Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 846 Paman Steven

Share

Bab 846 Paman Steven

Author: Sarjana
Melihat Timothy masih tidak mengerti membaca situasi, ekspresi Radita langsung berubah menjadi muram.

"Sobat, jangan berbicara sembarangan."

Dia berkata dengan dingin, "Terlepas dari bos kami yang memiliki kekayaan berlimpah dengan mengeluarkan uang sebesar empat triliun secara langsung untuk membeli Vila Bistani, pelanggan terhormat kami yang satu itu adalah selebriti internet yang memiliki jutaan penggemar. Nggak peduli ke mana pun dia pergi, dia menjadi pusat perhatian. Tentu saja dia juga bukan orang yang bisa bocah ingusan seperti kalian singgung!"

"Aku harap kamu tahu diri sedikit, batalkan pemesananmu sendiri. Kalau nggak, aku juga punya cara lain agar kalian nggak bisa menginap di Vila Bistani malam ini."

Radita benar-benar sudah kehilangan kesabaran untuk membujuk beberapa orang bocah itu, dia menunjukkan sikap yang dingin sekaligus keras.

"Vila Bistani jelas-jelas bertindak nggak adil! Kami akan mengekspos tindakan kalian!"

Saking kesalnya, Futari dan beberapa orang lainnya h
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 847 Bertindak Semena-Mena

    Steven tidak menunjukkan gejolak emosinya melalui ekspresinya.Dia benar-benar ingin melayangkan dua tamparan ke wajah Firza setelah mendengar ucapan pemuda itu.Namun, dia tidak berani.Dia pernah dengar Amir sangat memanjakan dan menyayangi putranya yang satu ini.Firza bahkan telah melecehkan mahasiswi di universitasnya, tetapi Amir menggunakan berbagai macam cara untuk menekan masalah itu.Semua orang yang berkecimpung di dunia investasi ibu kota provinsi sudah tahu betapa licik dan kejamnya pria bernama Amir itu. Pria itu adalah orang yang berdarah dingin. Dia bahkan pernah menghancurkan keluarga mitra yang menjalin hubungan tidak baik dengannya!Terlebih lagi, ada Keluarga Mahasura sebagai pendukung pria itu.Biarpun Steven adalah petinggi Grup Granum, dia juga tidak berani menyinggung Amir.Dia tertawa pelan dengan terpaksa, lalu berkata, "Firza, hari ini keponakanku yang bersalah, aku mewakilinya meminta maaf padamu."Begitu mendengar ucapan Steven, Timothy langsung membelalak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 848 Apa Kamu Adalah Karyawan Baru

    "Ahhh .... Gila! Sakit sekali!"Sambil menutupi wajahnya, Firza berteriak kesakitan.Melihat perubahan yang terjadi secara tiba-tiba itu, semua orang di sekitar tempat itu langsung tercengang.Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada Firza?Semua orang menata Firza dengan tatapan bingung, bahkan mereka menganggap pria itu mendadak menggila.Hanya saja, seakan-akan bisa merasakan sesuatu, Firza mengalihkan pandangannya ke lantai. Tanpa butuh waktu lama, dia melihat ada puntung rokok yang belum sepenuhnya padam.Dalam sekejap, sorot mata membunuh langsung terlihat jelas di sepasang matanya, ekspresinya juga berubah menjadi ganas."Katakan! Katakan siapa yang berani melukaiku dengan puntung rokok!"Firza berteriak dengan marah sambil mengamati sekeliling uncuk mencari tahu siapa orang yang telah menyerangnya.Saat itulah, semua orang baru menyadari ternyata tadi wajah Firza terluka karena puntung rokok, pantas saja dia kesakitan sedemikian rupanya.Semua orang mengangkat kepala mereka, mer

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 849 Beraksi

    "Kak Ardika!"Melihat ekspresi ganas Firza, Futari segera menarik lengan Ardika saking ketakutannya.Tubuh mungil gadis itu bergetar tanpa henti.Ardika menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkannya. "Jangan takut, bocah sialan sepertinya sama sekali bukan apa-apa di mataku.""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu mengataiku seperti itu!"Firza mengentakkan kakinya dengan kesal. Kemudian, dia langsung melambaikan tangannya kepada anak buahnya, lalu berteriak dengan tajam, "Semuanya, serang dia! Hajar dulu dia sampai babak belur baru kita bicarakan lagi!"Anak buah Firza sebanyak empat puluh hingga lima puluh orang itu langsung memasang ekspresi ganas.Melihat akan terjadi pertarungan sengit dan berbahaya, ekspresi Futari dan beberapa temannya langsung berubah menjadi pucat saking ketakutannya."Futari, cepat menghindar! Kakak iparmu nggak akan bisa menandingi orang sebanyak itu!"Jalea buru-buru berteriak untuk memperingati Futari."Nggak, kakak iparku sangat hebat."Walaupun ekspresiny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 850 Kamu Adalah Anjing Peliharaan Firza

    Setelah melontarkan beberapa patah kata itu, Firza langsung pergi dengan kesal."Huh! Berani-beraninya dia mengancamku!"Ardika melirik punggung Firza yang sudah kian menjauh itu dengan dingin, lalu menoleh dan bertanya pada Futari, "Mengapa bocah sialan itu mengincarmu?"Futari menceritakan pada Ardika pria bernama Firza itu pernah mengejarnya saat mereka masih bersekolah di sekolah yang sama.Selesai bercerita, dia menarik pakaian Ardika dan berkata dengan cemas, "Kak Ardika, sepertinya ayah Firza sangat berkuasa, apa mungkin kamu akan tertimpa masalah?"Melihat adik iparnya itu begitu memedulikannya, kehangatan menyelimuti hati Ardika.Dia menepuk-nepuk kepala Futari dengan lembut, lalu tersenyum dan berkata, "Nggak masalah. Kalau ayahnya berani mencari masalah denganku, aku akan memberi pelajaran kepada ayahnya.""Hmm!"Futari menganggukkan kepalanya dengan senang."Wah! Kak Ardika, tadi kamu sangat keren!"Tepat pada saat ini, beberapa orang teman Futari berjalan menghampiri merek

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 851 Dia Adalah Bos

    Orang yang mengeluarkan teriakan penuh amarah itu adalah seorang gadis muda yang mengenakan setelan formal.Gadis muda itu tidak lain adalah Cynthia, teman Luna.Dengan mengenakan setelan formal itu, lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas dan indah. Walaupun parasnya tidak secantik Luna, gadis muda itu juga boleh dibilang termasuk dalam kategori wanita cantik.Saat ini, dengan didampingi oleh sekelompok petinggi, dia berjalan menghampiri Ardika dan yang lainnya dengan langkah tergesa-gesa."Bu Cynthia!"Ekspresi Radita sedikit berubah.Dalam hati, dia mengutuk, 'Dasar Cynthia sialan! Berani-beraninya dia nggak mempertimbangkan harga diriku.'Walaupun dia baru mulai bekerja selama dua hari, dia sudah mulai mengincar posisi manajer umum yang kini diduduki oleh Cynthia. Dia berencana mencari kesempatan untuk menggantikan gadis muda itu.Baik Firza maupun bos yang akan menginap di Vila Bistani malam ini, adalah target yang akan dijilatnya.Dengan memasang seulas senyum di wajahnya, dia buru-

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 852 Mengubah Pandangan

    Di mata Radita, baik penampilan maupun aura yang terpancar dari tubuh Ardika sama sekali tidak terlihat seperti orang kaya.Saat ini, seorang petinggi yang berdiri di belakang Cynthia berkata, "Radita, kamu bukan orang pertama yang memandang rendah orang lain. Wiliam, manajer umum terdahulu juga sama sepertimu. Dia sama sekali nggak percaya orang ini adalah bos besar, dia bahkan memainkan trik-trik licik, sekarang dia sudah berakhir mendekam di balik jeruji besi!"Petinggi lainnya juga ikut menimpali, sekalian mengucapkan beberapa patah kata baik tentang Ardika."Aku ... aku ...."Radita benar-benar tercengang, ekspresinya berubah menjadi pucat pasi.Ternyata bos yang ingin dijilatnya berdiri tepat di hadapannya. Namun, demi menjilat Firza, dia malah mengucapkan kata-kata yang tidak didengar untuk menjatuhkan sosok bosnya itu!Saat ini, Radita benar-benar ingin menangis.Tiba-tiba, sekujur tubuhnya merinding. Dia telah menyinggung sosok bos kaya raya itu sedemikian rupanya, kalau bosny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 853 Kebetulan Sekali

    Saat hampir sampai kamar tempat tinggal mereka malam ini, Ardika dan yang lainnya berpapasan dengan seorang pemuda yang mengenakan celana berukuran sepertiga.Jalea berkata dengan volume suara kecil, nada bicaranya terdengar sedikit ketakutan, "Orang itu adalah salah satu anak buah Firza. Ternyata mereka belum turun gunung."Bagaimanapun juga, sebelumnya mereka sudah memprovokasi Firza yang terkenal sebagai tuan muda jahat, tentu saja dia takut pria itu membalaskan dendam pada mereka.Di sisi lain, sama sekali tidak terlihat ekspresi ketakutan di wajah Anita. Dia mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apa yang perlu kita takutkan? Kak Ardika adalah bos Vila Bistani, dia nggak akan bisa mengusir kita."Setelah mendengar ucapan Anita, beberapa anak muda lainnya pun merasa lega.Di sebuah kamar tak jauh dari kamar Ardika dan yang lainnya, seorang anak buah Firza bergegas menghampiri majikannya dan berkata, "Tuan Muda Firza, Futari, kakak iparnya dan yang lainnya sudah masuk dan menempati kama

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 854 Kak Teodor

    Firza pernah mendengar Amir mengungkit hal-hal itu dengan santai.Saat ini, Ardika sudah bukan apa-apa lagi baginya. Dia berkata dengan kesal, "Dasar sialan! Ayahku saja nggak berani memukulku, tapi dia malah berani memukulku. Kebetulan sekali, kali ini aku akan menekanmu di Vila Bistani, memaksamu untuk menyerahkan Perusahaan Investasi Gilra!"Firza tidak menganggap penting apa yang sedang direncanakan oleh Amir, ayahnya.Menghadapi seorang pecundang seperti Ardika saja, apa perlu sampai menyusun rencana seperti itu?"Tuan Muda Firza, Kak Teodor dan yang lainnya sudah sampai di Vila Bistani."Saat Firza sedang memikirkan bagaimana caranya memberi pelajaran kepada Ardika baru bisa memuaskan dirinya sendiri, tiba-tiba saja seorang anak buahnya buka mulut dan melontarkan beberapa patah kata itu."Ayo, kita pergi sambut kedatangan Kak Teodor."Dia langsung bangkit, lalu membawa anak buahnya untuk pergi menyambut kedatangan Teodor.Firza dan Teodor sudah lama saling mengenal satu sama lain

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2293 Lubang di Dasar Kolam

    Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang yang tenang dan damai.Persaingan antara ahli fengsui juga sangat sengit, disertai dengan pertumpahan darah.Jadi, kebanyakan formasi yang diatur oleh ahli fengsui sangat berbahaya, sama sekali tidak akan memberikan kesempatan bagi lawan untuk bertahan hidup.Karena orang-orang yang bisa mematahkan formasi dengan kekerasan, juga merupakan ahli bela diri, tetapi bukan berasal dari keluarga atau kalangan sendiri.Bagaimanapun juga, kalau berasal dari kalangan sendiri, akar warisan yang diperoleh sama. Mereka memiliki cara untuk mematahkan formasi tanpa perlu menggunakan pemaksaan.Karena tidak berasal dari kalangan sendiri, maka itu artinya adalah musuh.Tentu saja, makin banyak yang mati, makin baik.Mendengar ucapan Windono, beberapa orang murid Windono langsung memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Eh, bocah, kamu sudah mencelakai adik seperguruan kami! Aku akan menghabisimu!""Kamu pasti sengaja, 'kan?!"Ardika terkekeh pelan dan berkat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2292 Lapisan Pasir Hisap

    "Orang yang nggak jelas asal usulnya sepertimu malah berani nggak menghormati ahli fengsui seratus tahun yang lalu! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!""Biksu Karuna memujimu karena berniat untuk memotivasi generasi muda, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!""Ardika, 'kan? Cepat berlutut di pinggir kolam, minta maaf pada leluhur kami!"Semua murid Windono langsung menunjuk Ardika dan menegurnya dengan marah.Mereka bahkan memintanya untuk berlutut di pinggir kolam dan meminta maaf.Karena fengsui di tempat ini memang diatur oleh leluhur Keluarga Sudrajat, maka dengan seperti ini juga sudah termasuk meminta maaf terhadap leluhur mereka.Ardika menanggapi dengan santai. "Jangankan leluhur kalian itu sudah mati, biarpun dia hidup kembali sekarang dan berdiri tepat di hadapanku, dia juga nggak pantas menerima penghormatan seperti itu dariku.""Guru, bocah ini benar-benar nggak menyesali perbuatannya, berani-beraninya dia bersikap nggak hormat pada leluhur kita! Kita harus member

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2291 Kolam Tidak Boleh Disentuh

    Jace tidak menanggapi ucapan Windono, tetapi ekspresinya sudah memberi tahu Windono jawabannya.Windono berkata, "Pak Jace, aku jujur saja, kakek buyutku pernah meninggalkan pesan bahwa pusat dari fengsui yang diaturnya itu adalah kolam ini.""Dia secara khusus berpesan bahwa apa pun yang terjadi, kolam ini nggak boleh disentuh. Kalau nggak, situasi fengsui akan berbalik, akan menimbulkan konsekuensi yang besar!"Windono berbicara dengan memasang ekspresi serius.Jace melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Pak Windono, bukankah kakek buyutmu sudah terlalu berlebihan?""Sudah sekitar seratus tahun berlalu, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh sebuah fengsui?"Walaupun dia juga memercayai hal-hal seperti ini, tetapi dia meragukan fengsui yang diatur sekitar seratus tahun yang lalu ini masih bisa menimbulkan konsekuensi setelah seratus tahun berlalu.Dibandingkan dengan Windono, dia lebih memercayai ucapan Ardika bahwa ada yang aneh dengan kolam ini.Kal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2290 Berasal dari Keluarga Ahli Fengsui

    "Pak Windono berasal dari keluarga ahli fengsui. Pak Windono nggak hanya merupakan pimpinan Harven, tapi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fengsui Ibu Kota Provinsi!""Beliau sedang bicara dengan Pak Jace, apa hakmu menyelanya?""Apalagi mempertanyakan Pak Windono seperti ini!""Cepat tampar wajahmu sendiri dan minta maaf pada Pak Windono!"Murid wanita itu menegur Ardika dengan ekspresi tegas. Sementara itu, Windono sendiri bahkan tidak melirik Ardika sama sekali."Kamu yang lancang!"Begitu murid wanita itu selesai berbicara, Jace sudah berteriak dengan marah, "Ardika adalah tamu kehormatan yang kuundang kemari, kamu menegurnya seperti ini, aku malah ingin menanyakan padamu memangnya kamu siapa?! Siapa yang memberimu keberanian ini?!""Pak Jace, aku ...."Murid wanita itu malu setengah mati, raut wajahnya tampak memerah.Sangat jelas dia tidak menyangka seorang wali kota seperti Jace akan melindungi orang yang tidak penting itu dengan sedemikian rupanya.Dia menatap Ardika dengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status