Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 821 K****u Panda

Share

Bab 821 K****u Panda

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-05-24 15:37:06
Kebencian Jiko pada Ardika sudah mendarah daging.

Begitu menyebut tentang Ardika, wajahnya langsung berkedut.

Gilang menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, aku akan mewujudkan impianmu. Kamu hanya perlu mencari cara untuk mengajak Elsy dan putrinya keluar."

Setelah berpikir sejenak, Jiko punya cara untuk mengelabui Elsy keluar menemuinya. Namun, Livy sama sekali tidak dekat dengannya.

Kalau dia tiba-tiba mengajak Elsy keluar dengan membawa Livy, wanita itu pasti akan curiga padanya.

Dia harus mengelabui Livy agar dekat dengannya terlebih dahulu.

"Tuan Gilang, putri Elsy bersekolah di Taman Kanak-Kanak Candika. Sebagai seorang ayah, sudah sewajarnya aku menjalankan tanggung jawabku untuk menjemput putriku pulang sekolah," kata Jiko dengan tajam.

Gilang melambaikan tangannya, meminta anak buahnya untuk membawa Jiko pergi.

...

Di Taman Kanak-Kanak Candika.

Saat Robin pergi ke sekolah untuk menjemput cucunya pulang sekolah, dia melihat Jiko berjalan keluar sambil menggandeng Livy.

Sama
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 822 Terjadi Sesuatu pada Elsy dan Livy

    "Huh! Kata-kata yang kamu rangkai ini luar biasa bagus! Jangan pikir aku nggak tahu, kamu sudah melayaninya di ranjang. Aku nggak butuh uang seperti itu. Dia sudah meniduri wanitaku, menginjak-injak harga diriku, aku ingin sekali mencabik-cabik dia hidup-hidup!"Ekspresi Jiko tampak ganas, seperti orang yang sudah mengalami gangguan kejiwaan."Kamu! Dasar bajingan! Aku dan Ardika nggak ada hubungan apa pun!""Sekarang semuanya sudah nggak penting lagi. Hal yang paling penting adalah hari ini Ardika pasti akan mati. Aku akan membuatnya berlutut di hadapanku untuk memohon pengampunan!"Saat terjadi keributan di dalam mobil, para prajurit yang bertugas untuk melindungi Elsy sudah menyadari ada yang tidak beres."Gawat! Ada orang yang ingin menyandera Bu Elsy! Cepat hentikan mobil itu!"Saat dua mobil itu hendak menghentikan mobil yang membawa Elsy pergi, beberapa mobil di sekitar tempat parkir itu tiba-tiba melaju dan langsung mengepung dua mobil satpam yang bertugas untuk melindungi Elsy

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 823 Aku Merindukan Ayah

    Gilang selalu berhati-hati dalam bertindak. Dia selalu menyiapkan jalan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.Khawatir keberadaannya terekspos, dia tidak meminta anak buahnya untuk membawa Elsy dan Livy ke vilanya."Nggak ada.""Baguslah!"Gilang memanggil Duo Pendekar Kota Lino untuk menemuinya, lalu menyodorkan sebuah tablet kepada mereka berdua."Selama kalian bekerja untukku, aku nggak akan membiarkan kalian bekerja dengan sia-sia. Ibu dan anak di dalam video ini menjadi milik kalian malam ini. Setelah kalian cukup puas, ingat bantu aku beri pelajaran kepada Ardika, siksa dia perlahan-lahan!"Duo Pendekar Kota Lino tidak hanya hobi membunuh dan haus akan darah, mereka juga merupakan iblis yang sangat bernafsu. Mereka sudah tidak berperikemanusiaan lagi.Malam hari di mana mereka tiba di Kota Serambi, menantu Sam dilecehkan dan disiksa oleh mereka berdua sampai mati!Saat ini, begitu melihat Elsy dan Livy yang berada di dalam video, mereka langsung mengeluarkan suara tawa liar sekal

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 824 Melumpuhkan Pendekar Dua

    "Jangan! Kalian jangan mendekat!" teriak Elsy dengan histeris. Dia benar-benar ketakutan setengah mati."Ayah! Aku ingin bertemu Ayah! Huu ... huu ...."Livy berteriak dan menangis sejadi-jadinya, suara tangisnya bisa membuat hati orang yang mendengarnya hancur berkeping-keping.Namun, dua ekor binatang buas yang sudah tidak memiliki rasa simpati itu malah makin bersemangat dan menggila.Sambil tertawa aneh, mereka berdua menerjang ke arah ibu dan anak yang sedang meringkuk di sudut ruangan itu."Kalian benar-benar cari mati!"Tiba-tiba, pintu ruangan seakan-akan meledak karena suara teriakan penuh amarah seseorang dari luar.Bagaikan petir yang menyambar, Jiko yang terduduk di lantai ketakutan setengah mati, sampai-sampai tubuhnya gemetaran dan jiwanya seolah sudah meninggalkan raganya.Namun, bagi Elsy, suara teriakan penuh amarah itu seperti alunan melodi yang sangat indah."Ardika!" teriaknya dengan kaget."Eh? Ardika?"Duo Pendekar Kota Lino segera menghentikan pergerakan mereka.

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 825 Melumpuhkan Pendekar Satu

    "Ahhhh, aku benar-benar nggak terima ...."Pendekar Dua yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai berteriak dengan histeris.Penampilan arogan dan ganas yang ditunjukkannya sebelumnya sudah hilang tanpa menghilangkan jejak, saat ini penampilannya sama saja dengan orang biasa yang tertimpa musibah besar."Adikku!"Pendekar Satu berteriak dengan marah, kedua matanya sudah memerah.Mereka adalah dua saudara yang mengandalkan kemampuan dan kekuatan bela diri mereka untuk menguasai dunia preman Kota Lino, melakukan pembantaian dan pembunuhan, tidak ada seorang pun yang berani memprovokasi mereka.Kini, Pendekar Dua bahkan tidak bisa lolos satu jurus dari Thomas, melainkan kalah telak begitu saja.Dia dilumpuhkan begitu saja.Kenyataan itu bahkan jauh lebih sulit diterima dibandingkan dirinya dibunuh secara langsung!Melihat kondisi sang adik seperti itu, hati Pendekar Satu terasa sakit.Pada saat bersamaan, Thomas juga membuatnya merasakan perasaan yang belum pernah dirasakannya sebelumny

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 826 Luna Menyerahkan Saham

    "Haha. Luna pasti melihat suaminya sudah jatuh ke tangan Tuan Gilang, maka dia ingin memohon bantuan Tuan Gilang.""Wanita jalang itu sudah mencelakai Santi, putriku sampai-sampai wajah putriku rusak. Hari ini, setelah wanita itu datang, kita harus membuatnya berlutut di hadapan kita untuk memohon pengampunan!"Julio dan beberapa orang lainnya tertawa terbahak-bahak, satu per satu dari mereka melontarkan kata-kata kejam.Gilang melambaikan tangannya kepada anak buahnya dan berkata, "Kebetulan sekali aku juga ingin bertemu dengannya. Suruh Luna langsung datang ke Restoran Barudan saja."Kilatan keserakahan melintas di sorot matanya yang dingin.Tujuannya bukanlah Ardika, melainkan saham dua perusahaan di tangan Luna.Saham itu adalah keuntungan yang nyata baginya."Elsy sudah jatuh ke tanganku, secara otomatis Grup Bintang Darma sudah jatuh ke tanganku. Selain itu, masih ada Grup Perfe dan Grup Hatari. Hmm, hasil yang cukup bagus."Biarpun biasanya Gilang tidak menunjukkan ekspresi apa

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 827 Apa yang Terjadi

    "Luna, bukan Tuan Gilang nggak menepati janjinya, tapi begitu seseorang jatuh ke tangan Duo Pendekar Kota Lino, nggak ada tahu apa yang akan terjadi pada orang tersebut.""Kalian mengenal Jinto dan Romi, 'kan? Kami menyaksikan dengan mata kepala kami sendiri tulang di sekujur tubuh kedua orang itu dipatahkan oleh Duo Pendekar Kota Lino. Haha ...."Setelah mendengar ucapan provokatif mereka, ekspresi Luna langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya. Selain itu, hatinya terasa sangat sakit seperti disayat beribu-ribu pisau.'Ardika, bertahanlah, aku mohon padamu bertahanlah!'Itulah doa Luna dalam hati. Sebenarnya dia sudah mempersiapkan mentalnya melihat tangan dan kaki Ardika patah, bahkan dia juga sudah mempersiapkan mentalnya kalau Ardika sampai lumpuh seperti Jinto dan Romi.Sekarang dia hanya berharap Ardika bisa bertahan hidup.Akhirnya mereka tiba di lantai lima.Begitu mereka tiba di luar ruangan itu, mereka melihat Jiko tergeletak berlumuran di lantai dalam kondisi

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 828 Ingin Pergi Sekarang Sudah Terlambat

    "Tina, kamu benar-benar cari mati! Alden, ayah angkatmu saja nggak berani bersikap nggak sopan padaku!"Sambil menutupi wajahnya, Gilang langsung marah besar."Syuu!"Tina langsung merampas kontrak penyerahan saham Luna dari genggaman pria itu, lalu merobek-robek kontrak itu hingga hancur menjadi serpihan kecil. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Duo Pendekar Kota Lino sudah dilumpuhkan. Berani-beraninya kamu bersikap arogan di hadapanku! Mungkin orang lain takut pada Keluarga Misra, tapi aku nggak takut! Aku akan segera memanggil anak buahku ke sini untuk menghabisimu!"Sambil berbicara, dia segera mengeluarkan ponselnya.Begitu mendengar Tina benar-benar akan memanggil anak buahnya untuk menghabisi mereka, ekspresi Julio dan beberapa orang lainnya langsung berubah menjadi pucat pasi."Tuan Gilang, ayo cepat kembali ke Kota Lino! Kita nggak bisa berlama-lama di Kota Banyuli lagi!""Nanti kita baru kembali lagi untuk memberi pelajaran kepada wanita sialan itu!"Sebenarnya Gilan

    Last Updated : 2024-05-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 829 Bank Sentral Membalas Dendam

    Setelah mendapat perintah dari Ardika, Thomas segera meninggalkan rumah sakit dan membawa anggotanya untuk mengejar Gilang dan yang lainnya.Pada saat bersamaan, Gilang dan yang lainnya sudah berada di tol Banyuli-Lino. Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi menuju Kota Lino."Kali ini, kita semua yang berasal dari Kota Lino mengalami kegagalan besar di Kota Banyuli. Aku benar-benar nggak terima harus meninggalkan Kota Banyuli tanpa mendapatkan keuntungan apa pun seperti ini!"Julio dan yang lainnya menunjukkan ekspresi penuh amarah.Saat mengambil keputusan untuk mengikuti Gilang menguasai pasar Kota Banyuli, mereka semua sangat percaya diri. Kota Banyuli sama sekali bukan apa-apa bagi mereka yang merupakan tokoh-tokoh hebat Kota Lino.Mereka merasa begitu mereka menginjakkan kaki mereka di Kota Banyuli, kekuatan-kekuatan yang sudah ada di Kota Banyuli akan tunduk pada mereka.Namun, siapa sangka, setelah tiba di Kota Banyuli, putra putri mereka tertimpa masalah, la

    Last Updated : 2024-05-24

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1839 Kandidat Wali Kota

    Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1838 Grup Mitsun

    Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1837 Hidup dan Mati Keluarga Dougli

    Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1836 Semuanya Sudah Berakhir

    "Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1834 Kamu Adalah Dewa Perang

    Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1833 Komandan Draco

    Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1832 Kamu Tidak Bisa Menanggungnya

    Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status