Gilang selalu berhati-hati dalam bertindak. Dia selalu menyiapkan jalan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.Khawatir keberadaannya terekspos, dia tidak meminta anak buahnya untuk membawa Elsy dan Livy ke vilanya."Nggak ada.""Baguslah!"Gilang memanggil Duo Pendekar Kota Lino untuk menemuinya, lalu menyodorkan sebuah tablet kepada mereka berdua."Selama kalian bekerja untukku, aku nggak akan membiarkan kalian bekerja dengan sia-sia. Ibu dan anak di dalam video ini menjadi milik kalian malam ini. Setelah kalian cukup puas, ingat bantu aku beri pelajaran kepada Ardika, siksa dia perlahan-lahan!"Duo Pendekar Kota Lino tidak hanya hobi membunuh dan haus akan darah, mereka juga merupakan iblis yang sangat bernafsu. Mereka sudah tidak berperikemanusiaan lagi.Malam hari di mana mereka tiba di Kota Serambi, menantu Sam dilecehkan dan disiksa oleh mereka berdua sampai mati!Saat ini, begitu melihat Elsy dan Livy yang berada di dalam video, mereka langsung mengeluarkan suara tawa liar sekal
"Jangan! Kalian jangan mendekat!" teriak Elsy dengan histeris. Dia benar-benar ketakutan setengah mati."Ayah! Aku ingin bertemu Ayah! Huu ... huu ...."Livy berteriak dan menangis sejadi-jadinya, suara tangisnya bisa membuat hati orang yang mendengarnya hancur berkeping-keping.Namun, dua ekor binatang buas yang sudah tidak memiliki rasa simpati itu malah makin bersemangat dan menggila.Sambil tertawa aneh, mereka berdua menerjang ke arah ibu dan anak yang sedang meringkuk di sudut ruangan itu."Kalian benar-benar cari mati!"Tiba-tiba, pintu ruangan seakan-akan meledak karena suara teriakan penuh amarah seseorang dari luar.Bagaikan petir yang menyambar, Jiko yang terduduk di lantai ketakutan setengah mati, sampai-sampai tubuhnya gemetaran dan jiwanya seolah sudah meninggalkan raganya.Namun, bagi Elsy, suara teriakan penuh amarah itu seperti alunan melodi yang sangat indah."Ardika!" teriaknya dengan kaget."Eh? Ardika?"Duo Pendekar Kota Lino segera menghentikan pergerakan mereka.
"Ahhhh, aku benar-benar nggak terima ...."Pendekar Dua yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai berteriak dengan histeris.Penampilan arogan dan ganas yang ditunjukkannya sebelumnya sudah hilang tanpa menghilangkan jejak, saat ini penampilannya sama saja dengan orang biasa yang tertimpa musibah besar."Adikku!"Pendekar Satu berteriak dengan marah, kedua matanya sudah memerah.Mereka adalah dua saudara yang mengandalkan kemampuan dan kekuatan bela diri mereka untuk menguasai dunia preman Kota Lino, melakukan pembantaian dan pembunuhan, tidak ada seorang pun yang berani memprovokasi mereka.Kini, Pendekar Dua bahkan tidak bisa lolos satu jurus dari Thomas, melainkan kalah telak begitu saja.Dia dilumpuhkan begitu saja.Kenyataan itu bahkan jauh lebih sulit diterima dibandingkan dirinya dibunuh secara langsung!Melihat kondisi sang adik seperti itu, hati Pendekar Satu terasa sakit.Pada saat bersamaan, Thomas juga membuatnya merasakan perasaan yang belum pernah dirasakannya sebelumny
"Haha. Luna pasti melihat suaminya sudah jatuh ke tangan Tuan Gilang, maka dia ingin memohon bantuan Tuan Gilang.""Wanita jalang itu sudah mencelakai Santi, putriku sampai-sampai wajah putriku rusak. Hari ini, setelah wanita itu datang, kita harus membuatnya berlutut di hadapan kita untuk memohon pengampunan!"Julio dan beberapa orang lainnya tertawa terbahak-bahak, satu per satu dari mereka melontarkan kata-kata kejam.Gilang melambaikan tangannya kepada anak buahnya dan berkata, "Kebetulan sekali aku juga ingin bertemu dengannya. Suruh Luna langsung datang ke Restoran Barudan saja."Kilatan keserakahan melintas di sorot matanya yang dingin.Tujuannya bukanlah Ardika, melainkan saham dua perusahaan di tangan Luna.Saham itu adalah keuntungan yang nyata baginya."Elsy sudah jatuh ke tanganku, secara otomatis Grup Bintang Darma sudah jatuh ke tanganku. Selain itu, masih ada Grup Perfe dan Grup Hatari. Hmm, hasil yang cukup bagus."Biarpun biasanya Gilang tidak menunjukkan ekspresi apa
"Luna, bukan Tuan Gilang nggak menepati janjinya, tapi begitu seseorang jatuh ke tangan Duo Pendekar Kota Lino, nggak ada tahu apa yang akan terjadi pada orang tersebut.""Kalian mengenal Jinto dan Romi, 'kan? Kami menyaksikan dengan mata kepala kami sendiri tulang di sekujur tubuh kedua orang itu dipatahkan oleh Duo Pendekar Kota Lino. Haha ...."Setelah mendengar ucapan provokatif mereka, ekspresi Luna langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya. Selain itu, hatinya terasa sangat sakit seperti disayat beribu-ribu pisau.'Ardika, bertahanlah, aku mohon padamu bertahanlah!'Itulah doa Luna dalam hati. Sebenarnya dia sudah mempersiapkan mentalnya melihat tangan dan kaki Ardika patah, bahkan dia juga sudah mempersiapkan mentalnya kalau Ardika sampai lumpuh seperti Jinto dan Romi.Sekarang dia hanya berharap Ardika bisa bertahan hidup.Akhirnya mereka tiba di lantai lima.Begitu mereka tiba di luar ruangan itu, mereka melihat Jiko tergeletak berlumuran di lantai dalam kondisi
"Tina, kamu benar-benar cari mati! Alden, ayah angkatmu saja nggak berani bersikap nggak sopan padaku!"Sambil menutupi wajahnya, Gilang langsung marah besar."Syuu!"Tina langsung merampas kontrak penyerahan saham Luna dari genggaman pria itu, lalu merobek-robek kontrak itu hingga hancur menjadi serpihan kecil. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Duo Pendekar Kota Lino sudah dilumpuhkan. Berani-beraninya kamu bersikap arogan di hadapanku! Mungkin orang lain takut pada Keluarga Misra, tapi aku nggak takut! Aku akan segera memanggil anak buahku ke sini untuk menghabisimu!"Sambil berbicara, dia segera mengeluarkan ponselnya.Begitu mendengar Tina benar-benar akan memanggil anak buahnya untuk menghabisi mereka, ekspresi Julio dan beberapa orang lainnya langsung berubah menjadi pucat pasi."Tuan Gilang, ayo cepat kembali ke Kota Lino! Kita nggak bisa berlama-lama di Kota Banyuli lagi!""Nanti kita baru kembali lagi untuk memberi pelajaran kepada wanita sialan itu!"Sebenarnya Gilan
Setelah mendapat perintah dari Ardika, Thomas segera meninggalkan rumah sakit dan membawa anggotanya untuk mengejar Gilang dan yang lainnya.Pada saat bersamaan, Gilang dan yang lainnya sudah berada di tol Banyuli-Lino. Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi menuju Kota Lino."Kali ini, kita semua yang berasal dari Kota Lino mengalami kegagalan besar di Kota Banyuli. Aku benar-benar nggak terima harus meninggalkan Kota Banyuli tanpa mendapatkan keuntungan apa pun seperti ini!"Julio dan yang lainnya menunjukkan ekspresi penuh amarah.Saat mengambil keputusan untuk mengikuti Gilang menguasai pasar Kota Banyuli, mereka semua sangat percaya diri. Kota Banyuli sama sekali bukan apa-apa bagi mereka yang merupakan tokoh-tokoh hebat Kota Lino.Mereka merasa begitu mereka menginjakkan kaki mereka di Kota Banyuli, kekuatan-kekuatan yang sudah ada di Kota Banyuli akan tunduk pada mereka.Namun, siapa sangka, setelah tiba di Kota Banyuli, putra putri mereka tertimpa masalah, la
Tak lama kemudian, Gilang, Julio dan beberapa orang lainnya sudah diinjak dan ditekan ke tanah.Mereka juga sudah tahu identitas pemuda itu.Keanu Santosa, putra Davis, direktur Bank Sentral yang sudah tewas itu!Saat ini, pemuda itu sedang setengah berjongkok sambil menunjuk mata dan hidung Gilang dengan bilah tajam pisau tersebut seakan-akan sedang menggambar di udara."Keanu, aku dan ayahmu adalah teman lama! Kami sudah saling mengenal selama bertahun-tahun! Bukan aku yang membunuhnya!"Berusaha menahan malu kepalanya diinjak oleh orang lain secara paksa seperti ini, Gilang berusaha keras memberi penjelasan."Omong kosong!"Keanu berkata dengan dingin, "Sebelum ayahku meninggal, dia mengirimkan pesan kepada pamanku, meminta pamanku untuk membalaskan dendamnya padamu!""Keanu, hal itu nggak benar!"Saking ketakutannya, jiwa Gilang seakan sudah meninggalkan raganya. Dia mengumpulkan keberaniannya dan berteriak dengan keras, "Pasti ada orang yang sengaja menabur benih perselisihan di a