"Sialan!"Yanto benar-benar merasa panik.Merasa dirinya telah jatuh ke dalam jurang yang dalam!Dia tidak pernah memikirkan hal ini saat memohon dana dukungan.Lalu terus membelanjakan uang tersebut.Pada akhirnya apa yang mereka beli adalah sebuah kekacauan yang tidak ada habisnya!"Yanto, uang Dewa Perang nggak bisa diambil dengan cuma-cuma, kamu harus bekerja kalau sudah ambil uang itu, kalian teruslah berkontribusi pada warga Kota Banyuli."Ridwan memutuskan panggilan."Kakak, Bank Pembangunan bilang mereka nggak akan pinjamin uang kalau Bank Banyuli juga nggak pinjamin uang.""Bank Konstruksi juga bilang seperti itu.""Bank Sejahtera juga ...."Mereka menerima balasan dari bank lain pada saat ini.Tidak ada satu pun bank yang ingin meminjamkan uang pada mereka!Sebaliknya mereka malah mendesak Keluarga Basagita kapan akan membayar utang mereka?Raut wajah Yanto sangat masam.Pemimpin provinsi tidak peduli.Bank tidak ingin meminjamkan uang.Hanya saja mereka tidak berani mengabai
Kediaman Keluarga Basagita.Dua patung penjaga rumah yang berada di luar pintu dijatuhkan sampai hancur.Gerbang kuning berpernis merah yang baru dipasang diinjak-injak oleh orang banyak.Rumah mereka sedang dihancurkan!Ini adalah rumah Keluarga Basagita yang merupakan keluarga teratas, tapi tidak disangka rumah mereka dihancurkan!"Siapa yang suruh kalian buat masalah di sini, cepat pergi!"Anggota Keluarga BasagitaSikap seperti ini membuat para penagih utang merasa kesal."Kami adalah pekerja dari Pabrik Kertas Banyuli, pabrik telah menunda gaji kami dari tahun lalu sampai sekarang.""Kami terus mempertahankan hak-hak kami, tapi dihalangi oleh kekuatan jahat tiga keluarga besar.""Ada orang yang kasih tahu kami kalau Keluarga Basagita akan menyelesaikan gaji kami setelah pabrik diambil alih oleh kalian, kami kira akhirnya kami punya jalan keluar.""Hanya saja, kalian sama sekali tidak mengutus orang ke pabrik untuk menyelesaikan masalah ini, jadi kami hanya bisa datang ke sini!""S
Seluruh anggota Keluarga Basagita membatu.Jadi maksudnya adalah ketiga insiden ini hanyalah sebuah pembuka?"Kalian benar-benar adalah orang yang baik, jelas-jelas tahu tiga keluarga besar punya begitu banyak bisnis buruk, tapi kalian malah mengakuisisinya untuk membantu mereka."Orang ini menghela napas lalu pergi.Dia sama sekali tidak tahu kalau ucapan ini menusuk hati anggota Keluarga Basagita.Hampir saja mereka muntah darah!Plak!Yanto menoleh dan menampar wajah Wisnu dengan keras.Dia dengan marah berteriak, "Dasar orang nggak berguna, sampah apa yang kamu bawa pulang untukku!"Triliunan uang dihabiskan tanpa menghasilkan apa pun.Selain itu mereka juga berutang ratusan miliar.Saat berpikir akan ada banyak orang yang tiada hentinya menagih utang pada mereka.Kepala Yanto mati rasa.Sama sekali sudah tidak ada uang di dalam rekening Grup Agung Makmur!"Semua ini karena Ardika si bajingan itu, dialah yang mencelakai kita, ah .... Aku sangat ingin membunuhnya dan minum darahnya!
Saat Tuan Besar Basagita menelepon.Di dalam Vila Cakrawala.Luna juga sedang memperhatikan insiden penagihan utang berskala besar dan masalah yang akan dihadapi oleh Keluarga Basagita serta Keluarga Mahasura."Aku tahu bahwa kedua keluarga itu pasti akan mengalami masalah karena membeli barang di pelelangan dengan membabi buta, hanya saja nggak disangka masalah ini akan sebesar ini.""Selain itu semuanya meledak hari ini, hal ini sangat nggak normal dan pasti ada orang di balik masalah ini!"Luna juga merasa tidak berdaya.Keluarga Mahasura dan Keluarga Basagita menghabiskan uang triliunan.Hanya untuk membeli kekacauan ini?"Orang di balik masalah yang kamu katakan adalah aku."Ardika duduk di samping dan berkata sambil tersenyum, "Aku sedang melampiaskan amarah untukmu.""Membual saja kamu!"Luna memutar bola matanya pada Ardika.Luna sudah sangat terkejut saat melihat Ardika bisa menghadapi Wulan.Sama sekali tidak percaya kalau ini adalah tindakannya."Mungkinkah selain Keluarga M
"Keluarga Basagita mengalami bencana dan semua ini karena Ardika, si bajingan itu!"Tuan Besar Basagita berkata dengan marah di ujung panggilan lain.Luna menjauhkan ponselnya dan terdapat amarah di wajahnya."Kakek, situasi Keluarga Basagita sepenuhnya karena keserakahan kalian untuk dapat lebih banyak, aku sudah pernah memperingati Wisnu, tapi dia nggak mau dengar.""Jangan terus menyalahkan Ardika!"Tuan Besar Basagita sama sekali tidak menyangka kalau Luna akan begitu melindungi Ardika dan dengan kesal menggertakkan giginya."Kenapa bisa nggak ada hubungan? Dia sebarin rumor di Internet dan menimbulkan masalah, kalau nggak, bagaimana mungkin ada banyak hal yang bisa meledak bersamaan?"Luna terkejut.Orang di balik masalah ini benar-benar Ardika?"Luna, Wulan sudah ditangkap dan Keluarga Basagita sudah ditertawai oleh orang banyak, kamu masih mau apa lagi?""Tindakan pamanmu memang kelewatan, tapi aku sudah memberi pelajaran pada mereka, apakah kamu baru senang kalau mereka sampai
"Sayang, lain kali jangan jawab panggilan penipuan seperti ini."Ardika mengembalikan ponsel pada Luna dan berkata, "Para penipu seperti ini bersembunyi di tempat seperti Negara Milon dan Kota Asta, menipu uang orang tapi nggak ditangkap, lebih baik mereka semua mati di luar!""Ardika, itu adalah kakekku!"Luna memelototi Ardika dengan marah.Ardika menjelaskan dengan datar, "Aku nggak mau kamu menyetujuinya, dia tiba-tiba menarik kembali peryataan dan akan sekali lagi mengusirmu keluar dari Keluarga Basagita setelah kamu menerima utang mereka.""Lagi pula, aku sudah bilang padamu kalau aku akan membantumu membuat keluarga konglomerat sendiri dan hal ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan mereka.""Bukan ini yang kumaksud!"Luna dengan kesal mencubit Ardika dan memelototinya. "Kamu bilang kamu adalah ayah dari kakekku, apa yang mau kamu lakukan!"Sebenarnya Luna sudah tersadar saat Ardika merebut ponselnya.Dia tahu bahwa Tuan Besar Basagita sedang menjebaknya.Lalu, dia akan dit
Pintu masuk Grup Hatari.Tuan Besar Basagita memimpin di depan dan terdapat anggota keluarga yang lain di belakang.Mereka berteriak ingin bertemu dengan Luna begitu sampai di depan pintu.Penjaga keamanan dari Pasukan Khusus Serigala segera menghentikan mereka."Aku adalah kakek dari presdir kalian, Luna. Aku mau menemuinya, beraninya kalian menghalangiku, apakah sudah nggak mau bekerja di sini lagi!"Tuan Besar Basagita menatap mereka dengan arogan."Cepat minggir, ada masalah besar yang mau kami katakan pada Luna, apakah kalian bisa menanggung konsekuensinya kalau menunda waktu kami!""Minggir ke samping, beraninya penjaga keamanan rendahan menghalangi jalan kami!"Anggota Keluarga Basagita lainnya juga mulai berteriak.Mereka sama sekali meremehkan para penjaga keamanan ini.Para penjaga keamanan veteran dari Pasukan Khusus Serigala adalah orang-orang yang pernah terluka sampai berdarah di medan pertempuran sebelum pensiun.Ada banyak di antara mereka yang menerima jasa-jasa yang b
"Tendang!"Pemimpin veteran berteriak.Sebaris penjaga keamanan veteran mengangkat kaki dan melangkah maju di saat yang bersamaan.Adegan yang sangat mengejutkan.Sebaris kaki yang panjang.Menendang secara bersamaan.Wush!Kuat dan bertenaga, memotong udara dan mengeluarkan suara angin.Belasan master yang melompat tinggi segera ditendang pada saat yang bersamaan!"Ah ...!"Terdengar teriakan yang mengenaskan.Master Keluarga Basagita terbang keluar dan terjatuh di tangga.Pada saat yang sama.Terdengar suara patah tulang yang keras!"Shh ...!"Banyak anggota Keluarga Basagita yang merasa terkejut.Semua orang menatap para penjaga keamanan veteran dengan tatapan terkejut."Dari mana Luna menemukan para master ini? Uang yang dihabiskan pasti sangat banyak!"Hanya mengangkat kakinya dengan sederhana.Semua master yang mereka pekerjakan kembali dari tiga keluarga besar semuanya sudah dilumpuhkan!Kejutan yang begitu besar membuat mereka tidak memiliki waktu untuk menyayangi jatuhnya mast
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk