Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 821 K****u Panda

Share

Bab 821 K****u Panda

Author: Sarjana
Kebencian Jiko pada Ardika sudah mendarah daging.

Begitu menyebut tentang Ardika, wajahnya langsung berkedut.

Gilang menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, aku akan mewujudkan impianmu. Kamu hanya perlu mencari cara untuk mengajak Elsy dan putrinya keluar."

Setelah berpikir sejenak, Jiko punya cara untuk mengelabui Elsy keluar menemuinya. Namun, Livy sama sekali tidak dekat dengannya.

Kalau dia tiba-tiba mengajak Elsy keluar dengan membawa Livy, wanita itu pasti akan curiga padanya.

Dia harus mengelabui Livy agar dekat dengannya terlebih dahulu.

"Tuan Gilang, putri Elsy bersekolah di Taman Kanak-Kanak Candika. Sebagai seorang ayah, sudah sewajarnya aku menjalankan tanggung jawabku untuk menjemput putriku pulang sekolah," kata Jiko dengan tajam.

Gilang melambaikan tangannya, meminta anak buahnya untuk membawa Jiko pergi.

...

Di Taman Kanak-Kanak Candika.

Saat Robin pergi ke sekolah untuk menjemput cucunya pulang sekolah, dia melihat Jiko berjalan keluar sambil menggandeng Livy.

Sama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 822 Terjadi Sesuatu pada Elsy dan Livy

    "Huh! Kata-kata yang kamu rangkai ini luar biasa bagus! Jangan pikir aku nggak tahu, kamu sudah melayaninya di ranjang. Aku nggak butuh uang seperti itu. Dia sudah meniduri wanitaku, menginjak-injak harga diriku, aku ingin sekali mencabik-cabik dia hidup-hidup!"Ekspresi Jiko tampak ganas, seperti orang yang sudah mengalami gangguan kejiwaan."Kamu! Dasar bajingan! Aku dan Ardika nggak ada hubungan apa pun!""Sekarang semuanya sudah nggak penting lagi. Hal yang paling penting adalah hari ini Ardika pasti akan mati. Aku akan membuatnya berlutut di hadapanku untuk memohon pengampunan!"Saat terjadi keributan di dalam mobil, para prajurit yang bertugas untuk melindungi Elsy sudah menyadari ada yang tidak beres."Gawat! Ada orang yang ingin menyandera Bu Elsy! Cepat hentikan mobil itu!"Saat dua mobil itu hendak menghentikan mobil yang membawa Elsy pergi, beberapa mobil di sekitar tempat parkir itu tiba-tiba melaju dan langsung mengepung dua mobil satpam yang bertugas untuk melindungi Elsy

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 823 Aku Merindukan Ayah

    Gilang selalu berhati-hati dalam bertindak. Dia selalu menyiapkan jalan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.Khawatir keberadaannya terekspos, dia tidak meminta anak buahnya untuk membawa Elsy dan Livy ke vilanya."Nggak ada.""Baguslah!"Gilang memanggil Duo Pendekar Kota Lino untuk menemuinya, lalu menyodorkan sebuah tablet kepada mereka berdua."Selama kalian bekerja untukku, aku nggak akan membiarkan kalian bekerja dengan sia-sia. Ibu dan anak di dalam video ini menjadi milik kalian malam ini. Setelah kalian cukup puas, ingat bantu aku beri pelajaran kepada Ardika, siksa dia perlahan-lahan!"Duo Pendekar Kota Lino tidak hanya hobi membunuh dan haus akan darah, mereka juga merupakan iblis yang sangat bernafsu. Mereka sudah tidak berperikemanusiaan lagi.Malam hari di mana mereka tiba di Kota Serambi, menantu Sam dilecehkan dan disiksa oleh mereka berdua sampai mati!Saat ini, begitu melihat Elsy dan Livy yang berada di dalam video, mereka langsung mengeluarkan suara tawa liar sekal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 824 Melumpuhkan Pendekar Dua

    "Jangan! Kalian jangan mendekat!" teriak Elsy dengan histeris. Dia benar-benar ketakutan setengah mati."Ayah! Aku ingin bertemu Ayah! Huu ... huu ...."Livy berteriak dan menangis sejadi-jadinya, suara tangisnya bisa membuat hati orang yang mendengarnya hancur berkeping-keping.Namun, dua ekor binatang buas yang sudah tidak memiliki rasa simpati itu malah makin bersemangat dan menggila.Sambil tertawa aneh, mereka berdua menerjang ke arah ibu dan anak yang sedang meringkuk di sudut ruangan itu."Kalian benar-benar cari mati!"Tiba-tiba, pintu ruangan seakan-akan meledak karena suara teriakan penuh amarah seseorang dari luar.Bagaikan petir yang menyambar, Jiko yang terduduk di lantai ketakutan setengah mati, sampai-sampai tubuhnya gemetaran dan jiwanya seolah sudah meninggalkan raganya.Namun, bagi Elsy, suara teriakan penuh amarah itu seperti alunan melodi yang sangat indah."Ardika!" teriaknya dengan kaget."Eh? Ardika?"Duo Pendekar Kota Lino segera menghentikan pergerakan mereka.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 825 Melumpuhkan Pendekar Satu

    "Ahhhh, aku benar-benar nggak terima ...."Pendekar Dua yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai berteriak dengan histeris.Penampilan arogan dan ganas yang ditunjukkannya sebelumnya sudah hilang tanpa menghilangkan jejak, saat ini penampilannya sama saja dengan orang biasa yang tertimpa musibah besar."Adikku!"Pendekar Satu berteriak dengan marah, kedua matanya sudah memerah.Mereka adalah dua saudara yang mengandalkan kemampuan dan kekuatan bela diri mereka untuk menguasai dunia preman Kota Lino, melakukan pembantaian dan pembunuhan, tidak ada seorang pun yang berani memprovokasi mereka.Kini, Pendekar Dua bahkan tidak bisa lolos satu jurus dari Thomas, melainkan kalah telak begitu saja.Dia dilumpuhkan begitu saja.Kenyataan itu bahkan jauh lebih sulit diterima dibandingkan dirinya dibunuh secara langsung!Melihat kondisi sang adik seperti itu, hati Pendekar Satu terasa sakit.Pada saat bersamaan, Thomas juga membuatnya merasakan perasaan yang belum pernah dirasakannya sebelumny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 826 Luna Menyerahkan Saham

    "Haha. Luna pasti melihat suaminya sudah jatuh ke tangan Tuan Gilang, maka dia ingin memohon bantuan Tuan Gilang.""Wanita jalang itu sudah mencelakai Santi, putriku sampai-sampai wajah putriku rusak. Hari ini, setelah wanita itu datang, kita harus membuatnya berlutut di hadapan kita untuk memohon pengampunan!"Julio dan beberapa orang lainnya tertawa terbahak-bahak, satu per satu dari mereka melontarkan kata-kata kejam.Gilang melambaikan tangannya kepada anak buahnya dan berkata, "Kebetulan sekali aku juga ingin bertemu dengannya. Suruh Luna langsung datang ke Restoran Barudan saja."Kilatan keserakahan melintas di sorot matanya yang dingin.Tujuannya bukanlah Ardika, melainkan saham dua perusahaan di tangan Luna.Saham itu adalah keuntungan yang nyata baginya."Elsy sudah jatuh ke tanganku, secara otomatis Grup Bintang Darma sudah jatuh ke tanganku. Selain itu, masih ada Grup Perfe dan Grup Hatari. Hmm, hasil yang cukup bagus."Biarpun biasanya Gilang tidak menunjukkan ekspresi apa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 827 Apa yang Terjadi

    "Luna, bukan Tuan Gilang nggak menepati janjinya, tapi begitu seseorang jatuh ke tangan Duo Pendekar Kota Lino, nggak ada tahu apa yang akan terjadi pada orang tersebut.""Kalian mengenal Jinto dan Romi, 'kan? Kami menyaksikan dengan mata kepala kami sendiri tulang di sekujur tubuh kedua orang itu dipatahkan oleh Duo Pendekar Kota Lino. Haha ...."Setelah mendengar ucapan provokatif mereka, ekspresi Luna langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya. Selain itu, hatinya terasa sangat sakit seperti disayat beribu-ribu pisau.'Ardika, bertahanlah, aku mohon padamu bertahanlah!'Itulah doa Luna dalam hati. Sebenarnya dia sudah mempersiapkan mentalnya melihat tangan dan kaki Ardika patah, bahkan dia juga sudah mempersiapkan mentalnya kalau Ardika sampai lumpuh seperti Jinto dan Romi.Sekarang dia hanya berharap Ardika bisa bertahan hidup.Akhirnya mereka tiba di lantai lima.Begitu mereka tiba di luar ruangan itu, mereka melihat Jiko tergeletak berlumuran di lantai dalam kondisi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 828 Ingin Pergi Sekarang Sudah Terlambat

    "Tina, kamu benar-benar cari mati! Alden, ayah angkatmu saja nggak berani bersikap nggak sopan padaku!"Sambil menutupi wajahnya, Gilang langsung marah besar."Syuu!"Tina langsung merampas kontrak penyerahan saham Luna dari genggaman pria itu, lalu merobek-robek kontrak itu hingga hancur menjadi serpihan kecil. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Duo Pendekar Kota Lino sudah dilumpuhkan. Berani-beraninya kamu bersikap arogan di hadapanku! Mungkin orang lain takut pada Keluarga Misra, tapi aku nggak takut! Aku akan segera memanggil anak buahku ke sini untuk menghabisimu!"Sambil berbicara, dia segera mengeluarkan ponselnya.Begitu mendengar Tina benar-benar akan memanggil anak buahnya untuk menghabisi mereka, ekspresi Julio dan beberapa orang lainnya langsung berubah menjadi pucat pasi."Tuan Gilang, ayo cepat kembali ke Kota Lino! Kita nggak bisa berlama-lama di Kota Banyuli lagi!""Nanti kita baru kembali lagi untuk memberi pelajaran kepada wanita sialan itu!"Sebenarnya Gilan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 829 Bank Sentral Membalas Dendam

    Setelah mendapat perintah dari Ardika, Thomas segera meninggalkan rumah sakit dan membawa anggotanya untuk mengejar Gilang dan yang lainnya.Pada saat bersamaan, Gilang dan yang lainnya sudah berada di tol Banyuli-Lino. Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi menuju Kota Lino."Kali ini, kita semua yang berasal dari Kota Lino mengalami kegagalan besar di Kota Banyuli. Aku benar-benar nggak terima harus meninggalkan Kota Banyuli tanpa mendapatkan keuntungan apa pun seperti ini!"Julio dan yang lainnya menunjukkan ekspresi penuh amarah.Saat mengambil keputusan untuk mengikuti Gilang menguasai pasar Kota Banyuli, mereka semua sangat percaya diri. Kota Banyuli sama sekali bukan apa-apa bagi mereka yang merupakan tokoh-tokoh hebat Kota Lino.Mereka merasa begitu mereka menginjakkan kaki mereka di Kota Banyuli, kekuatan-kekuatan yang sudah ada di Kota Banyuli akan tunduk pada mereka.Namun, siapa sangka, setelah tiba di Kota Banyuli, putra putri mereka tertimpa masalah, la

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2155 Karena Nama Belakangmu Mahasura

    "Oh? Kalau begitu, itu artinya kamu kurang berwawasan.""Tapi, sekarang seharusnya kamu sudah menambah wawasanmu."Menghadapi sindiran Gijran, Ardika tetap bersandar di kepala mobil dan menanggapinya dengan santai."Kamu bilang aku kurang berwawasan?"Gijran tertawa mendengar ucapan Ardika. Namun, raut wajahnya berubah menjadi sangat dingin, sangat aneh.Bagi orang-orang yang sudah mengenal Gijran sudah tahu.Setiap kali dia menunjukkan ekspresi seperti itu, pasti akan ada orang yang tertimpa masalah.Tertimpa masalah besar!Walaupun Gijran bukan tuan muda keluarga kaya, juga bukan pangeran dari keluarga bangsawan, tetapi dengan mengandalkan pamannya, Jace, yang merupakan Wali Kota Ibu Kota Provinsi dengan kedudukan setara dengan wakil kodam, tentu saja dia selalu bertindak arogan.Paling tidak, di ibu kota provinsi, dia bisa bertindak sesuka hatinya."Eh, Ardika, kamu benar-benar terlalu menganggap serius dirimu, ya?"Dengan memasang ekspresi muram, Ardika mengisap rokoknya. Dia menat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2154 Gijran Mencari Masalah

    Seorang pelaku tindak kriminal yang membawa tongkat bisbol di bajunya, menunjuk Levin dengan mengancam."Simpan saja," kata Ardika dengan santai. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah pelaku tindak kriminal itu, lalu bertanya dengan penuh minat, "Kalian adalah orang-orangnya siapa?"Tanpa banyak berkomentar lagi, Levin segera menyimpan ponselnya.Para pelaku tindak kriminal di hadapan mereka saat ini, anak buahnya saja bahkan bisa menangani semua orang ini seorang diri, tentu saja sama sekali bukan ancaman bagi Ardika."Sebentar lagi kamu juga akan tahu sendiri."Orang tersebut melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Tuan Muda Gijran, kami sudah mengepung bocah itu di sebuah hotel bintang lima.""Bagus, kerja bagus.""Lanjutkan, aku akan segera datang!""Malam ini aku akan memberinya pelajaran, agar dia tahu diri.""Orang-orang tertentu, nggak bisa dia provokasi!""Wanita-wanita tertentu, juga nggak bisa dia sentuh!""Setelah malam ini berlalu, aku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2153 Tidak Ada Lagi

    "Sutandi, coba kamu telepon bocah itu, tanyakan padanya apa dia masih ada herba-herba berkualitas bagus seperti itu?""Kalau masih ada, langsung suruh dia berikan padamu sebagai bentuk rasa hormat terhadapmu selaku gurunya!""Apa kamu nggak lihat reaksi Kario tadi? Kalau herba-herba itu digunakan sebagai hadiah, keluarga kita bisa mendapatkan banyak relasi dan sumber daya," kata Leane sambil menatap Sutandi dengan lekat.Sutandi memasang ekspresi muram dan berkata, "Omong kosong! Sebagai seorang guru, aku nggak bisa bersikap begitu nggak tahu malu!""Hei ... apa yang kamu lakukan?!"Sebelum Sutandi sempat bereaksi, Leane sudah merampas ponsel Sutandi.Kemudian, wanita itu langsung menghubungi Ardika."Pak Sutandi, ada urusan apa kamu mencariku malam-malam begini?"Tanpa menunggu lama, terdengar suara Ardika dari ujung telepon.Saat ini, Ardika masih berada di dalam mobil Levin. Kalau Leane yang meneleponnya, tentu saja dia tidak akan peduli.Namun, melihat itu adalah panggilan telepon

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2152 Menyia-Nyiakan Barang Berharga

    ”Su ... Sutandi ... kamu ... bisa-bisanya kamu menggunakan herba-herba berharga ini untuk merendam kakimu! Dasar sialan! Tindakanmu ini sama saja dengan menyia-nyiakan barang berharga!"Tiba-tiba saja, Kario melontarkan kata-kata makian terhadap Sutandi.Api amarah di matanya tampak seperti sudah hampir menyembur keluar, dia seakan-akan ingin mencabik-cabik lawan bicaranya hingga hancur berkeping-keping.Semua orang tercengang, Sutandi juga agak tercengang. "Herba ... herba-herba ini sangat mahal?"Leane juga tidak bodoh. Melihat reaksi Kario, dia sudah menyadari sesuatu hal. Saat ini, dia menatap pria itu dengan lekat.Napas Jeslin juga berubah menjadi cepat."Sangat mahal?"Kario tertawa dengan menyedihkan, lalu berteriak dengan marah, "Begini, herba-herba dalam ember rendamanmu ini saja paling nggak bernilai puluhan miliar!""Sutandi, dasar sialan! Kamu benar-benar sialan! Kamu merampok bank yang mana? Bahkan keluarga-keluarga itu saja nggak akan berani menghambur-hamburkan herba-he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2151 Anggur Ginseng Tua

    Kario agak gemuk. Sambil terkekeh, dia menatap Sutandi dan berkata, "Sutandi, beberapa waktu yang lalu menantuku itu pergi ke Dongan untuk menginspeksi sebuah proyek investasi besar bernilai ratusan miliar. Dia membawakan sedikit ginseng tua dari Gunung Kamma untukku.""Ini adalah yang terbaik di antara yang terbaik, dengar-dengar nilainya mencapai miliaran.""Aku mengambil beberapa untuk merendam anggur. Ya, kebetulan hari ini aku sedang senggang, jadi aku bisa membawakannya untuk mentraktirmu minum beberapa gelas."Mendengar ucapan Kario, kelopak mata Leane kembali melompat-lompat.Awalnya dia ingin mengatakan ginseng tua tidak ada apa-apanya, hari ini Kalris baru menghadiahkan sarang burung berkualitas bagus senilai 400 juta per paket untuk mereka.Namun, begitu mendengar harga ginseng tua itu, dia langsung dilanda perasaan malu, tidak berani membuka mulut untuk mempermalukan diri sendiri lagi.Sutandi langsung mengerti, Kario juga datang untuk pamer di hadapannya.Dia menanggapi de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2150 Membandingkan

    "Jeslin, lihatlah Winona. Kali ini dia berpacaran dengan seorang pria yang baru pulang ke tanah air setelah lulus dari universitas ternama di luar negeri. Keluarganya langsung memberinya 100 miliar sebagai modal awal untuk membangun karier. Sekarang, perusahaannya bukan hanya berkembang dengan signifikan, dia bahkan langsung menghadiahkan sebuah perusahaan untuk Winona.""Menantuku itu bilang biarkan saja Winona yang menangani perusahaan itu. Biarpun bangkrut, juga nggak masalah!""Intinya, bertemu dengan menantu sebaik itu, sebagai orang tuanya, kami nggak perlu mengkhawatirkan masa depan Winona lagi!"Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Alita.Mendengar ucapan Alita, Jeslin merasa agak kagum. "Oh, dua hari yang lalu Kak Winona sudah menceritakan tentang pacarnya memberinya perusahaan di sosial medianya. Kak Winona adalah seorang selebritis internet, pengikutnya sangat banyak."Walaupun Kalris juga sedang mengejarnya, tetapi biasanya pria itu juga hanya akan membelikan hadiah-hadiah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2149 Yang Penting Kamu Senang

    Seharusnya ponsel sudah diambil alih oleh Leane.Karena rekaman suara selanjutnya sudah berubah menjadi suara Leane."Kenapa? Sakit hati?""Aku beri tahu kamu, Ardika. Aku nggak akan mendengarkanmu! Aku akan menggunakan semuanya untuk sekali pakai! Biar kamu kesal setengah mati!""Ckckck, sekali merendam kaki saja puluhan miliar, keluarga-keluarga kaya itu bahkan nggak sehebat keluarga kami ...."Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Leane, Ardika membalas pesan tersebut. [Yang penting kamu senang saja.]Kemudian, Leane mengirimkan beberapa pesan suara lagi untuk mengejek dan merangsang Ardika, ingin membuat Ardika marah.Akan tetapi, Ardika langsung mengabaikan wanita gila itu."Sutandi, lihatlah, ini adalah murid baikmu itu! Dia bahkan nggak membalas pesanku, sama sekali nggak menghormati guru!"Merasa membosankan, Leane langsung melemparkan ponsel itu, lalu mengeluh pada Sutandi.Intinya, dalam setiap ucapannya, dia tidak ingin membiarkan keluarganya menerima Ardika, bahkan le

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2148 Permintaan Pertemanan

    Namun, dalam lubuk hati Gijran, secara naluriah dia tetap mewaspadai Ardika.Selain itu, hal yang paling tidak bisa diterima oleh Gijran adalah, tadi Ardika langsung melakukan kontak fisik dengan Kasandra.Kasandra, adik sepupunya ini, sudah lama menjadi wanita incaran Gijran.Pertama, Kasandra bukan anak kandung Jace dan Lolita, tidak ada hubungan darah dengannya.Jadi, Gijran sudah lama terpikat dengan adik sepupunya yang secantik bidadari ini, bahkan memendam perasaan yang tidak bisa terhadap wanita itu.Bahkan saat berada di ranjang dengan wanita lain, Gijran selalu membayangkan wanita-wanita itu adalah Kasandra.Hal yang paling penting adalah, kalau Gijran bisa menikahi Kasandra, dia bisa mendapatkan seluruh relasi dan sumber daya Jace. Dengan begitu, dia bisa pensiun di usia yang lebih muda.Jadi, Ardika berani menargetkan Kasandra, tentu saja Gijran tidak akan membiarkan hal ini terjadi.'Sepertinya, aku harus mencari cara untuk menyingkirkan bocah itu, agar nggak ada masalah la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2147 Pergi

    "Memohon padamu?""Eh, orang kampungan, apa kamu nggak sadar kamu terlalu menganggap serius dirimu sendiri?"Mendengar ucapan Ardika, Gijran merasa sangat terhibur, sampai-sampai tertawa dingin tanpa henti. Dia belum pernah melihat bocah yang begitu tidak tahu diri seperti Ardika.Sudut bibir Rosa juga terangkat ke atas, dia menatap Ardika dengan tatapan mengejek.Melihat Ardika terus menerus mempertanyakan kemampuannya, Wilfred juga tidak bisa menahan diri lagi.Dia menatap Jace dengan tatapan penuh amarah dan berkata, "Tuan Jace, apa kamu akan membiarkan penipu itu mempertanyakan kemampuanku begitu saja?""Sudah kubilang aku bisa menyembuhkan putrimu, aku seratus persen yakin aku bisa!""Tapi, aku nggak ingin saat aku sedang mengobati pasien, aku malah diganggu oleh seorang bocah yang bukan siapa-siapa!""Kalau kamu nggak mengusirnya, aku akan beranggapan, kamu juga sama saja dengannya, mempertanyakan kemampuanku.""Aku akan pergi sekarang juga!"Selesai berbicara, Wilfred berpura-pu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status