"Wah, romantis sekali menghabiskan 40 miliar untuk membeli perusahaan demi menyatakan cinta!""Benar, itu jauh lebih romantis daripada ribuan mawar. Aku suka!""Xavier ini benar-benar mirip dengan pangeran tampan dalam mimpi!"Kata-kata Doni membuat aula heboh lagi.Semua orang menatap Luna dengan iri.Langsung beli perusahaan untuk menyatakan cinta.Yang pernah melihat kisah romantis belum pernah melihat yang lebih romantis dari ini.Di bawah tatapan semua orang, Xavier perlahan berjalan ke arah Luna."Luna, kudengar hari ini kamu diincar oleh Keluarga Mahasura di acara lelang, jadi aku mencari mereka untuk membeli Perusahaan Harmoni.""Keluarga Mahasura memberiku muka dan setuju.""Sekarang kuberikan Perusahaan Harmoni kepada kamu untuk meminta maaf atas apa yang terjadi pada Kantor Catatan Sipil terakhir kali."Terakhir kali Xavier memaksa Luna dan Ardika untuk bercerai di Kantor Catatan Sipil.Pada akhirnya, dia dimarahi oleh Luna yang naik pitam.Setelah kembali ke rumah, Xavier m
Ardika selesai berbicara.Seluruh aula sangat sunyi.Semua orang menatap Ardika dengan tidak percaya.Setelah beberapa saat, aula itu menjadi heboh."Apa? Aku nggak salah dengar, 'kan? Dia membeli Grup Hatari? Harganya 10 triliun lho, astaga!""Ini menantu bodoh dari Keluarga Basagita. Apa dia punya banyak uang?""Bukankah Grup Hatari telah dibeli pergi oleh Keluarga Mahasura?"Semua orang membicarakannya, tetapi kebanyakan orang tidak memercayainya."Ardika, kamu membual lagi!"Merasakan segala macam tatapan, Desi menyikut Ardika dengan kuat."Haha, apa kamu lihat ibu mertuanya pun nggak percaya dengan apa yang dia katakan?"Aula itu dipenuhi gelak tawa."Kalau kamu bisa beli Grup Hatari, aku akan makan semua ubin di bawah kakiku!"Doni hampir mati karena tertawa.Amanda benar-benar tercengang dengan keponakan iparnya ini.Luna melihat Ardika telah menjadi sasaran kritik publik lagi dan memberinya tatapan tajam."Ayolah, jangan mempermalukan dirimu sendiri di sini!"Dia meraih Ardika
Siapa itu?Ini adalah apa yang ditanyakan semua orang di aula saat ini.Siapa yang menghabiskan 10 triliun untuk membeli Grup Hatari dan memberikannya kepada Luna sebagai hadiah pernyataan cinta?Mungkinkah dia adalah tuan muda dari suatu keluarga kaya?Ini terlalu gila.Ini terlalu menghambur-hamburkan uang.Semua orang menatap Roni.Tatapan mereka mengikuti setiap gerakannya.Di bawah sorotan, Roni berbalik ke samping dan membungkuk ke arah pria di sebelah Luna."Tuan Ardika."Satu per satu tatapan tertuju pada Ardika.Duar!Satu kejadian menimbulkan kehebohan."Ternyata dia orangnya, menantu Keluarga Basagita!""Ya ampun, apakah ada yang salah dengan telingaku atau apakah dunia sudah berubah!?""Keterlaluan! Benar-benar keterlaluan! Sebelumnya aku sudah menebak siapa orangnya, tapi aku nggak pernah menebak pria itu!"Seluruh aula langsung dipenuhi dengan kehebohan.Benar-benar heboh.Ardika Mahasura.Pria paling terkenal di Kota Banyuli.Mungkin beberapa orang tidak mengetahui nama
Xavier memelototi Ardika.Dia terus mengepalkan tinjunya dan akhirnya melepaskannya dengan frustrasi."Oke, aku akan menjual Perusahaan Harmoni!"Setelah mengatakan ini, Xavier pergi tanpa menoleh ke belakang.Selanjutnya, Luna menandatangani kontrak dengan Perusahaan Harmoni.Saat ini Grup Hatari dan Perusahaan Harmoni adalah miliknya.Adegan yang terjadi di aula perdagangan menyebar ke seluruh Kota Banyuli seperti angin.Ini telah menjadi topik yang hangat di kalangan masyarakat."Aku nggak pernah menyangka menantu bodoh dari Keluarga Basagita bisa begitu cakap!"Ini adalah kalimat yang selalu diteriakkan banyak orang.Gedung kantor pusat Grup Hatari berada tepat di sebelah pusat perdagangan.Setelah keluar dari aula, Luna dan Ardika langsung pergi ke sana dan mengadakan pertemuan singkat tingkat tinggi.Pekerjaan formal harus menunggu Luna terbiasa sebelum bisa dimulai secara resmi.Nyatanya, Luna merasa grogi sepanjang waktu.Setelah perjalanan lagi ke Perusahaan Harmoni, hari suda
"Ardika si bajingan ini, beraninya dia begitu sombong? Ternyata dia bergantung pada Keluarga Septio dari Provinsi Aste!"Kendy berteriak dengan marah.Banyak orang di Keluarga Mahasura sangat marah hingga menggertakkan gigi.Mereka semua berkoar-koar untuk pergi ke Kota Banyuli dan membunuh Ardika.Abraham berkata dengan wajah muram, "Keluarga Septio selalu suka menghasilkan banyak uang dalam diam. Ini adalah gaya mereka untuk berinvestasi di perusahaan Luna dan menggunakan nama wanita ini untuk mendapatkan posisi di Kota Banyuli.""Kudengar keluarga kaya juga mengumpulkan dana dan bersiap memasuki pasar.""Sekarang Kota Banyuli benar-benar makmur dan semua orang ingin mendapatkan bagiannya!"Setelah menyebut hal ini, dia mendengus dingin, "Sekarang fokus utama Keluarga Mahasura masih membangun reputasi di Kota Banyuli.""Kita harus memanfaatkan keunggulan lapangan kandang untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin."Artinya adalah tidak perlu fokus pada Ardika untuk saat ini.Setela
"Bu, ada apa?"Luna bertanya dengan cemas.Dia bingung.Dia dan Ardika pergi untuk tinggal di luar tadi malam, tetapi ibunya tidak mengatakan apa-apa.Mengapa sekarang malah mengerutkan kening pada Ardika?"Ada apa? Kamu masih nggak dikasih tahu olehnya, 'kan?"Desi menunjuk ke arah Ardika dan berkata dengan marah, "Sudah tersebar luas di luar kalau Vila Bistani dan Grup Hatari dibeli oleh Keluarga Septio dari Provinsi Aste. Itu sama sekali bukan Ardika!""Keluarga Septio telah berinvestasi di perusahaanmu, Luna. Mereka tertarik dengan kemampuanmu dan awalnya bermaksud membiarkanmu mengelola Grup Hatari!""Ardika, kenapa kamu begitu nggak tahu malu? Kamu bilang Grup Hatari adalah hadiah untuk Luna!"Sebelum kemarin, dia tidak setuju Ardika dan putrinya tinggal di luar.Desi masih berpikir untuk membiarkan mereka bercerai setelah masa tenang perceraian tiba.Kemudian setelah melihat Ardika membeli Grup Hatari, sikapnya melembut.Mereka pun menutup mata terhadap kelakuan keduanya saat ke
Sambil bernyanyi.Tatapan angkuh Doni terus menatap Ardika.Ardika tahu pria itu menjadi sombong lagi dan mengabaikannya.Semakin seperti ini.Doni menjadi semakin antusias."Luna, Xavier adalah pasangan sempurnamu. Dia menghabiskan 40 miliar untuk membeli perusahaan itu dan memberikannya kepadamu. Meski harganya nggak sampai 10 triliun, tetap saja itu uangnya sendiri.""Seseorang menghabiskan 10 triliun untuk membelikan perusahaan untukmu, tapi akhirnya apa yang terjadi? Penipuan!""Kalian, cepatlah bercerai setelah masa tenang perceraian. Xavier masih menyukaimu."Doni berkata dengan tidak jelas."Paman, kamu mabuk."Luna berkata dengan datar."Paman nggak mabuk!"Doni berdiri sambil memegangi meja dan menunjuk ke arah Ardika, "Paman memberitahumu hal-hal ini demi kebaikanmu sendiri. Ardika nggak layak untukmu!"Luna berhenti bicara, tetapi Doni malah terus berbicara."Doni, berhentilah berpura-pura gila karena mabuk!"Ardika tidak sanggup mendengarkan lagi dan berkata dengan dingin,
Meskipun tidak berkomunikasi dengan Liander.Ardika langsung tahu pasti ada seseorang di balik pembalikan opini publik tadi malam."Pelakunya adalah Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi."Liander berkata dia telah meminta seseorang langsung memeriksanya."Para idiot ini benar-benar nggak akan berhenti sampai gagal total."Ardika menggelengkan kepalanya.Awalnya Ardika mengira Keluarga Mahasura akan terkejut setelah mengetahui dia membuat Rocky cacat.Tanpa diduga, Keluarga Mahasura sudah mulai menimbulkan masalah tadi malam."Mana Rocky, apakah kakinya sudah diamputasi?"Ardika bertanya dengan santai.Dia sudah cukup mengendalikan diri.Dia menggunakan kekuatan yang sama pada Rocky dan Handi.Karena anggota tubuh Handi sudah diamputasi, Rocky tidak akan bisa lolos."Belum, Keluarga Mahasura menggunakan koneksi mereka untuk mengundang Pak Farlin sang ahli ortopedi dan traumatologi terkemuka di negara itu untuk dijemput dengan pesawat yang disewa ke ibu kota provinsi sore ini."Ujar
Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajah Cahdani tanpa berbelas kasihan.Tanpa butuh waktu lama, wajah bocah ini sudah rusak ditampar oleh Ardika.Menerima tamparan beruntun dari Ardika, Cahdani merasakan kepalanya sangat pusing.Hal yang tidak bisa diterimanya adalah, penghinaan yang menggerogoti jiwa dan raganya.Dia sudah hidup selama tiga puluh tahun, belum pernah dipermalukan seperti ini oleh orang lain."Dasar sialan! Kamu memperlakukanku seperti ini, apa kamu pernah memikirkan konsekuensinya?"Dengan mata memerah, Cahdani berteriak dengan marah."Ahh ...."Tanggapan yang didapatkannya adalah, sumpit kembali tertancap masuk ke telapak tangannya.Saat ini, kedua telapak tangan Cahdani mengeluarkan darah segar, bahkan sudah mewarnai meja di bawah tubuhnya hingga kemerahan.Saat ini, para pria kekar yang berada di sekeliling tempat itu, menggertakkan gigi mereka hingga gigi mereka nyaris hancur. Mereka benar-benar panik setengah mati.Namun, majikan mereka masih di tangan
"Ahhh ...."Cahdani kembali mengeluarkan suara teriakan menyedihkan.Rasa sakit yang tak tertahankan itu membuatnya menggelengkan kepalanya. Tubuhnya berkedut, terlihat sangat tersiksa.Tidak ada yang menyangka Ardika masih berani menyerang Cahdani dalam situasi seperti ini.Ditambah lagi, begitu dia menyerang, penyerangannya sangatlah kejam.Sumpit tersebut menembus telapak tangan Cahdani.Hanya dengan melihatnya saja, mereka bisa turut merasakan sakit yang dirasakan oleh Cahdani saat ini."Tuan Muda Cahdani, menurutmu, untuk apa kamu menyiksa diri sendiri seperti ini?""Yah, awalnya dengan menyetujui persyaratan-persyaratanku itu, kamu sudah bisa pergi dengan mudah, tapi kamu malah memaksaku untuk menyerangmu."Ardika mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk wajah Cahdani dan berkata sambil tersenyum tipis, "Sia-sia saja kamu mengalami penderitaan ini ....""Aku ... aku ...."Sekujur tubuh Cahdani gemetaran, dia menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Saat ini, sikap arogan dan sem
"Aku akan menghabisimu!"Pria kekar itu berteriak dengan ganas.Namun, sebelum dia sempat menarik pelatuknya, Levin tiba-tiba menerjang ke dalam pelukan pria kekar itu, lalu membanting pria kekar itu ke lantai.Saat pria kekar itu berteriak kaget akibat terjatuh, senjata api dalam genggamannya juga sudah direbut oleh Levin dan jatuh ke dalam genggaman Levin."Lumayan, latihan selama ini nggak sia-sia."Ardika tetap duduk dengan tenang di tempat duduknya, seulas senyum tipis mengembang di wajahnya.Sebelumnya, Levin hanya preman kecil-kecilan yang nggak berkemampuan sama sekali. Saat berkelahi, caranya tidak tepat. Apalagi kondisi tubuhnya, sangatlah lemah.Karena Tuan Muda Keluarga Septio itu bekerja untuknya, bahaya tidak akan bisa dihindari.Ardika tidak berharap Levin memiliki kekuatan yang luar biasa, dia hanya mengharapkan paling tidak pria itu bisa melindungi diri sendiri.Jadi, belakangan ini Levin terus berlatih dengan keras, mengundang guru untuk melatihnya dengan "kejam".Nam
Melihat pemandangan itu, Levin yang peka segera mengambilkan dua lembar tisu untuk Ardika.Ardika menerima tisu yang disodorkan oleh Levin padanya. Sambil menyeka mulutnya dengan santai, dia berkata dengan nada bicara acuh tak acuh, "Cahdani, 'kan?""Aku beri kamu satu kesempatan terakhir, tinggalkan Vita di sini dan keluarkan 20 miliar.""Setelah bersujud mengakui kesalahan, sudah bisa pergi.""Kalau nggak, aku akan menepati janjiku. Hari ini kalian nggak akan bisa keluar dari restoran ini lagi."Selesai berbicara, Ardika secara khusus menekankan. "Perhatikan baik-baik, orang yang kusuruh bersujud mengakui kesalahan adalah kamu.""Oh, astaga ...."Begitu Ardika selesai berbicara, para pria dan wanita yang mengikuti Cahdani kemari langsung tertawa.Mereka semua menatap Ardika dengan sorot mata mengejek.Kalau sebelumnya saat Cahdani belum datang kemari, mereka masih bisa mengerti kalau Ardika mengucapkan beberapa patah kata yang menganggap remeh Cahdani dan membual di sana.Namun sekar
Cahdani selalu memperlakukan orang-orangnya sesuka hatinya.Tepat di hadapan para anak buahnya, dia melayangkan beberapa tamparan ke wajah Jepi. "Satu hal lagi, memukul orang jangan memukul wajahnya! Apa kamu nggak tahu hal ini? Kamu memukuli wajah wanita itu hingga babak belur, bagaimana aku bisa menikmatinya lagi?""Dasar bodoh! Aku benar-benar ingin menampar mati kamu!"Selesai berbicara, Cahdani kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Jepi.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Jepi sampai melangkah mundur lagi dan lagi. Dia merasa malu sekaligus marah.Akan tetapi, identitas Cahdani terpampang nyata di sana, membuatnya tidak berani melawan sama sekali.Dia mengeluarkan tisu, menyerahkannya pada Cahdani, lalu berkata dengan penuh hormat, "Tuan Muda Cahdani, aku salah, aku nggak melakukan tugasku dengan baik, memang pantas dihukum!""Tapi terjadi kejadian yang nggak terduga. Dua orang dari luar kota itu ingin memainkan peran sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik. Nggak ha
"Bocah, aku sedang bicara denganmu!"Jepi melontarkan satu kalimat itu dengan diliputi amarah yang membara.Karena dia mendapati setelah dia selesai berbicara, bocah di seberangnya itu tetap saja makan di sana dengan santai seakan-akan tidak terjadi apa-apa.Hal ini membuat Jepi merasa malu dan terhina, serta membuatnya merasakan Ardika benar-benar meremehkan dirinya.Kalau bukan karena meremehkan dirinya, bagaimana mungkin dalam situasi seperti ini bocah itu masih bisa duduk dengan santai dan makan?Jepi benar-benar kebingungan, dia tidak tahu dari mana asal kepercayaan diri dan keberanian bocah itu.Dia hanya kelihatan seperti penguasa di sebuah tempat kecil, apa dia benar-benar mengira dia sudah tak terkalahkan di tempat yang dipenuhi dengan tokoh-tokoh hebat seperti ibu kota provinsi ini?Tanpa mengangkat kepalanya, sambil menyendokkan ikan untuk dirinya sendiri, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Karena kamu begitu nggak tahu diri, maka aku hanya bisa menambah persyaratanku.""
"Bocah, aku sudah menyuruh kalian untuk pergi dari sini, tapi kalian malah berani tetap tinggal di sini! Apa hidangan di sini sebegitu enaknya! Aku akan membiarkan kalian makan sepuasnya!"Tepat pada saat tangan besar Jepi meraih bahu Ardika, Ardika tiba-tiba saja mengulurkan tangannya dan mengeluarkan sumpit dari tempat sumpit kuno itu."Syuuu!"Sumpit itu melesat dengan cepat, langsung menusuk telapak tangan Jepi yang seperti kipas tipis itu. Saat Jepi mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, dengan kecepatan dan kekuatan sama seperti sebelumnya, sumpit itu tertancap ke bahunya.Dalam sekejap, kemeja putih yang dikenakannya diwarnai dengan merah darah."Ahhh ...."Jepi mengeluarkan suara teriakan seperti binatang yang disembelih. Lengannya yang sudah dalam posisi bengkok itu tetap menempel dengan kokoh di bahunya oleh sumpit yang sudah berlumuran darah itu."Berisik sekali."Ardika mengucapkan dua kata itu dengan santai, lalu meninju Jepi hingga tubuh pria itu terpental, membentur la
"Melarikan diri, huh?""Ayo, coba lari kalau kamu bisa!"Selesai berbicara, pria kekar itu kembali melayangkan dua tamparan.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Vita mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Rambutnya berantakan, penampilannya benar-benar menyedihkan."Dulu dia adalah orang berbakat di Organisasi Snakei cabang Gotawa, siapa sangka ada suatu hari di mana dia mengalami kejatuhan signifikan seperti ini ...."Levin bergumam dengan nada bicara menyayangkan.Namun, karena sebelumnya Vita sempat berpikir untuk membunuh Ardika untuk membalaskan dendam ayahnya, jadi dia juga tidak berencana untuk melakukan intervensi.Para pengunjung beberapa meja lainnya juga hanya menyaksikan pemandangan itu layaknya penonton. Walaupun ada orang yang tidak tega melihat seorang wanita diperlakukan dengan begitu kejam, tetapi mempertimbangkan sikap arogan dan semena-mena pria kekar itu, mereka juga tidak berani bersuara.Saat ini, pria kekar yang memimpin sekelompok pria ini berjalan menghampiri V
Tentu saja Ardika tahu Asosiasi Dagang Polam.Saat di Kota Banyuli, dia sudah sempat berinteraksi beberapa kali dengan asosiasi tersebut.Sebelumnya Asosiasi Dagang Polam masih sempat berpikir untuk menguasai Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetapi digagalkan olehnya dan Luna.Selain itu, sebelumnya saat berada di Restoran Siam, Ardika juga mendengar Leane mengatakan bahwa sebelumnya Sutandi terlibat dalam konflik dengan Asosiasi Dagang Polam saat berbisnis, bahkan nyaris ditenggelamkan.Sangat jelas bahwa sosok Tuan Baik Hati yang sangat bersemangat dan berdedikasi dalam melakukan kegiatan amal ini, sesungguhnya tidak sebaik hati yang dideskripsikan oleh orang-orang luar.Kepala Asosiasi Dagang Polam, sangat jelas Titran juga sudah termasuk sebagai tokoh besar yang bisa mengguncang Provinsi Denpapan.Sekarang pemilik restoran sengaja menyebutkan Tuan Baik Hati ini, sangat jelas dia ingin meminjam reputasi pria tu untuk menggertak orang-orang yang menerobos masuk ke restorannya dengan nia