Seolah terkena mantra penahan tubuh.Tamparan ahli itu juga terhenti."Ardika!"Luna langsung berteriak terkejut.Wajahnya yang pucat karena ketakutan tiba-tiba pulih kembali.Luna merasa sangat lega setelah melihat Ardika."Kemarilah."Ardika berjalan mendekat tanpa memedulikan beberapa pengawal ahli yang mengelilinginya dan mengulurkan tangannya untuk menarik Luna ke belakangnya.Dia menatap anggota Keluarga Basagita dengan dingin dan akhirnya tatapannya beralih ke arah Yanto."Yanto, kalian sekeluarga menindas istriku lagi, pantas saja kamu nggak berani menyuruhku datang!"Wajah Yanto menunjukkan kemarahan."Ardika, apa kamu masih mengira Keluarga Basagita sama seperti dulu? Sekarang Keluarga Basagita adalah keluarga teratas dan aku adalah kepala keluarga ini. Beraninya kamu bersikap lancang di hadapanku!?"Dia berteriak dengan dingin."Oh, keluarga teratas? Aku baru saja menghancurkan tiga keluarga besar!"Raut wajah Ardika tiba-tiba menjadi muram, "Aku akan melupakan masalah hari
Tubuh Luna bergetar.Wajahnya tiba-tiba menjadi sepucat kertas."Kak, dia itu keponakanmu!"Jacky berbalik dengan kursi rodanya dan menatap kakak tertuanya dengan tidak percaya.Dikeluarkan dari keluarga dan marga dicabut.Di Negara Nusantara yang menjunjung kekeluargaan yang kuat, ini jelas merupakan hukuman yang paling berat.Bahkan Ardika saja, hanya diusir dari keluarga, tapi marganya tidak dicabut."Karena nggak mau berkorban demi Keluarga Basagita ....""Aku nggak punya keponakan seperti dia!"Yanto mendengus, "Jacky, tolong pikirkan baik-baik. Kalau Luna nggak pergi melapor, kamu, Luna dan Handoko nggak lagi memenuhi syarat untuk menggunakan marga Keluarga Basagita!""Kak, apakah kamu benar-benar nggak menghargai kami sebagai keluarga? Kejam sekali!"Jacky menangis dan berteriak dengan sedih ke dalam ruangan, "Ayah, tolong keluar dan cari keadilan. Aku juga putramu!"Akan tetapi, tidak ada tanggapan dari dalam ruangan."Percuma saja. Jangankan nggak dengar. Walaupun dengar,
Justru karena takut Liander akan mengusirnya kalau sampai ketahuan.Itulah sebabnya Luna melemparkan semua kesalahan kepada Wulan.Melakukan kejahatan tanpa terlibat di dalamnya.Sekarang semua orang tahu Luna adalah korban kasus pelecehan.Akan tetapi, tidak ada yang bersimpati padanya.Karena semua ini salahnya sendiri."Ah, mereka kejam sekali!"Jacky sangat marah hingga muntah darah lagi dan jatuh dari kursi roda.Rasa sakit akibat patah kakinya membuatnya berguling-guling di lantai.Akan tetapi, rasa sakit fisik tidak terlalu menyiksa dibandingkan rasa sakit batin.Desi sangat marah hingga pingsan dan semua orang langsung membawanya ke kamar untuk tidur sebentar.Sampai bercucuran keringat.Saat ini Luna menerima telepon lagi dari Nikita."Nona Luna, sudah lihat pernyataan yang dikeluarkan oleh Keluarga Basagita? Sekarang sejumlah besar eksekutif senior dan karyawan Grup Hatari mengajukan pengunduran diri!"Pernyataan Keluarga Basagita menimbulkan keributan di kota.Grup Hatari ju
Ketiga preman itu dikepung oleh semua orang.Mata para preman menatap mereka lekat-lekat."Hahaha, orang itu punya kulit yang selembut kapas, dia terlihat sama seperti wanita cantik yang kalian lihat di TikTok!""Suaranya juga sangat enak didengar!""Benar-benar sangat liar ...."Ketiga preman itu meminum bir kraft dan mulai membual."Sialan, kenapa aku nggak seberuntung kalian? Presdir dari Grup Hatari!""Benar, mati pun juga nggak masalah setelah memainkannya ...."Preman yang lain merasa sangat iri."Kalau begitu matilah kalian!"Sebuah suara yang dalam tiba-tiba terdengar.Liander memimpin Ardika dan berjalan ke dalam kerumunan.Liander langsung marah saat mendengar para preman ini sedang membicarakan Luna."Sialan, siapa kamu? Mau cari mati!"Preman itu tiba-tiba berdiri, lalu mengambil sebotol arak dan mengayunkannya ke tepi meja.Prang!Botol arak pecah.Preman itu menggerakkan botol arak pecah di tangannya dan berjalan ke arah Liander, "Anak muda, coba kamu bicara lagi ...."Se
"Tuan Muda Liander, kamu!"Tuan Jinto memegang wajahnya, menatap kegelapan sambil merasa takut dan kesal.Dia selalu merasa suara ini sangat familier."Tampar lagi."Kembali terdengar suara dari kegelapan.Set!Tuan Jinto seperti tersambar petir.Menegang di tempat.Dia bahkan tidak merasa sakit saat tamparan Liander mendarat di wajahnya.Tuan Jinto segera melihat ke arah datangnya suara dan berjalan mendekat.Akhirnya dia bisa melihat pemuda yang duduk di sofa dengan jelas melalui cahaya redup.Bruk!Tuan Jinto segera berlutut dan berjalan dengan kedua lututnya.Tuan Jinto berjalan sambil berlutut ke arah Ardika dan berkata dengan sedih, "Tuan Ardika, aku adalah Jinto, kenapa kamu sudah melupakanku padahal baru beberapa hari berlalu!"Wow!Seluruh bar kembali menjadi heboh.Tuan Jinto yang merupakan bos jalanan tidak disangka berlutut di depan seorang pemuda.Memanggil dirinya Jinto dan memanggil pihak lain tuan!Betapa sedihnya Tuan Jinto.Dia pergi ke Vila Lacosta bersama dengan Rom
"Baik!"Ketiga preman itu segera menghubungi Wulan.Ardika berkata dengan datar, "Bubarlah, lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan."Bar kembali berjalan seperti biasa.Hanya saja, banyak tatapan penasaran yang tertuju pada bagian sudut gelap yang sama sekali tidak terlihat dengan jelas.Wulan segera datang.Dia sama sekali tidak menyadari keanehan dari bar ini.Dia segera menyerahkan selembar cek setelah sampai di hadapan ketiga preman."Kasih ponsel kalian padaku.""Sayang, nggak usah buru-buru."Ketiga preman tidak menerima cek itu."Ambil uang ini dan pergi, apa lagi yang mau kalian lakukan!"Wulan memelototi mereka.Seorang preman berkata sambil tersenyum, "Kami sangat merindunkanmu setelah hari itu berlalu.""Benar, kami sangat ingin melepas rindu denganmu!"Kedua preman yang lain berdiri dan ingin menariknya."Menjauh dariku!"Wulan menepis tangan pihak lain dan memelototi mereka, "Dasar kalian ketiga bajingan, aku nggak akan pernah melupakan bau badan dan mulut kalian yang
Wulan segera mengerti apa yang telah terjadi saat melihat Ardika.Dia menoleh untuk menatap ketiga preman itu, "Dasar kalian nggak berguna, dialah yang memukul kalian sampai pingsan malam itu, nggak disangka kalian menurutinya!""Wulan, kalau bukan aku yang buat mereka pingsan, bagaimana mungkin mereka bisa menikmati tubuhmu?""Mereka bertiga malah harus berterima kasih padaku, 'kan?"Ardika berkata sambil mencibir.Ketiga preman itu memaksakan sebuah senyuman yang lebih jelek daripada saat sedang menangis."Si Gigi Emas, berikan ponselnya padaku!"Wulan menunjuk Tuan Jinto dan membentak, "Aku akan segera utus orang untuk memusnahkanmu kalau kamu nggak mau menuruti ucapanku, kamu nggak bisa melawan Keluarga Basagita yang sekarang!"Tuan Jinto segera memberikan ponselnya pada Ardika.Hal ini membuat Wulan marah besar."Kamu merekam dengan bagus."Ardika kembali melempar ponselnya pada Tuan Jinto, "Gunakan sisa tenagamu untuk menyebarkan video ini pada anak buahmu, suruh mereka sebarkan
"Buat apa terima kasih, kamu adalah istriku."Ardika memeluk Luna dengan erat.Kemudian menerima panggilan dari Jesika."Pak Presdir, sudah dimulai.""Hm, pelan-pelan saja, nggak usah buru-buru, ledakkan mereka satu persatu dan siksa mereka dengan perlahan."Ardika berkata dengan tatapan dingin.Sama seperti yang dia katakan.Bencana Keluarga Basagita baru dimulai.Kediaman Keluarga Basagita penuh dengan suasana gelap.Polisi dari kota baru saja datang.Mereka membawa Wulan pergi di bawah tatapan semua orang.Polisi kembali membuka kasus ini karena ketiga preman itu menyerahkan diri mereka.Selain itu, kasus ini juga aneh.Dalangnya adalah Wulan dan korbannya juga Wulan.Mereka tidak tahu bagaimana harus menginterogasinya.Hanya saja semua ini tidak penting.Hal yang terpenting adalah reputasi Wulan hancur.Mimpi untuk berada di keluarga kaya sudah hancur untuk selamanya.Kecuali ada orang keluarga kaya mana yang matanya buta dan telinganya tuli.Anggota Keluarga Basagita sudah mengeta