Dikatakan bahwa perusahaan yang baru saja diakuisisi sedang bermasalah dan terlilit utang triliunan.Keluarga Basagita sudah tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan orang untuk mencari masalah dengan perusahaan Luna.Mereka segera pergi ke perusahaan Pinjaman Banyuli.Platform P2P menjadi populer dan menjadi tempat investasi yang menarik.Ketiga keluarga melihat keuntungan dari hal ini dan juga membuat platform pinjaman kecil yang bernama "Pinjaman Banyuli".Menyerap triliunan investasi dan melepaskan semuanya, lalu menunggu untuk mendapatkan bunga.Jangankan bunga.Bahkan uang pinjaman yang dipinjamkan pun sulit untuk diambil kembali.Berita ini segera tersebar keluar.Hal ini menyebabkan kekacauan di pihak investor.Pinjaman Banyuli sudah berada di ambang kehancuran sebelum tiga keluarga besar hancur.Hanya saja, tiga keluarga besar pada akhirnya bisa menenangkan para investor dengan mengandalkan reputasi mereka di Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Seiringan dengan hancurnya tiga k
"Keluarga Basagita adalah keluarga teratas, bahkan Ridwan saja harus mematuhi kami, apakah kamu mau kehilangan pekerjaanmu, Sigit!"Seluruh anggota Keluarga Basagita menghalang Sigit.Bertanya dengan arogan kenapa dia tidak menangkap mereka!Sigit mencibir di dalam hatinya.Tidak disangka Keluarga Basagita yang merupakan sekelompok orang bodoh benar-benar menganggap diri mereka sebagai tiga keluarga besar yang sebelumnya."Keluarga kalian yang berutang tapi kami harus bantu kalian tangkap orang? Siapa yang akan tanggung jawab kalau timbul kemarahan publik, sampai terjadi kasus melompat dari gedung dan minum obat tidur?"Raut wajah anggota Keluarga Basagita menjadi masam saat mendengar ucapan Sigit.Mereka takut muncul situasi seperti ini."Jadi, prioritas utamanya adalah kembalikan uang investor agar mereka nggak terus buat masalah lagi. Uang tunai lebih meyakinkan daripada hal lain."Sigit menarik orang-orang di depannya untuk membuka jalan dan langsung pergi.Hal ini membuat anggota
"Sialan!"Yanto benar-benar merasa panik.Merasa dirinya telah jatuh ke dalam jurang yang dalam!Dia tidak pernah memikirkan hal ini saat memohon dana dukungan.Lalu terus membelanjakan uang tersebut.Pada akhirnya apa yang mereka beli adalah sebuah kekacauan yang tidak ada habisnya!"Yanto, uang Dewa Perang nggak bisa diambil dengan cuma-cuma, kamu harus bekerja kalau sudah ambil uang itu, kalian teruslah berkontribusi pada warga Kota Banyuli."Ridwan memutuskan panggilan."Kakak, Bank Pembangunan bilang mereka nggak akan pinjamin uang kalau Bank Banyuli juga nggak pinjamin uang.""Bank Konstruksi juga bilang seperti itu.""Bank Sejahtera juga ...."Mereka menerima balasan dari bank lain pada saat ini.Tidak ada satu pun bank yang ingin meminjamkan uang pada mereka!Sebaliknya mereka malah mendesak Keluarga Basagita kapan akan membayar utang mereka?Raut wajah Yanto sangat masam.Pemimpin provinsi tidak peduli.Bank tidak ingin meminjamkan uang.Hanya saja mereka tidak berani mengabai
Kediaman Keluarga Basagita.Dua patung penjaga rumah yang berada di luar pintu dijatuhkan sampai hancur.Gerbang kuning berpernis merah yang baru dipasang diinjak-injak oleh orang banyak.Rumah mereka sedang dihancurkan!Ini adalah rumah Keluarga Basagita yang merupakan keluarga teratas, tapi tidak disangka rumah mereka dihancurkan!"Siapa yang suruh kalian buat masalah di sini, cepat pergi!"Anggota Keluarga BasagitaSikap seperti ini membuat para penagih utang merasa kesal."Kami adalah pekerja dari Pabrik Kertas Banyuli, pabrik telah menunda gaji kami dari tahun lalu sampai sekarang.""Kami terus mempertahankan hak-hak kami, tapi dihalangi oleh kekuatan jahat tiga keluarga besar.""Ada orang yang kasih tahu kami kalau Keluarga Basagita akan menyelesaikan gaji kami setelah pabrik diambil alih oleh kalian, kami kira akhirnya kami punya jalan keluar.""Hanya saja, kalian sama sekali tidak mengutus orang ke pabrik untuk menyelesaikan masalah ini, jadi kami hanya bisa datang ke sini!""S
Seluruh anggota Keluarga Basagita membatu.Jadi maksudnya adalah ketiga insiden ini hanyalah sebuah pembuka?"Kalian benar-benar adalah orang yang baik, jelas-jelas tahu tiga keluarga besar punya begitu banyak bisnis buruk, tapi kalian malah mengakuisisinya untuk membantu mereka."Orang ini menghela napas lalu pergi.Dia sama sekali tidak tahu kalau ucapan ini menusuk hati anggota Keluarga Basagita.Hampir saja mereka muntah darah!Plak!Yanto menoleh dan menampar wajah Wisnu dengan keras.Dia dengan marah berteriak, "Dasar orang nggak berguna, sampah apa yang kamu bawa pulang untukku!"Triliunan uang dihabiskan tanpa menghasilkan apa pun.Selain itu mereka juga berutang ratusan miliar.Saat berpikir akan ada banyak orang yang tiada hentinya menagih utang pada mereka.Kepala Yanto mati rasa.Sama sekali sudah tidak ada uang di dalam rekening Grup Agung Makmur!"Semua ini karena Ardika si bajingan itu, dialah yang mencelakai kita, ah .... Aku sangat ingin membunuhnya dan minum darahnya!
Saat Tuan Besar Basagita menelepon.Di dalam Vila Cakrawala.Luna juga sedang memperhatikan insiden penagihan utang berskala besar dan masalah yang akan dihadapi oleh Keluarga Basagita serta Keluarga Mahasura."Aku tahu bahwa kedua keluarga itu pasti akan mengalami masalah karena membeli barang di pelelangan dengan membabi buta, hanya saja nggak disangka masalah ini akan sebesar ini.""Selain itu semuanya meledak hari ini, hal ini sangat nggak normal dan pasti ada orang di balik masalah ini!"Luna juga merasa tidak berdaya.Keluarga Mahasura dan Keluarga Basagita menghabiskan uang triliunan.Hanya untuk membeli kekacauan ini?"Orang di balik masalah yang kamu katakan adalah aku."Ardika duduk di samping dan berkata sambil tersenyum, "Aku sedang melampiaskan amarah untukmu.""Membual saja kamu!"Luna memutar bola matanya pada Ardika.Luna sudah sangat terkejut saat melihat Ardika bisa menghadapi Wulan.Sama sekali tidak percaya kalau ini adalah tindakannya."Mungkinkah selain Keluarga M
"Keluarga Basagita mengalami bencana dan semua ini karena Ardika, si bajingan itu!"Tuan Besar Basagita berkata dengan marah di ujung panggilan lain.Luna menjauhkan ponselnya dan terdapat amarah di wajahnya."Kakek, situasi Keluarga Basagita sepenuhnya karena keserakahan kalian untuk dapat lebih banyak, aku sudah pernah memperingati Wisnu, tapi dia nggak mau dengar.""Jangan terus menyalahkan Ardika!"Tuan Besar Basagita sama sekali tidak menyangka kalau Luna akan begitu melindungi Ardika dan dengan kesal menggertakkan giginya."Kenapa bisa nggak ada hubungan? Dia sebarin rumor di Internet dan menimbulkan masalah, kalau nggak, bagaimana mungkin ada banyak hal yang bisa meledak bersamaan?"Luna terkejut.Orang di balik masalah ini benar-benar Ardika?"Luna, Wulan sudah ditangkap dan Keluarga Basagita sudah ditertawai oleh orang banyak, kamu masih mau apa lagi?""Tindakan pamanmu memang kelewatan, tapi aku sudah memberi pelajaran pada mereka, apakah kamu baru senang kalau mereka sampai
"Sayang, lain kali jangan jawab panggilan penipuan seperti ini."Ardika mengembalikan ponsel pada Luna dan berkata, "Para penipu seperti ini bersembunyi di tempat seperti Negara Milon dan Kota Asta, menipu uang orang tapi nggak ditangkap, lebih baik mereka semua mati di luar!""Ardika, itu adalah kakekku!"Luna memelototi Ardika dengan marah.Ardika menjelaskan dengan datar, "Aku nggak mau kamu menyetujuinya, dia tiba-tiba menarik kembali peryataan dan akan sekali lagi mengusirmu keluar dari Keluarga Basagita setelah kamu menerima utang mereka.""Lagi pula, aku sudah bilang padamu kalau aku akan membantumu membuat keluarga konglomerat sendiri dan hal ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan mereka.""Bukan ini yang kumaksud!"Luna dengan kesal mencubit Ardika dan memelototinya. "Kamu bilang kamu adalah ayah dari kakekku, apa yang mau kamu lakukan!"Sebenarnya Luna sudah tersadar saat Ardika merebut ponselnya.Dia tahu bahwa Tuan Besar Basagita sedang menjebaknya.Lalu, dia akan dit
"Baik!"Pria berpakaian longgar itu langsung mengeluarkan ponselnya sambil setengah berlutut di lantai, menghubungi sebuah nomor, lalu berkata dengan suara dalam, "Tuan Muda memerintahkan untuk kembali!"Selesai berbicara, dia meletakkan ponselnya, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah tuan muda tersebut."Tuan Muda, apa perlu mengirim orang ke sana? Selagi situasi malam ini sedang kacau ...."Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, tuan muda itu meliriknya sekilas. Sorot mata dingin nan tajam itu langsung membuatnya menelan kembali kata-kata yang sudah sampai ke ujung lidahnya."Ninja Negara Jepara saja sudah gagal, target sudah mulai waspada.""Kalau sesuatu nggak bisa dipaksakan, jangan dipaksakan! Itu adalah tindakan orang bodoh!""Apa aku nggak pernah mengajarimu?"Pria berpakaian longgar itu mengalihkan pandangannya ke bawah, menangkupkan tangannya dan berkata, "Tuan Muda benar!"Tuan muda itu tidak menghiraukannya lagi, melainkan tampak seperti sedang merenung.Sesaat kemu
"Ahh! Terjadi pembunuhan!""Terjadi pembunuhan!"Ruang mayat itu dipenuhi dengan suara teriakan dan tangisan Keluarga Basagita.Pembunuh Negara Jepara itu benar-benar kejam dan ganas. Jelas-jelas dikepung oleh begitu banyak orang, tetapi dia tetap bisa menerjang keluar dengan "membantai" semua lawannya.Belasan ahli bela diri yang dikirimkan oleh Keluarga Basuki kemari, yang mati, mati. Yang terluka, terluka. Suasana di tempat itu kacau balau."Sayang, apa kamu terluka?!"Melihat pembunuh Negara Jepara itu sudah keluar dari ruang mayat, Luna bergegas menghampiri suaminya.Setelah mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, memeriksa beberapa kali dan memastikan suaminya tidak terluka, Luna baru menghela napas lega."Tuan Ardika, kalian baik-baik saja, 'kan?!"Sigit juga segera menerjang masuk dengan membawa anggotanya, ekspresinya tampak pucat.Sebelumnya, karena takut terjadi keributan, pihak kepolisian sudah melakukan pengaturan dan mengendalikan area sekitar rumah duka.
"Syuu ...."Adegan pisau melintas disertai dengan warna merah darah yang menakutkan menyambut indra penglihatan semua orang.Warna merah darah itu berasal dari leher Tuan Besar Basagita."Uh ... kamu ...."Sekujur tubuh Tuan Besar Basagita berkedut, dia menatap pembunuh Negara Jepara itu dengan tatapan terkejut, seakan-akan tidak menyangka pria itu akan menghabisinya begitu saja.Dia adalah Kepala Keluarga Basagita.Dia juga merupakan pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Tempat ini adalah Kota Banyuli.Dia telah ditakdirkan akan menjadi penguasa kota ini ....Bagaimana bisa orang Negara Jepara ini berani membunuhnya?Berbagai pemikiran berkelebat dalam benak Tuan Besar Basagita.Bahkan sebelum mati pun, dia masih bermimpi bisa membangkitkan Keluarga Basagita kembali, menjadi seseorang yang dihormati oleh banyak orang. Ya, sebuah mimpi yang mustahil terjadi."Sudah mati!""Tuan Besar sudah mati!""Ahhh ... ini nggak mungkin!"Melihat tubuh Tuan Besar Basagita dalam genang
Apa yang dinamakan dengan kena batu sendiri?Situasi Wulan sekarang menggambarkan kalimat itu dengan jelas!Kesabaran pembunuh Negara Jepara itu sudah hampir terkuras habis. Dia menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan berkata, "Kamu benar-benar nggak mau kemari?"Akhirnya Tuan Besar Basagita sudah bisa mengumpulkan sedikit kekuatannya. Dia berteriak dengan marah, "Ardika, dasar sialan! Siapa suruh kamu begitu banyak beromong kosong?""Cepat kemari dan berlutut di hadapan Tuan Negara Jepara! Kalau nggak, nanti aku akan melumpuhkanmu!""Ardika, setelah aku lolos dari situasi bahaya ini, aku pasti akan menghabisimu, membuatmu hancur berkeping-keping! Aku juga akan menyuruh orang-orang untuk menggilir istrimu!"Rasa sakit yang luar biasa sudah membuat Wulan melupakan situasinya saat ini. Dia berteriak dengan suara melengking dan penuh amarah.Sekarang akhirnya dia sudah mengerti, Ardika si sialan ini pasti sengaja!Begitu mendengar ucapan Wulan, ekspresi Ardika langsung berubah menjadi
Kali ini, pembunuh Negara Jepara itu langsung menendang satu kaki Tuan Besar Basagita hingga patah."Ya, benar. Aku memang nggak menghormati orang tua dan nggak tahu malu, memangnya kenapa?"Pembunuh Negara Jepara itu sangat menikmati ekspresi amarah Ardika. Dia berkata dengan bangga, "Kalau kamu masih saja beromong kosong di sana dan nggak segera kemari berlutut di hadapanku, aku akan langsung menghabisi tua bangka ini!"Dasar Ardika bajingan!'Dasar Ardika sialan!'Bisakah kamu berhenti berbicara?!'Saking kesakitannya, Tuan Besar Basagita merasakan dirinya sudah nyaris mati.Dia ingin sekali mencaci maki Ardika, juga ingin menerjang ke sana dan mencabik-cabik mulut sial Ardika itu.Namun, rasa sakit yang menjalar ke sekujur tubuhnya, seakan-akan telah menyerap seluruh energinya. Dia bahkan sudah tidak berdaya untuk memaki.Semua orang sudah mendapati, makin Ardika berbicara, makin merangsang kekejaman pembunuh Negara Jepara itu. Makin lama, pembunuh itu bertindak makin kejam.Namun,
Wulan yang tergeletak di lantai dengan rambut berantakan itu, langsung meneriaki Ardika dengan suara melengking dan ekspresi penuh kebencian. "Eh, Ardika, apa kamu sudah tuli? Cepat kemari dan berlutut di hadapan Tuan Negara Jepara!""Apa kamu ingin membuatku dan Tuan Besar meregang nyawa?!""Kalau terjadi sesuatu pada kami, kamu dan istrimu keluarga juga harus mati!"Mendengar ucapannya, Ardika mengangkat alisnya, melirik Wulan dan Tuan Besar Basagita dengan sorot mata seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.Kemudian, dia melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk pembunuh Negara Jepara itu dengan marah dan berkata dengan dingin, "Bajingan kecil, aku nggak peduli siapa kamu, apa latar belakangmu.""Kalau kamu nggak ingin mati, cepat lepaskan lansia yang kamu sandera itu!""Apa kamu tahu apa identitasnya? Kalau kukatakan, kamu akan terkejut setengah mati!""Dia adalah pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, identitasnya sangat terhormat, bukanlah seseorang yang bisa ditandin
"Ninja Negara Jepara?"Ardika menyipitkan matanya.Baik cakram yang tadi langsung merenggut nyawa tiga orang pengawal Keluarga Basuki maupun pisau pendek dalam genggaman pria itu, sudah cukup bagi Ardika untuk mengenali identitas orang itu.Sangat jelas, orang ini adalah seorang pembunuh yang berlatih ninjutsu Negara Jepara.Apalagi, pria itu mengucapkan bahasa Negara Nusantara dengan kaku. Jadi, sudah dapat dipastikan dia adalah orang Negara Jepara.Apa mungkin Keluarga Hirota yang mengirimnya kemari?'Timbul spekulasi ini dalam hati Ardika.Sejak kembali ke Kota Banyuli, dia tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang Negara Jepara.Selain kematian Shimizu belakangan ini ada sedikit hubungan dengannya, untuk sesaat dia tidak bisa menemukan alasan lain mengapa orang Negara Jepara menyerangnya.Setelah berpikir demikian, Ardika hanya bisa berteriak dalam hati, 'Ini nggak adil!'Amir yang mengirim orang untuk menghabisi Shimizu, sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.Tidak h
Ardika tiba-tiba merasakan ada aura menakutkan yang telah menguncinya, ancaman yang terasa lebih kuat dibandingkan beberapa penembak di hadapannya ini!"Sayang, hati-hati!"Ardika langsung memeluk Luna yang sudah terlihat pucat pasi tanpa ragu dan menerjang ke arah ruang di antara dua penembak di sebelah kiri."Syuu ... syuu ...."Hampir bertepatan pada saat Ardika menerjang keluar, beberapa buah peluru tiba-tiba melesat dari sekitar tempat itu seperti bintang jatuh, langsung mengarah ke lokasi di mana Ardika dan Luna berdiri tadi.Hanya saja, saat ini Ardika sudah membawa Luna menerjang keluar dari posisi tersebut.Beberapa buah peluru yang melesat seperti bintang jatuh itu, melesat melewati lokasi di mana mereka berdua berdiri tadi dengan cepat. Kecepatan dan kekuatan melesatnya tidak berkurang."Pffttt!"Seiring dengan terdengarnya suara teredam beberapa orang, tiga orang pengawal Keluarga Basuki yang sebelumnya maju untuk mengepung Ardika, langsung terjatuh ke lantai dengan sorot m
"Tuan Besar, setiap kali ada masalah, kamu selalu melempar tanggung jawab, juga bukan baru sekali dua kali. Kami sudah terbiasa.""Kamu ingin keluarga kami menjadi kambing hitam, agar kamu bisa memberi pertanggungjawaban untuk Keluarga Basuki Kota Gamiga, aku bisa mengerti.""Tapi, bagaimanapun juga, kamu juga butuh sedikit bukti, bukan?""Kamu ingin aku mengakui akulah yang membunuh Tuan Anjing tanpa adanya bukti, apa kamu pikir Keluarga Basuki Kota Gamiga sebodoh kamu?"Ardika melontarkan kata-kata ejekan itu tanpa ragu.Menghadapi Tuan Besar Basagita, lansia yang tidak layak dihormati ini, dia sudah sangat lama tidak bersikap hormat dengan pria tua ini."Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu mengataiku bodoh?!"Diejek oleh Ardika di depan banyak orang seperti ini, Tuan Besar Basagita hampir muntah darah saking kesalnya.Dia hanya bisa melampiaskan api amarahnya pada Jacky dan Desi. "Semua ini salah kalian berdua! Dasar pecundang! Bisa-bisanya kalian membiarkan menantu benalu