Ketiga preman itu dikepung oleh semua orang.Mata para preman menatap mereka lekat-lekat."Hahaha, orang itu punya kulit yang selembut kapas, dia terlihat sama seperti wanita cantik yang kalian lihat di TikTok!""Suaranya juga sangat enak didengar!""Benar-benar sangat liar ...."Ketiga preman itu meminum bir kraft dan mulai membual."Sialan, kenapa aku nggak seberuntung kalian? Presdir dari Grup Hatari!""Benar, mati pun juga nggak masalah setelah memainkannya ...."Preman yang lain merasa sangat iri."Kalau begitu matilah kalian!"Sebuah suara yang dalam tiba-tiba terdengar.Liander memimpin Ardika dan berjalan ke dalam kerumunan.Liander langsung marah saat mendengar para preman ini sedang membicarakan Luna."Sialan, siapa kamu? Mau cari mati!"Preman itu tiba-tiba berdiri, lalu mengambil sebotol arak dan mengayunkannya ke tepi meja.Prang!Botol arak pecah.Preman itu menggerakkan botol arak pecah di tangannya dan berjalan ke arah Liander, "Anak muda, coba kamu bicara lagi ...."Se
"Tuan Muda Liander, kamu!"Tuan Jinto memegang wajahnya, menatap kegelapan sambil merasa takut dan kesal.Dia selalu merasa suara ini sangat familier."Tampar lagi."Kembali terdengar suara dari kegelapan.Set!Tuan Jinto seperti tersambar petir.Menegang di tempat.Dia bahkan tidak merasa sakit saat tamparan Liander mendarat di wajahnya.Tuan Jinto segera melihat ke arah datangnya suara dan berjalan mendekat.Akhirnya dia bisa melihat pemuda yang duduk di sofa dengan jelas melalui cahaya redup.Bruk!Tuan Jinto segera berlutut dan berjalan dengan kedua lututnya.Tuan Jinto berjalan sambil berlutut ke arah Ardika dan berkata dengan sedih, "Tuan Ardika, aku adalah Jinto, kenapa kamu sudah melupakanku padahal baru beberapa hari berlalu!"Wow!Seluruh bar kembali menjadi heboh.Tuan Jinto yang merupakan bos jalanan tidak disangka berlutut di depan seorang pemuda.Memanggil dirinya Jinto dan memanggil pihak lain tuan!Betapa sedihnya Tuan Jinto.Dia pergi ke Vila Lacosta bersama dengan Rom
"Baik!"Ketiga preman itu segera menghubungi Wulan.Ardika berkata dengan datar, "Bubarlah, lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan."Bar kembali berjalan seperti biasa.Hanya saja, banyak tatapan penasaran yang tertuju pada bagian sudut gelap yang sama sekali tidak terlihat dengan jelas.Wulan segera datang.Dia sama sekali tidak menyadari keanehan dari bar ini.Dia segera menyerahkan selembar cek setelah sampai di hadapan ketiga preman."Kasih ponsel kalian padaku.""Sayang, nggak usah buru-buru."Ketiga preman tidak menerima cek itu."Ambil uang ini dan pergi, apa lagi yang mau kalian lakukan!"Wulan memelototi mereka.Seorang preman berkata sambil tersenyum, "Kami sangat merindunkanmu setelah hari itu berlalu.""Benar, kami sangat ingin melepas rindu denganmu!"Kedua preman yang lain berdiri dan ingin menariknya."Menjauh dariku!"Wulan menepis tangan pihak lain dan memelototi mereka, "Dasar kalian ketiga bajingan, aku nggak akan pernah melupakan bau badan dan mulut kalian yang
Wulan segera mengerti apa yang telah terjadi saat melihat Ardika.Dia menoleh untuk menatap ketiga preman itu, "Dasar kalian nggak berguna, dialah yang memukul kalian sampai pingsan malam itu, nggak disangka kalian menurutinya!""Wulan, kalau bukan aku yang buat mereka pingsan, bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tubuhmu?""Mereka bertiga malah harus berterima kasih padaku, 'kan?"Ardika berkata sambil mencibir.Ketiga preman itu memaksakan sebuah senyuman yang lebih jelek daripada saat sedang menangis."Si Gigi Emas, berikan ponselnya padaku!"Wulan menunjuk Tuan Jinto dan membentak, "Aku akan segera utus orang untuk memusnahkanmu kalau kamu nggak mau menuruti ucapanku, kamu nggak bisa melawan Keluarga Basagita yang sekarang!"Tuan Jinto segera memberikan ponselnya pada Ardika.Hal ini membuat Wulan marah besar."Kamu merekam dengan bagus."Ardika kembali melempar ponselnya pada Tuan Jinto, "Gunakan sisa tenagamu untuk menyebarkan video ini pada anak buahmu, suruh mereka sebarkan
"Buat apa terima kasih, kamu adalah istriku."Ardika memeluk Luna dengan erat.Kemudian menerima panggilan dari Jesika."Pak Presdir, sudah dimulai.""Hm, pelan-pelan saja, nggak usah buru-buru, ledakkan mereka satu persatu dan siksa mereka dengan perlahan."Ardika berkata dengan tatapan dingin.Sama seperti yang dia katakan.Bencana Keluarga Basagita baru dimulai.Kediaman Keluarga Basagita penuh dengan suasana gelap.Polisi dari kota baru saja datang.Mereka membawa Wulan pergi di bawah tatapan semua orang.Polisi kembali membuka kasus ini karena ketiga preman itu menyerahkan diri mereka.Selain itu, kasus ini juga aneh.Dalangnya adalah Wulan dan korbannya juga Wulan.Mereka tidak tahu bagaimana harus menginterogasinya.Hanya saja semua ini tidak penting.Hal yang terpenting adalah reputasi Wulan hancur.Mimpi untuk berada di keluarga kaya sudah hancur untuk selamanya.Kecuali ada orang keluarga kaya mana yang matanya buta dan telinganya tuli.Anggota Keluarga Basagita sudah mengeta
Dikatakan bahwa perusahaan yang baru saja diakuisisi sedang bermasalah dan terlilit utang triliunan.Keluarga Basagita sudah tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan orang untuk mencari masalah dengan perusahaan Luna.Mereka segera pergi ke perusahaan Pinjaman Banyuli.Platform P2P menjadi populer dan menjadi tempat investasi yang menarik.Ketiga keluarga melihat keuntungan dari hal ini dan juga membuat platform pinjaman kecil yang bernama "Pinjaman Banyuli".Menyerap triliunan investasi dan melepaskan semuanya, lalu menunggu untuk mendapatkan bunga.Jangankan bunga.Bahkan uang pinjaman yang dipinjamkan pun sulit untuk diambil kembali.Berita ini segera tersebar keluar.Hal ini menyebabkan kekacauan di pihak investor.Pinjaman Banyuli sudah berada di ambang kehancuran sebelum tiga keluarga besar hancur.Hanya saja, tiga keluarga besar pada akhirnya bisa menenangkan para investor dengan mengandalkan reputasi mereka di Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Seiringan dengan hancurnya tiga k
"Keluarga Basagita adalah keluarga teratas, bahkan Ridwan saja harus mematuhi kami, apakah kamu mau kehilangan pekerjaanmu, Sigit!"Seluruh anggota Keluarga Basagita menghalang Sigit.Bertanya dengan arogan kenapa dia tidak menangkap mereka!Sigit mencibir di dalam hatinya.Tidak disangka Keluarga Basagita yang merupakan sekelompok orang bodoh benar-benar menganggap diri mereka sebagai tiga keluarga besar yang sebelumnya."Keluarga kalian yang berutang tapi kami harus bantu kalian tangkap orang? Siapa yang akan tanggung jawab kalau timbul kemarahan publik, sampai terjadi kasus melompat dari gedung dan minum obat tidur?"Raut wajah anggota Keluarga Basagita menjadi masam saat mendengar ucapan Sigit.Mereka takut muncul situasi seperti ini."Jadi, prioritas utamanya adalah kembalikan uang investor agar mereka nggak terus buat masalah lagi. Uang tunai lebih meyakinkan daripada hal lain."Sigit menarik orang-orang di depannya untuk membuka jalan dan langsung pergi.Hal ini membuat anggota
"Sialan!"Yanto benar-benar merasa panik.Merasa dirinya telah jatuh ke dalam jurang yang dalam!Dia tidak pernah memikirkan hal ini saat memohon dana dukungan.Lalu terus membelanjakan uang tersebut.Pada akhirnya apa yang mereka beli adalah sebuah kekacauan yang tidak ada habisnya!"Yanto, uang Dewa Perang nggak bisa diambil dengan cuma-cuma, kamu harus bekerja kalau sudah ambil uang itu, kalian teruslah berkontribusi pada warga Kota Banyuli."Ridwan memutuskan panggilan."Kakak, Bank Pembangunan bilang mereka nggak akan pinjamin uang kalau Bank Banyuli juga nggak pinjamin uang.""Bank Konstruksi juga bilang seperti itu.""Bank Sejahtera juga ...."Mereka menerima balasan dari bank lain pada saat ini.Tidak ada satu pun bank yang ingin meminjamkan uang pada mereka!Sebaliknya mereka malah mendesak Keluarga Basagita kapan akan membayar utang mereka?Raut wajah Yanto sangat masam.Pemimpin provinsi tidak peduli.Bank tidak ingin meminjamkan uang.Hanya saja mereka tidak berani mengabai