"Haha. Luna pasti melihat suaminya sudah jatuh ke tangan Tuan Gilang, maka dia ingin memohon bantuan Tuan Gilang.""Wanita jalang itu sudah mencelakai Santi, putriku sampai-sampai wajah putriku rusak. Hari ini, setelah wanita itu datang, kita harus membuatnya berlutut di hadapan kita untuk memohon pengampunan!"Julio dan beberapa orang lainnya tertawa terbahak-bahak, satu per satu dari mereka melontarkan kata-kata kejam.Gilang melambaikan tangannya kepada anak buahnya dan berkata, "Kebetulan sekali aku juga ingin bertemu dengannya. Suruh Luna langsung datang ke Restoran Barudan saja."Kilatan keserakahan melintas di sorot matanya yang dingin.Tujuannya bukanlah Ardika, melainkan saham dua perusahaan di tangan Luna.Saham itu adalah keuntungan yang nyata baginya."Elsy sudah jatuh ke tanganku, secara otomatis Grup Bintang Darma sudah jatuh ke tanganku. Selain itu, masih ada Grup Perfe dan Grup Hatari. Hmm, hasil yang cukup bagus."Biarpun biasanya Gilang tidak menunjukkan ekspresi apa
"Luna, bukan Tuan Gilang nggak menepati janjinya, tapi begitu seseorang jatuh ke tangan Duo Pendekar Kota Lino, nggak ada tahu apa yang akan terjadi pada orang tersebut.""Kalian mengenal Jinto dan Romi, 'kan? Kami menyaksikan dengan mata kepala kami sendiri tulang di sekujur tubuh kedua orang itu dipatahkan oleh Duo Pendekar Kota Lino. Haha ...."Setelah mendengar ucapan provokatif mereka, ekspresi Luna langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya. Selain itu, hatinya terasa sangat sakit seperti disayat beribu-ribu pisau.'Ardika, bertahanlah, aku mohon padamu bertahanlah!'Itulah doa Luna dalam hati. Sebenarnya dia sudah mempersiapkan mentalnya melihat tangan dan kaki Ardika patah, bahkan dia juga sudah mempersiapkan mentalnya kalau Ardika sampai lumpuh seperti Jinto dan Romi.Sekarang dia hanya berharap Ardika bisa bertahan hidup.Akhirnya mereka tiba di lantai lima.Begitu mereka tiba di luar ruangan itu, mereka melihat Jiko tergeletak berlumuran di lantai dalam kondisi
"Tina, kamu benar-benar cari mati! Alden, ayah angkatmu saja nggak berani bersikap nggak sopan padaku!"Sambil menutupi wajahnya, Gilang langsung marah besar."Syuu!"Tina langsung merampas kontrak penyerahan saham Luna dari genggaman pria itu, lalu merobek-robek kontrak itu hingga hancur menjadi serpihan kecil. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Duo Pendekar Kota Lino sudah dilumpuhkan. Berani-beraninya kamu bersikap arogan di hadapanku! Mungkin orang lain takut pada Keluarga Misra, tapi aku nggak takut! Aku akan segera memanggil anak buahku ke sini untuk menghabisimu!"Sambil berbicara, dia segera mengeluarkan ponselnya.Begitu mendengar Tina benar-benar akan memanggil anak buahnya untuk menghabisi mereka, ekspresi Julio dan beberapa orang lainnya langsung berubah menjadi pucat pasi."Tuan Gilang, ayo cepat kembali ke Kota Lino! Kita nggak bisa berlama-lama di Kota Banyuli lagi!""Nanti kita baru kembali lagi untuk memberi pelajaran kepada wanita sialan itu!"Sebenarnya Gilan
Setelah mendapat perintah dari Ardika, Thomas segera meninggalkan rumah sakit dan membawa anggotanya untuk mengejar Gilang dan yang lainnya.Pada saat bersamaan, Gilang dan yang lainnya sudah berada di tol Banyuli-Lino. Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi menuju Kota Lino."Kali ini, kita semua yang berasal dari Kota Lino mengalami kegagalan besar di Kota Banyuli. Aku benar-benar nggak terima harus meninggalkan Kota Banyuli tanpa mendapatkan keuntungan apa pun seperti ini!"Julio dan yang lainnya menunjukkan ekspresi penuh amarah.Saat mengambil keputusan untuk mengikuti Gilang menguasai pasar Kota Banyuli, mereka semua sangat percaya diri. Kota Banyuli sama sekali bukan apa-apa bagi mereka yang merupakan tokoh-tokoh hebat Kota Lino.Mereka merasa begitu mereka menginjakkan kaki mereka di Kota Banyuli, kekuatan-kekuatan yang sudah ada di Kota Banyuli akan tunduk pada mereka.Namun, siapa sangka, setelah tiba di Kota Banyuli, putra putri mereka tertimpa masalah, la
Tak lama kemudian, Gilang, Julio dan beberapa orang lainnya sudah diinjak dan ditekan ke tanah.Mereka juga sudah tahu identitas pemuda itu.Keanu Santosa, putra Davis, direktur Bank Sentral yang sudah tewas itu!Saat ini, pemuda itu sedang setengah berjongkok sambil menunjuk mata dan hidung Gilang dengan bilah tajam pisau tersebut seakan-akan sedang menggambar di udara."Keanu, aku dan ayahmu adalah teman lama! Kami sudah saling mengenal selama bertahun-tahun! Bukan aku yang membunuhnya!"Berusaha menahan malu kepalanya diinjak oleh orang lain secara paksa seperti ini, Gilang berusaha keras memberi penjelasan."Omong kosong!"Keanu berkata dengan dingin, "Sebelum ayahku meninggal, dia mengirimkan pesan kepada pamanku, meminta pamanku untuk membalaskan dendamnya padamu!""Keanu, hal itu nggak benar!"Saking ketakutannya, jiwa Gilang seakan sudah meninggalkan raganya. Dia mengumpulkan keberaniannya dan berteriak dengan keras, "Pasti ada orang yang sengaja menabur benih perselisihan di a
"Kapten Thomas .... Jangan!" teriak Keanu dengan histeris begitu merasakan aura dingin menjalar di kepalanya.Namun, teriakan histeris penuh permohonannya itu tidak mengubah ketetapan hati Thomas untuk menarik pelatuk.Tak lama kemudian, Keanu beserta dengan anggota Bank Sentral yang dibawanya ke Kota Banyuli untuk membalas dendam langsung tewas di tempat!Menyaksikan pemandangan menakutkan itu, aura dingin langsung menjalar ke sekujur tubuh Gilang dan beberapa orang lainnya. Raut wajah mereka sudah terlihat pucat pasi.Tidak peduli seseorang memiliki seberapa banyak anak buah, saat menghadapi tim tempur, orang itu bukanlah apa-apa, hanya tinggal menunggu ajal menjemput saja!Kegembiraan yang menyelimuti hati mereka tadi langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Awalnya mereka mengira Thomas turun tangan membantu mereka karena melihat mereka ditindas.Namun, setelah Thomas mengatakan hubungannya dengan Tina dengan jelas, mereka mendapati pemikiran mereka itu sudah salah.Tidak hany
Melihat keputusan Thomas sudah bulat, kalau mereka tidak menyerahkan uang, maka mereka tidak akan dibebaskan, pertahanan mental Gilang benar-benar hancur seketika.Setelah mendapat izin, dia baru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi keluarganya.Begitu panggilan telepon terhubung, dia langsung berkata sambil menangis, "Ibu ...."Pada akhirnya, Keluarga Misra mengeluarkan uang tunai sebesar tiga triliun, ditambah lagi dengan Perusahaan Investasi Gilra, Gilang baru dibebaskan.Adapun mengenai Julio, Vandano dan yang lainnya, Keluarga Misra sendiri saja sudah tertimpa masalah sebesar itu, tentu saja Keluarga Misra tidak bisa memedulikan mereka lagi.Mereka juga terpaksa menggunakan perusahaan mereka sebagai jaminan untuk meminjam uang sebesar dua triliun, lalu menyerahkan uang tersebut kepada Thomas.Sebelumnya, Keluarga Misra secara terang-terangan memasuki pasar Kota Banyuli, seolah-olah menunjukkan bahwa mereka akan menguasai Kota Banyuli.Pada akhirnya, hanya dalam kurun waktu tiga
Tina berkata dengan ekspresi mempermainkan, "Bukankah Ardika mengucapkan beberapa patah kata baik tentangku di hadapan Thomas? Kalau begitu, aku akan membalas budinya dengan membiarkannya menduduki posisi sebagai manajer umum."Ardika selalu saja berbicara dengan nada layaknya seorang bos di hadapannya.Sekarang dia ingin membalikkan situasi dengan membuat Ardika bekerja untuknya, agar pria itu tahu siapa yang merupakan bos sesungguhnya!"Manajer umum Perusahaan Investasi Gilra tentu saja lebih enak didengar dibandingkan sopir Grup Bintang Darma, paling nggak kalau Ardika menjadi manajer umum Perusahaan Investasi Gilra, nggak akan mempermalukan sahabatku."Bagi Tina, mempermainkan Ardika bukanlah tujuan utamanya.Tujuan utamanya adalah agar Ardika memiliki status dan kedudukan yang lebih terpandang, agar pria itu tidak dianggap sebagai menantu benalu dan menjadi bahan tertawaan orang lain.Luna sekeluarga juga tidak perlu menjadi target ejekan dan sindiran orang lain."Apa? Tina memint