Lawan bicara Luna adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan kacamata.Aura akademikus yang kuat terpancar dari tubuh pria paruh baya itu.Orang ini bernama Fairus Kennedi, dia adalah dosen dari Universitas Denpapan sekaligus dosen pembimbing mahasiswa S3.Kali ini, dia diundang untuk menjadi ketua dewan juri sekaligus juri utama.Dia memiliki wewenang yang sangat besar.Tiba-tiba, ekspresi Fairus berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Ada apa, Nona Luna? Apa kamu sedang mempertanyakan profesionalismeku?"Luna buru-buru meminta maaf dan berkata, "Maaf, aku sudah bersikap nggak sopan. Pak Fairus, Bapak adalah orang yang berpendidikan tinggi sekaligus tokoh hebat dalam universitas, aku nggak berani meragukan Bapak.""Baguslah kalau begitu."Ekspresi Fairus baru sedikit membaik.Dia membenarkan posisi kacamatanya, lalu berkata, "Ini adalah hasil penilaian dewan juri, jadi sudah dipastikan hasil penilaian ini adil. Kalau nggak ada masalah lagi, silakan pergi.""Terima kasih
"Selain itu, kami diam-diam membuat perjanjian dengan dewan juri. Mereka memberi Keluarga Basagita dana bantuan sebesar empat triliun, maka Keluarga Basagita akan mengembalikan satu triliun sebagai 'ucapan terima kasih'."Wulan tidak takut Luna mengetahui tindakan curang yang dilakukan oleh Keluarga Basagita ini, dia tidak takut Luna mengekspos tindakan curang Keluarga Basagita.Karena dia tahu Luna pasti tidak berani menyinggung Keluarga Mahasura.Wulan tertawa dingin dan berkata, "Apa kamu tahu? Keluarga Mahasura juga mendapat dana bantuan sebesar delapan triliun."Saking terkejutnya, Luna membuka matanya lebar-lebar.Awalnya, Dewa Perang mengembalikan uang sebesar puluhan triliun itu untuk mendukung pembangunan Kota Banyuli, agar penduduk Kota Banyuli memperoleh keuntungannya.Namun, sekarang, dengan memanfaatkan jalur belakang, Keluarga Mahasura dan Keluarga Basagita sudah mengambil alih 12 triliun dari total dana bernilai puluhan triliun itu!Uang ini bisa menjadi modal bagi merek
Mengingat kecurangan dewan juri, Luna berkata dengan sedikit dingin, "Halo, Pak Fairus, ada urusan apa, ya?""Nona Luna, setelah dewan juri memeriksa ulang perencanaan Grup Perfe, kami merasa Grup Perfe layak mendapatkan bantuan.""Begini saja, kamu datang ke sini, kita bicarakan."Luna tidak menyangka Fairus bukan sedang mengelabuinya.Ternyata pria itu benar-benar memeriksa kembali surat perencanaan proyek yang diajukan oleh Grup Perfe.Pria itu benar-benar sangat serius dan bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaannya.Luna mulai bertanya-tanya, apa mungkin dia sudah salah paham pada Fairus?Apa mungkin pria itu bukan orang yang satu kelompok dengan orang-orang biadab itu, melainkan hanya takut menyinggung Keluarga Mahasura ibu kota provinsi?"Terima kasih, Pak Fairus! Aku akan segera ke sana!"Luna memutuskan panggilan telepon dengan senang sekaligus bersemangat."Siapa Pak Fairus?" tanya Ardika.Luna berkata dengan senang, "Dia adalah ketua dewan juri, dosen Universitas Denpapan
"Pak Fairus, kamu terlalu memandang rendah aku."Luna berkata dengan dingin, "Aku nggak menerima uang kotor!"Jangankan 20 miliar, bahkan 2 triliun, 20 triliun, 200 triliun, dia juga tidak akan menyetujui permintaan pria itu!Fairus menawarinya uang sebesar 20 miliar agar dia bersedia ditiduri oleh pria itu, pria itu jelas-jelas sedang menginjak-injak harga dirinya!"Oh? Memangnya uang ada yang kotor?"Melihat Luna sama sekali tidak tergerak oleh penawarannya, kesabaran terakhir Fairus sudah terkuras habis.Selama bertahun-tahun ini, dia sudah meniduri banyak murid wanitanya.Dia hanya perlu sedikit mengontrol mereka, maka mereka akan tunduk padanya.Hari ini, menghadapi Luna yang sama sekali tidak tergerak dengan cara apa pun, benar-benar membuatnya marah besar.Dia segera berjalan ke arah pintu."Ceklek!"Dia langsung mengunci pintu ruangan!"Fairus, apa yang ingin kamu lakukan?!"Menyadari sesuatu hal, ekspresi Luna langsung berubah drastis. Dia berkata dengan marah, "Ini adalah tem
"Pak Fairus adalah dosen Universitas Denpapan, bisa-bisanya kalian melakukan hal seperti itu padanya, kalian benar-benar keji!""Kamu adalah Luna, presdir Grup Perfe, 'kan? Perusahaanmu nggak lolos seleksi awal adalah keputusan bersama dewan juri. Bisa-bisanya kalian membalas dendam kepada Pak Fairus seperti ini! Kalian benar-benar bersikap semena-mena saja!"Semua orang mencela Luna dan Ardika, ekspresi mereka tampak serius.Luna takut situasi menjadi makin rumit, dia buru-buru memberi penjelasan. "Semuanya, kejadian ini nggak seperti yang kalian pikirkan. Fairus mengancamku untuk tidur dengannya, bahkan memaksaku untuk melayani nafsu bejatnya. Demi menyelamatkanku, suamiku baru memukulnya! Tindakan kami ini hanya tindakan untuk membela diri!"Alih-alih memercayai penjelasan Luna, mereka hanya memercayai apa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri.Jadi, bagaimana mungkin mereka bersedia memercayai Luna?"Omong kosong apa yang kamu bicarakan?! Pak Fairus adalah sosok dosen
Langkah kaki tergesa-gesa sekelompok orang terdengar dari kejauhan.Sigit, ketua kantor polisi pusat bergegas datang dengan membawa sekelompok anggotanya."Pak Sigit, cepat tangkap dua orang ini! Mereka nggak hanya melakukan tindakan kejam kepada Pak Fairus, mereka juga menuduh kami menerima suap!"Mino mengenal Sigit.Saat para anggota dewan juri tiba di Kota Banyuli, Sigit menemani Ridwan, Wali Kota Banyuli untuk menyambut kedatangan mereka.Saat itu, Ridwan bersikap sopan dan hormat pada mereka.Karena itulah, begitu melihat Sigit tiba di lokasi, dia langsung berbicara pada Sigit dengan nada memerintah.Sigit tidak memedulikan Mino, dia terlebih dahulu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan Luna.Melihat Dewa Perang dan istrinya baik-baik saja, Sigit baru menghela napas lega.Dia sedikit menganggukkan kepalanya pada Ardika. Kemudian, ekspresinya berubah menjadi dingin, lalu dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa semua anggota dewan juri ini dan interogasi mereka!"Mendeng
"Tamuku adalah yang satu ini! Dasar tua bangka ini, jelas-jelas sudah hampir masuk liang kubur, bisa-bisanya dia 'bermain' lagi! Sungguh menjijikkan ...."Masing-masing dari sekelompok wanita cantik ini menunjuk seorang anggota dewan juri.Bahkan ada dua orang wanita yang menunjuk orang yang sama.Mendengar ucapan wanita-wanita itu, wajah Mino dan yang lainnya sudah memerah.Kini, rahasia mereka sudah terekspos!Saat ini, bahkan orang yang tidak berpengalaman juga sudah menyadari satu hal.Mino dan sekelompok anggota dewan juri ini yang kelihatannya seperti orang-orang yang berkepribadian baik, ternyata semalam mereka semua pergi mencari dan "bermain" wanita bersama-sama!"Jangan beromong kosong lagi! Kalian mengatakan jijik pada mereka, tapi kalian tetap menerima pekerjaan dari mereka, bukankah kalian melakukan hal itu demi uang?" tegur Sigit dengan tidak sabar.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Mino dan yang lainnya, lalu berkata dengan dingin, "Semalam, setelah lewat di
Ridwan buru-buru menggunakan kesempatan ini untuk menjilat Luna. "Kemampuan Nona Luna dalam berbisnis sudah terkenal di seluruh Kota Banyuli. Perencanaan perusahaan Nona Luna pasti nggak masalah!""Oke, terima kasih, Pak Ridwan!"Luna sangat senang. Sebelum pergi, dia bahkan membungkukkan badannya di hadapan Ridwan.Tindakan Luna membuat Ridwan ketakutan setengah mati, bulir-bulir keringat dingin langsung bercucuran di sekujur tubuhnya.Bagaimana mungkin dia bisa menerima penghormatan dari istri Dewa Perang?"Tuan Ardika, ini ...."Ardika melambaikan tangannya, mengisyaratkan bahwa hal itu tidak masalah.Ridwan menghela napas lega, lalu berkata, "Tuan Ardika, sebelumnya aku sudah menanyakan mengenai 12 triliun yang diberikan kepada Keluarga Basagita dan Keluarga Mahasura, kata mereka sudah ditransfer.""Aku sudah mengirim orang untuk menghubungi mereka dan meminta uang itu kembali."Mendengar laporan dari Ridwan, Ardika hanya mengucapkan "hmm" singkat.Tak lama kemudian, Ridwan menerim