Meskipun tidak berkomunikasi dengan Liander.Ardika langsung tahu pasti ada seseorang di balik pembalikan opini publik tadi malam."Pelakunya adalah Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi."Liander berkata dia telah meminta seseorang langsung memeriksanya."Para idiot ini benar-benar nggak akan berhenti sampai gagal total."Ardika menggelengkan kepalanya.Awalnya Ardika mengira Keluarga Mahasura akan terkejut setelah mengetahui dia membuat Rocky cacat.Tanpa diduga, Keluarga Mahasura sudah mulai menimbulkan masalah tadi malam."Mana Rocky, apakah kakinya sudah diamputasi?"Ardika bertanya dengan santai.Dia sudah cukup mengendalikan diri.Dia menggunakan kekuatan yang sama pada Rocky dan Handi.Karena anggota tubuh Handi sudah diamputasi, Rocky tidak akan bisa lolos."Belum, Keluarga Mahasura menggunakan koneksi mereka untuk mengundang Pak Farlin sang ahli ortopedi dan traumatologi terkemuka di negara itu untuk dijemput dengan pesawat yang disewa ke ibu kota provinsi sore ini."Ujar
"Berhenti!"Melihat sekelompok anggota tim pertempuran menarik Pak Farlin, mereka hendak membawanya pergi tanpa berpikir panjang.Semua orang di Keluarga Mahasura terkejut dan marah, kemudian berteriak."Kalian dari unit mana!?""Berani sekali menculik Pak Farlin di siang bolong, kalian nggak menghormati Keluarga Mahasura?"Perwira menoleh ke arah Abraham dan yang lainnya dengan tatapan dingin."Keluarga Mahasura? Keluarga apa itu?"Dia bertanya dengan santai."Kalau berani menghina Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi, cari mati, ya!?"Sekelompok anak muda dari Keluarga Mahasura sangat marah."Diam!"Abraham ingin menghentikannya, tetapi sudah terlambat.Wush! Wush! Wush!Saat berikutnya.Para pemuda Keluarga Mahasura yang baru saja berteriak-teriak terdiam.Ini hari yang panas, tetapi seluruh tubuh terasa dingin.Moncong lubang hitam sudah mengarah ke mereka."Cari mati? Siapa yang cari mati?"Perwira bertanya dengan tenang.Akan tetapi, semua orang ketakutan."Kami ... kami yang
Akhirnya Pak Farlin tenang.Akan tetapi, kemarahannya masih tetap ada.Dia memelototi Thomas, "Berhentilah tersenyum padaku, bagaimana kamu akan menjelaskan ini kepadaku!"Dia juga pernah berada di medan perang.Tadi saat dikelilingi oleh orang-orang.Kalau seorang tentara tidak membisikkan nama Thomas, dia tidak akan pernah dibawa pergi oleh mereka seperti ini.Keluarga Basuki dan Keluarga Dienga adalah teman.Dia telah melihat Thomas tumbuh dewasa."Pak, apa aku begitu sombong sampai mengutus seseorang untuk menculikmu di siang hari bolong? Apa lagi kalau bukan cuma menuruti perintah?"Thomas terkekeh."Menuruti perintah? Siapa yang bisa memerintahmu di ibu kota provinsi?"Pak Farlin berkata dan tiba-tiba melotot, "Si bocah bernama Draco itu?"Draco juga mengalami patah kaki dan dialah yang mengoperasinya."Hehe, kamu akan tahu setelah sampai di sana."Jalan tol Kota Banyuli.Saat iring-iringan mobil Thomas melaju, Ardika sudah menunggu di sana."Ardika yang Tak Terkalahkan, kok kamu
"Malapraktik? Ternyata dia Desi, mantan wakil kepala dokter di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional.""Saat itu masalahnya sangat serius. Gadis itu baru berusia 18 tahun dan tewas karena dokter gadungan ini. Tragis sekali. Keluarganya meletakkan karangan bunga di depan rumah sakit dan mendirikan ruang duka.""Kamu sudah bertahun-tahun nggak memberiku penjelasan. Hati nuranimu sudah nggak ada, 'kan?"Setelah mendengar apa yang dikatakan Pak Willie, para pasien dan keluarga mereka yang menonton mulai berbicara.Serangkaian tatapan menghina tertuju pada Desi.Wajah Desi langsung memucat.Tubuhnya agak menggigil dan dia tidak bisa berkata-kata.Kejadian ini adalah rasa sakit abadi di hatinya.Luna dan Handoko langsung membantunya."Pak Willie, kalau bicara pakailah hati nurani. Lima tahun yang lalu ibuku sudah dikeluarkan dari rumah sakit dan hak praktiknya sudah dicabut. Keluarga kami juga sudah membayar kompensasi dalam jumlah besar.""Ini nggak dihitung memberi penjelasan? Apa mau suruh d
Seluruh lantai dikejutkan oleh suara gemuruh.Seketika banyak orang keluar dari dalam kantor karena terkejut."Si ... siapa yang berani berbicara seperti itu terhadapku, keluarlah!"Pak Willie sangat marah dan berteriak.Sebagai pimpinan rumah sakit, dia memiliki kewenangan resmi yang kuat.Selalu fokus pada wewenangnya.Dia tentu saja marah setelah dihina seperti ini."Aku yang bilang!"Seorang pria tua dengan rambut abu-abu di pelipisnya, tetapi sangat tegar dan hangat keluar dari kerumunan.Wajahnya memerah dan dia menatap Pak Willie dengan tatapan membara.Kemarahan masih belum mereda.Pak Farlin-lah yang datang ke rumah sakit bersama Ardika."Tua bangka, kamu pikir kamu ini siapa? Beraninya kamu memakiku!?"Pak Willie sangat marah hingga pembuluh darahnya menonjol.Dokter Hendrik terkejut setelah melihat pria tua itu dan tiba-tiba berteriak, "Pa ... Pak Farlin!"Satu kalimat langsung membuat seluruh lantai heboh."Wah, ini benar-benar Pak Farlin sang ahli ortopedi terkemuka di neg
Dengan kata-kata Pak Farlin, seluruh tempat menjadi gempar.Mereka semua menatap Jacky dan keluarganya dengan tidak percaya.Pak Farlin datang jauh-jauh ke Kota Banyuli hanya untuk merawat kaki Jacky.Sekarang ....Keluarga mereka juga menghadapi situasi memalukan karena diusir.Pak Willie, yang sedang duduk di tanah, terkejut saat mendengar ini.Dia mengangkat kepalanya dan menatap keluarga Jacky dengan tidak percaya.Penyesalan yang tak ada habisnya tiba-tiba muncul di hatinya.Ternyata mereka bisa meminta Pak Farlin datang dari jarak ribuan kilometer. Apa latar belakang keluarga Jacky ini?"Terima kasih Pak Farlin, terima kasih!"Keluarga Luna sangat gembira.Dia langsung berterima kasih pada Pak Farlin.Akan tetapi, mereka juga ragu akan hal ini.Melihat Jacky kesakitan, Pak Roberto langsung berkata, "Hendrik, cepat berikan pereda nyeri pada Tuan Jacky, lalu lakukan pemeriksaan."Kemudian dia juga mengamati Keluarga Basagita dalam-dalam.Ardika dari kerumunan datang dan mendorong J
"Mana ada nggak tertolong? Aku pernah menghadapi situasi yang lebih buruk dari ini."Pak Farlin tertawa dan berkata, "Tapi jangan khawatir, Nona Luna. Meskipun nggak bisa pulih sepenuhnya, masih bukan masalah untuk berdiri dan berjalan."Setelah mendengar hal tersebut, pihak keluarga sangat gembira.Jacky juga menggenggam sandaran tangan kursi rodanya dengan penuh semangat."Yah, situasi Tuan Jacky cukup istimewa. Selanjutnya, aku akan mengundang beberapa rekanku untuk datang. Kami akan berdiskusi dan membuat rencana sebelum perawatan formal.""Untuk periode waktu berikutnya, pada dasarnya aku akan tinggal di Kota Banyuli selain terbang untuk operasi dan pertukaran akademis. Aku sendiri yang akan melakukan operasi Tuan Jacky."Pak Roberto menatap keluarga Luna dengan heran lagi.Gurunya sangat sibuk hingga harus tinggal lama di Kota Banyuli untuk menyembuhkan Jacky.Juga melakukan operasinya sendiri.Sebenarnya kalau bisa membuat rencana pengobatan, dia bisa menyerahkannya kepada orang
"Ada apa?"Keluarga Luna merasakan firasat buruk di dalam hati mereka.Ternyata Yanto menipu mereka untuk datang dengan kedok mengunjungi Tuan Besar.Dari raut wajahnya saja bisa dilihat kalau itu bukan hal yang baik."Jacky, Desi, kalian berdua nggak berguna. Sepertinya kalian masih belum tahu masalah apa yang telah ditimbulkan putri dan menantu kalian!"Pada saat ini suara penuh kebencian terdengar.Wulan dan Wisnu keluar dari kamar.Keduanya menatap keluarga Luna dengan getir."Wulan, kami ini paman dan bibi keduamu!"Jacky berkata dengan marah."Aku nggak punya paman dan bibi seperti kalian!"Wisnu berkata, "Kemarin malam aku menjamu para ahli dari komite evaluasi demi membantu Keluarga Basagita mendapatkan dana dukungan.""Ternyata putri dan menantumu melaporkannya karena iri, membuatku ditangkap oleh Sigit si bajingan itu dan menyuruh orang-orang di pusat penahanan menghajarku!""Sudah berapa banyak koneksi dan uang yang harus kukerahkan baru aku bisa dibebaskan!?"Jacky dan Desi
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk