekeuh ingin memeriksanya sesuai prosedur hotel, setelah menerima telepon dari orang yang katanya adalah rekannya itu, kini malah mengantarkannya ke kafe seperti seorang tamu hotel yang diistimewakan.Staf keamanan itu membawa pelayan cafe itu sedikit menjauh sekitar dua, tiga langkah dan berbisik."Dia adalah Nyonya, istrinya Capo. Maksudku wanita yang berpakaian gaun biru itu. Tolong layani mereka dengan baik. Jangan sampai ada keluhan, apalagi jika itu sampai pada Capo. Kau tentu tak mau dianggap oleh Capo sebagai pekerja yang tidak becus, kan?" jelas security keamanan itu.Pelayan itu mengangguk."Baiklah, Tuan. Akan saya lakukan," jawabnya.Setelah itu security itu

  • Menantu Sang Mafia   Sial Seharian

    Crystal menatap Mare Nostrum Hotel, tempat dimana ia ditinggalkan oleh Marlon dengan Anna dan juga Clarissa. Hotel berlantai lima belas itu terlihat tinggi di antara bangun-bangunan lainnya. Maklumlah di kota C ini, bangunan pada umumnya hanya sampai setinggi tiga lantai saja. Hal ini dikarenakan karena Sisilia adalah kepulauan yang di kelilingi oleh lautan sehingga pemerintah setempat menetapkan standar aman bangunan umum hanya sampai tiga lantai. Jika ada yang ingin membangun gedung dengan banyak tingkatan, itu harus memerlukan izin khusus dari pemerintah untuk ditinjau tingkat keamanannya bagi bangunan di sekitarnya. Itu sebabnya Mare Nostrum Hotel ini ramai di kunjungi para pengunjung karena gedungnya yang lebih tinggi dari pada hotel lainnya."Nyonya, apa kita akan masuk ke dalam?" tanya Anna mana kala Crystal hanya bisa bengong begitu mereka sampai di depan hotel."Ehmm ... entahlah, Anna. Aku juga bingung untuk apa kita berada di sini. Sialan Marlon itu benar-benar sangat meny

  • Menantu Sang Mafia   Dia Ada Di Mare Nostrum

    "Oh, ya? Kau tahu dari mana? Jangan sok tahu! Memangnya kau dan Ethan saling mengenal sebelumnya?" balas Crystal. Marlon tersenyum miring mendengar kata-kata balasan dari Crystal yang tidak percaya padanya."Untuk tahu aktivitas seseorang tidak harus mengenal orang itu secara dekat, bukan?" "Maksudnya?" Crystal arti apa yang dimaksud oleh Marlon."Maksudku, aku bekerja di bidang yang sama dengan Paman Ben dan Ethan. Yah, mungkin Paman Ben sudah tua, jadi dia kurang begitu tahu tentang siapa sebenarnya menantunya itu. Tetapi aku tahu banyak hal tentang Ethan. Dan aku ragu kau mungkin tidak tahu sebanyak yang ku tahu tentang suamimu sendiri," kata Marlon lagi."Apa?" Crystal terlihat tidak senang pada setiap kata-kata yang diucapkan oleh Marlon."Hei, kenapa harus melotot seperti itu melihatku? Apa yang aku katakan benar kan? Memangnya ada yang salah?" kekeh Marlon sambil menatap krystal dari kaca spion mobil."Yang pertama, aku katakan padamu. Kau tidak tahu apa-apa tentang aku dan

  • Menantu Sang Mafia   Aku Tahu Di mana Ethan

    Sharon dan Marlon saling tatap sejenak mendengar tujuan Crystal memanggilnya."Ya, tentu saja bol ..."Sharon ingin mengiyakan, tak keberatan dengan permintaan tolong Crystal, namun tidak dengan Marlon."Tidak boleh!" sela Marlon cepat.Crystal sampai membelalakkan matanya mendengar penolakan Marlon yang tanpa basa basi itu. Demikian pula dengan Sharon."Hei, Marlon, kenapa kau harus seperti itu, hmm?" protes Sharon pada saudara kembarnya itu. "Crys, jangan dengarkan kata-kata Marlon, ikutlah bersama kami!" ajaknya.Marlon menatap Crystal dengan pandangan aneh, yang Crystal tidak tahu tatapan seperti apa itu. "Tetapi sepertinya saudaramu tidak mengijinkan kami untuk menumpang. Kalau memang tidak boleh ya sudah, cih! Menyebalkan, baru juga punya mobil jelek seperti itu sudah sombong. Bagaimana kalau punya super car seperti milikku?" pamer Crystal.Yah, begitulah Crystal. Sikapnya memang sering kali kekanak-kanakan. Tadi dia sendiri yang ingin meminta tolong agar diberi tumpangan. Eeh,

  • Menantu Sang Mafia   Kau Yang Cocok Jadi Menantuku

    "Apa? Bercerai?!"Crystal membelalakkan matanya mendengar Benigno mengucapkan kalimat itu. Andai di awal-awal pernikahannya Benigno mengucapkan kata-kata itu, mungkin Crystal dengan senang hati akan mengiyakannya. Tapi setelah hatinya berlabuh pada Ethan selama beberapa bulan terakhir ini, baru mendengarnya saja hatinya sudah diiris sembilu."Ya, bercerai. Kalau kau masih belum jelas dengan kata-kata itu akan Papa perjelas. Berpisah, mengakhiri hubungan pernikahan dengannya. Apa kata-kata itu belum cukup membuatmu mengerti?" kata Benigno dengan tegas pada Crystal.Crystal cukup syok mendengar kata-kata dari ayahnya. Ia sampai geleng-geleng tak percaya terhadap apa yang dia dengar"Papa sepertinya sedang tidak sehat. Sudahlah, sebaiknya aku dan Clarissa pulang saja. Terus terang saja aku menyesal datang ke pesta pernikahan Papa ini. Kalau aku tahu akan ada kejadian seperti ini, aku tidak akan datang!" kata Crystal sambil meraih tas tangannya yang sedari tadi tergeletak di atas meja.Be

  • Menantu Sang Mafia   Bercerailah Dengan Ethan!

    "Papa Ben?" Ethan spontan menggumam saat melihat mertuanya itu ada di belakangnya."Jelaskan padaku!" geram Benigno."Apa yang harus kujelaskan?" tanya Ethan malas."Katakan padaku, kenapa pria ini ... Diego mengatakan kalau kau dan Alessandro adalah putranya? Apa itu benar?" desak Benigno.Ethan mendengus. Alangkah berat baginya untuk mengakui hal tersebut. Namun, ia pun sangat malas untuk mengakui di hadapan semua orang kalau Diego adalah ayah biologisnya."Dia memang adalah putraku sama halnya dengan Alessandro. Ah, Bagaimana caraku untuk mengatakannya? Tidak baik mengungkapkan semua ini di depan umum. Kita bisa membicarakan ini di tempat yang lebih privat kalau kau berkenan," usup Diego.Benigno tersenyum dengan seringai. "Tidak perlu! Sekarang sebaiknya kalian katakan saja, apa sebenarnya yang tidakku tahu di sini? Ethan? Apa bener kau adalah putra dari Diego?" tanya Benigno sekali lagi kepada menantunya itu.Lalu pria itu pun menatap Ethan dan Diego secara bergantian. Sebenarny

  • Menantu Sang Mafia   Besan? Yang Benar Saja!

    "Owhh ... kau anak yang manis sekali, Sayang. Kau mau digendong oleh kakek?" Clarissa tersenyum dan mengangguk. Benar kata pepatah kalau darah memang lebih kental daripada air. Meskipun ia belum pernah melihat Diego, tapi adanya hubungan darah di antara mereka tidak bisa menepis kalau mereka memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain.Diego tanpa persetujuan dari Ethan, kini meraih cucunya itu dan menggendongnya. Benigno yang berada di meja yang sebelumnya dikunjungi oleh Diego itu bahkan sampai berdiri. Ia merasa berang melihat musuh bebuyutannya sedang menggendong cucunya. Dan menyebalkannya Ethan bahkan ada di sana dan ia tidak melakukan apapun. Bukankah itu menyebalkan? Kini timbul prasangka di dalam hatinya. Apakah jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh Diego itu kalau Ethan adalah putranya? Mungkinkah itu."Bajingan!" umpat Benigno.Benigno sebenarnya ingin langsung menuju meja Ethan dan menghajar pria yang pernah menjadi sahabatnya itu karena telah berani menyent

  • Menantu Sang Mafia   Sono Tuo Nonno (Aku Adalah Kakekmu)

    Ethan sebenarnya gelisah melihat Crystal yang disuruhnya mengambil makanan namun malah tetap tak dapat mengendalikan diri untuk tidak mencegat Diego masuk ke dalam aula pesta pernikahan. Entah apa yang istrinya dan Diego bicarakan. Namun melihat Diego menepuk-nepuk kepala Crystal, Crstal adalah putrinya, tak urung membuat Ethan khawatir juga. Untuk apa Diego datang ke sini? Dan bersikap seolah ia akrab dengan Crystal yang sedang kebingungan? Apa dia bersikap seperti itu untuk membuktikan pada Ethan, kalau dia mampu menebus kesalahannya di masa lalu dengan menjadi ayah dan mertua yang baik bagi Ethan dan Crystal? Sungguh dia berpikir bisa semudah itu? Really?Ethan sebenarnya sudah berniat ingin menghampiri mereka, namun melihat percakapan Diego dan Crystal tidak berlangsung lama dan berakhir dengan Diego yang meninggalkan Crystal dengan kebingungannya cukup bagi Ethan untuk tidak meneruskan niatnya. Ia kemudian hanya menatap dari jauh Crystal yang berjalan kembali menuju stand makan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status