Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 656 Suruh Luna Laporkan Kasus Ini

Share

Bab 656 Suruh Luna Laporkan Kasus Ini

Author: Sarjana
"Ada apa?"

Keluarga Luna merasakan firasat buruk di dalam hati mereka.

Ternyata Yanto menipu mereka untuk datang dengan kedok mengunjungi Tuan Besar.

Dari raut wajahnya saja bisa dilihat kalau itu bukan hal yang baik.

"Jacky, Desi, kalian berdua nggak berguna. Sepertinya kalian masih belum tahu masalah apa yang telah ditimbulkan putri dan menantu kalian!"

Pada saat ini suara penuh kebencian terdengar.

Wulan dan Wisnu keluar dari kamar.

Keduanya menatap keluarga Luna dengan getir.

"Wulan, kami ini paman dan bibi keduamu!"

Jacky berkata dengan marah.

"Aku nggak punya paman dan bibi seperti kalian!"

Wisnu berkata, "Kemarin malam aku menjamu para ahli dari komite evaluasi demi membantu Keluarga Basagita mendapatkan dana dukungan."

"Ternyata putri dan menantumu melaporkannya karena iri, membuatku ditangkap oleh Sigit si bajingan itu dan menyuruh orang-orang di pusat penahanan menghajarku!"

"Sudah berapa banyak koneksi dan uang yang harus kukerahkan baru aku bisa dibebaskan!?"

Jacky dan Desi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Noufan Galang
ceritanya tai
goodnovel comment avatar
Heri Susanto
mana lanjutnya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 657 Itu Bukan Urusanku

    "Jadi, seseorang harus berkorban demi Keluarga Basagita!"Keluarga Luna menengadahkan kepala dan menatap Yanto dengan tidak percaya.Mereka tidak menyangka.Ternyata Yanto bisa mengucapkan kata-kata yang tidak tahu malu seperti itu.Berbicara dengan begitu penuh kebenaran dan agung."Dasar bajingan. Reputasi putrimu penting, terus reputasi putriku nggak penting!?"Desi benar-benar naik pitam dan mengentakkan kakinya sambil berteriak dengan marah."Heh, apa dia masih punya reputasi setelah menikah dengan Ardika yang nggak berguna itu?""Walaupun dia menceraikan Ardika, nggak ada pemuda kaya yang akan menyukainya. Wulan berbeda. Dia dan David cuma berpacaran. Walaupun ada hal buruk tentang Keluarga Buana, Wulan itu cuma tertipu.""Pengorbanan seperti itu harus dilakukan demi Keluarga Basagita."Anggota Keluarga Basagita lainnya berbicara satu per satu.Kata-kata ini bagaikan pisau yang tajam.Itu membuat hati Luna sakit.Dia sudah sering melihat beberapa kerabatnya yang tidak tahu malu.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 658 Dikeluarkan dari Keluarga dan Marga Dicabut

    Seolah terkena mantra penahan tubuh.Tamparan ahli itu juga terhenti."Ardika!"Luna langsung berteriak terkejut.Wajahnya yang pucat karena ketakutan tiba-tiba pulih kembali.Luna merasa sangat lega setelah melihat Ardika."Kemarilah."Ardika berjalan mendekat tanpa memedulikan beberapa pengawal ahli yang mengelilinginya dan mengulurkan tangannya untuk menarik Luna ke belakangnya.Dia menatap anggota Keluarga Basagita dengan dingin dan akhirnya tatapannya beralih ke arah Yanto."Yanto, kalian sekeluarga menindas istriku lagi, pantas saja kamu nggak berani menyuruhku datang!"Wajah Yanto menunjukkan kemarahan."Ardika, apa kamu masih mengira Keluarga Basagita sama seperti dulu? Sekarang Keluarga Basagita adalah keluarga teratas dan aku adalah kepala keluarga ini. Beraninya kamu bersikap lancang di hadapanku!?"Dia berteriak dengan dingin."Oh, keluarga teratas? Aku baru saja menghancurkan tiga keluarga besar!"Raut wajah Ardika tiba-tiba menjadi muram, "Aku akan melupakan masalah hari

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 659 Tidak Pernah Mengkhianati Anak-anak

    Tubuh Luna bergetar.Wajahnya tiba-tiba menjadi sepucat kertas."Kak, dia itu keponakanmu!"Jacky berbalik dengan kursi rodanya dan menatap kakak tertuanya dengan tidak percaya.Dikeluarkan dari keluarga dan marga dicabut.Di Negara Nusantara yang menjunjung kekeluargaan yang kuat, ini jelas merupakan hukuman yang paling berat.Bahkan Ardika saja, hanya diusir dari keluarga, tapi marganya tidak dicabut."Karena nggak mau berkorban demi Keluarga Basagita ....""Aku nggak punya keponakan seperti dia!"Yanto mendengus, "Jacky, tolong pikirkan baik-baik. Kalau Luna nggak pergi melapor, kamu, Luna dan Handoko ​​​ nggak lagi memenuhi syarat untuk menggunakan marga Keluarga Basagita!""Kak, apakah kamu benar-benar nggak menghargai kami sebagai keluarga? Kejam sekali!"Jacky menangis dan berteriak dengan sedih ke dalam ruangan, "Ayah, tolong keluar dan cari keadilan. Aku juga putramu!"Akan tetapi, tidak ada tanggapan dari dalam ruangan."Percuma saja. Jangankan nggak dengar. Walaupun dengar,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 660 Bar Milia

    Justru karena takut Liander akan mengusirnya kalau sampai ketahuan.Itulah sebabnya Luna melemparkan semua kesalahan kepada Wulan.Melakukan kejahatan tanpa terlibat di dalamnya.Sekarang semua orang tahu Luna adalah korban kasus pelecehan.Akan tetapi, tidak ada yang bersimpati padanya.Karena semua ini salahnya sendiri."Ah, mereka kejam sekali!"Jacky sangat marah hingga muntah darah lagi dan jatuh dari kursi roda.Rasa sakit akibat patah kakinya membuatnya berguling-guling di lantai.Akan tetapi, rasa sakit fisik tidak terlalu menyiksa dibandingkan rasa sakit batin.Desi sangat marah hingga pingsan dan semua orang langsung membawanya ke kamar untuk tidur sebentar.Sampai bercucuran keringat.Saat ini Luna menerima telepon lagi dari Nikita."Nona Luna, sudah lihat pernyataan yang dikeluarkan oleh Keluarga Basagita? Sekarang sejumlah besar eksekutif senior dan karyawan Grup Hatari mengajukan pengunduran diri!"Pernyataan Keluarga Basagita menimbulkan keributan di kota.Grup Hatari ju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 661 Menamparnya

    Ketiga preman itu dikepung oleh semua orang.Mata para preman menatap mereka lekat-lekat."Hahaha, orang itu punya kulit yang selembut kapas, dia terlihat sama seperti wanita cantik yang kalian lihat di TikTok!""Suaranya juga sangat enak didengar!""Benar-benar sangat liar ...."Ketiga preman itu meminum bir kraft dan mulai membual."Sialan, kenapa aku nggak seberuntung kalian? Presdir dari Grup Hatari!""Benar, mati pun juga nggak masalah setelah memainkannya ...."Preman yang lain merasa sangat iri."Kalau begitu matilah kalian!"Sebuah suara yang dalam tiba-tiba terdengar.Liander memimpin Ardika dan berjalan ke dalam kerumunan.Liander langsung marah saat mendengar para preman ini sedang membicarakan Luna."Sialan, siapa kamu? Mau cari mati!"Preman itu tiba-tiba berdiri, lalu mengambil sebotol arak dan mengayunkannya ke tepi meja.Prang!Botol arak pecah.Preman itu menggerakkan botol arak pecah di tangannya dan berjalan ke arah Liander, "Anak muda, coba kamu bicara lagi ...."Se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 662 Hanya Satu Kalimat Buat Dia Mengundurkan Diri

    "Tuan Muda Liander, kamu!"Tuan Jinto memegang wajahnya, menatap kegelapan sambil merasa takut dan kesal.Dia selalu merasa suara ini sangat familier."Tampar lagi."Kembali terdengar suara dari kegelapan.Set!Tuan Jinto seperti tersambar petir.Menegang di tempat.Dia bahkan tidak merasa sakit saat tamparan Liander mendarat di wajahnya.Tuan Jinto segera melihat ke arah datangnya suara dan berjalan mendekat.Akhirnya dia bisa melihat pemuda yang duduk di sofa dengan jelas melalui cahaya redup.Bruk!Tuan Jinto segera berlutut dan berjalan dengan kedua lututnya.Tuan Jinto berjalan sambil berlutut ke arah Ardika dan berkata dengan sedih, "Tuan Ardika, aku adalah Jinto, kenapa kamu sudah melupakanku padahal baru beberapa hari berlalu!"Wow!Seluruh bar kembali menjadi heboh.Tuan Jinto yang merupakan bos jalanan tidak disangka berlutut di depan seorang pemuda.Memanggil dirinya Jinto dan memanggil pihak lain tuan!Betapa sedihnya Tuan Jinto.Dia pergi ke Vila Lacosta bersama dengan Rom

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 663 Wulan, Kamu Sangat Arogan

    "Baik!"Ketiga preman itu segera menghubungi Wulan.Ardika berkata dengan datar, "Bubarlah, lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan."Bar kembali berjalan seperti biasa.Hanya saja, banyak tatapan penasaran yang tertuju pada bagian sudut gelap yang sama sekali tidak terlihat dengan jelas.Wulan segera datang.Dia sama sekali tidak menyadari keanehan dari bar ini.Dia segera menyerahkan selembar cek setelah sampai di hadapan ketiga preman."Kasih ponsel kalian padaku.""Sayang, nggak usah buru-buru."Ketiga preman tidak menerima cek itu."Ambil uang ini dan pergi, apa lagi yang mau kalian lakukan!"Wulan memelototi mereka.Seorang preman berkata sambil tersenyum, "Kami sangat merindunkanmu setelah hari itu berlalu.""Benar, kami sangat ingin melepas rindu denganmu!"Kedua preman yang lain berdiri dan ingin menariknya."Menjauh dariku!"Wulan menepis tangan pihak lain dan memelototi mereka, "Dasar kalian ketiga bajingan, aku nggak akan pernah melupakan bau badan dan mulut kalian yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 664 Bukti Bahwa Opini Publik Berbalik Arah

    Wulan segera mengerti apa yang telah terjadi saat melihat Ardika.Dia menoleh untuk menatap ketiga preman itu, "Dasar kalian nggak berguna, dialah yang memukul kalian sampai pingsan malam itu, nggak disangka kalian menurutinya!""Wulan, kalau bukan aku yang buat mereka pingsan, bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tubuhmu?""Mereka bertiga malah harus berterima kasih padaku, 'kan?"Ardika berkata sambil mencibir.Ketiga preman itu memaksakan sebuah senyuman yang lebih jelek daripada saat sedang menangis."Si Gigi Emas, berikan ponselnya padaku!"Wulan menunjuk Tuan Jinto dan membentak, "Aku akan segera utus orang untuk memusnahkanmu kalau kamu nggak mau menuruti ucapanku, kamu nggak bisa melawan Keluarga Basagita yang sekarang!"Tuan Jinto segera memberikan ponselnya pada Ardika.Hal ini membuat Wulan marah besar."Kamu merekam dengan bagus."Ardika kembali melempar ponselnya pada Tuan Jinto, "Gunakan sisa tenagamu untuk menyebarkan video ini pada anak buahmu, suruh mereka sebarkan

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status