Tuan Besar Basagita yang baru saja merangkak bangkit dari lantai, dengan surat permintaan maaf itu dalam genggamannya, bahkan janggut pria tua itu tampak bergetar saking bersemangatnya!"Eh ... eh ... eh .... Daripada mengatakan kita adalah mitra yang diutamakan oleh mereka, ini lebih cocok disebut dengan janji Grup Lautan Berlian untuk melindungi Keluarga Basagita!""Dengan kekuatan dunia preman Grup Lautan Berlian, kelak di Kota Banyuli, selain tiga keluarga besar, siapa lagi yang berani mencari masalah dengan Keluarga Basagita?"Mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, anggota Keluarga Basagita lainnya juga senang bukan main.Dengan adanya kekuatan dunia preman yang luar biasa besar seperti Grup Lautan Berlian yang menjadi pendukung mereka, ke depannya mereka bisa menjalani hidup mereka dengan tenang!Tiba-tiba, seorang anggota Keluarga Basagita berkata, "Tadi Tuan Bromo mengatakan, surat permintaan maaf dari Grup Lautan Berlian ini adalah permintaan Ardika?"Dalam sekejap, pandangan s
Kalau dibandingkan saat meninggalkan vila mereka tampak tidak bersemangat dan menundukkan kepala mereka, saat anggota Keluarga Basagita kembali lagi, mereka tampak arogan dan memelototi Ardika sambil tertawa dingin.Namun, berbeda dari yang mereka bayangkan, mereka sama sekali tidak melihat tanda-tanda kepanikan dari diri Ardika."Oh? Memangnya kenapa kalau Draco pergi ke Gedung Glori?" tanya Ardika dengan ekspresi tenang."Ardika, di saat seperti ini, kamu masih nggak berani mengakui apa yang telah kamu lakukan?!"Wulan mendongak dan berkata, "Kulihat kamu hanya meminjam kekuatan Komandan saja. Kamu pasti membual dengan mengatakan Komandan adalah tetanggamu. Karena itulah, Grup Lautan Berlian baru menyetujui permintaanmu.""Kalau bukan karena kebetulan hari ini Komandan Draco berada di sana, mungkin saja kamu sudah didesak untuk bunuh diri oleh mereka!"Sekelompok anggota Keluarga Basagita kembali menunjukkan sikap arogan mereka.Bahkan, Tuan Besar Basagita juga berkata dengan gigi te
Ardika sudah terbiasa dengan sikap Tina yang berlagak pintar ini.Malas berdebat dengan wanita itu, dia membuka kotak jam tangan tersebut, mengeluarkan jam tangan di dalamnya dan mengamatinya sekilas.Wah, Tina cukup bermurah hati juga. Jam tangan yang dia berikan padaku saja sudah bernilai miliaran.' pikir Ardika dalam hati.Namun, ini bukan pertama kalinya bagi Ardika melihat barang bagus. Barang bagus seperti apa pun sudah pernah dia lihat. Jadi, dia langsung memakai jam tangan itu tanpa merasa gugup dan ragu."Jaga baik-baik jam tangan itu, itu jam tangan mahal!"Setelah melontarkan kalimat peringatan itu, Tina seolah baru puas.Desi berkata, "Tina, aku dengar kamu sudah menjadi presdir Grup Lautan Berlian. Selamat, ya! Ke depannya, kamu dan Luna bisa bekerja sama dan menghasilkan uang bersama-sama.""Tentu saja, ke depannya kami saling membantu sama lain. Aku yakin kami pasti bisa memperoleh pencapaian yang baru di dunia bisnis."Tina duduk di sofa dan menggandeng lengan Luna deng
"Ardika, setelah aku bertemu dengan bos kami besok, aku pasti akan memperkenalkanmu padanya!""Aku akan memberitahunya ada seseorang di Kota Banyuli yang sering meminjam kekuatan dan reputasinya.""Aku juga penasaran setelah bosku mengetahui hal ini apakah dia akan sangat marah atau hanya tersenyum membiarkan hal ini berlalu begitu saja," kata Tina sambil tertawa dingin dan memelototi Ardika."Tina, jangan mengadu pada bosmu!"Ardika tidak menunjukkan reaksi apa pun, tetapi ekspresi Luna sudah berubah drastis.Dia tidak ingin Ardika membuat masalah lagi.Saking terkejutnya, Desi berkata dengan marah, "Ardika, cepat minta maaf pada Tina! Kamu benar-benar cari mati saja! Berani-beraninya kamu berbicara sembarangan seperti itu!"'Dasar Ardika ini benar-benar selalu membuat masalah saja! Apa dia nggak bisa menjaga mulutnya itu?!' keluh Desi dalam hati.Luna juga menarik Ardika dengan kuar dan berkata dengan nada sedikit kecewa, "Ardika, cepat minta maaf pada Tina!"Ardika tidak berdaya, di
"Maaf, Bu Tina. Pak Presdir mengatakan kalian nggak perlu bertemu lagi.""Walau Grup Lautan Berlian sudah bergabung dengan Grup Sentosa Jaya, kami nggak akan ikut campur dalam operasional kalian. Kalian tetap bisa menjalankan operasional perusahaan seperti biasa."Jesika menyampaikan pesan Ardika kepada Tina.Seketika itu pula, hati Tina diselimuti oleh api amarah.Dia sengaja datang pagi-pagi sekali dan sudah menunggu selama lebih dari satu jam. Namun, pada akhirnya, presdir Grup Sentosa Jaya malah membatalkan janji secara sepihak begitu saja.Dengan kepribadian buruknya, amarahnya hampir meledak saat itu juga.Namun, mengingat pesan Alden padanya kemarin, dia hanya bisa bersabar dan mengendalikan amarahnya."Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Bu Jesika. Tolong beri tahu Pak Presdir, kelak kalau ada kesempatan, aku akan datang menemuinya lagi."Selesai berbicara, Tina langsung berbalik dan pergi.Sorot mata penuh amarah tampak jelas di matanya!Sementara itu, Jesika yang berdiri di b
Sebelumnya, biofarmasi adalah salah satu bisnis inti Grup Bintang Darma.Elsy berencana untuk memulai mengembangkan perusahaan melalui bisnis yang satu ini, mencari kesempatan untuk merebut pasar tiga keluarga besar."Oke, perencanaan yang sangat bagus, hanya perlu mengawasi pelaksanaannya dengan baik saja. Kalau ada masalah yang nggak bisa kamu selesaikan, cari aku saja."Setelah mendengar laporan dari Elsy, Ardika juga merasa lega.Elsy adalah seorang wanita hebat.Kala itu, dia juga merupakan salah satu anggota lama sekaligus perintis Grup Bintang Darma.Kemampuannya dalam berbisnis tidak perlu diragukan lagi.Dengan melibatkan wanita itu dalam pengelolaan Grup Bintang Darma, Ardika yakin tidak lama lagi Grup Bintang Darma akan berkembang pesat dan sejaya dua tahun yang lalu.Setelah mendapat pengakuan dari Ardika, Elsy sangat senang. Setelah duduk-duduk sebentar, dia bergegas kembali ke Grup Bintang Darma untuk bekerja lagi."Sejak Elsy kembali ke Grup Bintang Darma, dia terlihat j
"Abu putraku hanya dititipkan di sini selama dua tahun. Kenapa biaya perawatannya sampai mencapai empat miliar?""Ya, benar, biaya perawatan ini terlalu mahal!"Mendengar sekali membuka mulut, wanita itu langsung meminta empat miliar, Robin dan Selvi merasa kesal sekaligus panik."Oh? Kalian merasa kemahalan?""Kalau merasa kemahalan, kalian jangan menitipkannya di sini. Lebih hemat uang kalau kalian langsung membuang abunya saja!"Siapa sangka, wanita itu langsung melontarkan kata-kata tajam seperti itu kepada mereka.Kata-kata tajam itu membuat ekspresi Robin dan Selvi berubah menjadi sangat muram saking kesalnya."Sebaiknya kamu jaga mulutmu baik-baik!" kata Ardika yang berdiri di samping orang tua Delvin dengan dingin.Wanita itu memelototi Ardika, lalu tertawa dingin. Sangat jelas bahwa dia sama sekali tidak takut pada Ardika."Bukan aku yang meminta biaya perawatan sebanyak itu."Wanita itu memberi penjelasan dengan nada malas. "Atasan kami mengatakan bahwa Delvin ini pembawa sia
Begitu mendengar ucapan prajurit itu, Robin yang bersiap untuk tanda tangan menghentikan pergerakan tangannya, lalu mendongak dengan terkejut.Suasana di tempat itu juga berubah menjadi hening seketika.Sementara itu, setelah tertegun sejenak, petugas pria dan wanita itu tertegun sejenak. Kilatan terkejut sekaligus panik melintas di mata mereka.Kemudian, mereka berteriak dengan marah, "Dasar sialan! Siapa kamu?! Apa dengan kamu mengatakan abu itu bukan abu Delvin, maka itu bukan abu Delvin?!""Orang bodoh mana yang membiarkanmu menyelinap masuk?! Dasar sampah! Cepat pergi dari sini sejauh mungkin!"Prajurit itu adalah orang yang sopan dan jujur. Mendengar dirinya dimaki seperti itu, wajah dan telinganya langsung memerah. Dia hendak melontarkan kata-kata untuk membela diri.Tepat pada saat ini, Ardika berkata padanya, "Tenang dulu. Coba kamu beri tahu aku apa yang terjadi.""Tuan, Tuan lihat saja sendiri!"Prajurit itu tidak bisa berkata-kata lagi, dia langsung menyodorkan ponsel dalam
Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng
Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut
Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang
"Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk
Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,
Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,
Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu
Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter