Sambil berlutut, Tuan Besar Basagita memberi penjelasan dengan terbata-bata. "Maaf ... maaf semuanya. Aku bersalah. Aku hanya berbicara omong kosong, aku nggak mengendalikan mulut sialanku ini dengan baik!"Satu demi satu tamparan dia layangkan ke wajahnya sendiri.Sementara itu, anggota Keluarga Basagita lainnya sudah gemetaran saking ketakutannya. Tidak ada seorang pun yang berani maju untuk menghentikan Tuan Besar Basagita."Huh! Berani-beraninya kamu bersikap nggak sopan pada Tuan Alden! Apa kamu pikir hanya dengan menampar dirimu sendiri saja, maka masalah sudah selesai?""Tuan Besar Basagita, aku serius saat memintamu untuk menyiapkan peti mati untuk dirimu sendiri tadi," kata Bromo dengan ekspresi ganas.Begitu mendengar ucapan Bromo, Tuan Besar Basagita makin ketakutan sampai-sampai jiwanya seakan-akan sudah meninggalkan raganya.Saat ini, Ardika yang dari tadi hanya menyaksikan Tuan Besar Basagita menampar wajahnya sendiri merasa sangat senang. Tiba-tiba, dia berkata dengan di
Tuan Besar Basagita yang baru saja merangkak bangkit dari lantai, dengan surat permintaan maaf itu dalam genggamannya, bahkan janggut pria tua itu tampak bergetar saking bersemangatnya!"Eh ... eh ... eh .... Daripada mengatakan kita adalah mitra yang diutamakan oleh mereka, ini lebih cocok disebut dengan janji Grup Lautan Berlian untuk melindungi Keluarga Basagita!""Dengan kekuatan dunia preman Grup Lautan Berlian, kelak di Kota Banyuli, selain tiga keluarga besar, siapa lagi yang berani mencari masalah dengan Keluarga Basagita?"Mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, anggota Keluarga Basagita lainnya juga senang bukan main.Dengan adanya kekuatan dunia preman yang luar biasa besar seperti Grup Lautan Berlian yang menjadi pendukung mereka, ke depannya mereka bisa menjalani hidup mereka dengan tenang!Tiba-tiba, seorang anggota Keluarga Basagita berkata, "Tadi Tuan Bromo mengatakan, surat permintaan maaf dari Grup Lautan Berlian ini adalah permintaan Ardika?"Dalam sekejap, pandangan s
Kalau dibandingkan saat meninggalkan vila mereka tampak tidak bersemangat dan menundukkan kepala mereka, saat anggota Keluarga Basagita kembali lagi, mereka tampak arogan dan memelototi Ardika sambil tertawa dingin.Namun, berbeda dari yang mereka bayangkan, mereka sama sekali tidak melihat tanda-tanda kepanikan dari diri Ardika."Oh? Memangnya kenapa kalau Draco pergi ke Gedung Glori?" tanya Ardika dengan ekspresi tenang."Ardika, di saat seperti ini, kamu masih nggak berani mengakui apa yang telah kamu lakukan?!"Wulan mendongak dan berkata, "Kulihat kamu hanya meminjam kekuatan Komandan saja. Kamu pasti membual dengan mengatakan Komandan adalah tetanggamu. Karena itulah, Grup Lautan Berlian baru menyetujui permintaanmu.""Kalau bukan karena kebetulan hari ini Komandan Draco berada di sana, mungkin saja kamu sudah didesak untuk bunuh diri oleh mereka!"Sekelompok anggota Keluarga Basagita kembali menunjukkan sikap arogan mereka.Bahkan, Tuan Besar Basagita juga berkata dengan gigi te
Ardika sudah terbiasa dengan sikap Tina yang berlagak pintar ini.Malas berdebat dengan wanita itu, dia membuka kotak jam tangan tersebut, mengeluarkan jam tangan di dalamnya dan mengamatinya sekilas.Wah, Tina cukup bermurah hati juga. Jam tangan yang dia berikan padaku saja sudah bernilai miliaran.' pikir Ardika dalam hati.Namun, ini bukan pertama kalinya bagi Ardika melihat barang bagus. Barang bagus seperti apa pun sudah pernah dia lihat. Jadi, dia langsung memakai jam tangan itu tanpa merasa gugup dan ragu."Jaga baik-baik jam tangan itu, itu jam tangan mahal!"Setelah melontarkan kalimat peringatan itu, Tina seolah baru puas.Desi berkata, "Tina, aku dengar kamu sudah menjadi presdir Grup Lautan Berlian. Selamat, ya! Ke depannya, kamu dan Luna bisa bekerja sama dan menghasilkan uang bersama-sama.""Tentu saja, ke depannya kami saling membantu sama lain. Aku yakin kami pasti bisa memperoleh pencapaian yang baru di dunia bisnis."Tina duduk di sofa dan menggandeng lengan Luna deng
"Ardika, setelah aku bertemu dengan bos kami besok, aku pasti akan memperkenalkanmu padanya!""Aku akan memberitahunya ada seseorang di Kota Banyuli yang sering meminjam kekuatan dan reputasinya.""Aku juga penasaran setelah bosku mengetahui hal ini apakah dia akan sangat marah atau hanya tersenyum membiarkan hal ini berlalu begitu saja," kata Tina sambil tertawa dingin dan memelototi Ardika."Tina, jangan mengadu pada bosmu!"Ardika tidak menunjukkan reaksi apa pun, tetapi ekspresi Luna sudah berubah drastis.Dia tidak ingin Ardika membuat masalah lagi.Saking terkejutnya, Desi berkata dengan marah, "Ardika, cepat minta maaf pada Tina! Kamu benar-benar cari mati saja! Berani-beraninya kamu berbicara sembarangan seperti itu!"'Dasar Ardika ini benar-benar selalu membuat masalah saja! Apa dia nggak bisa menjaga mulutnya itu?!' keluh Desi dalam hati.Luna juga menarik Ardika dengan kuar dan berkata dengan nada sedikit kecewa, "Ardika, cepat minta maaf pada Tina!"Ardika tidak berdaya, di
"Maaf, Bu Tina. Pak Presdir mengatakan kalian nggak perlu bertemu lagi.""Walau Grup Lautan Berlian sudah bergabung dengan Grup Sentosa Jaya, kami nggak akan ikut campur dalam operasional kalian. Kalian tetap bisa menjalankan operasional perusahaan seperti biasa."Jesika menyampaikan pesan Ardika kepada Tina.Seketika itu pula, hati Tina diselimuti oleh api amarah.Dia sengaja datang pagi-pagi sekali dan sudah menunggu selama lebih dari satu jam. Namun, pada akhirnya, presdir Grup Sentosa Jaya malah membatalkan janji secara sepihak begitu saja.Dengan kepribadian buruknya, amarahnya hampir meledak saat itu juga.Namun, mengingat pesan Alden padanya kemarin, dia hanya bisa bersabar dan mengendalikan amarahnya."Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Bu Jesika. Tolong beri tahu Pak Presdir, kelak kalau ada kesempatan, aku akan datang menemuinya lagi."Selesai berbicara, Tina langsung berbalik dan pergi.Sorot mata penuh amarah tampak jelas di matanya!Sementara itu, Jesika yang berdiri di b
Sebelumnya, biofarmasi adalah salah satu bisnis inti Grup Bintang Darma.Elsy berencana untuk memulai mengembangkan perusahaan melalui bisnis yang satu ini, mencari kesempatan untuk merebut pasar tiga keluarga besar."Oke, perencanaan yang sangat bagus, hanya perlu mengawasi pelaksanaannya dengan baik saja. Kalau ada masalah yang nggak bisa kamu selesaikan, cari aku saja."Setelah mendengar laporan dari Elsy, Ardika juga merasa lega.Elsy adalah seorang wanita hebat.Kala itu, dia juga merupakan salah satu anggota lama sekaligus perintis Grup Bintang Darma.Kemampuannya dalam berbisnis tidak perlu diragukan lagi.Dengan melibatkan wanita itu dalam pengelolaan Grup Bintang Darma, Ardika yakin tidak lama lagi Grup Bintang Darma akan berkembang pesat dan sejaya dua tahun yang lalu.Setelah mendapat pengakuan dari Ardika, Elsy sangat senang. Setelah duduk-duduk sebentar, dia bergegas kembali ke Grup Bintang Darma untuk bekerja lagi."Sejak Elsy kembali ke Grup Bintang Darma, dia terlihat j
"Abu putraku hanya dititipkan di sini selama dua tahun. Kenapa biaya perawatannya sampai mencapai empat miliar?""Ya, benar, biaya perawatan ini terlalu mahal!"Mendengar sekali membuka mulut, wanita itu langsung meminta empat miliar, Robin dan Selvi merasa kesal sekaligus panik."Oh? Kalian merasa kemahalan?""Kalau merasa kemahalan, kalian jangan menitipkannya di sini. Lebih hemat uang kalau kalian langsung membuang abunya saja!"Siapa sangka, wanita itu langsung melontarkan kata-kata tajam seperti itu kepada mereka.Kata-kata tajam itu membuat ekspresi Robin dan Selvi berubah menjadi sangat muram saking kesalnya."Sebaiknya kamu jaga mulutmu baik-baik!" kata Ardika yang berdiri di samping orang tua Delvin dengan dingin.Wanita itu memelototi Ardika, lalu tertawa dingin. Sangat jelas bahwa dia sama sekali tidak takut pada Ardika."Bukan aku yang meminta biaya perawatan sebanyak itu."Wanita itu memberi penjelasan dengan nada malas. "Atasan kami mengatakan bahwa Delvin ini pembawa sia