Doni memutuskan untuk menahan diri sementara waktu, dia pergi mengambil mobil dengan patuh.Tepat pada saat ini, Luna sudah pulang kerja.Melihat Ardika dan Futari membereskan barang-barang dan hendak keluar, dia bertanya dengan penasaran, "Ardika, kalian mau ke mana?""Beberapa teman Futari datang berkunjung ke Kota Banyuli, jadi aku akan menemani mereka bermain di Vila Bistani."Ardika merasa tidak ada yang menarik menemani beberapa anak muda itu bermain, dia segera memanfaatkan kesempatan itu untuk mengundang istrinya ikut bersamanya. "Sayang, bagaimana kalau kamu ikut ke sana juga? Kita tetap tinggal di tempat yang kita tempati sebelumnya dan lakukan hal yang belum sempat kita lakukan."Melihat Ardika mengedipkan mata kepadanya, Luna bisa menangkap makna tersirat dari ucapan suaminya. Saat itu pula wajahnya langsung memerah.Sebelumnya, saat mereka menginap di Vila Bistani, dia dibius oleh Wulan, sampai-sampai tidur semalaman.Keesokan harinya, dia langsung turun gunung dan meningg
"Halo, Kak Ardika."Saat mengikuti Futari menyapa Ardika dengan panggilan Kak Ardika, mereka bersikap sangat santai, bahkan terkesan acuh tak acuh. Selain itu, mereka juga mengamati Ardika dengan sorot mata yang aneh.Sebelumnya, saat Futari baru tiba di Kota Banyuli, mereka sering mendengar Futari mengatai kakak iparnya yang merupakan menantu benalu itu.Walaupun setelah berinteraksi berkali-kali dengan Ardika sebelumnya, kesan Futari terhadap Ardika sudah berubah seratus delapan puluh derajat, tetapi kesan mereka terhadap Ardika masih sama saja.Mereka memandang rendah Ardika.Anita terkekeh dan berkata, "Kak Ardika pasti menjadi sopir kami, ya. Terima kasih banyak, maaf sudah merepotkan.""Kami akan membayar biaya sewa mobil dan biaya isi bensin kepada Kak Ardika," kata Timothy, salah seorang teman pria Futari.Mereka semua tahu Ardika adalah menantu benalu. Di posisi keluarga kakak sepupu Futari, posisi pria itu sangat rendah. Mereka dengar Ardika sering dimarahi oleh ibu mertuanya
Walaupun Timothy berbicara dengan sangat sopan, tetapi nada meremehkan terdengar jelas dalam ucapannya.Dia meminta Ardika untuk membelikan minuman untuk dirinya, Futari dan yang lainnya, serta dua bungkus rokok untuk Doni tanpa mengungkit nama orang yang dimintai bantuan."Timothy, apa maksudmu?! Kamu sudah kebiasaan menjadi tuan muda di rumahmu, ya?! Kalau takut kepanasan, apa kamu pikir Kak Ardika nggak takut kepanasan! Kalau mau minum, pergi beli saja sendiri!"Begitu mendengar ucapan Timothy, Futari langsung kesal. Dia segera membela kakak iparnya.Timothy adalah keturunan keluarga kaya, keluarganya memiliki uang yang berlimpah. Futari hanya merasa penyakit "tuan muda" pria itu sedang kumat.Timothy tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi, ekspresinya tampak sedikit masam.Selama ini dia memendam perasaan pada Futari. Mengunjungi Kota Banyuli dan mengajak Futari bermain bersama di Vila Bistani juga saran darinya.Demi membela Ardika, Futari malah menegurnya secara terang-terangan
"Timothy, kamu benar-benar mempertimbangkan segala sesuatu dengan baik, kalau begitu aku nggak perlu khawatir lagi. Kalian harus senantiasa berhati-hati, ya. Aku pergi dulu. Ardika, kamu harus menjaga Futari dan teman-temannya dengan baik!"Doni memelototi Ardika. Tanpa menunggu tanggapan dari Ardika, dia langsung melajukan mobil pergi.Setelah kembali ke markas tim tempur, dia berencana untuk segera menggerakkan relasinya untuk memberi tahu anggota departemen disiplin agar kelak tidak menghiraukan Ardika si bajingan itu lagi.Melihat langit sudah gelap, Timothy berkata, "Kita masuk urus kamar dulu. Setelah taruh koper di dalam kamar, kita baru makan bersama.""Eh? Futari, kamu juga datang ke Vila Bistani untuk bermain?"Saat mereka baru berjalan menuju ke arah lobi, mereka bertemu dengan beberapa orang anak muda.Beberapa orang itu tampak melenggang dengan santai tanpa membawa barang bawaan, ada staf Vila Bistani yang membantu mereka membawakan koper mereka.Orang yang berbicara adala
Timothy melontarkan kata-kata itu tanpa sungkan-sungkan.Di hadapan Futari, dia langsung mengatai Firza tidak tahu malu.Firza adalah seorang pria yang sangat memedulikan harga dirinya. Begitu mendengar ucapan Timothy, ekspresinya langsung berubah. Wajah yang tadinya masih tersenyum, kini sudah berubah menjadi muram."Dasar bocah! Kamu pikir kamu sedang berbicara dengan siapa?!""Plak!"Tanpa banyak bicara, Firza langsung mengangkat lengannya dan melayangkan sebuah tamparan ke wajah Timothy.Timothy tidak menyangka Firza akan langsung main tangan. Begitu satu tamparan itu mendarat ke wajahnya, dia langsung terjatuh ke lantai."Timothy!""Firza, kenapa kamu memukulnya?!"Futari dan beberapa orang lainnya terkejut bukan main. Mereka buru-buru memapah Timothy berdiri."Kalian lepaskan aku!"Timothy juga merupakan seorang pria yang sangat mementingkan harga dirinya. Dia meronta untuk melepaskan dirinya dari pegangan beberapa orang temannya, lalu dengan mata memerah, dia berteriak dengan ma
"Futari, kalau malam ini kamu nggak makan bersamaku, jangan harap kalian bisa menginap di Vila Bistani malam ini!"Melihat Futari menolaknya secara terang-terangan tanpa mempertimbangkan harga dirinya sama sekali, Firza tidak bisa menahan diri lebih lama lagi, dia pun menunjukkan karakter aslinya.Futari dan teman-temannya sangat marah begitu mendengar ucapan Firza.Firza benar-benar arogan, pria itu sangat menjijikkan!Jelas-jelas dia menyukai Futari secara sepihak, setelah ditolak oleh Futari, dia langsung menggunakan cara seperti ini untuk memaksa gadis itu.Futari berkata dengan amarah yang sudah memuncak, "Firza, kamu benar-benar menakutkan! Untung saja, aku nggak menerimamu!"Ekspresi Firza berubah menjadi makin muram dan kejam, dia mendengus dingin dan berkata, "Sekarang sudah malam, hanya ada satu penginapan di Gunung Amona, yaitu Vila Bistani. Kulihat kalian masih bisa menginap di mana.""Futari, bagaimana kalau malam ini kamu menginap bersamaku? Haha!"Beberapa orang anak bua
Melihat Timothy masih tidak mengerti membaca situasi, ekspresi Radita langsung berubah menjadi muram."Sobat, jangan berbicara sembarangan."Dia berkata dengan dingin, "Terlepas dari bos kami yang memiliki kekayaan berlimpah dengan mengeluarkan uang sebesar empat triliun secara langsung untuk membeli Vila Bistani, pelanggan terhormat kami yang satu itu adalah selebriti internet yang memiliki jutaan penggemar. Nggak peduli ke mana pun dia pergi, dia menjadi pusat perhatian. Tentu saja dia juga bukan orang yang bisa bocah ingusan seperti kalian singgung!""Aku harap kamu tahu diri sedikit, batalkan pemesananmu sendiri. Kalau nggak, aku juga punya cara lain agar kalian nggak bisa menginap di Vila Bistani malam ini."Radita benar-benar sudah kehilangan kesabaran untuk membujuk beberapa orang bocah itu, dia menunjukkan sikap yang dingin sekaligus keras."Vila Bistani jelas-jelas bertindak nggak adil! Kami akan mengekspos tindakan kalian!"Saking kesalnya, Futari dan beberapa orang lainnya h
Steven tidak menunjukkan gejolak emosinya melalui ekspresinya.Dia benar-benar ingin melayangkan dua tamparan ke wajah Firza setelah mendengar ucapan pemuda itu.Namun, dia tidak berani.Dia pernah dengar Amir sangat memanjakan dan menyayangi putranya yang satu ini.Firza bahkan telah melecehkan mahasiswi di universitasnya, tetapi Amir menggunakan berbagai macam cara untuk menekan masalah itu.Semua orang yang berkecimpung di dunia investasi ibu kota provinsi sudah tahu betapa licik dan kejamnya pria bernama Amir itu. Pria itu adalah orang yang berdarah dingin. Dia bahkan pernah menghancurkan keluarga mitra yang menjalin hubungan tidak baik dengannya!Terlebih lagi, ada Keluarga Mahasura sebagai pendukung pria itu.Biarpun Steven adalah petinggi Grup Granum, dia juga tidak berani menyinggung Amir.Dia tertawa pelan dengan terpaksa, lalu berkata, "Firza, hari ini keponakanku yang bersalah, aku mewakilinya meminta maaf padamu."Begitu mendengar ucapan Steven, Timothy langsung membelalak
Sementara itu, Ardika tidak bermaksud untuk melepaskan Kalris begitu saja.Dia sengaja menyebutkan akun Kalris di kolom komentar. [@Kal Si Tampan: Cucu, bukankah sudah saatnya untuk memanggil Kakek?][Tentu saja, harus menerima kekalahan!][@Kal Si Tampan: Cepat panggil saja! Kakak Pria Pecundang sedang menunggu!]Di antara para penonton, tentu saja ada orang yang menyukai pertunjukan seperti ini. Tentu saja, mereka berinisiatif untuk memanas-manasi situasi.Ekspresi Kalris tampak sangat muram. Karena dia berdiam diri saja cukup lama, tentu saja dia kembali menjadi bahan ejekan.Jeslin yang duduk di depan kamera mulai merasakan ada yang tidak beres.Jelas-jelas Kalris yang mengatur semua ini untuk membantunya meningkatkan popularitasnya, bagaimana situasi bisa menjadi seserius ini?'Eh? Ada apa ini? Apa perlu aku buka suara, agar kedua belah pihak berhenti? Dengan begitu, pertunjukan ini baru bisa terlihat lebih nyata?'Karena itulah, Jeslin buru-buru buka suara untuk meredakan suasana
[Pria Pecundang, 'kan? Aku akui sebelumnya aku sudah meremehkanmu. Tapi, hanya dengan modal 200 juta saja, kamu berani berlagak hebat di hadapanku?][Kamu sudah terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!]Kalris mengirimkan sebuah emoji mengejek.[Oh, benar. 400 juta juga nggak ada bedanya dengan 200 juta.]Ardika tersenyum.Dengan memasang ekspresi acuh tak acuh, Kalris kembali mengetik. [Kalau begitu, lanjutkan. Jangan hanya berlagak ....]Namun, sebelum dia selesai mengetikkan kata-katanya, tiba-tiba muncul 10 buah pesawat ruang angkasa di layar.Satu buah pesawat ruang angkasa bernilai 200 juta.Dua miliar!Pria Pecundang langsung memberi hadiah senilai dua miliar sekaligus![Eh ... ini ... dua miliar!]Suasana di siaran langsung berubah menjadi hening sejenak akibat hadiah fantastis yang diberikan oleh Ardika secara tiba-tiba.Kemudian, kolom komentar mulai dibombardir.Suasana di siaran langsung sepenuhnya gempar.Mereka bukannya tidak pernah melihat orang kaya yang memberikan hadi
[Menganggap remeh hadiah 20 juta yang kuberikan?][Paling nggak aku benar-benar sudah menghabiskan uang untuk memberi hadiah, nggak seperti kamu, seorang pecundang yang hanya bisa mengetik. Berlagak hebat dengan bicara saja, tapi sama sekali nggak menunjukkan tindakan nyata!]Kalris mengirimkan sebuah emoji mengorek hidung, meningkatkan kemampuan mengejeknya.Ardika menanggapi dengan santai. [Yah, kamu juga hanya bisa pamer di dunia maya. Hanya 20 juta saja, sudah berani berlagak hebat?]Emosi Kalris sudah sepenuhnya tersulut. Dia mengetik dengan sangat cepat. [Eh, pecundang, sini kamu! Kalau kamu berkemampuan, ayo kita beri hadiah untuk Jesjes! Bagi yang sudah nggak sanggup lagi, orang itu yang menjadi cucu! Setelah memanggil Kakek, baru boleh meninggalkan siaran langsung ini!][Oh? Kalau begitu, sebaiknya kamu panggil Kakek terlebih dulu, karena sebelum mulai saja, kamu sudah kalah.]Ardika "berbaik hati" mengingatkan lawannya.Namun, faktanya memang demikian.Akunnya adalah Akun VIP
Sementara itu, selesai berkomentar, tanpa menunggu ada orang di siaran langsung yang menyangkalnya, dia langsung menghadiahkan sepuluh mobil balap untuk Jeslin. Dalam sekejap, layar siaran langsung pun dipenuhi dengan efek mobil balap yang menarik.Satu mobil balap nilainya sekitar 2 juta.Begitu memberi hadiah, Kalris langsung mengeluarkan 20 juta.Ardika tahu identitas Kalris. Uang 20 juta bukanlah apa-apa bagi pria itu.Namun, Jeslin hanyalah seorang penyiar biasa yang tidak terlalu terkenal. Biasanya, mendapatkan hadiah sebesar puluhan ribu saja, dia sudah sangat berterima kasih.Sekarang, begitu Kalris memberi hadiah sebesar 20 juta sekaligus, suasana di dalam siaran langsung tersebut pun gempar.[Orang kaya, luar biasa ....][Luar biasa ....][Orang kaya, beri lagi sedikit hadiah ....]Para penonton yang awalnya tidak senang melihat sikap arogan Kalris, saat ini juga mendukungnya.Selain itu, pemberian hadiah sebesar ini juga langsung diumumkan di seluruh platform. Dalam sekejap,
Melalui hal ini saja, sudah terlihat gaya platform siaran langsung Grup Goldis ini.Memanfaatkan penyiar wanita cantik untuk menarik pengikut, menghasilkan banyak uang.Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan bersifat setengah dunia pemerintahan, setengah dunia preman. Jadi, wajar saja mereka menggunakan cara seperti mengeluarkan platform siaran langsung ini untuk menghasilkan uang.Paling tidak, Grup Goldis memang punya cara untuk merekrut wanita-wanita cantik dengan berbagai gaya.Setelah berpikir sejenak, Ardika mengirimkan sebuah pesan untuk Vita.Saat ini, Vita mewakili Chamir untuk memegang saham Grup Goldis, adalah pemegang saham terbesar.Tanpa butuh waktu lama, dia langsung menginstruksikan orang untuk menaikkan level akun Ardika menjadi Akun VIP Raja internal.Akun VIP Raja adalah akun level tertinggi di Platform Meijiki, yang dikendalikan oleh pihak manajemen platform. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan hadiah-hadiah kepada penyiar-penyiar yang ingin dibantu oleh pih
Namun, tak lama kemudian, Jeslin berkata dengan agak putus asa, "Tapi, aku mau juga nggak ada gunanya. Aku sudah mulai siaran langsungku selama dua bulan. Biasanya tetap saja kurang bisa menarik perhatian penonton.""Sekarang ini, penyiar seperti kami yang hanya mengandalkan paras tanpa memiliki keterampilan unggul apa pun, hanya bisa mengandalkan hadiah besar yang diperoleh untuk meningkatkan popularitas.""Tapi, uang siapa pun juga bukannya jatuh dari langit. Hanya dengan menjadi teman tidur, baru ada orang yang bersedia mengeluarkan uang untuk membantumu meningkatkan popularitas.""Tapi aku nggak bisa melakukan hal seperti itu, memperoleh uang hanya dengan berbaring."Walaupun Jeslin adalah seorang wanita yang matre, tetapi dia tetap punya batasan sendiri.Dia tidak akan melakukan hal-hal yang menginjak-injak harga dirinya hanya demi memperoleh popularitas.Kalris berkata, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Jangan lupa, platform siaran langsungmu itu dibuka oleh Grup Goldis.
Sutandi tidak bisa mengungkapkan pemikiran Leane secara terang-terangan.Karena kalau dia benar-benar melakukan hal seperti itu, Leane akan langsung menjemput ayah dan ibu mertuanya untuk tinggal di sini.Selain itu, ayah dan ibu mertuanya adalah pensiunan dari instansi pemerintahan. Boleh dibilang pasangan tua itu adalah petinggi level menengah di ibu kota provinsi. Jadi, mereka cukup temperamen dan arogan.Saat itu tiba, kalau mereka tahu dia ingin menikahkan cucu perempuan kesayangan mereka pada Ardika, pasti akan menimbulkan keributan besar di rumah."Ardika, ini ...."Sutandi mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, sedikit kesulitan untuk bicara.Kemarin Ardika baru menghadiahkan herba senilai puluhan miliar untuk dirinya, hari ini dia baru saja meminta Ardika untuk tinggal di rumahnya, sekarang dia malah harus mengusir Ardika, bagaimana mungkin kata-kata itu bisa terucap olehnya?Ardika berkata sambil tersenyum, "Pak Sutandi, kamu nggak perlu repot-repot membantuku mengatur semu
"Bisa menghadiahkan begitu banyak herba begitu saja, siapa yang percaya kalau dibilang sudah nggak ada begitu saja?"Leane memutar matanya pada Sutandi. Sambil tersenyum, dia menatap Ardika dan berkata, "Benar, 'kan, Ardika? Kamu pasti masih punya herba-herba seperti itu, 'kan?""Bisakah kamu memberi kami sedikit lagi? Kamu sendiri juga tahu kondisi kesehatan gurumu kurang baik selama ini."Tadi malam, saking kesalnya, Leane tidak bisa terjaga. Mungkin dia terjaga hingga subuh.Pada akhirnya, dia dan Jeslin beranggapan bahwa Ardika bisa menghadiahkan begitu banyak herba-herba senilai puluhan miliar pada keluarga mereka, itu artinya Ardika pasti punya herba yang lebih banyak lagi.Adapun mengenai Ardika telah menghadiahkan semua herba yang dimilikinya untuk Sutandi, dia tidak percaya.Jadi, tadi malam Leane dan Jeslin sudah mendiskusikan hal ini dan mencapai kesepakatan bersama. Hari ini, mereka mengundang Ardika makan di rumah mereka, berbicara baik-baik pada Ardika. Tentu saja lebih b
"Ardika, kamu nggak sedang sibuk, 'kan?""Kalau besok kamu bisa bangun pagi, datanglah ke rumah untuk sarapan!"Secara naluriah, Ardika menolak dengan halus. "Pak Sutandi, bukankah kurang pantas kalau aku mengganggu kalian pagi-pagi buta begitu?""Astaga, anak ini, jangan bicara begitu. Begitu sampai di ibu kota provinsi, kamu langsung datang menemuiku, bahkan memberi kami herba-herba senilai puluhan miliar. Alhasil malah kami sia-siakan begitu saja. Aku benar-benar merasa bersalah.""Istriku juga bilang dia akan menjamu kamu dengan baik, sekalian meminta maaf padamu.""Sudah, sudah, jangan banyak omong kosong lagi, ya. Besok pagi datang ke rumah kami. Kami masih tinggal di tempat tinggal yang lama."Ardika meletakkan ponselnya, menggelengkan kepalanya dengan sedikit tidak berdaya.Walaupun herba-herba senilai 20 miliar itu telah disia-siakan seperti itu, tetapi sepertinya "layak" juga....Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Ardika sudah bangun.Kali ini, dia tidak membawa Levin bersam