Tubuh Luna bergetar.Wajahnya tiba-tiba menjadi sepucat kertas."Kak, dia itu keponakanmu!"Jacky berbalik dengan kursi rodanya dan menatap kakak tertuanya dengan tidak percaya.Dikeluarkan dari keluarga dan marga dicabut.Di Negara Nusantara yang menjunjung kekeluargaan yang kuat, ini jelas merupakan hukuman yang paling berat.Bahkan Ardika saja, hanya diusir dari keluarga, tapi marganya tidak dicabut."Karena nggak mau berkorban demi Keluarga Basagita ....""Aku nggak punya keponakan seperti dia!"Yanto mendengus, "Jacky, tolong pikirkan baik-baik. Kalau Luna nggak pergi melapor, kamu, Luna dan Handoko nggak lagi memenuhi syarat untuk menggunakan marga Keluarga Basagita!""Kak, apakah kamu benar-benar nggak menghargai kami sebagai keluarga? Kejam sekali!"Jacky menangis dan berteriak dengan sedih ke dalam ruangan, "Ayah, tolong keluar dan cari keadilan. Aku juga putramu!"Akan tetapi, tidak ada tanggapan dari dalam ruangan."Percuma saja. Jangankan nggak dengar. Walaupun dengar,
Justru karena takut Liander akan mengusirnya kalau sampai ketahuan.Itulah sebabnya Luna melemparkan semua kesalahan kepada Wulan.Melakukan kejahatan tanpa terlibat di dalamnya.Sekarang semua orang tahu Luna adalah korban kasus pelecehan.Akan tetapi, tidak ada yang bersimpati padanya.Karena semua ini salahnya sendiri."Ah, mereka kejam sekali!"Jacky sangat marah hingga muntah darah lagi dan jatuh dari kursi roda.Rasa sakit akibat patah kakinya membuatnya berguling-guling di lantai.Akan tetapi, rasa sakit fisik tidak terlalu menyiksa dibandingkan rasa sakit batin.Desi sangat marah hingga pingsan dan semua orang langsung membawanya ke kamar untuk tidur sebentar.Sampai bercucuran keringat.Saat ini Luna menerima telepon lagi dari Nikita."Nona Luna, sudah lihat pernyataan yang dikeluarkan oleh Keluarga Basagita? Sekarang sejumlah besar eksekutif senior dan karyawan Grup Hatari mengajukan pengunduran diri!"Pernyataan Keluarga Basagita menimbulkan keributan di kota.Grup Hatari ju
Ketiga preman itu dikepung oleh semua orang.Mata para preman menatap mereka lekat-lekat."Hahaha, orang itu punya kulit yang selembut kapas, dia terlihat sama seperti wanita cantik yang kalian lihat di TikTok!""Suaranya juga sangat enak didengar!""Benar-benar sangat liar ...."Ketiga preman itu meminum bir kraft dan mulai membual."Sialan, kenapa aku nggak seberuntung kalian? Presdir dari Grup Hatari!""Benar, mati pun juga nggak masalah setelah memainkannya ...."Preman yang lain merasa sangat iri."Kalau begitu matilah kalian!"Sebuah suara yang dalam tiba-tiba terdengar.Liander memimpin Ardika dan berjalan ke dalam kerumunan.Liander langsung marah saat mendengar para preman ini sedang membicarakan Luna."Sialan, siapa kamu? Mau cari mati!"Preman itu tiba-tiba berdiri, lalu mengambil sebotol arak dan mengayunkannya ke tepi meja.Prang!Botol arak pecah.Preman itu menggerakkan botol arak pecah di tangannya dan berjalan ke arah Liander, "Anak muda, coba kamu bicara lagi ...."Se
"Tuan Muda Liander, kamu!"Tuan Jinto memegang wajahnya, menatap kegelapan sambil merasa takut dan kesal.Dia selalu merasa suara ini sangat familier."Tampar lagi."Kembali terdengar suara dari kegelapan.Set!Tuan Jinto seperti tersambar petir.Menegang di tempat.Dia bahkan tidak merasa sakit saat tamparan Liander mendarat di wajahnya.Tuan Jinto segera melihat ke arah datangnya suara dan berjalan mendekat.Akhirnya dia bisa melihat pemuda yang duduk di sofa dengan jelas melalui cahaya redup.Bruk!Tuan Jinto segera berlutut dan berjalan dengan kedua lututnya.Tuan Jinto berjalan sambil berlutut ke arah Ardika dan berkata dengan sedih, "Tuan Ardika, aku adalah Jinto, kenapa kamu sudah melupakanku padahal baru beberapa hari berlalu!"Wow!Seluruh bar kembali menjadi heboh.Tuan Jinto yang merupakan bos jalanan tidak disangka berlutut di depan seorang pemuda.Memanggil dirinya Jinto dan memanggil pihak lain tuan!Betapa sedihnya Tuan Jinto.Dia pergi ke Vila Lacosta bersama dengan Rom
"Baik!"Ketiga preman itu segera menghubungi Wulan.Ardika berkata dengan datar, "Bubarlah, lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan."Bar kembali berjalan seperti biasa.Hanya saja, banyak tatapan penasaran yang tertuju pada bagian sudut gelap yang sama sekali tidak terlihat dengan jelas.Wulan segera datang.Dia sama sekali tidak menyadari keanehan dari bar ini.Dia segera menyerahkan selembar cek setelah sampai di hadapan ketiga preman."Kasih ponsel kalian padaku.""Sayang, nggak usah buru-buru."Ketiga preman tidak menerima cek itu."Ambil uang ini dan pergi, apa lagi yang mau kalian lakukan!"Wulan memelototi mereka.Seorang preman berkata sambil tersenyum, "Kami sangat merindunkanmu setelah hari itu berlalu.""Benar, kami sangat ingin melepas rindu denganmu!"Kedua preman yang lain berdiri dan ingin menariknya."Menjauh dariku!"Wulan menepis tangan pihak lain dan memelototi mereka, "Dasar kalian ketiga bajingan, aku nggak akan pernah melupakan bau badan dan mulut kalian yang
Wulan segera mengerti apa yang telah terjadi saat melihat Ardika.Dia menoleh untuk menatap ketiga preman itu, "Dasar kalian nggak berguna, dialah yang memukul kalian sampai pingsan malam itu, nggak disangka kalian menurutinya!""Wulan, kalau bukan aku yang buat mereka pingsan, bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tubuhmu?""Mereka bertiga malah harus berterima kasih padaku, 'kan?"Ardika berkata sambil mencibir.Ketiga preman itu memaksakan sebuah senyuman yang lebih jelek daripada saat sedang menangis."Si Gigi Emas, berikan ponselnya padaku!"Wulan menunjuk Tuan Jinto dan membentak, "Aku akan segera utus orang untuk memusnahkanmu kalau kamu nggak mau menuruti ucapanku, kamu nggak bisa melawan Keluarga Basagita yang sekarang!"Tuan Jinto segera memberikan ponselnya pada Ardika.Hal ini membuat Wulan marah besar."Kamu merekam dengan bagus."Ardika kembali melempar ponselnya pada Tuan Jinto, "Gunakan sisa tenagamu untuk menyebarkan video ini pada anak buahmu, suruh mereka sebarkan
"Buat apa terima kasih, kamu adalah istriku."Ardika memeluk Luna dengan erat.Kemudian menerima panggilan dari Jesika."Pak Presdir, sudah dimulai.""Hm, pelan-pelan saja, nggak usah buru-buru, ledakkan mereka satu persatu dan siksa mereka dengan perlahan."Ardika berkata dengan tatapan dingin.Sama seperti yang dia katakan.Bencana Keluarga Basagita baru dimulai.Kediaman Keluarga Basagita penuh dengan suasana gelap.Polisi dari kota baru saja datang.Mereka membawa Wulan pergi di bawah tatapan semua orang.Polisi kembali membuka kasus ini karena ketiga preman itu menyerahkan diri mereka.Selain itu, kasus ini juga aneh.Dalangnya adalah Wulan dan korbannya juga Wulan.Mereka tidak tahu bagaimana harus menginterogasinya.Hanya saja semua ini tidak penting.Hal yang terpenting adalah reputasi Wulan hancur.Mimpi untuk berada di keluarga kaya sudah hancur untuk selamanya.Kecuali ada orang keluarga kaya mana yang matanya buta dan telinganya tuli.Anggota Keluarga Basagita sudah mengeta
Dikatakan bahwa perusahaan yang baru saja diakuisisi sedang bermasalah dan terlilit utang triliunan.Keluarga Basagita sudah tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan orang untuk mencari masalah dengan perusahaan Luna.Mereka segera pergi ke perusahaan Pinjaman Banyuli.Platform P2P menjadi populer dan menjadi tempat investasi yang menarik.Ketiga keluarga melihat keuntungan dari hal ini dan juga membuat platform pinjaman kecil yang bernama "Pinjaman Banyuli".Menyerap triliunan investasi dan melepaskan semuanya, lalu menunggu untuk mendapatkan bunga.Jangankan bunga.Bahkan uang pinjaman yang dipinjamkan pun sulit untuk diambil kembali.Berita ini segera tersebar keluar.Hal ini menyebabkan kekacauan di pihak investor.Pinjaman Banyuli sudah berada di ambang kehancuran sebelum tiga keluarga besar hancur.Hanya saja, tiga keluarga besar pada akhirnya bisa menenangkan para investor dengan mengandalkan reputasi mereka di Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Seiringan dengan hancurnya tiga k
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d