Langkah kaki tergesa-gesa sekelompok orang terdengar dari kejauhan.Sigit, ketua kantor polisi pusat bergegas datang dengan membawa sekelompok anggotanya."Pak Sigit, cepat tangkap dua orang ini! Mereka nggak hanya melakukan tindakan kejam kepada Pak Fairus, mereka juga menuduh kami menerima suap!"Mino mengenal Sigit.Saat para anggota dewan juri tiba di Kota Banyuli, Sigit menemani Ridwan, Wali Kota Banyuli untuk menyambut kedatangan mereka.Saat itu, Ridwan bersikap sopan dan hormat pada mereka.Karena itulah, begitu melihat Sigit tiba di lokasi, dia langsung berbicara pada Sigit dengan nada memerintah.Sigit tidak memedulikan Mino, dia terlebih dahulu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan Luna.Melihat Dewa Perang dan istrinya baik-baik saja, Sigit baru menghela napas lega.Dia sedikit menganggukkan kepalanya pada Ardika. Kemudian, ekspresinya berubah menjadi dingin, lalu dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa semua anggota dewan juri ini dan interogasi mereka!"Mendeng
"Tamuku adalah yang satu ini! Dasar tua bangka ini, jelas-jelas sudah hampir masuk liang kubur, bisa-bisanya dia 'bermain' lagi! Sungguh menjijikkan ...."Masing-masing dari sekelompok wanita cantik ini menunjuk seorang anggota dewan juri.Bahkan ada dua orang wanita yang menunjuk orang yang sama.Mendengar ucapan wanita-wanita itu, wajah Mino dan yang lainnya sudah memerah.Kini, rahasia mereka sudah terekspos!Saat ini, bahkan orang yang tidak berpengalaman juga sudah menyadari satu hal.Mino dan sekelompok anggota dewan juri ini yang kelihatannya seperti orang-orang yang berkepribadian baik, ternyata semalam mereka semua pergi mencari dan "bermain" wanita bersama-sama!"Jangan beromong kosong lagi! Kalian mengatakan jijik pada mereka, tapi kalian tetap menerima pekerjaan dari mereka, bukankah kalian melakukan hal itu demi uang?" tegur Sigit dengan tidak sabar.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Mino dan yang lainnya, lalu berkata dengan dingin, "Semalam, setelah lewat di
Ridwan buru-buru menggunakan kesempatan ini untuk menjilat Luna. "Kemampuan Nona Luna dalam berbisnis sudah terkenal di seluruh Kota Banyuli. Perencanaan perusahaan Nona Luna pasti nggak masalah!""Oke, terima kasih, Pak Ridwan!"Luna sangat senang. Sebelum pergi, dia bahkan membungkukkan badannya di hadapan Ridwan.Tindakan Luna membuat Ridwan ketakutan setengah mati, bulir-bulir keringat dingin langsung bercucuran di sekujur tubuhnya.Bagaimana mungkin dia bisa menerima penghormatan dari istri Dewa Perang?"Tuan Ardika, ini ...."Ardika melambaikan tangannya, mengisyaratkan bahwa hal itu tidak masalah.Ridwan menghela napas lega, lalu berkata, "Tuan Ardika, sebelumnya aku sudah menanyakan mengenai 12 triliun yang diberikan kepada Keluarga Basagita dan Keluarga Mahasura, kata mereka sudah ditransfer.""Aku sudah mengirim orang untuk menghubungi mereka dan meminta uang itu kembali."Mendengar laporan dari Ridwan, Ardika hanya mengucapkan "hmm" singkat.Tak lama kemudian, Ridwan menerim
"Sssttt! Jangan bicara keras-keras! Kalau sampai orang lain mendengarnya, mereka akan mengira kita sedang memuji diri sendiri!"Luna mengulurkan lengannya dan mencubit Ardika, tetapi senyuman cerah tersungging di wajah cantiknya.Dia berkata dengan penuh semangat, "Aku akan kembali ke perusahaan sekarang! Aku harus memanfaatkan dana sebesar dua triliun ini dengan baik! Aku nggak boleh mengecewakan Dewa Perang!"Tanpa butuh waktu lama, dana bantuan sebesar dua triliun itu sudah masuk ke rekening Grup Perfe.Luna merasa sangat puas dan sangat bersemangat untuk bekerja.Dia juga melirik bisnis tiga keluarga besar dan berencana untuk mengikuti lelang.Namun, dia tidak seperti Keluarga Basagita dan Keluarga Mahasura yang hanya melelang tanpa mempertimbangkan apa pun.Dia meminta karyawan-karyawannya untuk melakukan seleksi secara teliti.Terlebih lagi, dia juga tidak memiliki dukungan dana besar seperti yang dimiliki oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.Jadi, dia wajib memanfaatkan dan
"Mereka masih melakukan pembelian secara gila-gilaan.""Kepala Keluarga Basagita berinisiatif untuk meminjam dana sebesar dua triliun dari bank dengan menggunakan aset dan bisnis yang baru dibeli sebagai jaminan.""Sesuai dengan instruksi Pak Ardika, aku sudah menyetujui permintaan tersebut."Jesika masih menjabat sebagai presdir Bank Banyuli.Boleh dibilang dia adalah sosok "Ratu" di dunia perbankan Kota Banyuli.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dasar bodoh! Tuan Besar Basagita sama sekali nggak tahu diri! Jelas-jelas keluarga mereka ibarat seperti semut, tapi dia malah berani meniru cara bermain Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.Saat tidak bersama dengan Luna sekeluarga, dia memaki Tuan Besar Basagita sesuka hatinya.Dia sama sekali tidak merasa lansia itu perlu dihormati."Luna juga ingin berpartisipasi dalam lelang. Jesika, coba kamu pilih bisnis yang besar dengan prospek yang bagus, aku ingin membelinya sebagai hadiah untuknya.""Uang sebesar dua triliun yang dimili
Tanpa berpikir banyak dan tanpa mengangkat kepalanya, Luna bertanya, "Kalau malam ini kamu menginap di gunung, bagaimana kamu berangkat kerja besok?"Dia tahu belakangan ini Ardika bekerja di Grup Bintang Darma.Ardika berkata, "Nggak masalah. Elsy bertanggung jawab atas urusan di Grup Bintang Darma. Kalau aku nggak hadir satu hari, juga nggak masalah.""Sikapmu ini nggak benar. Bu Elsy membiarkanmu bekerja di sana karena mempertimbangkan kamu adalah sahabat Delvin. Seharusnya kamu bekerja dengan baik. Jadi, sebaiknya kamu meminta cuti darinya terlebih dahulu, jangan main bolos kerja saja."Luna menegur Ardika dengan ekspresi sangat serius."Oke, aku akan meminta cuti darinya."Ardika tidak berdaya, dia terpaksa menghubungi Elsy untuk meminta cuti."Aku punya seorang teman saat aku duduk di bangku SMP yang bernama Cynthia Yasin. Dia adalah penanggung jawab Vila Bistani, aku akan menghubunginya untuk memesan sebuah kamar."Selesai berbicara, Luna mengambil ponselnya dan menghubungi nomo
Ternyata wanita yang diikuti oleh Wiliam adalah Wulan.Wanita itu adalah perwakilan Keluarga Basagita, dia datang ke sini untuk berpartisipasi dalam acara lelang besok.Mendengar pujian dari Wiliam, ekspresi bangga terlukis jelas di wajah Wulan.Kali ini, keluarga mereka harus bisa menekan keluarga kelas satu seperti Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax dan yang lainnya.Kini, siapa yang berani mengatakan Keluarga Basagita hanyalah keluarga kaya kelas dua lagi?Bahkan, di luar sudah beredar kabar bahwa sekarang Keluarga Basagita adalah satu-satunya keluarga yang menduduki posisi puncak di Kota Banyuli!"Oh ya, malam ini Tuan Muda Rocky dari Keluarga Mahasura ibu kota provinsi juga akan menginap di vila ini."Saat ini, Wiliam membocorkan sebuah informasi kepada Wulan."Oh, aku sudah tahu."Siapa sangka, Wulan sama sekali tidak terkejut.Sebaliknya, seulas senyum di wajah wanita itu makin cerah. Dia berkata, "Malam ini aku janjian berduaan dengan Tuan Muda Rocky. Setibanya di
Beberapa orang yang mengatai Luna tadi sudah ditampar oleh Ardika hingga terjatuh ke lantai!"Dasar sialan! Berani-beraninya kamu memukul kami?! Apa kamu tahu siapa kami?!""Idiot dari mana ini?!"Darah tampak menetes dari hidung dan mulut orang-orang itu. Mereka melontarkan makian dengan volume suara tinggi."Kalian benar, aku adalah idiot. Suami idiot Luna adalah aku."Ardika mengibaskan tangannya, lalu tertawa dingin dan berkata, "Lain kali, kalau kalian berani berbicara sembarangan lagi, aku akan memukul kalian lagi. Lagi pula, kalau aku memukul orang, nggak melanggar hukum!"Dalam sekejap, beberapa orang yang dipukul itu benar-benar ingin menangis."Ardika, kemarilah, jangan mencari masalah."Mendengar ucapan Ardika, Luna juga merasa sedikit tidak berdaya."Sayang, jangan terburu-buru seperti ini, masih ada satu orang lagi yang belum kutampar."Ardika menambahkan satu kalimat itu sambil terkekeh.Kemudian, dia berjalan menghampiri Wulan dan melayangkan sebuah tamparan ke wajah wan