"Ardika si bajingan ini, beraninya dia begitu sombong? Ternyata dia bergantung pada Keluarga Septio dari Provinsi Aste!"Kendy berteriak dengan marah.Banyak orang di Keluarga Mahasura sangat marah hingga menggertakkan gigi.Mereka semua berkoar-koar untuk pergi ke Kota Banyuli dan membunuh Ardika.Abraham berkata dengan wajah muram, "Keluarga Septio selalu suka menghasilkan banyak uang dalam diam. Ini adalah gaya mereka untuk berinvestasi di perusahaan Luna dan menggunakan nama wanita ini untuk mendapatkan posisi di Kota Banyuli.""Kudengar keluarga kaya juga mengumpulkan dana dan bersiap memasuki pasar.""Sekarang Kota Banyuli benar-benar makmur dan semua orang ingin mendapatkan bagiannya!"Setelah menyebut hal ini, dia mendengus dingin, "Sekarang fokus utama Keluarga Mahasura masih membangun reputasi di Kota Banyuli.""Kita harus memanfaatkan keunggulan lapangan kandang untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin."Artinya adalah tidak perlu fokus pada Ardika untuk saat ini.Setela
"Bu, ada apa?"Luna bertanya dengan cemas.Dia bingung.Dia dan Ardika pergi untuk tinggal di luar tadi malam, tetapi ibunya tidak mengatakan apa-apa.Mengapa sekarang malah mengerutkan kening pada Ardika?"Ada apa? Kamu masih nggak dikasih tahu olehnya, 'kan?"Desi menunjuk ke arah Ardika dan berkata dengan marah, "Sudah tersebar luas di luar kalau Vila Bistani dan Grup Hatari dibeli oleh Keluarga Septio dari Provinsi Aste. Itu sama sekali bukan Ardika!""Keluarga Septio telah berinvestasi di perusahaanmu, Luna. Mereka tertarik dengan kemampuanmu dan awalnya bermaksud membiarkanmu mengelola Grup Hatari!""Ardika, kenapa kamu begitu nggak tahu malu? Kamu bilang Grup Hatari adalah hadiah untuk Luna!"Sebelum kemarin, dia tidak setuju Ardika dan putrinya tinggal di luar.Desi masih berpikir untuk membiarkan mereka bercerai setelah masa tenang perceraian tiba.Kemudian setelah melihat Ardika membeli Grup Hatari, sikapnya melembut.Mereka pun menutup mata terhadap kelakuan keduanya saat ke
Sambil bernyanyi.Tatapan angkuh Doni terus menatap Ardika.Ardika tahu pria itu menjadi sombong lagi dan mengabaikannya.Semakin seperti ini.Doni menjadi semakin antusias."Luna, Xavier adalah pasangan sempurnamu. Dia menghabiskan 40 miliar untuk membeli perusahaan itu dan memberikannya kepadamu. Meski harganya nggak sampai 10 triliun, tetap saja itu uangnya sendiri.""Seseorang menghabiskan 10 triliun untuk membelikan perusahaan untukmu, tapi akhirnya apa yang terjadi? Penipuan!""Kalian, cepatlah bercerai setelah masa tenang perceraian. Xavier masih menyukaimu."Doni berkata dengan tidak jelas."Paman, kamu mabuk."Luna berkata dengan datar."Paman nggak mabuk!"Doni berdiri sambil memegangi meja dan menunjuk ke arah Ardika, "Paman memberitahumu hal-hal ini demi kebaikanmu sendiri. Ardika nggak layak untukmu!"Luna berhenti bicara, tetapi Doni malah terus berbicara."Doni, berhentilah berpura-pura gila karena mabuk!"Ardika tidak sanggup mendengarkan lagi dan berkata dengan dingin,
Meskipun tidak berkomunikasi dengan Liander.Ardika langsung tahu pasti ada seseorang di balik pembalikan opini publik tadi malam."Pelakunya adalah Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi."Liander berkata dia telah meminta seseorang langsung memeriksanya."Para idiot ini benar-benar nggak akan berhenti sampai gagal total."Ardika menggelengkan kepalanya.Awalnya Ardika mengira Keluarga Mahasura akan terkejut setelah mengetahui dia membuat Rocky cacat.Tanpa diduga, Keluarga Mahasura sudah mulai menimbulkan masalah tadi malam."Mana Rocky, apakah kakinya sudah diamputasi?"Ardika bertanya dengan santai.Dia sudah cukup mengendalikan diri.Dia menggunakan kekuatan yang sama pada Rocky dan Handi.Karena anggota tubuh Handi sudah diamputasi, Rocky tidak akan bisa lolos."Belum, Keluarga Mahasura menggunakan koneksi mereka untuk mengundang Pak Farlin sang ahli ortopedi dan traumatologi terkemuka di negara itu untuk dijemput dengan pesawat yang disewa ke ibu kota provinsi sore ini."Ujar
"Berhenti!"Melihat sekelompok anggota tim pertempuran menarik Pak Farlin, mereka hendak membawanya pergi tanpa berpikir panjang.Semua orang di Keluarga Mahasura terkejut dan marah, kemudian berteriak."Kalian dari unit mana!?""Berani sekali menculik Pak Farlin di siang bolong, kalian nggak menghormati Keluarga Mahasura?"Perwira menoleh ke arah Abraham dan yang lainnya dengan tatapan dingin."Keluarga Mahasura? Keluarga apa itu?"Dia bertanya dengan santai."Kalau berani menghina Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi, cari mati, ya!?"Sekelompok anak muda dari Keluarga Mahasura sangat marah."Diam!"Abraham ingin menghentikannya, tetapi sudah terlambat.Wush! Wush! Wush!Saat berikutnya.Para pemuda Keluarga Mahasura yang baru saja berteriak-teriak terdiam.Ini hari yang panas, tetapi seluruh tubuh terasa dingin.Moncong lubang hitam sudah mengarah ke mereka."Cari mati? Siapa yang cari mati?"Perwira bertanya dengan tenang.Akan tetapi, semua orang ketakutan."Kami ... kami yang
Akhirnya Pak Farlin tenang.Akan tetapi, kemarahannya masih tetap ada.Dia memelototi Thomas, "Berhentilah tersenyum padaku, bagaimana kamu akan menjelaskan ini kepadaku!"Dia juga pernah berada di medan perang.Tadi saat dikelilingi oleh orang-orang.Kalau seorang tentara tidak membisikkan nama Thomas, dia tidak akan pernah dibawa pergi oleh mereka seperti ini.Keluarga Basuki dan Keluarga Dienga adalah teman.Dia telah melihat Thomas tumbuh dewasa."Pak, apa aku begitu sombong sampai mengutus seseorang untuk menculikmu di siang hari bolong? Apa lagi kalau bukan cuma menuruti perintah?"Thomas terkekeh."Menuruti perintah? Siapa yang bisa memerintahmu di ibu kota provinsi?"Pak Farlin berkata dan tiba-tiba melotot, "Si bocah bernama Draco itu?"Draco juga mengalami patah kaki dan dialah yang mengoperasinya."Hehe, kamu akan tahu setelah sampai di sana."Jalan tol Kota Banyuli.Saat iring-iringan mobil Thomas melaju, Ardika sudah menunggu di sana."Ardika yang Tak Terkalahkan, kok kamu
"Malapraktik? Ternyata dia Desi, mantan wakil kepala dokter di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional.""Saat itu masalahnya sangat serius. Gadis itu baru berusia 18 tahun dan tewas karena dokter gadungan ini. Tragis sekali. Keluarganya meletakkan karangan bunga di depan rumah sakit dan mendirikan ruang duka.""Kamu sudah bertahun-tahun nggak memberiku penjelasan. Hati nuranimu sudah nggak ada, 'kan?"Setelah mendengar apa yang dikatakan Pak Willie, para pasien dan keluarga mereka yang menonton mulai berbicara.Serangkaian tatapan menghina tertuju pada Desi.Wajah Desi langsung memucat.Tubuhnya agak menggigil dan dia tidak bisa berkata-kata.Kejadian ini adalah rasa sakit abadi di hatinya.Luna dan Handoko langsung membantunya."Pak Willie, kalau bicara pakailah hati nurani. Lima tahun yang lalu ibuku sudah dikeluarkan dari rumah sakit dan hak praktiknya sudah dicabut. Keluarga kami juga sudah membayar kompensasi dalam jumlah besar.""Ini nggak dihitung memberi penjelasan? Apa mau suruh d
Seluruh lantai dikejutkan oleh suara gemuruh.Seketika banyak orang keluar dari dalam kantor karena terkejut."Si ... siapa yang berani berbicara seperti itu terhadapku, keluarlah!"Pak Willie sangat marah dan berteriak.Sebagai pimpinan rumah sakit, dia memiliki kewenangan resmi yang kuat.Selalu fokus pada wewenangnya.Dia tentu saja marah setelah dihina seperti ini."Aku yang bilang!"Seorang pria tua dengan rambut abu-abu di pelipisnya, tetapi sangat tegar dan hangat keluar dari kerumunan.Wajahnya memerah dan dia menatap Pak Willie dengan tatapan membara.Kemarahan masih belum mereda.Pak Farlin-lah yang datang ke rumah sakit bersama Ardika."Tua bangka, kamu pikir kamu ini siapa? Beraninya kamu memakiku!?"Pak Willie sangat marah hingga pembuluh darahnya menonjol.Dokter Hendrik terkejut setelah melihat pria tua itu dan tiba-tiba berteriak, "Pa ... Pak Farlin!"Satu kalimat langsung membuat seluruh lantai heboh."Wah, ini benar-benar Pak Farlin sang ahli ortopedi terkemuka di neg