Setelah mendengar ucapan Nikita, wajah Wiliam langsung berkedut.Ternyata Ardika adalah bos besarnya!Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi?!Kemarin, Ardika secara pribadi memberitahunya bahwa dia telah membeli Vila Bistani ini.Namun, dia tidak percaya.Tidak hanya melontarkan sindiran kepada Ardika, dia bahkan mendengar ucapan Wulan dan memberi obat bius kepada Luna.Pagi ini, dia menuduh Ardika mencuri, bahkan ingin mengusir bos besar itu keluar dari sini!Darah Wiliam seolah mulai bergejolak dalam tubuhnya, akan-akan dia bisa muntah darah kapan saja!"Nggak mungkin! Bagaimana mungkin Ardika si pecundang itu punya uang untuk membeli Vila Bistani?!" teriak Wulan dengan suara keras.Dia sama sekali tidak memercayai apa yang terpampang nyata di hadapannya saat ini."Pecundang? Anggota Keluarga Basagita yang merupakan orang kaya baru saja berani mengatakannya sebagai pecundang?!"Nikita menoleh dan melirik Wulan dengan sorot mata dingin.Untuk sesaat, bukan
"Tuan Ardika, aku benar-benar minta maaf.""Aku juga tertipu oleh video yang ditunjukkan oleh Wulan dan Wiliam. Aku mengira Tuan telah mencuri dokumen-dokumen kami."Tepat pada saat ini, Xinzu dan yang lainnya berjalan menghampiri Luna dan Ardika."Ya, benar. Hanya kesalahpahaman belaka. Aku benar-benar minta maaf, Tuan Ardika."Perwakilan perusahaan lainnya juga menyampaikan permintaan maaf sambil tersenyum."Nggak masalah, aku nggak mempermasalahkan hal itu."Ardika tersenyum dan berkata dengan tenang, "Kalian semua silakan bereskan koper kalian, lalu tinggalkan Vila Bistani. Kelak, Vila Bistani nggak akan menerima kedatangan kalian lagi.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Awalnya semua orang mengira Ardika benar-benar mudah diajak berkompromi.Siapa sangka pria itu malah langsung mengusir mereka.Acara lelang akan segera dimulai.Namun, Ardika malah mempersilakan mereka untuk pergi!Bukankah ini sama saja tidak membiarkan mereka untuk menghadiri acara lelang secara tidak langsung?"Oh?
"Beberapa perusahaan seperti Grup Jelutong juga telah dieliminasi. Kudengar mereka menyinggung bos besar Vila Bistani dan langsung diusir.""Siapa bos besar ini, kok hebat sekali?""Siapa yang peduli? Itu nggak ada hubungannya dengan kita. Lelang lebih penting."Pada saat ini tempat yang bising itu tiba-tiba menjadi sunyi.Karena ada beberapa orang yang masuk dengan begitu megah.Pemimpinnya adalah Rocky.Di belakangnya ada beberapa asisten wanitanya."Ah, Tuan Muda Rocky sudah datang. Kali ini keluarga kalian telah memperoleh banyak keuntungan!"Sekelompok orang berkumpul dan mulai menyanjungnya."Omong kosong, Keluarga Mahasura punya finansial yang kuat. Siapa yang bisa bersaing dengan kami di tempat kecil seperti Kota Banyuli? Siapa yang berani bersaing dengan kami!?"Rocky menjadi sangat sombong begitu membuka mulutnya.Tatapannya tajam seolah sama sekali tidak menganggap serius beberapa orang di depannya.Mereka yang menyanjung malah dipandang rendah seperti ini.Perwakilan berbag
Setelah mengucapkan beberapa patah kata, Rocky tertawa terbahak-bahak dan pergi.Luna khawatir.Dia punya firasat mereka akan menjadi sasaran pada acara lelang hari ini."Jangan khawatir, istriku. Biarkan badut itu terus membuat onar. Nanti biarkan dia menangis tanpa air mata."Ardika menghiburnya.Luna tanpa sadar bergumam."Selamat datang saudara-saudari pengusaha sekalian, lelang hari ini resmi dimulai ...."Tidak lama, suara pembawa acara terdengar.Suasana di tempat itu langsung berubah."Sekarang mari kita mulai pelelangan properti nomor satu hari ini, Perusahaan Harmoni. Harga awalnya 40 miliar dan setiap kenaikan harga nggak boleh kurang dari 200 juta ...."Pada awal lelang, perusahaan itulah yang ingin dibeli oleh Grup Perfe.Skala Perusahaan Harmoni memang tidak besar, tetapi bisnisnya saling melengkapi dengan Grup Perfe.Setelah dibeli bisa digabung menjadi Grup Perfe.Luna telah mempelajarinya dengan tim perusahaan sebelumnya dan merasa bahwa ada peluang besar untuk memenan
"Perusahaan Harmoni berhasil dibeli oleh Grup Damos!"Akhirnya pembawa acara mengetuk palu.Kemudian, penawaran dilanjutkan.Selanjutnya, muncul beberapa perusahaan lagi yang disukai Grup Perfe.Akan tetapi, semuanya diambil oleh Rocky dengan menaikkan harga 2 ribu tanpa kecuali.Di bawah penyerangan yang disengaja dari Grup Damos.Grup Perfe tidak memperoleh apa pun.Ada jeda lima menit di tengah-tengah.Rocky mendekat dan berkata sambil tersenyum, "Dik, tadi sudah kubilang aku akan membuatmu lihat betapa berkuasanya aku dan bulatkan keputusanmu untuk meninggalkan Ardika yang pecundang ini. Sekarang sudah lihat, 'kan? Hahaha!""Rocky, jangan sombong!"Luna sangat marah hingga ingin menangis.Akan tetapi, dia benar-benar tidak berdaya.Luna tidak mampu bersaing dengan kekuatan finansial Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi."Sepertinya kamu masih belum mengambil keputusan, jadi aku sudah memutuskan."Rocky memamerkan giginya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini aku akan menginca
"Tentu saja berkemas dan pulang. Apa aku perlu tinggal di sini untuk melihat wajah sombong Rocky?"Luna berkata dengan marah.Lelang hari ini hanya membuang-buang waktu.Grup Perfe kembali dengan tangan kosong tanpa keuntungan apa pun."Jangan khawatir, dia nggak akan bisa terus sombong. Sudah kubilang padamu aku akan membeli Grup Hatari dan memberikannya kepadamu."Ardika menarik Luna untuk duduk."Kamu pergi nggak? Kalau nggak, aku pergi dulu!"Luna melepaskan tangannya dan pergi dengan wajah dingin.Bukan marah pada Ardika, melainkan marah pada diri sendiri.Dia marah karena tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan Rocky."Bu Luna, kita sudah mau pergi?"Vania ragu dan bertanya.Dia tahu kekuasaan Ardika.Bahkan Gedung Ansa yang kini digunakan sebagai kantor oleh Grup Perfe adalah milik Ardika.Selama ini, dia juga melihat sepertinya Bu Luna sama sekali tidak mengetahui hal ini."Pergi apanya? Injak Rocky sampai mati baru pergi!"Ardika berkata dengan marah."Sekarang silakan
Alis Rocky tiba-tiba melonjak.Asisten wanita di sebelahnya bahkan mendengar suara dia menggertakkan gigi."Hiss!"Terdengar suara AC di tempat tersebut.Ardika ini benar-benar ingin membuat Rocky kesal sampai mati.Akan tetapi, orang-orang ini langsung menatap Ardika dengan simpati.Itu cukup membuat Rocky marah.Benar-benar tidak masuk akal.Bagaimana orang ini bisa menang menghadapi kekuatan finansial yang kuat dari Keluarga Mahasura?Selain itu, Ardika akan dibenci oleh Rocky yang bertindak sombong dan tidak bermoral.Akhir ceritanya akan menyedihkan."6 triliun 200 miliar!"Rocky mengangkat tandanya dan langsung menambahkan 180 miliar.Dia berteriak secara provokatif, "Pecundang, ayo, tambah lagi!""Tambah."Ardika melambaikan tangan tanpa menengadahkan kepalanya."6 triliun 200 miliar 2 ribu."Vania mengangkat nomornya."8 triliun!"Rocky naik pitam.Terjadi keributan di tempat tersebut.Begitu diprovokasi oleh Ardika, kini Keluarga Mahasura harus mengeluarkan triliunan."Pecunda
"Mari kita bicarakan serah terimanya nanti. Aku harus pergi mencari istriku."Semua orang melihat Ardika berdiri.Setelah meregangkan punggung, dia pun berjalan keluar.Apa yang Ardika katakan membuat semua orang terdiam.Ternyata dia tidak begitu menganggap serius grup seharga 10 triliun itu."Oh ya."Ardika yang sudah sampai di pintu tiba-tiba menoleh.Dia belum pernah melihat Rocky sebelumnya, jadi dia mengulurkan jarinya dan menunjuk orang lain dengan perlahan."Pecundang."Lalu, dia melontarkan satu kata ini.Ardika berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.Suaranya pelan, tetapi terdengar sangat menusuk telinga.Dibandingkan dengan teriakan Rocky sebelumnya yang terus memanggil Ardika pecundang.Satu kata yang diucapkan oleh Ardika seolah semakin tak terbantahkan."Ah, siapa dia!? Beraninya dia memanggilku pecundang. Hak apa yang dia punya!? Hak apa!?"Rocky naik pitam dan raut wajahnya berubah.Seluruh tempat dipenuhi dengan teriakan kemarahannya.Ternyata Rocky dipanggil pecund
Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajah Cahdani tanpa berbelas kasihan.Tanpa butuh waktu lama, wajah bocah ini sudah rusak ditampar oleh Ardika.Menerima tamparan beruntun dari Ardika, Cahdani merasakan kepalanya sangat pusing.Hal yang tidak bisa diterimanya adalah, penghinaan yang menggerogoti jiwa dan raganya.Dia sudah hidup selama tiga puluh tahun, belum pernah dipermalukan seperti ini oleh orang lain."Dasar sialan! Kamu memperlakukanku seperti ini, apa kamu pernah memikirkan konsekuensinya?"Dengan mata memerah, Cahdani berteriak dengan marah."Ahh ...."Tanggapan yang didapatkannya adalah, sumpit kembali tertancap masuk ke telapak tangannya.Saat ini, kedua telapak tangan Cahdani mengeluarkan darah segar, bahkan sudah mewarnai meja di bawah tubuhnya hingga kemerahan.Saat ini, para pria kekar yang berada di sekeliling tempat itu, menggertakkan gigi mereka hingga gigi mereka nyaris hancur. Mereka benar-benar panik setengah mati.Namun, majikan mereka masih di tangan
"Ahhh ...."Cahdani kembali mengeluarkan suara teriakan menyedihkan.Rasa sakit yang tak tertahankan itu membuatnya menggelengkan kepalanya. Tubuhnya berkedut, terlihat sangat tersiksa.Tidak ada yang menyangka Ardika masih berani menyerang Cahdani dalam situasi seperti ini.Ditambah lagi, begitu dia menyerang, penyerangannya sangatlah kejam.Sumpit tersebut menembus telapak tangan Cahdani.Hanya dengan melihatnya saja, mereka bisa turut merasakan sakit yang dirasakan oleh Cahdani saat ini."Tuan Muda Cahdani, menurutmu, untuk apa kamu menyiksa diri sendiri seperti ini?""Yah, awalnya dengan menyetujui persyaratan-persyaratanku itu, kamu sudah bisa pergi dengan mudah, tapi kamu malah memaksaku untuk menyerangmu."Ardika mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk wajah Cahdani dan berkata sambil tersenyum tipis, "Sia-sia saja kamu mengalami penderitaan ini ....""Aku ... aku ...."Sekujur tubuh Cahdani gemetaran, dia menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Saat ini, sikap arogan dan sem
"Aku akan menghabisimu!"Pria kekar itu berteriak dengan ganas.Namun, sebelum dia sempat menarik pelatuknya, Levin tiba-tiba menerjang ke dalam pelukan pria kekar itu, lalu membanting pria kekar itu ke lantai.Saat pria kekar itu berteriak kaget akibat terjatuh, senjata api dalam genggamannya juga sudah direbut oleh Levin dan jatuh ke dalam genggaman Levin."Lumayan, latihan selama ini nggak sia-sia."Ardika tetap duduk dengan tenang di tempat duduknya, seulas senyum tipis mengembang di wajahnya.Sebelumnya, Levin hanya preman kecil-kecilan yang nggak berkemampuan sama sekali. Saat berkelahi, caranya tidak tepat. Apalagi kondisi tubuhnya, sangatlah lemah.Karena Tuan Muda Keluarga Septio itu bekerja untuknya, bahaya tidak akan bisa dihindari.Ardika tidak berharap Levin memiliki kekuatan yang luar biasa, dia hanya mengharapkan paling tidak pria itu bisa melindungi diri sendiri.Jadi, belakangan ini Levin terus berlatih dengan keras, mengundang guru untuk melatihnya dengan "kejam".Nam
Melihat pemandangan itu, Levin yang peka segera mengambilkan dua lembar tisu untuk Ardika.Ardika menerima tisu yang disodorkan oleh Levin padanya. Sambil menyeka mulutnya dengan santai, dia berkata dengan nada bicara acuh tak acuh, "Cahdani, 'kan?""Aku beri kamu satu kesempatan terakhir, tinggalkan Vita di sini dan keluarkan 20 miliar.""Setelah bersujud mengakui kesalahan, sudah bisa pergi.""Kalau nggak, aku akan menepati janjiku. Hari ini kalian nggak akan bisa keluar dari restoran ini lagi."Selesai berbicara, Ardika secara khusus menekankan. "Perhatikan baik-baik, orang yang kusuruh bersujud mengakui kesalahan adalah kamu.""Oh, astaga ...."Begitu Ardika selesai berbicara, para pria dan wanita yang mengikuti Cahdani kemari langsung tertawa.Mereka semua menatap Ardika dengan sorot mata mengejek.Kalau sebelumnya saat Cahdani belum datang kemari, mereka masih bisa mengerti kalau Ardika mengucapkan beberapa patah kata yang menganggap remeh Cahdani dan membual di sana.Namun sekar
Cahdani selalu memperlakukan orang-orangnya sesuka hatinya.Tepat di hadapan para anak buahnya, dia melayangkan beberapa tamparan ke wajah Jepi. "Satu hal lagi, memukul orang jangan memukul wajahnya! Apa kamu nggak tahu hal ini? Kamu memukuli wajah wanita itu hingga babak belur, bagaimana aku bisa menikmatinya lagi?""Dasar bodoh! Aku benar-benar ingin menampar mati kamu!"Selesai berbicara, Cahdani kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Jepi.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Jepi sampai melangkah mundur lagi dan lagi. Dia merasa malu sekaligus marah.Akan tetapi, identitas Cahdani terpampang nyata di sana, membuatnya tidak berani melawan sama sekali.Dia mengeluarkan tisu, menyerahkannya pada Cahdani, lalu berkata dengan penuh hormat, "Tuan Muda Cahdani, aku salah, aku nggak melakukan tugasku dengan baik, memang pantas dihukum!""Tapi terjadi kejadian yang nggak terduga. Dua orang dari luar kota itu ingin memainkan peran sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik. Nggak ha
"Bocah, aku sedang bicara denganmu!"Jepi melontarkan satu kalimat itu dengan diliputi amarah yang membara.Karena dia mendapati setelah dia selesai berbicara, bocah di seberangnya itu tetap saja makan di sana dengan santai seakan-akan tidak terjadi apa-apa.Hal ini membuat Jepi merasa malu dan terhina, serta membuatnya merasakan Ardika benar-benar meremehkan dirinya.Kalau bukan karena meremehkan dirinya, bagaimana mungkin dalam situasi seperti ini bocah itu masih bisa duduk dengan santai dan makan?Jepi benar-benar kebingungan, dia tidak tahu dari mana asal kepercayaan diri dan keberanian bocah itu.Dia hanya kelihatan seperti penguasa di sebuah tempat kecil, apa dia benar-benar mengira dia sudah tak terkalahkan di tempat yang dipenuhi dengan tokoh-tokoh hebat seperti ibu kota provinsi ini?Tanpa mengangkat kepalanya, sambil menyendokkan ikan untuk dirinya sendiri, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Karena kamu begitu nggak tahu diri, maka aku hanya bisa menambah persyaratanku.""
"Bocah, aku sudah menyuruh kalian untuk pergi dari sini, tapi kalian malah berani tetap tinggal di sini! Apa hidangan di sini sebegitu enaknya! Aku akan membiarkan kalian makan sepuasnya!"Tepat pada saat tangan besar Jepi meraih bahu Ardika, Ardika tiba-tiba saja mengulurkan tangannya dan mengeluarkan sumpit dari tempat sumpit kuno itu."Syuuu!"Sumpit itu melesat dengan cepat, langsung menusuk telapak tangan Jepi yang seperti kipas tipis itu. Saat Jepi mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, dengan kecepatan dan kekuatan sama seperti sebelumnya, sumpit itu tertancap ke bahunya.Dalam sekejap, kemeja putih yang dikenakannya diwarnai dengan merah darah."Ahhh ...."Jepi mengeluarkan suara teriakan seperti binatang yang disembelih. Lengannya yang sudah dalam posisi bengkok itu tetap menempel dengan kokoh di bahunya oleh sumpit yang sudah berlumuran darah itu."Berisik sekali."Ardika mengucapkan dua kata itu dengan santai, lalu meninju Jepi hingga tubuh pria itu terpental, membentur la
"Melarikan diri, huh?""Ayo, coba lari kalau kamu bisa!"Selesai berbicara, pria kekar itu kembali melayangkan dua tamparan.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Vita mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Rambutnya berantakan, penampilannya benar-benar menyedihkan."Dulu dia adalah orang berbakat di Organisasi Snakei cabang Gotawa, siapa sangka ada suatu hari di mana dia mengalami kejatuhan signifikan seperti ini ...."Levin bergumam dengan nada bicara menyayangkan.Namun, karena sebelumnya Vita sempat berpikir untuk membunuh Ardika untuk membalaskan dendam ayahnya, jadi dia juga tidak berencana untuk melakukan intervensi.Para pengunjung beberapa meja lainnya juga hanya menyaksikan pemandangan itu layaknya penonton. Walaupun ada orang yang tidak tega melihat seorang wanita diperlakukan dengan begitu kejam, tetapi mempertimbangkan sikap arogan dan semena-mena pria kekar itu, mereka juga tidak berani bersuara.Saat ini, pria kekar yang memimpin sekelompok pria ini berjalan menghampiri V
Tentu saja Ardika tahu Asosiasi Dagang Polam.Saat di Kota Banyuli, dia sudah sempat berinteraksi beberapa kali dengan asosiasi tersebut.Sebelumnya Asosiasi Dagang Polam masih sempat berpikir untuk menguasai Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetapi digagalkan olehnya dan Luna.Selain itu, sebelumnya saat berada di Restoran Siam, Ardika juga mendengar Leane mengatakan bahwa sebelumnya Sutandi terlibat dalam konflik dengan Asosiasi Dagang Polam saat berbisnis, bahkan nyaris ditenggelamkan.Sangat jelas bahwa sosok Tuan Baik Hati yang sangat bersemangat dan berdedikasi dalam melakukan kegiatan amal ini, sesungguhnya tidak sebaik hati yang dideskripsikan oleh orang-orang luar.Kepala Asosiasi Dagang Polam, sangat jelas Titran juga sudah termasuk sebagai tokoh besar yang bisa mengguncang Provinsi Denpapan.Sekarang pemilik restoran sengaja menyebutkan Tuan Baik Hati ini, sangat jelas dia ingin meminjam reputasi pria tu untuk menggertak orang-orang yang menerobos masuk ke restorannya dengan nia