Tina berkata dengan ekspresi mempermainkan, "Bukankah Ardika mengucapkan beberapa patah kata baik tentangku di hadapan Thomas? Kalau begitu, aku akan membalas budinya dengan membiarkannya menduduki posisi sebagai manajer umum."Ardika selalu saja berbicara dengan nada layaknya seorang bos di hadapannya.Sekarang dia ingin membalikkan situasi dengan membuat Ardika bekerja untuknya, agar pria itu tahu siapa yang merupakan bos sesungguhnya!"Manajer umum Perusahaan Investasi Gilra tentu saja lebih enak didengar dibandingkan sopir Grup Bintang Darma, paling nggak kalau Ardika menjadi manajer umum Perusahaan Investasi Gilra, nggak akan mempermalukan sahabatku."Bagi Tina, mempermainkan Ardika bukanlah tujuan utamanya.Tujuan utamanya adalah agar Ardika memiliki status dan kedudukan yang lebih terpandang, agar pria itu tidak dianggap sebagai menantu benalu dan menjadi bahan tertawaan orang lain.Luna sekeluarga juga tidak perlu menjadi target ejekan dan sindiran orang lain."Apa? Tina memint
Zilwar adalah putra Abraham, Kepala Keluarga Mahasura.Sebelumnya pria itu ditangkap karena memberikan "suap" kepada Helios.Demi membalas budi Ardika, Helios menggunakan kesempatan ini untuk memberikan peringatan kepada Keluarga Mahasura.Namun, dia tidak bermaksud benar-benar menyinggung Keluarga Mahasura.Jadi, dia tidak memasukkan Zilwar ke dalam penjara, melainkan hanya mengurung pria itu selama beberapa waktu sebagai bentuk peringatan terhadap Keluarga Mahasura.Namun, tentu saja Abraham tidak terima.Zilwar adalah putra kesayangannya.Jangankan dikurung selama beberapa waktu, dia bahkan tidak rela melihat putranya dikurung satu hari pun.Dia segera meminta orang untuk menghubungi Ridwan, meminta Ridwan untuk segera melepaskan Zilwar.Sikap Kepala Keluarga Mahasura itu sangat arogan. Dia yang membutuhkan bantuan, tetapi nada bicaranya seperti sedang memerintah orang lain.Ridwan tahu ada konflik antara Ardika dan Keluarga Mahasura. Jadi, dia segera menghubungi Jesika, meminta pen
"Bam!"Abraham langsung memukul meja dengan keras dan bangkit dari tempat duduknya."Keluarga Mahasura baru meninggalkan Kota Banyuli beberapa tahun, tapi sudah ada orang yang berani menindas putraku! Kulihat orang-orang itu benar-benar sudah bosan hidup!"Api amarah membara di kedua matanya, nada bicaranya dipenuhi niat membunuh yang kuat!Sambil menyeka keringat dingin yang bercucuran di keningnya, kepala pelayan itu berkata, "Paman, Tuan Muda Zilwar nggak hanya dipukul, dia juga di ....""Apa lagi?!"Ekspresi Abraham sudah terlihat sangat dingin."Dia juga dipaksa oleh orang lain untuk berjongkok dan mengelap toilet dengan kain, nggak boleh ada setetes urin maupun tinja di toilet, harus dilap sampai sebersih-bersihnya!""Tuan Muda Zilwar menangis sambil mengelap toilet, dia bahkan nggak diberi makan!"Sejak kecil, Zilwar sudah dimanjakan dan melewati kehidupan yang berkecukupan. Dia tidak pernah mengalami penderitaan seperti ini.Mendengar putranya diperlakukan seburuk itu oleh oran
"Tapi, aku dengar rumor yang beredar luas di luar sana, Kodam Helios sangat memandang tinggi Ridwan. Dia bahkan memberikan kesempatan kepada Ridwan untuk berpartisipasi dalam pelatihan khusus, agar kariernya bisa makin berkembang ke depannya.""Sekarang dia sedang dalam posisi yang sangat menguntungkan, kita nggak bisa memaksakan diri untuk membalaskan dendam padanya. Kalau kita melakukan hal itu, sama saja dengan mempermalukan Kodam Helios. Kalau sampai hal itu terjadi, situasi hanya akan menjadi makin buruk," kata Abraham yang sedang berada di ruang tamu kediaman Keluarga Mahasura. Dia mulai merasakan kepalanya berdenyut sakit.Bagaimanapun juga, pihak yang melakukan kesalahan terlebih dahulu adalah Keluarga Mahasura. Mereka hampir saja membuat Ridwan kehilangan nyawanya.Jadi, wajar saja Ridwan membiarkan Zilwar mengalami sedikit penderitaan sebagai bentuk balasan.Terlebih lagi, Zilwar memang telah memberikan suap kepada Helios, ada bukti yang konkret."Begini saja, Kak, bukankah R
Perusahaan Investasi Mahasura.Di dalam ruangan direktur eksekutif.Amir yang mengenakan setelan jas sedang duduk di sofa yang terbuat dari kulit asli sambil mengisap cerutu.Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka.Kemudian, putranya, Firza Yendia berjalan memasuki ruangan.Pemuda itu terlihat berusia dua puluhan tahun, ekspresinya tampak arogan."Ayah, menghadapi seorang menantu benalu saja, untuk apa Ayah memberinya waktu tiga hari?"Firza langsung duduk berhadapan dengan Amir, lalu mengeluarkan sebatang cerutu yang sudah digunting dengan baik dari dalam kotak. Tanpa perlu diberi instruksi, sekretaris Amir segera berjalan menghampiri Firza untuk menyalakan cerutunya."Menurutku, dia nggak perlu diberi waktu sehari pun. Ayah biarkan aku membawa beberapa orang untuk pergi menemuinya secara langsung saja. Kalau dia nggak setuju, aku akan melecehkan istrinya di hadapannya. Apa mungkin dia berani melawan?"Begitu mendengar ucapan putranya, ekspresi Amir langsung berubah menjadi muram. Dia berka
Ardika tidak puas melihat sikap Amanda padanya, dia langsung berkata dengan kesal, "Nggak mau!"Jelas-jelas wanita itu tinggal di rumahnya, tetapi malah sama sekali tidak sadar diri. Wanita itu berlagak seperti pemilik rumah ini.Wanita itu selalu memasang ekspresi arogan dan memerintahkannya untuk melakukan ini dan itu, seakan-akan dia berutang pada wanita itu."Ardika, apa maksudmu?!"Amanda langsung memelototi Ardika, lalu berkata dengan nada menyindir, "Eh, kamu belum menjadi manajer umum perusahaan investasi itu, tapi kamu sudah berlagak hebat saja, ya!""Kamu ngaca dulu baik-baik! Memangnya kamu punya kemampuan apa? Nggak ada sama sekali!""Kalau bukan karena Luna punya seorang sahabat baik seperti Tina, membiarkanmu untuk menduduki posisi manajer umum tanpa kemampuan apa pun, mungkin kamu hanya bisa bekerja menjadi sopir di Grup Bintang Darma!"Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata.Jelas-jelas dia hanya mengucapkan dua kata, tetapi Amanda sudah mengungkit banyak hal untuk
"Sopir yang sudah berpengalaman berkendara selama puluhan tahun?"Amanda tertegun sejenak.Dia menoleh dan mengamati sekeliling, sama sekali tidak ada seorang pun yang memenuhi kualifikasi seperti itu di rumah.Itu artinya, Ardika mencari seorang sopir dari luar.Dia langsung memelototi Ardika dan berkata, "Bagus, Ardika! Luar biasa bagus! Kamu jelas-jelas mengandalkan istrimu untuk memenuhi biaya sehari-harimu, lalu sebelumnya kamu juga menagih biaya kehidupan sehari-hari dariku, tapi sekarang kamu malah menghambur-hamburkan uang untuk menyewa jasa sopir!"Baginya, Ardika terlalu mementingkan harga diri.Pria itu lebih memilih untuk mengeluarkan uang menyewa jasa sopir daripada menjadi sopir putrinya."Menyewa jasa sopir? Kalau menurutmu begitu, ya sudah memang begitu."Ardika memasang ekspresi penuh arti.Amanda kembali mengadu pada Desi. "Kak, lihatlah menantumu ini! Dia sendiri saja hidup dengan mengandalkan istrinya, tapi demi harga dirinya, dia malah memilih untuk menghambur-hamb
Doni memutuskan untuk menahan diri sementara waktu, dia pergi mengambil mobil dengan patuh.Tepat pada saat ini, Luna sudah pulang kerja.Melihat Ardika dan Futari membereskan barang-barang dan hendak keluar, dia bertanya dengan penasaran, "Ardika, kalian mau ke mana?""Beberapa teman Futari datang berkunjung ke Kota Banyuli, jadi aku akan menemani mereka bermain di Vila Bistani."Ardika merasa tidak ada yang menarik menemani beberapa anak muda itu bermain, dia segera memanfaatkan kesempatan itu untuk mengundang istrinya ikut bersamanya. "Sayang, bagaimana kalau kamu ikut ke sana juga? Kita tetap tinggal di tempat yang kita tempati sebelumnya dan lakukan hal yang belum sempat kita lakukan."Melihat Ardika mengedipkan mata kepadanya, Luna bisa menangkap makna tersirat dari ucapan suaminya. Saat itu pula wajahnya langsung memerah.Sebelumnya, saat mereka menginap di Vila Bistani, dia dibius oleh Wulan, sampai-sampai tidur semalaman.Keesokan harinya, dia langsung turun gunung dan meningg