Selama setengah bulan ini, setiap saat Rocky selalu ingin membuat Ardika menderita dengan tangannya sendiri.Dia ingin membalaskan dendam karena pria itu sudah mempermalukannya di acara pertemuan distributor itu.Dia segera membawa anggotanya bergegas menuju ke Kota Banyuli.Malam itu, Rocky mewakili Keluarga Mahasura ibu kota provinsi untuk menghadiri sebuah perjamuan malam yang diselenggarakan di Hotel Blazar.Semua pebisnis kaya dan berkedudukan tinggi di Kota Banyuli mendapat undangan untuk menghadiri perjamuan malam ini.Maksud dari perjamuan malam ini sangat jelas, yaitu menonjolkan bahwa Keluarga Mahasura ibu kota provinsi sudah kembali!Keluarga Mahasura berasal dari Kota Banyuli.Baru enam tahun berlalu.Pengaruh mereka di Kota Banyuli masih sama seperti dulu.Tidak perlu diragukan lagi, Keluarga Mahasura ibu kota provinsi adalah penguasa tertinggi Kota Banyuli!Tiga keluarga besar yang menyebut diri mereka sebagai penguasa Kota Banyuli, sesungguhnya masih di bawah naungan Kel
Sebenarnya, Wisnu dan Wulan datang menemui Rocky karena instruksi dari Tuan Besar Basagita.Kini, aset tiga keluarga besar sudah menjadi rebutan, tentu saja Tuan Besar Basagita juga tergiur.Namun, sekarang Grup Agung Makmur sudah ibarat kerangka kosong, semua sumber daya manusianya sudah beralih ke Grup Perfe.Bukan hanya tidak punya sumber daya manusia, Keluarga Basagita juga tidak punya dana.Karena tahu Keluarga Mahasura ingin memberi pelajaran kepada Luna sekeluarga, mereka pun berinisiatif untuk datang."Hmm, keluarga di atas segala-galanya. Ucapan kalian nggak salah."Rocky menganggukkan kepalanya, lalu bertanya, "Coba katakan apa yang Keluarga Basagita inginkan?"Begitu mendengar ucapan Rocky, Wisnu benar-benar sangat senang. Dia berkata dengan nada menjilat, "Kami ingin meminta bantuan Tuan Muda Rocky mewakili Keluarga Mahasura ibu kota provinsi untuk mengatakan beberapa patah kata baik mengenai Keluarga Basagita, agar kali ini Keluarga Basagita juga bisa mendapat bagian dalam
Lawan bicara Luna adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan kacamata.Aura akademikus yang kuat terpancar dari tubuh pria paruh baya itu.Orang ini bernama Fairus Kennedi, dia adalah dosen dari Universitas Denpapan sekaligus dosen pembimbing mahasiswa S3.Kali ini, dia diundang untuk menjadi ketua dewan juri sekaligus juri utama.Dia memiliki wewenang yang sangat besar.Tiba-tiba, ekspresi Fairus berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Ada apa, Nona Luna? Apa kamu sedang mempertanyakan profesionalismeku?"Luna buru-buru meminta maaf dan berkata, "Maaf, aku sudah bersikap nggak sopan. Pak Fairus, Bapak adalah orang yang berpendidikan tinggi sekaligus tokoh hebat dalam universitas, aku nggak berani meragukan Bapak.""Baguslah kalau begitu."Ekspresi Fairus baru sedikit membaik.Dia membenarkan posisi kacamatanya, lalu berkata, "Ini adalah hasil penilaian dewan juri, jadi sudah dipastikan hasil penilaian ini adil. Kalau nggak ada masalah lagi, silakan pergi.""Terima kasih
"Selain itu, kami diam-diam membuat perjanjian dengan dewan juri. Mereka memberi Keluarga Basagita dana bantuan sebesar empat triliun, maka Keluarga Basagita akan mengembalikan satu triliun sebagai 'ucapan terima kasih'."Wulan tidak takut Luna mengetahui tindakan curang yang dilakukan oleh Keluarga Basagita ini, dia tidak takut Luna mengekspos tindakan curang Keluarga Basagita.Karena dia tahu Luna pasti tidak berani menyinggung Keluarga Mahasura.Wulan tertawa dingin dan berkata, "Apa kamu tahu? Keluarga Mahasura juga mendapat dana bantuan sebesar delapan triliun."Saking terkejutnya, Luna membuka matanya lebar-lebar.Awalnya, Dewa Perang mengembalikan uang sebesar puluhan triliun itu untuk mendukung pembangunan Kota Banyuli, agar penduduk Kota Banyuli memperoleh keuntungannya.Namun, sekarang, dengan memanfaatkan jalur belakang, Keluarga Mahasura dan Keluarga Basagita sudah mengambil alih 12 triliun dari total dana bernilai puluhan triliun itu!Uang ini bisa menjadi modal bagi merek
Mengingat kecurangan dewan juri, Luna berkata dengan sedikit dingin, "Halo, Pak Fairus, ada urusan apa, ya?""Nona Luna, setelah dewan juri memeriksa ulang perencanaan Grup Perfe, kami merasa Grup Perfe layak mendapatkan bantuan.""Begini saja, kamu datang ke sini, kita bicarakan."Luna tidak menyangka Fairus bukan sedang mengelabuinya.Ternyata pria itu benar-benar memeriksa kembali surat perencanaan proyek yang diajukan oleh Grup Perfe.Pria itu benar-benar sangat serius dan bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaannya.Luna mulai bertanya-tanya, apa mungkin dia sudah salah paham pada Fairus?Apa mungkin pria itu bukan orang yang satu kelompok dengan orang-orang biadab itu, melainkan hanya takut menyinggung Keluarga Mahasura ibu kota provinsi?"Terima kasih, Pak Fairus! Aku akan segera ke sana!"Luna memutuskan panggilan telepon dengan senang sekaligus bersemangat."Siapa Pak Fairus?" tanya Ardika.Luna berkata dengan senang, "Dia adalah ketua dewan juri, dosen Universitas Denpapan
"Pak Fairus, kamu terlalu memandang rendah aku."Luna berkata dengan dingin, "Aku nggak menerima uang kotor!"Jangankan 20 miliar, bahkan 2 triliun, 20 triliun, 200 triliun, dia juga tidak akan menyetujui permintaan pria itu!Fairus menawarinya uang sebesar 20 miliar agar dia bersedia ditiduri oleh pria itu, pria itu jelas-jelas sedang menginjak-injak harga dirinya!"Oh? Memangnya uang ada yang kotor?"Melihat Luna sama sekali tidak tergerak oleh penawarannya, kesabaran terakhir Fairus sudah terkuras habis.Selama bertahun-tahun ini, dia sudah meniduri banyak murid wanitanya.Dia hanya perlu sedikit mengontrol mereka, maka mereka akan tunduk padanya.Hari ini, menghadapi Luna yang sama sekali tidak tergerak dengan cara apa pun, benar-benar membuatnya marah besar.Dia segera berjalan ke arah pintu."Ceklek!"Dia langsung mengunci pintu ruangan!"Fairus, apa yang ingin kamu lakukan?!"Menyadari sesuatu hal, ekspresi Luna langsung berubah drastis. Dia berkata dengan marah, "Ini adalah tem
"Pak Fairus adalah dosen Universitas Denpapan, bisa-bisanya kalian melakukan hal seperti itu padanya, kalian benar-benar keji!""Kamu adalah Luna, presdir Grup Perfe, 'kan? Perusahaanmu nggak lolos seleksi awal adalah keputusan bersama dewan juri. Bisa-bisanya kalian membalas dendam kepada Pak Fairus seperti ini! Kalian benar-benar bersikap semena-mena saja!"Semua orang mencela Luna dan Ardika, ekspresi mereka tampak serius.Luna takut situasi menjadi makin rumit, dia buru-buru memberi penjelasan. "Semuanya, kejadian ini nggak seperti yang kalian pikirkan. Fairus mengancamku untuk tidur dengannya, bahkan memaksaku untuk melayani nafsu bejatnya. Demi menyelamatkanku, suamiku baru memukulnya! Tindakan kami ini hanya tindakan untuk membela diri!"Alih-alih memercayai penjelasan Luna, mereka hanya memercayai apa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri.Jadi, bagaimana mungkin mereka bersedia memercayai Luna?"Omong kosong apa yang kamu bicarakan?! Pak Fairus adalah sosok dosen
Langkah kaki tergesa-gesa sekelompok orang terdengar dari kejauhan.Sigit, ketua kantor polisi pusat bergegas datang dengan membawa sekelompok anggotanya."Pak Sigit, cepat tangkap dua orang ini! Mereka nggak hanya melakukan tindakan kejam kepada Pak Fairus, mereka juga menuduh kami menerima suap!"Mino mengenal Sigit.Saat para anggota dewan juri tiba di Kota Banyuli, Sigit menemani Ridwan, Wali Kota Banyuli untuk menyambut kedatangan mereka.Saat itu, Ridwan bersikap sopan dan hormat pada mereka.Karena itulah, begitu melihat Sigit tiba di lokasi, dia langsung berbicara pada Sigit dengan nada memerintah.Sigit tidak memedulikan Mino, dia terlebih dahulu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan Luna.Melihat Dewa Perang dan istrinya baik-baik saja, Sigit baru menghela napas lega.Dia sedikit menganggukkan kepalanya pada Ardika. Kemudian, ekspresinya berubah menjadi dingin, lalu dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa semua anggota dewan juri ini dan interogasi mereka!"Mendeng
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk