"Mari kita bicarakan serah terimanya nanti. Aku harus pergi mencari istriku."Semua orang melihat Ardika berdiri.Setelah meregangkan punggung, dia pun berjalan keluar.Apa yang Ardika katakan membuat semua orang terdiam.Ternyata dia tidak begitu menganggap serius grup seharga 10 triliun itu."Oh ya."Ardika yang sudah sampai di pintu tiba-tiba menoleh.Dia belum pernah melihat Rocky sebelumnya, jadi dia mengulurkan jarinya dan menunjuk orang lain dengan perlahan."Pecundang."Lalu, dia melontarkan satu kata ini.Ardika berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.Suaranya pelan, tetapi terdengar sangat menusuk telinga.Dibandingkan dengan teriakan Rocky sebelumnya yang terus memanggil Ardika pecundang.Satu kata yang diucapkan oleh Ardika seolah semakin tak terbantahkan."Ah, siapa dia!? Beraninya dia memanggilku pecundang. Hak apa yang dia punya!? Hak apa!?"Rocky naik pitam dan raut wajahnya berubah.Seluruh tempat dipenuhi dengan teriakan kemarahannya.Ternyata Rocky dipanggil pecund
"Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Duduklah saja di dalam mobil."Ardika menepuk tangan Luna, kemudian membuka pintu dan keluar dari mobil.Dia menunggu di dekat mobil.Keempat pria di depan dan di belakang agak terkejut.Seolah tidak menduga situasi ini, Ardika tidak menutup jendela mobil dengan rapat dan memanggil polisi untuk meminta bantuan.Dia justru berinisiatif keluar dari mobil.Lalu mereka mendekat.Tongkat bisbol itu ditarik di jalan hingga menimbulkan suara melengking."Siapa yang mengutus kalian?"Ardika bertanya dengan dingin.Meskipun wajah angkuh Rocky muncul di benaknya.Tidak bisa dipungkiri ada banyak orang yang berkonflik dengannya selama perjalanan ke Vila Bistani ini."Heh, apa kamu nggak tahu siapa yang telah kamu singgung?"Seorang pria mencibir, "Seseorang ingin kami mematahkan kakimu dan melumpuhkanmu sepenuhnya. Mau melakukannya sendiri atau kami yang membantumu?"Setelah itu, dia menyerahkan tongkat bisbol itu kepada Ardika.Menatapnya dengan se
"Krak!"Tanpa menunggu pria itu selesai berbicara.Ardika yang sudah sangat marah menendang betisnya."Ah!"Pria itu berteriak sambil memegangi kakinya yang patah.Bunuh Ardika dan tangkap Luna.Tidak perlu dikatakan lagi, Ardika tahu apa yang ingin Rocky lakukan."Rocky si bajingan ini!"Luna di dalam mobil juga bercucuran keringat dingin dan berkata dengan marah, "Ardika, ayo panggil polisi!""Takutnya kalau hari ini masuk penjara, besok sudah akan dibebaskan."Ardika menolak tawaran itu.Dia menatap pria di jalan itu dengan dingin, "Panggil Rocky dan katakan padanya kalau masalahnya sudah beres, lalu suruh dia datang."Pria itu basah kuyup oleh keringat karena rasa sakit.Dia menelepon Rocky sambil menahan rasa sakitnya."Tuan Muda, apa yang kamu suruh kami lakukan sudah beres.""Luna sudah ditangkap? Haha, oke, kerja bagus! Aku akan turun gunung sekarang juga!"Rocky tertawa terbahak-bahak dan mengakhiri panggilan.Tidak butuh waktu lama.Iring-iringan mobil mewah berputar menuruni
Mendengar suara kejam Ardika.Rocky sangat ketakutan hingga kehilangan akal sehatnya.Dia sudah rapuh dan matanya berkaca-kaca.Sekarang mantan tuan muda Keluarga Mahasura yang sombong dan tidak bermoral dari ibu kota provinsi benar-benar tidak berdaya."Ardika, Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi nggak akan mengampunimu. Kamu nggak tahu betapa menakutkannya kekuatan keluarga kaya. Nggak ada yang bisa menyelamatkanmu!"Dia menangis dengan sedih."Tahukah kamu kenapa aku nggak mendorongmu dari tebing dan jatuh hingga mati?"Kata-kata Ardika membuat Rocky takut hingga berhenti menangis.Dari kata-kata datar Ardika, dia tahu pria itu tidak sedang menakutinya.Kalau masih berani berteriak.Ardika benar-benar berani membunuhnya."Karena aku ingin situasi tragismu dilihat oleh Keluarga Mahasura, sehingga semua anggota Keluarga Mahasura termasuk Abraham si bajingan itu bisa mengerti.""Kalau dalam satu bulan nggak datang ke Kota Banyuli untuk berlutut di hadapan istriku dan keluarganya.
"Pak Ardika, Nikita sudah bergegas ke sana."Sebelumnya di Vila Bistani, Ardika sudah mengetahui Nikita adalah manajer profesional yang dipekerjakan oleh Keluarga Septio di Provinsi Aste.Bertanggung jawab khusus atas urusan investasi Keluarga Septio.Juga sangat cakap."Oh begitu."Ardika mengakhiri panggilan.Saat makan siang.Doni yang dibawa pergi oleh tim tempur Kota Banyuli untuk diselidiki karena menerima hadiah dari tiga keluarga besar telah kembali.Semua orang sangat bahagia."Doni, kasusmu sudah selesai, 'kan? Apakah ini akan memengaruhi masa depanmu?"Amanda bertanya."Nggak peduli apa dampaknya, itu nggak akan dicatat dalam dokumen."Doni tidak mengatakan hal buruk apa pun di depan keluarganya.Dia menyesap bir dengan bangga dan berkata, "Masalah kecil. Pemimpin lama membantuku berbicara dan memasukkan aku ke sel isolasi selama dua hari. Cukup menulis surat pernyataan saja dan semuanya selesai.""Ayah Xavier baik padamu, semuanya berkat dia."Amanda merasa sangat lega."Be
"Kalian akan tahu setelah ikut denganku."Doni tersenyum.Semua orang tidak punya pilihan selain mengikutinya.Terjadi keributan di pusat perdagangan.Runtuhnya tiga keluarga besar membuat transaksi hak milik meningkat pesat.Banyak perusahaan yang mengutus perwakilannya ke sini."Doni, sebenarnya hal baik apa yang kamu bicarakan?"Amanda bertanya.Semua orang penasaran."Lihat, sudah datang."Doni menunjuk ke depan dengan penuh kemenangan.Semua orang menatapnya dengan bingung.Mereka melihat belasan orang berjas dan sepatu kulit yang terlihat seperti eksekutif perusahaan berbaris dalam dua baris dan berjalan ke arah mereka.Sekelompok orang berjalan maju dengan rapi.Hal itu langsung menarik perhatian orang lain di pusat perdagangan."Hei, bukankah ini Pak Patrick dari Perusahaan Harmoni? Mereka semua adalah eksekutif Perusahaan Harmoni.""Dulu aset Perusahaan Harmoni dimiliki oleh tiga keluarga besar dengan aset senilai puluhan miliar.""Bukankah hari ini Keluarga Mahasura menghabis
"Wah, romantis sekali menghabiskan 40 miliar untuk membeli perusahaan demi menyatakan cinta!""Benar, itu jauh lebih romantis daripada ribuan mawar. Aku suka!""Xavier ini benar-benar mirip dengan pangeran tampan dalam mimpi!"Kata-kata Doni membuat aula heboh lagi.Semua orang menatap Luna dengan iri.Langsung beli perusahaan untuk menyatakan cinta.Yang pernah melihat kisah romantis belum pernah melihat yang lebih romantis dari ini.Di bawah tatapan semua orang, Xavier perlahan berjalan ke arah Luna."Luna, kudengar hari ini kamu diincar oleh Keluarga Mahasura di acara lelang, jadi aku mencari mereka untuk membeli Perusahaan Harmoni.""Keluarga Mahasura memberiku muka dan setuju.""Sekarang kuberikan Perusahaan Harmoni kepada kamu untuk meminta maaf atas apa yang terjadi pada Kantor Catatan Sipil terakhir kali."Terakhir kali Xavier memaksa Luna dan Ardika untuk bercerai di Kantor Catatan Sipil.Pada akhirnya, dia dimarahi oleh Luna yang naik pitam.Setelah kembali ke rumah, Xavier m
Ardika selesai berbicara.Seluruh aula sangat sunyi.Semua orang menatap Ardika dengan tidak percaya.Setelah beberapa saat, aula itu menjadi heboh."Apa? Aku nggak salah dengar, 'kan? Dia membeli Grup Hatari? Harganya 10 triliun lho, astaga!""Ini menantu bodoh dari Keluarga Basagita. Apa dia punya banyak uang?""Bukankah Grup Hatari telah dibeli pergi oleh Keluarga Mahasura?"Semua orang membicarakannya, tetapi kebanyakan orang tidak memercayainya."Ardika, kamu membual lagi!"Merasakan segala macam tatapan, Desi menyikut Ardika dengan kuat."Haha, apa kamu lihat ibu mertuanya pun nggak percaya dengan apa yang dia katakan?"Aula itu dipenuhi gelak tawa."Kalau kamu bisa beli Grup Hatari, aku akan makan semua ubin di bawah kakiku!"Doni hampir mati karena tertawa.Amanda benar-benar tercengang dengan keponakan iparnya ini.Luna melihat Ardika telah menjadi sasaran kritik publik lagi dan memberinya tatapan tajam."Ayolah, jangan mempermalukan dirimu sendiri di sini!"Dia meraih Ardika